Alessandro tertawa di seberang sana. Lucas mematikan panggilan telepon.Di kamar, Lizbeth menggenggam perutnya dengan lemah, tetapi tidak ada lagi air mata yang menetes. Ia tahu saat ini bukan lagi untuknya menangis.“Alessandro, kau harus membayar mahal semuanya.”Lizbeth masih terbaring di ranjang, wajahnya pucat, tubuhnya lemah.Beberapa hari ini, bayangan Lucien di dalam penjara terus menghantui pikirannya.Samantha masuk pelan, membawa sup hangat. “Sayang, kau harus makan. Kalau terus begini, kau bisa jatuh sakit parah.”Lizbeth menggeleng pelan. “Aku tidak lapar.”“Lilibeth, sampai kapan kamu akan seperti ini? Kamu tidak bisa mogok makan semaumu. Jika kamu masih keras kepala, bagaimana dengan anakmu. Dia butuh nutrisi dan gizi.” Samantha duduk di tepi ranjang,ia meraih tangan Lizbeth. “Kalau kau sakit, bagaimana bisa menyelamatkan Lucien.Kamu butuh kekuatan dan juga energi, bukan?.”Lizbeth menoleh, matanya berbinar. Namun, dia tidak membiarkannya menetes.“Nenek benar, aku haru
Joseph berbisik cukup lama kepada Caspian.Tangan Caspian gemetar saat memegang gelas kopi. Lalu, Joseph kembali berdiri.Lizbeth memperhatikan perubahan wajah ayahnya. “Dad?” tanyanya sekali lagi.Samantha ikut gelisah. “Caspian? Katakan sesuatu, kau membuat kami khawatir.”Caspian tidak memalingkan pandangannya dari Lizbeth. Ia mera kelu, dan suaranya terasa tercekat. “Lilibeth, jangan kaget, jangan panik.” Caspian menatap lekat putrinya. “ Apa pun yang aku katakan nanti, kendalikan dirimu.”Jantung Lizbeth langsung berdegup kencang, ia menebak kalau ini adalah kabar buruk.“Dad, langsung saja. Katakan.”Caspian menatap putrinya dalam-dalam. “Elmer, dia sudah ditemukan. Tapi, dia— dia tidak bernyawa!”DEG!!!!Lizbeth terbelalak, tubuhnya langsung kaku. Sendok di tangannya terjatuh, membentur piring dengan suara nyaring.“Apa…?” suaranya tercekat, hampir tidak keluar.Joseph menundukkan kepala. “Polisi menemukannya di sebuah hutan tua milik keluarga Kingsley. Pohon-pohon di sana dita
Lucas terdiam cukup lama. Sorot matanya dingin, tapi dia tidak bisa sepenuhnya menyembunyikannya dari Rosalia. Rosalia tersenyum miring, seolah-olah ia baru saja menemukan sebuah celah.“Aku hanya ingin memastikan dugaanku benar,” ucap Rosalia, suaranya merendah, namun tajam. “Kau menyimpan kebencian untuk seluruh Kingsley, tapi saat menyebut nama Lizbeth—ada yang berbeda di matamu. Kau bahkan berani melawan dirimu sendiri. Bahkan sangat terkendali.Lucas menyilangkan kedua tangannya. Ia menarik bibirnya, tersenyum miring. Tangannya mengetuk meja.“Hati-hati dengan ucapanmu, Rosalia. Kau hanya perlu tahu— jangan pernah mencoba menyentuhnya.”Rosalia terkekeh, menyilangkan kaki. “Kau melindunginya? Padahal dia pewaris Caspian. Pewaris yang merebut segalanya darimu. Lucien yang kau benci, tetap ada di sisinya. Dan Lizbeth, anak itu, garis darah utama Kingsley. Apa kau tidak muak? Atau kau justru terikat padanya karena satu hal?” Rosalia menatap Lucas dalam-dalam mencoba menebak isi hati
Pagi itu, Lizbeth berjalan mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah kusut. Ia menggerutu tanpa henti. Bahkan Samantha dan Caspian tidak pernah melihat Lizbeth semarah itu.“Kenapa semua orang aneh selalu muncul di saat-saat seperti ini? Seolah-olah mereka menunggu aku terpuruk dulu, lalu mereka datang untuk menambah masalah!”Samantha berusaha menenangkannya. “Lizbeth, duduk dulu. Kau sedang hamil, jangan terlalu banyak emosi.”“Aku muak, Nenek! Semuanya menyebalkan. Rosalia datang entah dari mana. Alessandro masih bergerak di luar sana, dan media terus menyerang Lucien! Mereka semua hanya ingin menghancurkan kami!” Lizbeth membentak, napasnya naik turun.Caspian yang mendengar hanya menghela napas berat. Ia tahu kesabaran putrinya saat ini sedang dirobek-robek bagaikan tisu yang tipis. Dan bisa terbakar dengan begitu mudah.“Lilibeth, sekarang kamu tenangkan dirimu. Lalu sarapan dulu, oke. Menggerutu tidak akan menyelesaikan masalah.”Lizbeth menarik napas dan perlahan menghembuskan
Malibu, Pagi itu, Samantha yang duduk di meja makan tidak bisa tenang. Dia masih memikirkan berita-berita miring yang menyerang Lizbeth dan Lucien. Suara mobil asing terdengar dari depan villa. Caspian yang tengah membaca laporan saham, mengangkat kepalanya dengan wajah heran. Mengingat semua orang berada di rumah, lalu tamu mana yang masuk tanpa dipersilahkan?Caspian akhirnya berdiri untuk memastikan siapa orang itu. Dilihatnya dari jendela, seorang perempuan turun dari mobil hitam itu. Sosoknya tinggi, anggun, meski usianya tidak lagi muda. Rambut hitam legamnya tergerai, rokok menyelip di jemarinya. Langkahnya mantap, dingin, seolah tidak ada satu pun yang mampu menggoyahkan dirinya.Caspian berdiri. Matanya membelalak saat perempuan itu melangkah masuk, tanpa harus dipersilahkan. “Rosalia?” suaranya bergetar marah. “Kenapa perempuan seperti dia bisa masuk ke dalam rumahku. Apa dia ingin mencari masalah denganku?”Caspian tidak bisa tinggal diam, jadi dia berjalan ke depan sana
New York,Suasana rumah tahanan masih terasa suram. Setelah kegaduhan besar di media, nama Lucien semakin tercoreng. Lucien juga sudah melihat berita terbaru yang menyeret Lizbeth dan membuatnya semakin marah.Siang itu, Lucien kedatangan tamu. Jason melangkah masuk bersama Mario, pengacara pribadi Lucien.Lucien menoleh, tatapannya gelap. “Kalian datang tepat waktu. Aku hampir gila di sini.”Jason duduk di kursi seberang, membuka map tebal berisi berkas-berkas.“Aku sudah mencari informasi tentang Kilian dan Lucas, seperti yang kau minta.” Ia menatap Lucien serius. “Tentang Kilian, tidak ada yang aneh. Semua catatan bersih, identitasnya jelas. Tapi Lucas—”Lucien mengernyit. “Apa dengan Lucas?” Tatapan Lucien semakin menajam.Jason menghela napas panjang. “Aku merasa ada yang salah. Jejaknya terlalu rapi. Semua informasi tentang masa lalu Lucas, terlalu sempurna, seakan-akan sudah disusun oleh seseorang. Dan setiap kali menyangkut Alessandro, entah bagaimana, Lucas selalu bisa tahu l