author-banner
Jw Hasya
Jw Hasya
Author

Novels by Jw Hasya

Kama Sutra

Kama Sutra

Sutra tidak pernah menyangka, bekerja sebagai pelayan di keluarga Deodola justru menjerumuskannya ke dunia yang penuh rahasia. Tugasnya sederhana—mengantarkan makanan ke apartemen Tuan Muda Kama, putra satu-satunya keluarga Deodola yang sedang “dihukum” dan dijauhkan dari mansion. Namun, setiap pertemuan justru membuat Sutra semakin mengenali sisi lain sang pewaris bahwa ia dingin, kesepian, dan terluka. Di balik tatapan tajam itu, ada rahasia yang bahkan keluarganya sendiri tidak tahu. Sutra tahu batasnya—ia hanya pelayan, bukan seseorang yang boleh jatuh hati. Tapi batas itu perlahan kabur… sejak Kama mulai memanggil namanya dengan nada yang berbeda saat dirinya terjebak obat yang membuat Sutra tak hanya melayani Kama, namun juga hasrat dan nafsunya. “Tubuhku panas. Aku butuh sesuatu dari dalam dirimu. Tugasmu saat ini, bagaimana caranya agar aku bisa melakukan pelepasan. Terserah, kau mau mengeluarkannya dengan cara apa, Sutra.” I
Read
Chapter: Bab 153
Nasib baik masih belum bersedia menghampiri Nerezza. Perempuan cantik itu sebentar lagi harus mengalami kesialan yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Pasalnya, Kama telah menyiapkan kejutan yang akan membuat hidupnya tidak lebih baik dari seekor tikus dalam got. “Hai, maaf, kau harus menungguku terlalu lama. Aku sedang berganti pakaian, karena kurasa tidak mungkin jika harus menemuimu dengan keadaan berantakan.” Wanita itu menyunggingkan senyum hangat oada Kama. Pria itu berdiri di depan pintu rumah Nerezza dengan sebuah jaket jubah musim dingin berwarna hitam. Tatapannya sukit di artikan. Namun, Nerezza menebak jika tatapan Kama saat ini adalahs ehuah kerinduan yang lama dipendam. “Ayo, masuklah.” Wanita itu mengaitkan kedua lengannya pada lengan Kama. Pria itu tidak menolak, bahkan terkesan menerima perlakuan Merezza dengan baik. “Aku ingin bicara serius denganmu.” Tiba-tiba suaranya terdengar dingin, dan itu membuat kedua tangan Nerezza mendadak lepas dari lengan Kama.
Last Updated: 2025-12-23
Chapter: Bab 152
[Apa imblannya untukku? Aku tidak ingin membuang buang waktuku begitu saja, Kama. Karena jujur, mengejarmu membuatku berpikir realistis, jika menginginkan sesuatu memang harus mengorbankan sesuatu.] Kama membaca balasan dari Nerezza berulang kali. Seperti sebuah sinyal jika memang wanita itu tahu keberadaan Nala. [Kau mau apa dariku? Katakan saja. Aku benar-benar sudah tidak tahu lagi harus begaimana, Rezza.] [Baiklah, besok aku akan ke Kota S. Kua bisa menemuiku lusa di rumah. Bagaimana?] Satu balasan dari Nerezza membuat Kama menarik kedua ujung bibirnya hingga melengkung, tapi dalam senyum itu tersirat sebuah amarah yang terus dihalaunya. Setidaknya sampai wanita licik itu benar-benar mengakui di mana keberadaan Nala. [Aku menunggumu.] Basa Kama. Baru saja ia ingin memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Tiba-tiba sebuah panggilan dari Zatulini menerobos masuk dalam ponsel tersebut. “Ada apa, Bibi.” “Kau ke mana saja? Kenapa tidak pernah menghubungiku, Tuan? Ap
Last Updated: 2025-12-22
Chapter: Bab 151
“Aku adalah orang yang tidak suka dikhianati, Yura.” Mendengar suara Kama begitu berat dan dalam, membuat wanita itu menangis histeris. Mang tidak seharusnya dia melakukan hal yang membuat Kama semurka itu. Hanya demi sejumlah uang, dia rela menggadaikan pekerjaannya. “Katakan, di mana anakku!” Kini giliran Sutra yang bersuara. Wanita itu meremas kerah baju Yura dengan kasar, hingga membuatnya sedikit menjinjing kakinya. “Jahat sekali kau jadi manusia, hmm! Apa selama ini kebaikanku padamu masih kurang? Apa salahku terhadap dirimu, hingga kau berlaku jahat padaku, Yura!” Air matanya luruh, sebetulnya Sutra tidak bisa marah dan menyakiti orang lain, tapi ini sudah keterlaluan. Wanita yang selama beberapa bukan ini ia percaya untuk menjaga putrinya, dengan sadar membuka celah untuk penjahat agar menculiknya. “Maafkan aku, Nyonya. Aku khilaf.” “Apa? Khilaf? Kau tahu, siapa yang diculik? Nala, Yura, Nala! Dia masih bayi. Bagaimana jika terjadi apa-apa dengannya? Apa kau tidak me
Last Updated: 2025-12-21
Chapter: Bab 150
Allard berjalan menuju rumah Nyonya Amira. Satu Dua Tiga kali ketukan pintu, rumah tersebut tampak terbuka. Tebakan Hans tidak meleset sama sekali. Nyonya Amira berdiri di ambang pintu dengan mengenakan sebuah sweater hitam lengkap dengan syalnya. Cuaca memang sangat dingin. “Kau siapa? Mamu mencari siapa?” tanya Nyonya Amira. Allard mulai menyunggingkan senyumnya. “Aku tetangga barumu di sini, kebetulan aku baru pindah pagi tadi. Rumahku sebelah ujung sana,” ujarnya sambil menunjuk ke arah jalan. “Oh, ya. Kebetulan aku juga baru tinggal di sini. Namaku Amira.” “Boleh aku masuk?” tanya Allard. “Masuklah,” ajak Nyonya Amira. Baru saja mereka masuk dan hendak duduk. Tiba-tiba pintu ditendang. Sontak Nyonya Amira terkesiap, sejurus kemudian, kedua tangannya dicekal oleh Allard. “Apa-apaan kau! Lepaskan aku!” Nyonya Amira berontak. Sejurus kemudian, Hans masuk dengan senyum mengembang di kedua sudur bibirnya. “Apa kabar Nyonya Besar. Lama kita tidak bertemu,
Last Updated: 2025-12-21
Chapter: Bab 149
“Bagaimana Allard, kau sudah menemukan?” tanya Hans saat sebuah panggilan masuk atas nama Allard dia terima. “Sebaiknya kita bertemu saja, Tuan. Ada banyak hal yang harus aku sampaikan padamu,” ajak Allard. “Baik, kita bertemu di apartemenku. Satu jam lagi aku sampai.” Hans kemudian mematikan panggilannya. Satu jam berlalu, Allard sudah berdiri di ambang pintu unit milik Hans. Beberapa saat lalu, lelaki dengan wajah yang terpahat nyaris sempurna itu telah menghububgi Hans. Namun, ternyata pemilik unit apartemen tersebut belum sampai. Selang beberapa menit kemudian, Hans ke luar dari dalam lift dengan langkah lebar-lebar. Mendengar langkah kaki yang berirama, membuat Allard segera menoleh. “Tuan,” sapanya. “Allard, maaf aku terlambat. Ayo, masuklah.” Hans menekan beberapa tombol untuk dapat masuk dalam hunian mewahnya. “Bagaimana? Apa kau sudah menemukan orang yang menculik Nona Nala?” Allard mengeluarka sebuah map bersampul hijau dari dalam tas ransel hitam mikik
Last Updated: 2025-12-21
Chapter: Bab 148
“Bagaimana, apa Tuanmu masih mencari keberadaan putrinya?” tanya Nyonya Amira pada salah satu penghuni rumah Sutra. Benar kata Kama, jika dalam rumah itu adalah salah sayu penyusup masuk yang menyamar menjadi salah satu pelayan atau pengawal. Bisa jadi seseorang itu bukan penyusup, melainkan pengkhianat yang mungkin saja telah diiming-imingi sejumlah uang. “Masih, Nyonya. Bahkan … Nyonya Sutra hampir gila karena memikirkan Nona Nala,” ujarnya menerangkan keadaan dalam rumah tersebut. Nyonya Amira tampak terbahak saat mendengar kekacauan yang telah terjadi. Setidaknya, dendamnya sedikit berjalan dengan lancar. Itu semua belum seberapa, wanita itu pasti akan membuat Kama dan Sutra hancur sehancur-hancurnya. “Kau awasi terus perkembangannya. Hubungi aku jika ada sesuatu.” “Baik, Nyonya.” Setelah mematikan panggilannya, Nyonya Amira kembali melihat siaran televisi, di mana berita dalam negeri masih menggemakan berita hilangnya seorang bayi kecil karena diculik. “Kau bar
Last Updated: 2025-12-21
Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik

Jatuh Dalam Pesona Budak Cantik

“Sasi, aku memberimu kebebasan untuk mencintaiku, karena memang itulah tugasmu sebagai budak. Tapi kau pun harus ingat! Jangan pernah mengharapkan yang sebaliknya. Karena aku akan memberikanmu apa pun itu, kecuali cinta.” Sasi Theresia berharap jika dirinya bisa melakukan semua itu, tapi nyatanya tidak. Hatinya yang lemah, tetap saja mengharapkan balasan untuk cintanya yang usang. “Kenapa Tuhan sejahat itu, menakdirkanku sebagai budak yang tidak pernah pantas untuk dicintai oleh siapa pun.”
Read
Chapter: Bab 51
Sasi Theresia mengerang kesakitan. “Tolong jangan siksa aku. Aku akan mengatakan padamu.” Leo menghentikan siksaannya. Tak sabar ingin mendengar pengakuan wanita licik yang sudah tak berdaya tersebut. “Katakan, siapa?” “T-tapi, k-kau harus berjanji. K-kau akan melepaskanku jika akau mengatakan padamu, siapa orang yang telah berkhianat pada kalian.” “Tentu saja, kau bahkan bisa menghirup udara sesuka hatimu, Sayang.” Namun, sebelum Sasi Theresia mengakui, ponsel Leo kembali melengking. Nama Jonathan tertera didepan layar. “Aku akan ke situ dengan Sasi.” Setelah itu, panggilan dimatikan. Leo tersenyum sinis. “Sepertinya kau akan segera lepas dari siksaan ini. Jonathan barusan meneleponku dia akan ke sini beraama dengan Naina.” ** “Kita mau ke mana?” tanya Sasi dengan wajah yang masih tampak sedikit pucat. “Ke tempat Leo.” “Kau mau kembali menitipkan aku di sana?” tanya Sasi penasaran. Jonathan mengacak rambut Sasi dengan lembut. “Tentu saja tidak. Aku i
Last Updated: 2025-11-13
Chapter: Bab 50
Pada akhirnya Sasi tertidur dalam pelukan Jonathan. Sedangkan pria itu tampak sedang memainkan gawainya dengan pelan, karena takut gadis itu terganggu tidurnya. Saat dirinya hendak menaruh ponsel di atas nakas, tiba-tiba benda pipih itu bergetar. Satu panggilan atas nama Leo menerobos masuk. “Ada apa, Leo?”“Joe, bisakah kau ke sini sekarang?”Jonathan mengernyit, Leo adalah orang yang begitu tahu kondisi. Pria itu tidak akan menyuruh sang karib untuk datang jika tidak ada kepentingan yang mendesak. “Katakan, ada apa?” tanya Jonathan penasaran. “Anak buahku menangkap Sasi Theresia. Rupanya selama ini budakmu bernama Naina.”“Tolong kau jaga perempuan itu untukku. Karena saat ini aku belum bisa datang ke tempatmu. Sasi terluka dan anak buahmu tahu itu. Jangan kau habisi dulu dia. Biar Sasi yang melakukannya. Dendam, harus dibalas oleh yang bersangkutan.” Suara Jonathan begitu berat. Matanya menatap ke arah Sasi yang masih tertidur pulas dengan keadaan miring. “Tentu saja kawan. Ta
Last Updated: 2025-11-12
Chapter: Bab 49
Joe, aku akan mengabdi padamu seumur hidupku.”Jonathan tersenyum, kemudian pria itu memberi kecupan hangat di dahi Sasi. “Terserah apa pun itu, yang kuharap saat ini kau selalu baik baik saja dan lukamu lekas sembuh.”“Joe.”“Ehm.”“Sebenarnya apa yang membuat kau begitu baik padaku. Bukankah aku ini hanya seorang budak?” Lantas ia mengepalkan kedua tangannya. “Aku bahkan tidak menguntungkan apa-apa bagi dirimu. Malah … a-ku terlalu banyak menyusahkanmu. Kuharap, kau tidak terlalu bersikap baik terhadapku.”Jonathan mengernyit. “Kenapa? Kau tidak suka jika aku bersikap baik terhadapmu?”Gadis itu kemudian menatap Jonathan begitu lekat. “Aku tidak ingin kau memberikan harapan padaku. Aku tahu, kau bersikap baik karena aku hanya wanita lemah. Tapi Joe, aku takut berharap lebih padamu. Jangan berbuat baik tanpa alasan. Lebih baik kau memukulku atau mengatakan yang sejujurnya, apa niatmu yang sebenarnya.”Niat yang sebenarnya? Mendadak kepala Jonathan menjadi kosong. Ia sama sekali tid
Last Updated: 2025-11-11
Chapter: Bab 48
Ucapan Davin saat itu tentang cairan kuning yang tak ada penawarnya benar adanya. Cairan tersebut tidak berlangsung lama jika penggunanya berusaha mencari tahu tentang kehidupannya. Ada sebagian orang yang memilih untuk menerima takdirnya, melupakan ingatannya dan membiarkan dirinya menjadi budak untuk selamanya. Orang-orang yang seperti itu, membuat cairan obat bekerja lebih lama atau seumur hidup. Davin memang sengaja membuatnya seperti itu. Sebab, itu semua bisa menguntung bagi usahanya. Jika dia menetapkan cairan dosisi tinggi, tidak ada lagi mereka mereka yang akan datang untuk mencarinya, memintanya untuk kembali menyuntikkan cairan agar peliharaan mereka kembali patuh. Oleh sebab itu, tidak jarang bagi pelanggan Davin—mereka kembali datang—untuk meminta agar budaknya disuntik kembali. Tentu karena reaksi cairan pertama telah luruh, budak budak itu telah mengingat jati dirinya lagi. Sehingga mau tidak mau, para tuan harus kembali menyuntik. Tentu suntikan yang kedua ini tidak
Last Updated: 2025-11-10
Chapter: Bab 47
Selama tiga hari Sasi tidak boleh makan. Gadis malang itu hanya mendapat minum. Persembahan untuk iblis atas nama dirinya yang kotor karena tidak mau membunuh kekasihnya Tommi akan segera dihelat. Sasi dikeluarkan dari jeruji besi tepat enam jam sebelum diadakan persembahan. Ia dimandikan, diberi parfum, kemudian didandani semewah mungkin.Sasi benar-benar telah pasrah pada hidupnya. Gadis malang itu bahkan tidak menolak ketika beberapa orang memandikan tubuhnya. Ia menerima semua dengan lapang dada. Mungkin memang ini adalah akhir dari perjalanan hidupnya. Nyatanya, masa-masa hidup dengan Jonathan hanyalah mimpi yang sekadar numpang lewat saja. Di ambang pintu, Sasi Theresia si gadis berambut pirang tampak berdiri berkacak pinggang. Pasti wanita itu puas melihat keadaannya sekarang. Tanpa sadar Sasi mengerutkan dahi. Padahal selama hidupnya dia tidak pernah merasa jika dirinya cantik. Bahkan, sudah terlampau lama dia tidak pernah melihat pantulan wajahnya di dalam cermin. Biasanya,
Last Updated: 2025-11-09
Chapter: BAB 46
“Hello, Naina. Apa kabar? Lama kita tidak bertemu.”Untuk satu ini, Sasi tidak begitu mengingat siapa wanita yang baru saja menyapanya. Rambutnya berwarna pirang, dengan baju di atas pusar dengan sebuah celana cutbray. Wanita itu berjalan anggun menghampiri Sasi. Raut wajahnya tampak begitu puas. “Aku sedih karena kau melupakanku.” Nada bicaranya terkesan mengejek Sasi. Di ujung kalimat, wanita itu menyelipkan tawa yang seperti sedang menari di atas derita orang. Dia membungkuk, untuk menyamai badan dengan Sasi, kemudian ia kembali bersuara lirih di cuping telinga Sasi. “Harusnya pelukis terkenal, tidak akan melupakan nama kawannya begitu saja. Terlebih, aku ikut andil dalam segala aktivitasmu dulu. Bukankah namaku yang selalu kau selipkan di antara ketenaranmu? Akulah Sasi Theresia.”Jadi, selama ini gadis bernasib malang itu menggunakan nama sahabat lamanya. Sasi Theresia.Tubuh Sasi menegang. Berada di tempat terkutuk ini dan berjumpa dengan ayahnya, membuat bagian-bagian puzzle
Last Updated: 2025-11-08
You may also like
Biarkan Aku Pergi!
Biarkan Aku Pergi!
Romansa · Selatan Dangkal
6.1M views
Saat Matanya Terbuka
Saat Matanya Terbuka
Romansa · Kesunyian Sederhana
4.7M views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status