Senyuman Thalia seketika menjadi kaku. Dia menunjukkan senyuman lugunya. “Aku kira Sonia dan Reza sudah putus. Jadi, mereka nggak peduli sama masalah ini lagi!”“Heh!” Darren mendengus dingin. “Thalia, kenapa aku tidak sadar kalau kamu itu pelakor!”Raut wajah Thalia seketika berubah muram.“Darren, aku sudah mengalah dari tadi. Kamu jangan keterlaluan, ya!”“Ini namanya keterlaluan?” Darren kembali mendengus dingin. “Semuanya bukan apa-apa jika dibandingkan dengan penderitaan yang kamu datangkan untuk Sonia!”Thalia menarik napas dalam-dalam seolah-olah sedang bersabar. Beberapa saat kemudian, dia baru berkata dengan datar, “Darren, masalah ini masalah aku dengan Sonia. Bisa nggak kamu keluar dulu? Biarkan aku ngobrol berdua sama Sonia?”“Ngapain ngobrol lagi? Apa kamu ingin kembalikan Reza kepadanya?” Darren berkata dengan kasar, “Kalau kamu nggak mau kembaliin, nggak usah omong kosong lagi. Sonia juga nggak ingin dengar.”Raut wajah Thalia menjadi pucat. Dia tidak ingin menghiraukan
Terlihat kobaran api di dalam mata Sonia. Dia melihat pensil yang hancur di lantai, lalu berjongkok untuk memungutnya.Saat ini Darren masuk ke ruangan, lalu bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Apa dia sudah pergi? Apa yang dia katakan kepadamu?”Sonia membuang pensil yang telah rusak itu ke tong sampah, baru menjawab, “Nggak apa-apa. Aku hanya beri tahu dia, kelak kami nggak mungkin bisa berteman lagi!”Darren mengangguk. “Benar apa katamu! Tak disangka dia begitu nggak tahu malu, malah ingin berteman seperti dulu lagi! Mimpi sana!”Sonia menepuk-nepuk tangannya. Saat dia mengangkat kepalanya, raut wajahnya terlihat tenang. “Oke, jangan ungkit masalah dia lagi, nanti malah memengaruhi pekerjaan.”Darren takut Sonia akan merasa sedih, dia pun segera membalas, “Oke, kita tidak usah ungkit namanya lagi!”…Malam harinya, sewaktu Sonia sedang melukis desainnya, Melvin melakukan panggilan video dengannya.Melvin mengangkat ponselnya, lalu memperlihatkan isi dari vilanya. “Lihat yang je
Sonia mengerutkan keningnya, lalu berjalan menghampirinya. “Ngapain angkat batu?”Si ketua tim terkekeh. “Nona Sonia.”Ukuran batu itu bervariasi. Batu berukuran kecil sebesar bangku kecil, sedangkan ukuran yang besar sekitar 50 kilogram.Darren tampak terengah-engah lantaran kecapekan. Dia berusaha untuk menegakkan pinggangnya, lalu menjawab, “Tidak apa-apa, untuk keperluan syuting nanti sore.”Si ketua tim berjalan ke sampingnya. “Nanti sore ada syuting acara ulang tahun di luar ruangan. Nona Thalia ingin dibikinkan latar gunung palsu.”Sonia menyadari masih ada beberapa bongkah batu yang belum dipindahkan. “Sudah makan belum?”Darren menggeleng, lalu membalas dengan terengah-engah, “Belum, nanti saja setelah selesai!”Ketua tim mulai mendesak dengan tidak sabaran, “Nona Thalia sudah menunggu. Cepat kerja!”Raut wajah Sonia menjadi muram dalam seketika. Bagaimanapun, Darren sudah bertahun-tahun bekerja di dunia hiburan. Dia memiliki pengalaman dan kemampuan yang menonjol. Dalam tim s
Sonia melihatnya dengan dingin. “Bukannya kamu bilang nggak ada makanan lagi?”Lelaki segera mengalihkan pandangannya. Dia sengaja bersikap galak untuk menyembunyikan rasa gugupnya. “Itu disisakan untuk orang lain!”Sonia mengambil kotak makanan pergi. Raut wajah si lelaki kelihatan semakin muram saja. Dia berlari untuk menahan Sonia.Sonia membalikkan tubuhnya, lalu menendang meja kayu di samping. Meja kayu yang sangat berat itu mengeluarkan suara keretek dan menabrak ke sisi orang yang menghalanginya.Lelaki itu segera mengelak dan menabrak kotak penyimpanan di belakangnya. Seketika terdengar suara piring-piring yang berjatuhan.Lelaki itu melihat Sonia dengan rasa takut.Wanita muda itu mengenakan kaus putih dengan celana jeans panjang. Tubuhnya sangat kurus bagai seorang anak SD saja. Hanya saja, dapat terlihat aura membunuh di diri wanita muda ini. Ditambah lagi dengan tendangan kuat itu, raut wajah si lelaki seketika berubah.Sonia menatapnya dengan tatapan dingin. “Kalau kamu be
Sonia berdiri, lalu berjalan ke sisi Thalia.Thalia mengedip-ngedipkan matanya, lalu menatap Sonia dengan lemah lembut. “Sonia.”“Plak!”Tamparan yang dilayangkan Sonia sangatlah kuat hingga Thalia langsung terjatuh. Tampak bekas darah di ujung bibir Thalia. Kepalanya kliyengan dan dia pun terbengong.Suasana di sekitar menjadi sangat hening.Asisten Thalia menjerit sambil berlari ke sisinya. Menyadari wajah Thalia membengkak dan tampak darah di ujung bibirnya, asistennya Thalia menunjuk Sonia sembari memarahinya, “Apa kamu tahu Thalia itu siapa? Kamu tunggu saja! Masalah ini masih belum berakhir!”Liana, Jeremy, dan wakil sutradara sedang mengerumuni mereka. Sementara, para kru yang bertugas segera membubarkan para pemeran lainnya dan tidak berpesan untuk tidak boleh menyebarkan masalah ini.Situasi di lokasi sangatlah kacau.Thalia dipapah, lalu dikelilingi oleh empat atau lima asisten. Ada yang memayungi, memberikan minuman, dan ada yang menyerahkan tisu basah antiseptik.Wakil sutr
Setelah mereka berjalan jauh, Giselle pun segera berkata, “Sonia itu memang kurang ajar. Tadi seharusnya aku telepon Tuan Reza. Tuan Reza pasti nggak bakal lepasin dia!”Tatapan Thalia semakin muram. Dia pun membalas, “Sudahlah, masalah sepele seperti ini nggak usah repotin dia.”“Jangan-jangan kamu biarkan dia menamparmu begitu saja? Kamu itu pemeran utama dalam sinetron kali ini dan juga adalah kekasihnya Tuan Reza. Memangnya siapa dia? Dia bisa dihancurkan Tuan Reza dalam hitungan detik!” jerit Giselle dengan marah.“Jangan dibahas lagi! Kamu pergi ambilkan es untukku. Sebentar lagi syuting akan dimulai. Aku ingin kompres wajahku!” pesan Thalia.Giselle menyuruh yang lain untuk mengambilkan es. Dia menatap Thalia dengan sakit hati. “Thalia, kamu terlalu gampang luluh. Padahal kamu sudah ditampar, kamu malah bisa bersabar seperti ini. Kalau kamu begini terus, nanti kamu akan ditindas orang-orang.”Thalia pun tersenyum. “Dulu aku dan Sonia adalah teman yang sangat baik. Hanya saja, se
Semua orang langsung tertawa dalam seketika.Sonia mengamati isi ruangan, tetapi dia tidak menemukan sosok Reza.Frida berjalan menghampirinya, lalu berkata dengan tersenyum, “Dengar-dengar kamu kembali bekerja di Arkava Studio. Bagaimana kerjaanmu di sana?”“Aku masih bekerja di lokasi syuting. Sekarang semuanya juga sudah berjalan normal.”“Baguslah kalau begitu.”Saat mereka berdua sedang mengobrol, Jason pun memanggilnya, “Sonia, sini main mahyong.”Sonia dan Frida berjalan ke sana, diikuti oleh Gina. “Ketika melihat Sonia, aku jadi kepikiran momen kita bermain kartu bersama dulu. Jadi, aku juga ingin ikut meramaikan.”Gina berjalan ke sisi Sonia, lalu berbisik, “Dengar-dengar kamu pukul Thalia! Keren sekali!”Raut wajah Sonia sangatlah dingin. “Aku nggak akan perhitungan dengan masalah dulu. Tapi kalau dia melukai orang di sekitarku, aku nggak akan biarkan dia begitu saja!”Terlintas tatapan muram di wajah Gina. Dia mengangkat-angkat alisnya, lalu duduk di atas kursi.“Seperti bia
Sonia sedang menghirup udara sejuk di balkon. Tak lama kemudian, Frida pun menyusulnya dengan membawakan segelas jus. “Ada apa?”Sonia menggeleng dengan tersenyum tipis. “Nggak kenapa-napa. Tuan Bondan saja sudah tunangan. Gimana dengan kamu dan Johan?”“Kebetulan aku ingin bahas masalah ini sama kamu,” balas Frida dengan nada datar, “Keluarga kami sedang mempersiapkan masalah pertunangan kami. Sepertinya pertunangan akan diadakan dalam bulan ini!”Mereka berdua sudah bersama dalam waktu lama. Sebenarnya keluarga mereka memang sudah tidak sabaran untuk menetapkan pernikahan mereka. Hanya saja, waktu itu Jason dan Frida ingin menunggu kepulangan Sonia.Sekarang Sonia sudah kembali, mereka berdua baru bisa bertunangan dengan tenang.Sonia tersenyum sembari memberi selamat, “Selamat, ya!”“Bagaimana sama kamu? Aku lihat Melvin baik banget sama kamu. Apa kamu nggak pertimbangkan untuk bersamanya?” Frida merasa hanya dengan memulai lembaran baru, Sonia baru bisa sembuh dari luka lamanya.“A
Setelah mencoba beberapa set, Hallie merasa semuanya sangat cantik dan tidak bisa mengambil keputusan. Akhirnya, dia jatuh hati pada satu set kalung yang didominasi oleh mutiara dan berlian merah muda.Kalungnya berupa rantai mutiara dengan liontin yang dihiasi tujuh berlian merah muda besar, tampak mewah dan elegan!Anting-antingnya juga satu set dengan desain mutiara dan berlian merah muda yang sama.“Ini cantik sekali. Aku suka yang ini!” Dalam sekilas mata, Hallie langsung jatuh cinta dengan set kalung ini.Pramuniaga berkata dengan sungka, “Maaf, Nona. Ini adalah barang andalan toko kami, hanya bisa dipesan khusus oleh pelanggan VIP tingkat atas. Sementara ini, kamu tidak bisa mencobanya.”Hallie melihat ke sisi Sonia. “Sayang sekali, padahal benar-benar cantik!”Sonia berkata kepada pramuniaga, “Keluarkan, biarkan dia mencobanya.”Pramuniaga tidak kenal dengan Sonia. “Maaf sekali, peraturannya memang seperti ini. Gimana kalau aku rekomendasi yang mirip.”Hallie terus menatap kalu
Setelah Aska melihat kepergian mereka, dia duduk di posisi Sonia tadi, lalu berkata dengan tersenyum, “Lebih baik kamu saja yang menemaniku. Anak muda tidak punya kesabaran. Jadi, kamu mesti melihat dengan jelas, kelak aku bisa menemanimu lebih lama. Kamu mesti segera menyadari hal ini, jangan sering memancing emosiku!”Jemmy membereskan catur sembari berkata dengan suara datar, “Kita masih belum memastikan kalau Hallie adalah putrinya Julia, bukannya kamu terlalu terburu-buru?”Raut wajah Aska menjadi serius. “Jemmy, sudah 20 tahun. Kalau Hallie bukan cucuku, apa kamu merasa Jeje masih bisa ditemukan lagi?”Jemmy mendengus. “Jadi, kamu tidak peduli dengan kesalahan itu?”Kening Aska berkerut. “Kesalahan apa? Setidaknya sekarang kemungkinan Hallie itu cucuku. Salah, kemungkinan besar dia itu cucuku.”Jemmy menghela napas. “Aku takut kamu akan kecewa!”Aska melambaikan tangannya. “Sudah bertahun-tahun, aku juga sudah sering kecewa. Hallie itu seorang anak malang. Seperti yang kamu katak
Jemmy berkata, “Besok aku akan pulang ke Kota Atria!”Sonia mengangkat kepalanya dengan syok. “Kamu tidak tunggu Bibi Julia?”Jemmy menggeleng. “Setelah kulihat-lihat, seharusnya Julia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”Sonia tidak paham. “Bukannya Bibi Julia sangat peduli dengan putrinya? Kalau dia tahu sudah ditemukan, kenapa dia nggak langsung pulang?”Meskipun pameran lukisan itu sangat penting, seharusnya tidak sepenting putrinya, ‘kan?“Aku tidak tahu!” Jemmy meletakkan sebuah pion, lalu berkata dengan serius, “Beberapa tahun lalu, Aska juga menemukan petunjuk Jeje. Setiap kalinya dia selalu dengan tidak sabaran untuk memberi tahu Julia, tapi hasil tes DNA selalu bukan. Jadi, Julia sudah tidak percaya lagi dengan Aska. Dia pasti mengira kali ini Aska lagi membohonginya lagi.”Sonia merasa syok. “Ternyata begitu!”Morgan yang berada di samping berkata, “Kali ini berbeda. Kakek Aska benar-benar menganggap Hallie sebagai cucunya!!”Sonia memegang pion sembari berpikir, kemudian d
Reza kembali melilit leher Sonia dengan syal. “Hari ini cuaca dingin. Jangan sembarangan pergi di sore hari. Nanti setelah pulang kerja, aku akan jemput kamu di rumah Tuan Aska.”“Emm!” Sonia mengangguk.Reza juga mengecup kening Sonia.Mereka berdua mengendarai mobil masing-masing, berpisah di area parkiran bawah tanah. Sonia mengendarai mobil menuju ke rumah Aska.Saat di perjalanan, Sonia menerima pesan dari Ranty. Isinya berupa sebuah berita.Sonia membuka untuk membacanya. Isinya adalah berita penangkapan Welly atas perbuatan pemindahan dana perusahaan, menerima suap, dan juga berjudi.Ada juga reporter yang melaporkan kondisi terkini Keluarga Dikara. Keluarga Dikara telah bangkrut. Perusahaan dan semua aset telah disegel. Keluarga konglomerat selama ratusan tahun itu telah menjadi sejarah di Kota Jembara.Di bawah berita, ada banyak suara orang yang bersenang-senang atas penderitaan mereka dan juga suara makian. Sonia tidak melihat lagi. Dia menurunkan ponselnya, lalu fokus dalam
Reza melihat kondisi mobil di depan sana, lalu berkata dengan tersenyum datar, “Kamu merasa dia terlalu buru-buru, kamu pun merasa tidak nyaman?”Sonia menggeleng. “Kalau jadi orang lain, mereka juga ingin tahu identitas dirinya sendiri, nggak sabar untuk bisa bertemu dengan anggota keluarganya sendiri. Masalah ini adalah masalah yang wajar. Kita nggak boleh menyalahkannya. Aku hanya lihat Pak Guru dan Hallie begitu gembira, aku jadi merasa sangat khawatir kalau Hallie bukan anak dari Bibi Julia.”“Kalau begitu, segera lakukan tes DNA, tidak usah menunggu sampai putri Tuan Aska pulang,” ucap Reza, “Kalau ditunda semakin lama, semuanya akan semakin merepotkan.”Aska sudah menganggap Hallie sebagai cucu luarnya. Dia telah memberikan banyak perasaan kepada Hallie. Semakin lama, perasaan akan semakin mendalam, rasa kecewa juga akan semakin bertambah besar.Sonia memberi tahu maksud Jemmy kepada Reza. “Kakek sudah mengatakannya dengan sangat jelas. Pak Guru ingin menggunakan Hallie untuk me
Selesai makan, pelayan membereskan kamar tamu untuk Hallie.Rose mengambil pakaian tidur dari kamarnya untuk diberikan kepada Hallie. “Pakaian tidur ini baru kubeli. Aku masih nggak pernah mengenakannya. Kamu coba dulu, cocok nggak? Tinggi badan kita hampir imbang, seharusnya nggak masalah.”“Nggak usah. Aku lihat ada jubah tidur di dalam lemari!” balas Hallie dengan tersenyum.“Nggak nyaman kalau tidur pakai jubah tidur. Kamu pakai ini saja. Nggak usah sungkan sama aku!” ucap Rose.“Bukan sungkan! Kelak ini adalah rumahku. Mana mungkin aku akan bersikap sungkan?” Hallie tersenyum. “Aku cuma nggak suka pakai pakaian orang lain.”Senyuman di wajah Rose langsung terkaku. “Oh, begitu, ya. Baiklah, kamu pakai jubah tidur dulu. Besok aku bawa kamu jalan-jalan untuk beli yang baru.”“Oke, maaf sudah merepotkanmu!” Kedua mata Hallie berkilauan. Dia bertanya dengan tersenyum, “Rose, apa kamu tinggal di sini?”Rose membalas, “Bukan, terkadang aku akan tinggal beberapa hari di sini untuk menemani
Morgan menyipitkan matanya, lalu memutar bola matanya untuk melihat Sonia. Keningnya kelihatan sedikit berkerut.Sonia segera berkata dengan tersenyum, “Oke, oke, aku nggak tanya lagi. Aku nggak tanya lagi, deh!”Usai berbicara, Sonia bergumam sendiri, “Bisa jadi Theresia juga nggak suka sama kamu. Dia itu berkompeten dan juga cantik, entah ada berapa cowok yang lagi mengejarnya!”Raut wajah Morgan langsung berubah muram. “Apa hubungannya dia dikejar berapa banyak cowok sama aku?”Sonia berkata, “Nggak ada hubungannya. Kalian memang sudah nggak ada hubungan lagi!”Morgan terdiam membisu.Mereka berdua mengobrol beberapa saat mengenai masalah Hallie. Ada sebuah mobil masuk ke dalam gerbang. Ujung bibir Sonia spontan melengkung ke atas. “Reza sudah datang. Aku ke sana sebentar.”Morgan berkata, “Aku akui pilihanmu waktu itu memang benar. Kamu pacaran dengan baik. Jangan kecewain dia!”Sonia tersenyum, lalu mengangguk dengan serius. “Pasti!”“Pergi sana!”“Emm.”Sonia berjalan ke sisi mobi
Kedua mata Sonia berkilauan. Mengenai alasannya, sepertinya dia bisa menebaknya.Jemmy melanjutkan, “Aska merindukan Julia. Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk memanggil Julia pulang. Kalau dia melakukan tes DNA sekarang, kemudian ternyata Hallie bukan Jeje, apa dia masih punya alasan untuk memanggil Julia pulang?”Kening Sonia berkerut. “Bagaimana kalau bukan? Apa Bibi Julia akan merasa ditipu oleh Pak Guru? Dia akan semakin membenci Pak Guru saja?”Jemmy menghela napas. “Selama beberapa tahun ini, mereka juga bukannya tidak pernah salah. Aska tidak bisa berpikir panjang lagi. Dia hanya ingin bertemu dengan Julia.”Ponsel Sonia berdering. Dia melihat Sonia sekilas, lalu pergi ke samping untuk mengangkat telepon. “Paman Reza!”Reza bertanya, “Kamu lagi di mana?”“Aku lagi di rumah Pak Guru!”“Aku ke sana sekarang!” Reza sedang mengendarai mobil. “Oh, ya, tadi Ibu telepon aku. Katanya tadi sore Hallie keluar, katanya mau jalan-jalan di sekitar. Hanya saja, dia masih belum pulang.
Hallie menggeleng. “Ketika aku melihat Kakek Aska, aku merasa sangat akrab sama dia. Aku punya firasat. Kakek Aska itu kakek luarku!”Aska menatap Hallie dengan ramah. “Anak baik. Selama beberapa tahun ini, kamu pasti sudah hidup menderita di luar sana. Setelah ibumu kembali, dia pasti akan merasa sangat gembira.”“Ibuku?” tanya Hallie dengan penasaran.“Iya, aku sudah menghubungi ibumu. Dia akan segera kembali!” Suara Aska terdengar terisak-isak. “Selama beberapa tahun ini, dia tidak menikah lagi juga demi menunggumu!”Mata Hallie memerah. “Aku berharap aku bisa segera bertemu dengan Ibu!”Saat mereka semua melanjutkan obrolan mereka, langit sudah gelap. Morgan pun telah pulang. Aska segera menceritakan masalah Hallie kepadanya.Sejak kecil, Morgan sering mendengar Aska menceritakan soal Jeje. Tidak disangka setelah bertahun-tahun, malah masih bisa ditemukan.Terlebih, Sonia malah menemukannya di Hondura. Semua ini terlalu kebetulan!Morgan pun menatap Sonia dengan tatapan syok.Sonia