Share

Perang Dingin

Penulis: Caramelly
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-31 10:53:19

“Kau gila, Lucien?”

“Ya, aku sudah gila,” jawab Lucien pelan. Sorot matanya tidak goyah sedikit pun. “Lalu, sekarang kamu sudah tidak menginginkan aku lagi?”

Lizbeth menggigit bibirnya. Hatinya sakit, tapi dia tahu harus kuat. Bukan karena sudah tidak cinta. Justru karena dia terlalu mencintai Lucien.

“Atau kamu merasa terbebani dengan hubungan keluarga kita?” lanjut Lucien lagi, suaranya nyaris seperti bisikan.

Lizbeth tidak menjawab. Dia menunduk. Ada banyak hal yang ingin dia katakan, tapi semuanya terjebak di tenggorokan. Dia ingin Lucien berhenti. Bukan karena dia menyerah, tapi karena dia ingin Lucien tetap aman, tidak ikut hancur. Bukan karena malu, akan hubungan darah atau pandangan keluarga. Tapi bagaimana Lizbeth bisa menjaga Lucien. Lizbeth ingin melindungi Lucien dengan caranya sendiri. Meski itu berarti tidak bersamanya.

“Lucien,” bisiknya akhirnya. “Aku hanya tidak ingin kamu terluka.”

Lucien menghela napas pelan, seperti menahan amarah dan kesedihan dalam satu tarikan.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Lucien Cemburu part 2

    “Ya, aku tahu semua ini sandiwara. Namun, bagaimana dengan kedua orang tua kita. Apakah mereka hanya ingin menganggap semua itu panggung dan sandiwara?”Lucien tersenyum tipis. “Aku tidak peduli dengan pengumuman resmi mereka. Kamu tidak hanya saudara, kamu juga kekasihku Lilibeth.”Lizbeth tidak menjawab lagi, dia bergerak mengikuti Lucien. Semua mata, saat ini sedang memperhatikan Lizbeth dan Lucien yang sedang menari, mengikuti alunan musik. Bisik-bisik tidak terhindarkan, mereka mengatakan kalau Lizbeth dan Lucien memang serasi. Namun, sayangnya mereka adalah saudara. Namun, ada juga yang mengatakan kalau hubungan kotor tetap tidak pantas. Namun, tidak ada yang berani mengatakan secara terang-terangan.Di sisi lain aula, Victoria duduk dengan tenang di kursi tamu VIP. Wajahnya tanpa ekspresi. Tangannya memegang sampanye, ia meneguknya secara perlahan seraya memperhatikan sekitarnya. Ia tidak tersenyum, atau bahkan menyapa tamu yang lain. Malam ini Victoria memilih bungkam.Samanth

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kecemburuan Lucien

    Air mata Lizbeth menetes. Lucien merasakan kesedihan di hati kekasihnya, Lucien mendekat dan perlahan meraih tangan Lizbeth.“Aku hanya sedikit lelah, lebih tepatnya aku tidak ingin melihat perempuan yang kucintai dipermainkan. Terlebih orang itu adalah ibu sendiri. Lizbeth, kamu ingin melindungiku dan sekarang aku sedang melindungimu. Kita impas.”Lizbeth tercengang nyaris tidak percaya atas apa yang dikatakan oleh Lucien.“Apa kamu yang tidak percaya sekarang, kalau aku bisa melindungimu dengan caraku? Bukan karena sekarang aku Kingsley. Tapi, aku percaya aku bisa menjagamu. Melindungimu, apa kamu tidak percaya?”Lucien menghela napas. Ia tahu saat ini Lizbeth sedang emosi, justru pilihan Lucien bagi Lizbeth hanya akan memperburuk reputasinya di mata keluarga pihak ibunya dan Lizbeth tidak ingin melihat itu semua. Melihat orang yang dicintainya dipermainkan. Dijadikan ejekan, mengingat Lucien sangat sempurna dan tidak tersentuh.Lizbeth tidak ingin menjadi kelemahan Lucien. Malam se

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Tidak Ingin menggantikanmu

    Dua jam berlalu, di ruangan kerja yang dipenuhi rak buku tua dan lukisan keluarga, Cameron berdiri membelakangi pintu. Bahunya tegap, tapi sorot matanya mulai goyah. Di tangannya, segelas scotch yang belum tersentuh. Matanya menatap keluar jendela, ia masih memikirkan perkataan sang istri belum lama ini. Pintu terbuka. Victoria masuk perlahan, membawa dua gelas anggur. Seperti biasa, penuh perhitungan dan keanggunan yang berbahaya.“Aku tahu kau belum tidur,” ucapnya pelan, menaruh gelasnya di meja marmer. “Kau selalu begini saat merasa kalah.”Cameron tak menjawab. Ia hanya menatap gelas di tangannya. Lalu menghela napas panjang.“Caspian kembali, membawa satu nama yang selama ini tidak kita kenal, dan tiba-tiba dunia harus tunduk padanya,” gumamnya, lebih seperti berbicara pada diri sendiri.Victoria mendekat, menyentuh lengannya pelan. “Kau lupa seberapa keras kamu berjuang dulu, sayang, saat kakakmu masih koma, dan ayahmu masih hidup. Kau hanya anak kedua. Tapi kau berdiri, mengg

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Rapat Keluarga

    Lucien tidak langsung menjawab. Ia berdiri, lalu menepuk kepala singa putihnya sebelum melangkah mendekat.“Tidak. Aku hanya ingin mencari ketenangan saja,” sahut Lucien, dengan nada yang sama seperti semalam. Lembut, datar, tapi mengandung sesuatu yang dalam.Lizbeth menatap matanya, mencoba membaca apakah ada luka di hati pria yang dicintainya. Tapi Lucien pandai menyembunyikan apa pun yang dia rasakan. Dia tidak ingin kekasihnya terluka dan semakin memiliki banyak tekanan.“Aku pikir kamu marah…” gumamnya.Lucien menggeleng, lalu menatap ke arah singa yang sedang berbaring santai.Lizbeth tersenyum kecil. “Kamu lebih memilih singa daripada aku?”Lucien akhirnya menoleh lagi. Menatapnya lekat.“Aku memilih kamu,” katanya pelan. “Tapi dunia yang mengelilingimu penuh kebencian. Dan sepertinya kamu tidak yakin padaku.”Lizbeth menunduk. Ia tahu maksud Lucien. Mereka belum benar-benar bebas. Bahkan ketika Caspian sudah mengumumkan semuanya ke publik, bahkan saat satu per satu anggota ke

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Aku Sangat Mencintaimu!

    Setelah makan malam selesai, Caspian mengajak Cameron dan Samantha masuk ke ruangan kerja mendiang ayah mereka. Ruangan itu tidak berubah. Masih kaku, dingin, penuh kenangan. Samar-samar aroma kayu tua dan parfum lawas menyelimuti ruangan itu.Caspian duduk di kursi lama ayahnya. Cameron berdiri di dekat jendela, sementara Samantha duduk di sofa. Hingga suaranya mulai terdengar.“Caspian, sekarang kamu sudah kembali. Bisakah kamu akhiri perdebatan ini. Mommy sudah lama menunggumu pulang, bukan untuk berada dalam pertengkaran hebat, ataupun dikelilingi kebencian.”“Caspian, apa yang dikatakan Mommy benar. Apa semuanya tidak bisa diperbaiki? Apa kita sekeluarga tidak bisa lagi seperti dulu?”Caspian yang membelai meja sang ayah menghela napas berat. “Seperti dulu? Di saat kamu mengambil kekasihku, mengambil perusahaan dariku?” Caspian menatap ibu dan adiknya bersama kesedihan. “Kalian tidak hanya membuatku kecewa. Kalian juga tidak ingin Lizbeth diakui di dalam keluarga Kingsley. Aku ha

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Perang Dingin

    “Kau gila, Lucien?”“Ya, aku sudah gila,” jawab Lucien pelan. Sorot matanya tidak goyah sedikit pun. “Lalu, sekarang kamu sudah tidak menginginkan aku lagi?”Lizbeth menggigit bibirnya. Hatinya sakit, tapi dia tahu harus kuat. Bukan karena sudah tidak cinta. Justru karena dia terlalu mencintai Lucien. “Atau kamu merasa terbebani dengan hubungan keluarga kita?” lanjut Lucien lagi, suaranya nyaris seperti bisikan.Lizbeth tidak menjawab. Dia menunduk. Ada banyak hal yang ingin dia katakan, tapi semuanya terjebak di tenggorokan. Dia ingin Lucien berhenti. Bukan karena dia menyerah, tapi karena dia ingin Lucien tetap aman, tidak ikut hancur. Bukan karena malu, akan hubungan darah atau pandangan keluarga. Tapi bagaimana Lizbeth bisa menjaga Lucien. Lizbeth ingin melindungi Lucien dengan caranya sendiri. Meski itu berarti tidak bersamanya.“Lucien,” bisiknya akhirnya. “Aku hanya tidak ingin kamu terluka.”Lucien menghela napas pelan, seperti menahan amarah dan kesedihan dalam satu tarikan.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status