Home / Romansa / Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer / Bab 101 Tak Perlu Kata-kata

Share

Bab 101 Tak Perlu Kata-kata

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-12-02 11:00:49

Thea tidak melanjutkan kalimatnya, tapi matanya kini sudah bersiroboh dengan mata elang suaminya. Tidak ada jawaban dari Alvan, hanya jakunnya naik turun menelan saliva.

Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya Alvan bersuara.

“Hamil maksudmu?”

Pertanyaan Alvan langsung dijawab dengan anggukkan Thea. Wajah wanita cantik itu serta merta berubah muram. Sedangkan Alvan hanya beberapa kali menghela napas.

“Kita udah nikah, wajar saja kalau kamu hamil. Hanya saja … aku tahu kenapa kamu khawatir seperti ini.”

Thea terdiam, tergesa menepis tangan Alvan kemudian berjalan menuju lemari dan mengambil baju. Selang beberapa saat ia sudah berpakaian.

Alvan hanya terdiam sambil memperhatikan Thea yang masih menyelesaikan ritualnya usai mandi.

“Kita nikah secara resmi liburan semester ini, ya?”

Seketika Thea terperangah kaget mendengar ucapan Alvan. Ia menghentikan aktivitasnya dan menoleh, menatap Al

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Aira Tsuraya
kan anaknya hehehe
goodnovel comment avatar
Mila Sill Fitriani
nurun emran gengsinya alvan dan alif ...
goodnovel comment avatar
Aira Tsuraya
sabar, kak. ntar juga ngomong kok
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 139 Permintaan Alvan

    “SIAL!!!”Alvan meremas kartu nama itu dan langsung membuangnya ke lantai. Ia sangat kesal begitu tahu Erika malah mengikutinya dan ikut tinggal di apartemen yang sama.Tanpa banyak berpikir, Alvan langsung mengeluarkan ponsel dan terlihat melakukan panggilan. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya terdengar suara di seberang sana.“Ada yang bisa dibantu, Tuan?” tanya suara di seberang sana.Alvan mendengkus sambil menganggukkan kepala.“Ya. Pindahkan semua barangku dari apartemen ke studio sekarang juga!!!”Seseorang di seberang sana tampak terkejut. Tidak biasanya Alvan ingin menetap di studionya. Selain memilik apartemen sendiri, Alvan juga mempunyai sebuah studio yang berbentuk seperti ruko tiga lantai. Biasanya ia menempatkan hasil karyanya di sana sebelum dipamerkan atau dijual. Namun, kenapa kini malah meminta pemindahan barang-barang pribadi Alvan ke sana?“Bas, kamu dengar aku, gak?

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 138 Menguntit Bagai Bayangan

    Sontak Thea terdiam membisu. Bibirnya terkatup tapi terlihat bergetar. Padahal sebelumnya ia ingin bertanya soal asal usulnya ke Paman Sapto. Kini malah orangnya sendiri memberitahu dengan sengaja.“Kenapa diam saja? Apa kamu belum tahu, Thea?” Suara Paman Sapto menginterupsi lamunan Thea.Thea menggeleng dengan lesu. Ia sudah tahu soal dirinya bukan anak kandung ayah dan ibunya, tapi soal asal usulnya ia tidak tahu.“Kamu itu bukan anak kandung adikku. Itu sebabnya, kamu tidak berhak sepeserpun warisan miliknya. Paham kamu?”Tidak ada jawaban dari Thea, hanya kepalanya yang mengangguk. Dia sama sekali tidak mengharapkan warisan dari keluarga ayahnya. Kenapa pamannya malah membahas soal itu?“Apa kamu ingin tahu siapa ibu kandungmu, Thea?”Thea tercengang kaget. “Paman tahu soal itu?”Terdengar suara kekeh tawa dari seberang sana. Suaranya tidak enak di telinga dan Thea tidak suka.

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 137 Kenyataan Menyakitkan

    “Apa!!!”Tangan Thea gemetaran saat membaca tulisan itu. Matanya mengerjap beberapa kali untuk memastikan kalimat yang ia baca tidak salah.“Ibu tidak bisa hamil. Ibu punya kelainan pada rahim. Namun, meski kamu bukan anak kandung kami. Ayah dan Ibu sangat menyayangimu, Thea.”Bibir Thea terkatup rapat usai membaca kalimat itu. Dadanya tiba-tiba bergemuruh hebat. Kalau dia bukan anak kandung ayah dan ibunya. Lalu dia anak siapa? Apa dia anak pungut yang diambil dari panti asuhan? Kenapa juga ibunya baru memberitahu tentang hal ini?“Maafkan Ibu, baru mengatakannya sekarang. Sebenarnya sudah lama ingin Ibu katakan, hanya saja menunggu momen yang tepat.”Thea terdiam, tubuhnya langsung lemas dan tergolek pasrah di kasur. Ia hanya diam membeku sambil menatap kosong ke depan. Sementara tangannya masih menggenggam erat surat tulisan tangan ibunya.Alvan yang baru saja keluar dari kamar mandi terlihat bingung me

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 136 Surat dari Ibu

    Hampir jam makan siang saat Thea, Alvan dan keluarganya tiba di apartemen. Hari ini sengaja Thea izin tidak masuk kuliah, hal yang sama juga dilakukan Alvan.“Aku mau istirahat dulu,” ucap Thea begitu tiba di apartemen.Alvan hanya mengangguk. Semalaman Thea kurang tidur. Tidak hanya menangis karena bersedih, tapi banyak hal yang ia alami kemarin.“Iya, istirahatlah.”Thea tersenyum sambil berpamitan ke Widuri dan Emran. Selanjutnya ia sudah berjalan ke kamar. Tinggal Alvan bersama Widuri dan Emran di ruang tamu. Ketiganya terlihat duduk bercengkrama.“Jadi operasinya berhasil, tapi pasca operasi yang membuat Bu Aminah tidak bisa bertahan?” tanya Emran.Alvan mengangguk. “Iya, Yah. Kata dokter, begitu.”Widuri menghela napas sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.“Kasihan sekali Thea. Dia sudah sebatang kara sekarang, Van. Kamu jangan sampai menyia-nyiakannya.”

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 135 Selamat Jalan, Ibu

    “Ibu kenapa?” tanya Alvan.Thea tidak bisa menjawab, ia malah semakin sesenggukan. Alvan meletakkan barang bawaannya ke kursi dan berjalan masuk ruangan. Ia melihat beberapa orang tampak sibuk menangani Bu Aminah.Seorang perawat langsung menghalangi Alvan dan berniat mengusirnya keluar. Namun, Alvan bersikeras. Matanya langsung membeku saat menatap seseorang yang terbaring tak berdaya di atas brankar.Tidak hanya itu, Alvan melihat salah satu perawat sudah menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut. Mata Alvan membola dengan beberapa buliran bening bertumpuk di sudutnya.“Bu Aminah ---”Suara Alvan tercekat tak bisa keluar, sementara bibirnya tampak bergetar.“Maaf, Tuan. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin,” ujar salah seorang tim medis menghampiri Alvan.Pria tampan itu hanya membeku di posisinya sambil menatap fokus. Ia tidak menyangka akan secepat ini pertemuan dengan ibu mertuanya. Itu sebabn

  • Jatuh di Pelukan Pak Dosen Killer   Bab 134 Hilang Satu Kepanikan

    “Ibu kenapa, Bi?” tanya Thea panik.“Sebelumnya ibumu sudah siuman, sempat membuka mata sebentar. Namun, tiba-tiba ia kembali drop. Sampai saat ini dokter masih melakukan pemeriksaan. Kalau bisa, kamu secepatnya ke sini.”Thea menganggukkan kepala. Tanpa menjawab lebih dulu, ia mengakhiri panggilan dan tergesa berjalan keluar gedung. Irma yang melihat reaksi Thea segera mengejarnya.“Thea, ada apa?”Thea menghentikan langkah dan menoleh ke Irma. Matanya sudah berkaca dan penuh buliran bening di sana.“Aku harus ke rumah sakit. Ibuku ---”Thea tidak melanjutkan kalimatnya, ia terlihat kacau dan hampir menangis. Irma hanya mengangguk sambil menatapnya dengan sendu.“Iya, pergilah. Aku nanti yang izinkan kuliahmu.”Thea mengangguk kemudian sudah berlalu pergi. Irma hanya diam sambil menatap punggung Thea yang semakin menjauh.“Semoga saja tidak terjadi apa-apa pada ibunya,” gumam Irma.Beberapa saat kemudian, Thea tiba di rumah sakit. Ada Bi Rina yang menyambutnya.“Bi, Ibu gimana?”“Dok

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status