Share

BAB 22

Author: Jw Hasya
last update Last Updated: 2025-10-09 22:26:00
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Jonathan segera bergegas pulang. Kedua kelopak matanya terus saja terbayang wajah sang budak. Rasanya pria itu seperti seorang bocah yang sedang dilanda asmara. Pikirannya hanya tertuju pada Sasi seorang.

Di tengah perjalanannya, ia melihat sebuah toko alat lukis lengkap. Kemudian, Jonathan memiliki sebuah ide. Dia akan mengajari wanita itu untuk melukis.

Jonathan tidak menghentikan kendaraannya di toko alat lukis, sebab, di apartemennya dia memiliki berbagai alat lukis meskipun ia tidak bisa menggambar.

^^^

“Sasi, kau baik-baik saja?” Jonathan mengecup kening sang budak setelah sampai di dalam apartemen.

Sasi meringis sambil mengangguk. Sial, wanita itu saat ini tengah memakai sebuah gaun one piece maroon. Jonathan memang sengaja membelikannya beberapa hari lalu, tapi ia tak menyangka jika gadis itu akan memakai baju serba minim tersebut saat ini juga.

Sasi menggelayutkan tubuhnya di pelukan Jonathan, mengaitkan kedua lengannya di l
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Masruroh Masruroh
kasian bgt kamu masimo,,,kamu belum boleh ya masuk ke rumah siti
goodnovel comment avatar
Masruroh Masruroh
ternyata sasi suka melukis, kira" apa ya yg di lukisnya tadi, apakah yg datang itu tom?
goodnovel comment avatar
Sri Indah
Satu pelajaran baik diajarkan Jo kepadamu ,ternyata Sasi beneran bisa melukis .Mungkin itu akan lebih bisa membuat Sasi lebih cepat normal.Ehh...siaoa tuh yang ngetuk pintu ,apakah Tommy ?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 46

    “Hello, Naina. Apa kabar? Lama kita tidak bertemu.”Untuk satu ini, Sasi tidak begitu mengingat siapa wanita yang baru saja menyapanya. Rambutnya berwarna pirang, dengan baju di atas pusar dengan sebuah celana cutbray. Wanita itu berjalan anggun menghampiri Sasi. Raut wajahnya tampak begitu puas. “Aku sedih karena kau melupakanku.” Nada bicaranya terkesan mengejek Sasi. Di ujung kalimat, wanita itu menyelipkan tawa yang seperti sedang menari di atas derita orang. Dia membungkuk, untuk menyamai badan dengan Sasi, kemudian ia kembali bersuara lirih di cuping telinga Sasi. “Harusnya pelukis terkenal, tidak akan melupakan nama kawannya begitu saja. Terlebih, aku ikut andil dalam segala aktivitasmu dulu. Bukankah namaku yang selalu kau selipkan di antara ketenaranmu? Akulah Sasi Theresia.”Jadi, selama ini gadis bernasib malang itu menggunakan nama sahabat lamanya. Sasi Theresia.Tubuh Sasi menegang. Berada di tempat terkutuk ini dan berjumpa dengan ayahnya, membuat bagian-bagian puzzle

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 45

    “Kau bisa menjelaskan semua kejadiannya?”Leo datang terburu-buru. Bahkan, pria itu tidak memedulikan penampilannya yang masih terbilang awur awuran. Hanya memakai piaya hitam dengan sepasang sandal selop berbulu. Sementara orang yang menjadi sumber kehadirannya terlihat duduk di sofa seperti manusia bodoh. Leo langsung berkacak pinggang dengan hembusan napas kesal. “Joe, coba kau ceritakan lebih jelas. Kenapa Sasi bisa menghilang sementara kalian pergi bersama.”Kali ini badulah Jonathan mendongak, pria itu menghela napas. Gurat kelelahan itu tampak jelas menyembul di area wajahnya. “Aku tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Semua berlalu begitu cepat, Leo. Sasi terlalu senang bermain, dan berlari ke mana pun dia mau. Lalu aku tinggal pergi ke toilet sebentar, lantaran ponselku berbunyi dan aku sedang membahas perkara Tommi yang hingga saat ini masih kutahan. Sasi tiba-tiba saja hilang dari pantauanku. Di saat aku tersadar, gadis itu benar-benar menghilang. Sial! Mereka benar-benar m

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 44

    Kejadian yang telah dilewati, tidak bisa serta merta Sasi lupakan begitu saja. Terlebih nada suara yang terkesan sumbang dan penuh dengan kengerian. Sasi memang sudah lupa dengan sosok dari suara yang selalu terngiang di benaknya itu. Namun, kemana pun dia melangkah, seolah olah dirinya telah disadarkan jika—semua kemalangan ini untuk menghindar dari pemilik suara yang saat ini tengah berdiri di hadapannya dengan wajah yang cukup bringas. “Apa kau tahu, sudah berapa lama ayah mencarimu, hmm? Apa kau tahu rasa malu yang ayah tanggung selama bertahun tahun karena kau kabur!” Suaranya bahkan terkesan ingin menguliti inci demi inci daging Sasi. Tubuh wanita itu semakin bergetar. Bahkan karena rasa takutnya yang begitu besar, Sasi tidak sanggup lagi mengeluarkan air matanya. Alexander Melolo tertawa kacil. “K-kau!” pekiknya sambil menunjuk wajah sang putri. “Apa-apaan kau ini! Kenapa hanya aku yang merasa senang karena telah bertemu kembali denganmu, Naina!”Sasi bahkan telah melupakan

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 43

    Aroma yang tidak asing. Besi karat, serta bau anyir darah. Suara teriakan karena kesakitan yang terlalu menggema, memekakkan gendang telinga. Perlahan, kesadaran Sasi kembali. Darah sedikit mengering rembas dari helai-helai rambutnya. Gadis itu kemudian berusaha membuka kedua matanya. Awalnya, dia ingin terpejam, karena tak terbiasa dengan silau matahari membuat pandangannya kabur. Namun, kali ini beda. Matanya yang masih tampak sayu-sayup terbuka lebar, ketika kendapati kedua tangannya terikat kuat. Gadis itu saat ini tengah berada di dalam ruangan yang begitu sempit. Dadanya bahkan begitu terasa sesak. Sasi kemudian kembali memejamkan kedua matanya. Mencoba tenang dengan mengatakan jika ini semua hanyalah bagian dari mimpi buruk. Saat membuka kedua kelopak matanya, dia yakin jika semua ini akan lenyap terbawa arus mimpi dalam tidur. Namun, dia sadar jika ada sesuatu yang nyeri di bagian kepalanya, bahkan aroma anyir dari darah yang sedikit mengering dari helai-helai rambutnya masi

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 42

    Sasi merengek pada Jonathan. Pasalnya, gadis itu ingin sekali diajak jalan-jalan menikmati suasana di luar sana. Karena merasa tidak tega dengan sang budak—akhirnya Jonathan mengangguk setuju. “Tapi, aku tidak mau membawamu ke pusat keramaian. Di wilayah ini ada sebuah danau bagus. Kau Pasti menyukainya.” Jonathan mencium kening Sasi dengan hangat. “Cepat ganti pakaianmu. Sebelum aku berubah pikiran.”Sasi berhambur masuk dalam kamar. Karena merasa bingung harus berpenampilan seperti apa. Gadis itu pun mengintip Jonathan dari balik pintu kamar. “J-Joe, b-bisakah kau mencarikanku baju?”Sial! Jonathan bahkan sangat hapal, ketika gadis itu merengek seperti itu dengan kedipan mata yang terbilang binal—berarti dia sedang tidak memakai apa pun saat itu. “Jangan berulah, Sasi. Ayolah, kau tinggal ambil baju di dalam lemari. Kalau aku sampai masuk ke dalam kamar saat ini juga kau bakal habis ku makan!”“T-tapi, aku serius, Joe.”Jonathan menghirup udara banyak-banyak kemudian menghembuska

  • Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik   BAB 41

    “Nathalie, kau di rumah?” Jonathan menelepon wanita itu ketika Leo sudah pergi. “Aku sedang di butik, ada apa, Jo?” tanya Nathalie dari balik telepon. Jonathan diam sesaat. “Brian ada di rumah? Aku menghubunginya beberapa kali, tapi tidak di respon. Apa dia sibuk?” Suranya datar, bahkan terkesan jauh dari kata marah. “Kau tahu siapa dia. Jam-jam seperti ini, dia masih tidur.”“Katakan padanya, besok malam aku ingin bertemu dengannya di kelab Davin’z.”“Ya, nanti kusampaikan. Bagaiaman kabar Sasi? Apa dia semakin baik? Maksudku, apa dia sudah lebih mengert dengan lingkungannya?”“Ehm. Dia lebih baik dari sebelumnya.”“Syukurlah. Jo, aku rindu denganmu—““Maaf, Nath, aku sedang sibuk.” Jonathan memutus panggilannya sepihak, sebelum sempat mendengar Nathalie melengkapi kata-katanya. “Brian.” Jonathan mengetuk-ngetukkam ujung jarinya pelan di atas meja, sebelah tangannya bertumpu di bawah dagunya. Seola

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status