Seperti biasanya, Jason memang sangat berkarisma. Namun dari gerak-gerik mereka, Sonia tidak bisa menebak bagaimana hubungannya dengan wanita itu. Hanya saja, dari sikap playboy Jason, jika wanita itu bukanlah mantan kekasihnya, sepertinya dia adalah wanita yang sedang digaetnya.Setelah Jason selesai mengobrol dengan wanita itu, Sonia pergi berpamitan dengannya. Namun, Jason malah langsung menggendong Yana. “Ada air mancur dan pertunjukan kembang api di taman. Aku bawa dia ke sana sebentar. Kamu makan dulu.”Sonia berkata dengan datar, “Sudah saatnya aku dan Yana pulang. Lagi pula, sepertinya nggak bagus kalau kamu biarin kekasihmu begitu saja.”Jason mengikuti arah pandang Sonia, lalu terlintas sedikit rasa malas di wajahnya. “Dia bukan kekasihku!”Kiara sudah mengusik Jason selama dua tahun. Namun, Jason tidak sedikit pun merasa tertarik terhadapnya. Jason berkata, “Jangan buru-buru! Bondan sudah bilang sama aku untuk menjamumu.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Nggak usah sesungk
Tiba-tiba ponsel Sonia berdering. Dia melihatnya sekilas, lalu pergi mengangkat panggilan.Tadi Reza sudah sempat membaca nama di atas tampilan ponselnya. Tatapannya seketika menjadi muram. Tidak tampak lagi sedikit pun senyuman di wajahnya.Sonia berjalan sambil berkata, “Kami lagi di Celestial Hotel.”Melvin bertanya, “Ngapain kamu ke sana?”“Hari ini hari pertunangan Tuan Bondan. Jason bawa aku dan Yana ke sini.”Melvin berkata dengan kesal, “Kenapa kamu tidak beri tahu aku? Sia-sia aku mengkhawatirkanmu.”Sonia mengangkat-angkat pundaknya, lalu berkata dengan tersenyum, “Memangnya aku bisa kenapa-napa? Aku akan segera pulang.”“Saat aku tidak bisa menemukanmu di rumah, aku akan merasa cemas dan tidak nyaman,” dengus Melvin. “Kalau begitu, aku akan pergi menjemput kalian sekarang.”“Emm,” balas Sonia.Setelah panggilan diakhiri, Sonia membalikkan kepalanya dan tampak tempat duduk itu sudah kosong. Entah sejak kapan Reza meninggalkan tempat.Sonia duduk sejenak di tempat duduknya. Se
Frida memalingkan kepalanya menutup kedua matanya. Sonia malah tersenyum lebar.Mereka bermain sejenak dengan Yana. Saat ini, Sonia menerima panggilan dari Melvin. Dia sudah sampai di depan Celestial Hotel.Jason melihat jam sekilas, lalu berkata dengan datar, “Kebetulan aku juga sudah mau pulang. Kita keluar bersama setelah aku berpamitan sama Bondan!”“Oke!” Sonia menggendong Yana sembari menunggu Jason.Bondan tahu Sonia akan pulang. Dia membawa tunangannya keluar untuk mengantar Sonia.Di depan pintu hotel, Melvin sedang bersandar di mobilnya sambil menelepon. Menyadari kedatangan Sonia, dia mengiakan dengan acuh tak acuh, lalu mengakhiri panggilan, segera berlari ke sisi Sonia.“Ayah!” Saat Yana melihat keberadaan Melvin, dia mengulurkan kedua tangan kecil meminta untuk digendong.Melvin segera menggendong Yana. Dia mencubit pipi kecil Yana dengan tersenyum. Kemudian, dia melihat Sonia dengan tatapan lembut. “Ayo pulang!”“Emm.” Sonia mengangguk, lalu berpamitan dengan yang lain.
“Nggak!” Sonia menggeleng. “Dia nggak tahu Yana itu anaknya Kelly. Meski dia tahu, dia juga nggak akan kepikiran Yana ada hubungan sama dirinya!”Itulah sebabnya Sonia membiarkan Jason untuk berhubungan dengan Yana. Meskipun ada yang bercanda mengatakan wajah Yana mirip dengannya, Jason juga tidak akan memasukkannya ke hati.Melvin berkata dengan menggeleng, “Seru sekali!”Sonia bercanda, “Kalau aku jadi kamu, aku pasti berpikir apa aku punya anak haram di luar sana?”Raut wajah Melvin langsung menjadi dingin. Dia menunjukkan ekspresi takut. “Tidak mungkin!”“Apa kamu nggak yakin sama dirimu sendiri?” lanjut Sonia dengan tersenyum.Melvin pun tersenyum. “Pokoknya tidak mungkin! Kamu tenang saja!”Sonia mengangkat-angkat alisnya, lalu memalingkan kepalanya memandang ke luar jendela.Hari ini Kelly sedang menemani ibunya di rumah sakit. Sonia pun menemani Yana untuk tidur. Dia takut Yana tidak terbiasa. Siapa tahu Yana malah sudah ketiduran di jalan.Setelah menuruni mobil, Melvin membal
Ekspresi wajah Sonia seketika menjadi serius. Dia menghela napas, lalu berkata, “Semua ini memang salahku. Kalau nggak, bisa jadi kamu dan Matias juga sudah punya anak.”Sonia baru tahu bahwa alasan Ranty putus dengan Matias tidak seperti yang dikatakan Ranty sebelumnya. Semua itu karena Ranty ingin menemaninya. Demi Sonia, mereka membatalkan pernikahan dan resepsi tidak dilangsungkan sampai sekarang.“Kenapa kamu ungkit masalah ini lagi?” Ranty melirik Sonia dengan kesal. Dia menggendong Yana, lalu memangkunya. Terlukis ekspresi rumit di wajahnya. “Sayangku, jujur saja, aku merasa memang ada banyak masalah di antara aku dengan Matias.”Sonia segera meliriknya. “Apa maksudmu? Apa kamu menyadari ada artis perusahaan yang menggodanya?”“Bukan!” Ranty menggeleng, lalu berkata dengan ragu, “Mungkin karena sudah bersama terlalu lama. Aku merasa kami sudah nggak begitu mencintai satu sama lain lagi.”Sonia tidak paham. “Apa maksudmu nggak begitu mencintai satu sama lain lagi?”“Aku juga ngga
Ranty spontan tersenyum. “Kakek Aska, kamu yang tenang. Dia bukan anaknya Sonia, dia itu anak teman bersama kami. Kebetulan dia lagi ada urusan, jadi aku dan Sonia bantu jagain dia dalam beberapa hari ini.”“Benarkah? Kalian tidak membohongiku, ‘kan?” Aska menatap Yana. Memang tidak mirip dengan Reza!Yana memutar-mutar matanya lantaran merasa bingung. Dia membatin, ‘Dari mana asal kakek aneh ini?’“Iya.” Sonia tersenyum. “Aku nggak bakal membohongimu lagi!”Aska mendengus dingin, lalu tersenyum lebar terhadap Yana. “Anak ini cantik sekali. Siapa namanya?”“Namanya Yana.” Sonia berebut untuk menjawab.“Apa aku bertanya padamu?” Wajah Aska kembali serius. Dia melirik Sonia sekilas, lalu berkata, “Jangan kira masalah waktu itu telah berlalu!”Sonia terdiam.Ranty menahan tawanya, lalu segera merangkul lengan Aska dan duduk di bangku. “Kakek, Kakek jangan marah lagi. Kalau Kakek omeli dia terus, nanti dia nggak berani ke sini lagi. Asal Kakek tahu, dia yang ajak aku ke sini hari ini.”Ask
“Tapi ….” Ranty memutar bola matanya. “Dua tahun ini Jason sudah banyak berubah. Dia nggak gonta-ganti pacar seperti dulu lagi. Belakangan ini, aku dengar kabar si Kiara terus mengejarnya, hanya saja sepertinya dia nggak berhasil mengejar Jason.”Sonia kepikiran dengan wanita yang menghadiri acara pertunangan Bondan waktu itu. Tatapannya menjadi tajam. Mungkin wanita itu adalah Kiara yang dimaksud Ranty. Tiba-tiba Sonia malah tersenyum sinis. Jason dan yang lain sudah terbiasa untuk hidup dengan didampingi wanita cantik. Meski mereka tidak mempublikasikan kekasih mereka, mereka pasti memiliki banyak pendamping di atas ranjang.Setelah bermain beberapa saat di taman, pelayan mengatakan makan siang sudah selesai.Kebetulan Juno datang berkunjung saat ini. Dia merasa sangat syok ketika melihat Sonia. “Kenapa kamu tidak kabari aku setelah pulang ke Jembara? Kalau aku tidak ketemu kamu di sini, kapan kamu berencana untuk beri tahu aku?”Sonia membalas dengan tidak berdaya, “Aku baru pulang
Juno yang sedang berada di dalam mobil melihat si wanita berjalan keluar gedung. Malam ini si wanita mengenakan busana musim panas edisi terbaru dari GK. Terusan dengan motif garis-garis vertikal biru dan putih itu sangatlah sederhana dan elegan, tetapi ketika terusan dipakai di tubuh Sonia, dia malah terlihat semakin imut.Sepertinya Sonia tidak berubah banyak dalam waktu dua tahun ini. Hanya saja, jika dilihat dengan saksama, wajah yang dulunya agak bulat menjadi agak tirus.Sonia memasuki mobil, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Ayo jalan!”Belum sempat Juno berbicara, tiba-tiba panggilan Sonia berdering. Juno spontan melirik ke atas tampilan mobil, ternyata itu panggilan dari Melvin.Sonia mengangkat panggilan, lalu menjelaskan dengan sabar, “Aku lagi di perjalanan ke acara pra produksi film!”“Kamu nggak usah kembali. Kakak seniorku akan bawa aku ke sana.”“Emm, kamu sibuk sana. Nggak usah buru-buru.”Juno menghidupkan mesin mobil. Setelah Sonia mengakhiri panggilan, dia baru
Tiba-tiba Morgan bertanya, “Kenapa kamu tidak pacaran?”Theresia tertegun oleh pertanyaan Morgan. Dia mengangkat kepalanya dengan perlahan, lalu berkata, “Seleraku jadi tinggi gara-gara kamu. Aku takut orang lain nggak sanggup.”Morgan terdiam.Ternyata Theresia sudah berbeda dengan yang dulu. Dia berubah menjadi lebih pemberani. Setiap ucapannya membuat Morgan tidak bisa berkata-kata. Hanya saja, dia tetap berbicara dengan begitu serius dan lugu, membuat Morgan tidak tega untuk mengomelinya.Usai berbicara, Theresia pun tersenyum. Dia tidak berbicara lagi, melainkan menunduk untuk menyantap makanannya dengan tenang.Selesai makan, Theresia menyeduh secangkir teh untuk Morgan, kemudian menyeduh secangkir kopi untuk dirinya sendiri.Meski aroma kopi dan teh bercampur aduk, aromanya tetap terasa nyaman.Theresia duduk di atas pangkuan Morgan, lalu melingkari lehernya. “Aku nggak ingin ngapa-ngapain hari ini, cuma ingin temani kamu saja, ya?”Terdengar nada manja dalam suaranya, seperti s
Reza mengusap wajah Sonia. “Semoga saja yang dia harapkan itu anggota keluarga, bukan uang. Semoga juga dia bisa memahami maksud kalian, bisa mempertahankan pemikiran awal, tidak terbuai dengan kekayaan.”Sonia menggigit bibirnya dengan perlahan. “Semoga saja dia nggak seperti itu. Hanya saja, aku juga bakal lebih hati-hati.”“Kalau begitu, kita amati selama beberapa saat dulu. Seandainya Hallie memang pantas untuk disukai Tuan Aska, masalah cucu kandung atau bukan juga bukan masalah. Seandainya dia tidak pantas, beri dia sedikit uang sebagai tebusan saja.”Sonia mengangguk. “Semuanya tergantung dengan nasibnya sendiri.”Mereka berdua selesai mengobrol masalah Hallie. Reza memeluk Sonia. “Pergi mandi dulu, lalu sarapan. Aku sudah telepon Bi Rati. Dia lagi masak yang enak-enak buat kamu.”Sonia memeluk Reza. “Aku juga merindukan Bibo!”Reza tersenyum tipis. “Sepertinya kamu tidak pernah merindukanku.”“Apa aku nggak pernah mengatakannya? Seingatku, aku sering mengatakannya berkali-kali!
“Sudah hampir pukul sembilan!”Sonia mengerutkan keningnya dengan kesal. “Tadinya aku berencana bangun pagian untuk pergi ke rumah. Tandy sudah hampir ujian akhir semester. Aku ingin memeriksa bagian mana yang ketinggalan, biar bisa beri bimbingan belajar buat dia.”Sonia menengadah kepalanya menatap Reza, lalu berkata dengan tersenyum, “Aku ini bukan guru bimbel yang bertanggung jawab. Untung saja Kak Diana nggak marah.”Reza mencubit pipi Sonia. “Kamu itu guru bimbel yang direkrut dengan susah payah. Meski dia marah, dia juga bisa memendamnya saja.”“Kamu malah berani ngomong lagi! Dia melakukannya juga demi kamu!” dengus Sonia dengan ringan.“Kalau begitu, demi balas budi kepada Kak Diana, aku pergi ajari Tandy saja?”Sonia kepikiran dengan gambaran paman dan keponakan yang sedang mengajar dan belajar itu. Tiba-tiba dia tertawa.Reza menggendong Sonia. “Hari ini kita tidak pulang. Kamu sudah sibuk gara-gara masalah Hallie. Hari ini kita tidak usah melakukan apa-apa, kita kembali ke
“Jangan kemari. Kalau tidak, kalian bukan hanya tidak bisa dirawat di rumah sakit saja, kalian bahkan tidak bisa tinggal di Kota Jembara lagi!” Nada bicara Reza terdengar datar. “Aku sudah cukup memberi kalian muka dengan membiarkan kalian tinggal di Kota Jembara. Seharusnya kamu mengerti!”“Aku mengerti! Aku mengerti!” Hendri berkata, “Aku tahu apa yang sudah aku lakukan. Aku mengerti kalau kamu berbelas kasihan kepada kami!”“Kalau kamu mengerti, mohon jauhi Sonia. Jangan ganggu dia lagi!”“Tuan Reza!” Hendri berkata dengan buru-buru, “Waktu itu aku mengantar Sonia untuk melakukan pernikahan bisnis dengan Keluarga Herdian. Sekarang hubungan kalian sebaik ini. Aku tergolong telah berbuat baik. Bisakah dilihat dari masalah itu, kamu membantuku sekali lagi?”Kening Reza berkerut. Dia berkata dengan suara dingin, “Kenapa Sonia bisa punya ayah sepertimu!”Hendri sungguh merasa malu. “Aku tidak menjadi seorang ayah yang baik. Aku sungguh bersalah pada Sonia. Aku berharap kelak aku memiliki
“Meskipun jelek, aku tetap menyukainya!” Reza memeluk Sonia ke dalam pelukannya. “Aku tahu masalah hari ini di luar dugaan, tapi kalau kejadian ini terulang lagi, aku berharap kamu tidak maju ke depan lagi!”Bagaimana kalau barang itu adalah bom? Siapa tahu ….Sonia memiringkan kepalanya bersandar di pundak Reza. “Waktu itu, aku nggak berpikir terlalu banyak. Cella menargetkanku. Nggak mungkin aku melibatkan Hallie.”“Cella memang bodoh. Padahal dia tahu alasan Keluarga Tamara bisa menjadi seperti sekarang, dia masih saja berani untuk tidak melepaskanmu!” Tatapan Reza kelihatan dingin. “Dia itu takut aku akan melupakannya. Bagus juga dia bisa datang, aku tidak akan melepaskannya lagi!”Sonia tidak menganggap masalah Cella. “Cukup usir dia dari Kota Jembara saja. Jangan kotori tanganmu demi dia.”“Aku akan mengatasinya!” Reza mengecup wajahnya. “Tidurlah!”Sonia berbaring di atas ranjang. Reza juga ikut berbaring di sisinya. Dia meniup punggung tangan Sonia sembari merangkul Sonia ke da
Aska memelototinya. “Saat siang tadi, kamu bilang kamu bisa mengambil keputusan!”Jemmy berkata dengan lantang, “Kamu malah percaya sama omonganku agar kamu menemaniku main catur?”Aska terdiam membisu.Jemmy tersenyum. “Jujur saja, kamu juga tahu sendiri temperamen Morgan. Apa kamu tidak takut Hallie akan menderita nantinya?”“Tidak takut. Aku merasa tenang bisa menikahkannya dengan keluargamu!” balas Aska.“Kamu baru saja menemukan Jeje. Sekarang kamu malah buru-buru ingin menikahkannya. Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Jemmy tersenyum dingin.Aska segera berkata, “Aku hanya ingin menetapkannya saja. Tentu saja aku tidak buru-buru dalam soal pernikahan.”“Tenang saja, cucuku itu masih belum punya pacar! Biarkan Julia pulang dulu, tes DNA lebih penting!” balas Jemmy.Saat mengungkit soal Julia, Aska pun tidak berbicara lagi.Di sisi tangga, Hallie yang sudah mengganti pakaian baru dan hendak menuruni tangga kedengaran perbincangan mereka berdua. Dia menggigit bibirnya dan ke
Setelah tiba di bawah gedung apartemen, Theresia mengambil tasnya dan menuruni mobil. “Mengenai isi perbincangan hari ini, aku akan suruh anggotaku untuk memasukkannya ke dalam kontrak. Saat hari Senin nanti, aku akan kirimkan kontrak perpanjangan untuk kami. Setelah kamu baca dengan saksama, kamu baru kirim kembali kepadaku.”“Baik!” Roger tersenyum lembut.Roger ikut menuruni mobil. Dia melihat wanita yang sedang berpamitan dengannya, lalu spontan berkata, “There, kita sudah kenal selama ini. Seharusnya kamu mengerti perasaanku kepadamu, bisa tidak kamu beri aku satu kesempatan?”Roger mengeluarkan sebuah cincin berlian dari dalam sakunya. “Cincin ini sudah lama bersamaku, tapi aku nggak punya keberanian untuk mengutarakan perasaanku. There, hari ini mungkin aku sedikit gegabah, tapi aku pasti bukan impulsif!”Cuaca hari ini sangat dingin. Lampu jalan memancarkan cahaya dingin, memancar ke atas berlian. Bahkan, berlian itu juga terasa sedikit dingin.Theresia berkata dengan suara lem
Morgan mengangguk. “Kalau begitu, kita pulang dulu!”Sonia berpesan, “Jangan beri tahu Kakek!”“Aku mengerti!” balas Morgan, lalu membalikkan tubuhnya pergi mengendarai mobilnya. Hallie berpamitan dengan Sonia, Theresia, dan yang lain, kemudian memasuki bangku samping pengemudi.Saat Theresia melihat mobil berjalan pergi, dia mengalihkan pandangannya, lalu bertanya pada Sonia, “Apa tanganmu sakit?”“Nggak sakit lagi. Hanya luka kecil saja. Kamu juga cepat pulang sana!” Sonia tersenyum tipis.Theresia berkata dengan khawatir, “Cella memang gila. Meski dia telah dibawa ke kantor polisi, dia juga nggak akan ditahan terlalu lama. Kamu sendiri mesti lebih hati-hati. Orang seperti itu biasanya akan melakukan hal tanpa memperkirakan akibatnya.”“Aku akan melakukannya!” balas Sonia.“Kalau begitu, aku pergi dulu!” Theresia melambaikan tangannya kepada Sonia. Dia memalingkan kepalanya melihat Roger. “Ayo, kita pergi.”Reza baru kembali dari menelepon. Dia berkata pada Sonia, “Kita ke rumah saki
Sonia segera membalikkan tubuhnya. Dia menyadari di bawah cahaya gelap, sesosok bayangan tubuh menerjang ke sisinya dengan memegang dua botol asam sulfat di tangannya. Satu di kiri dan satu di kanan. Kemudian, dia melemparkannya satu per satu ke sisi Sonia dan yang lain.“Sayang!” Reza segera berlari menarik Sonia ke dalam pelukannya. Dia menggunakan mantelnya untuk membungkus Sonia.Pada saat bersamaan, tubuh besar Morgan juga berdiri di depannya. Ketika melihat Sonia ditarik pergi oleh Reza, dia langsung menarik tangan Theresia, memutarkan tubuhnya melindungi Theresia di dalam pelukannya.Pada akhirnya, hanya tersisa Hallie sendiri. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri botol asam sulfat di depan wajahnya.“Hallie!” Sonia mendorong Reza, langsung melompat untuk menendang botol asam sulfat, kemudian jatuh menindih di atas tubuh Hallie.Botol asam sulfat yang satu lagi melayang bergesekan dengan kepala mereka berdua, lalu menghantam ke atas mobil Reza. “Bamm!” Terdengar suara ledak