Share

Bab 2. Ella, dan lelaki keluarga Wirata

Ella Prameswari adalah wanita berusia 35 tahun, anak adopsi dari keluarga biasa pasangan Singgih dan Endah. Ia diadopsi ketika berusia 13 tahun. Saat Ella sedang menyelesaikan skripsi, Singgih dan Endah mengalami kecelakaan. Namun tak ada yang tahu kronologi kecelakaan tersebut. Ella hanya mendapat kabar, lalu melihat jenazah kedua orang tua angkatnya itu dimakamkan. Sungguh ironis apa yang menimpanya.

Tak butuh waktu lama Tuhan mempertemukan Ella dan Surya. Sehingga bagi Ella, Surya adalah malaikat pelindungnya.

Dan kini ia sedang dalam keadaan yang canggung. Keluarga Wirata yang dulu menolaknya, kini dengan tangan terbuka menerima dirinya dan anak – anaknya. Iya, baginya yang terpenting adalah anak – anaknya bisa diterima di keluarga ini sebagai keturunan keluarga Wirata.

Ella berjalan mengikuti Surya yang berada di depannya bersama Jupiter, dengan menggandeng Luna. Dan akhirnya, tibalah mereka di ruang makan utama yang besar. Meja itu memanjang dengan masing – masing 9 kursi di kedua sisinya. Tampak di sana duduk beberapa orang yang Ella yakini adalah adik – adik Surya. Namun tidak satu pun Ella mengenali mereka karena tidak pernah ada komunikasi di antara mereka.

Tuan Prabu mengatur duduk Nyonya Jane, menggendongnya untuk didudukkan di kursi paling ujung disisi kanannya. Sementara dirinya duduk di meja paling ujung. Surya mengambil kursi di sisi sebelah kiri Tuan Prabu diikuti Jupiter, Luna, dan Ella duduk berurutan di sampingnya.

Suasana hening sesaat, kemudian datang beberapa pelayan membantu menghidangkan makanan. Dan saat itu juga Ella merasa ada yang sedang memperhatikannya. Ia memberanikan diri menatap orang – orang di seberang meja makannya.

“Apa kabar kakak ipar? Apa kamu masih ingat aku?” gaya yang ramah namun sedikit selengekan ini pasti lah si bungsu di keluarga ini.

“Kamu pasti Jackson kan? Tentu aku ingat” Ella tersenyum berusaha menutupi bahwa ia sebenarnya hanya menebak saja.

“Wah, luar biasa. Sudah 10 tahun lebih tidak bertemu, tapi daya ingatmu masih kuat kak. Kak Surya memberimu vitamin dengan baik”.

“Jaga sopan santunmu Jack! Sapalah kakakmu dulu.” Nyonya Jane tidak suka anak bungsunya itu selalu seenaknya.

“Ah aku bosan dengan Kak Surya. Aku juga sudah sering meneleponnya tapi dia sangat sibuk. Bukankah baru-baru ini saja dia baru bisa di hubungi?”

Tanpa basa basi, Ella menyela.

“Jupiter, Luna, perkenalkan diri kalian kepada om kalian”. Ella tidak memperkenalkan nama adik iparnya satu per satu karena hanya Jackson yang ia kenali.

“Hai Om, aku Jupiter 10 tahun”.

“Hai Om, aku Luna 6 tahun”.

Keduanya tampak menggemaskan karena terlihat malu – malu.

“Hai bocil, namaku Jackson. Panggil aku uncle Jack. Dan ini di sebelah kiriku uncle Levin, yang di sebelah kananku uncle Rigel”

Ah, Ella melirik ke para adik iparnya itu satu per satu. Ia mulai mengingatnya, 12 tahun yang lalu saat ia menikah dengan Surya, Jackson masih berumur 14 tahun, Rigel 15 tahun, Levin 17 tahun, sedangkan Surya sendiri masih berusia 20 tahun saat itu. Ella memang lebih tua dari Surya, namun Ella tetap memutuskan untuk memanggilnya dengan sebutan Mas. Surya meminang Ella saat masih menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi ternama. Karena kekeh menikahi gadis pujaannya inilah akhirnya ia meneruskan kuliah di universitas lain yang lebih dekat dengan tempat tinggalnya bersama Ella sembari bekerja.

“Apa kabar Kak Ella, selamat datang kembali di kediaman keluarga ini” sapa Levin tersenyum ramah.

“Hai Lev aku baik, bagaimana denganmu? Aku dengar kamu telah menikah, lalu di mana istrimu?” Ella membalas keramahan adik ipar yang tampan dan tampak lembut mirip dengan Surya.

“Ah, sepertinya Kakak ketinggalan berita. Sebentar lagi mungkin aku akan bercerai”

“Eh? Maaf aku tidak tahu Lev” Ella merasa tidak enak hati. Ia melirik ke Surya.

“Ehem, sudahlah ayo kita mulai makan” Surya mulai mengalihkan pembicaraan.

“Kak Rigel, kenapa diam saja? Kamu tidak ingin menyapa Kakak ipar?” Jack mulai meledek sang kakak yang sejak tadi diam namun sedikit mencuri pandang ke Ella.

“Dia sudah tau aku, mau apa lagi?” tanggapan Rigel yang dingin ini tidak mengejutkan orang – orang di ruang makan itu.

Ella tiba - tiba teringat beberapa tahun lalu setelah menikah, ia sempat bertemu dengan Rigel. Dan ada kenangan buruk yang membuatnya tidak ingin mengingatnya lagi.

Hening..

“Sudahlah, jangan biarkan masakan ini dingin. Ayo cepat makan. Setelah ini ada yang ingin Papa dan Mama sampaikan” Nyonya Jane mencoba mencairkan suasana.

Para pelayan sedang membersihkan meja makan. Namun keluarga itu masih belum beranjak dari meja makan, mereka masih berbincang ringan.

Tiba – tiba Luna meringis sambil memegangi perutnya. Ella yang menyadarinya segera menanyakan kondisi putri kecilnya itu.

“Luna kenapa? Sakit perut?”

“Iya Ma, mau ke toilet”

“Baiklah, ayo Mama antar ya” mereka beranjak dari duduknya dan segera menuju toilet yang mengharuskan mereka keluar dari ruangan itu.

“Mama tunggulah di luar saja, aku bisa sendiri” Luna memang anak imut yang mandiri.

“Oke, nanti kalau sudah selesai panggil Mama ya” Luna hanya mengangguk lalu segera masuk ke toilet. Sedangkan Ella keluar dari setelah membasuh tangannya di wastafel.

Ella bersandar di dinding sambil menundukkan kepalanya, ia berpikir apa yang akan terjadi setelah ini? Apa Surya dan saudara – saudaranya akan memperebutkan kekuasaan? Ia yakin Surya adalah orang yang sederhana, bukan laki – laki yang haus kekuasaan. Surya memang saat ini memiliki perusahaan travel yang dibekali oleh Tuan Prabu. Levin, sudah memiliki jabatan di salah satu anak perusahaan milik Tuan Prabu juga. Jackson berkecimpung di dunia modeling. Sedangkan Rigel, di usianya yang masih 27 tahun ini baru saja mendirikan sebuah perusahaan di bidang pengembangan teknologi.

Ella yang sedang memainkan kakinya lalu tersadar ada yang menghampirinya, berdiri tepat di depannya.

“Lama tak jumpa, Ella”

Ella mendongak karena orang itu lebih tinggi darinya. Wajahnya tampan dengan garis wajah yang tegas. Sesaat ia terdiam karena mengagumi wajah adik iparnya itu.

“Oh, Rigel. Iya lama tak jumpa, mungkin sudah 12 tahun. Dulu kamu masih sekolah saat terakhir kita bertemu” Ella sedikit tergagap karena canggung. Ia takut Rigel akan mengingat dan membahas masa lalu.

“Lalu, bagaimana sekarang?” Rigel melontarkan pertanyaan itu seraya perlahan melangkah mendekati Ella lalu sedikit membungkuk hingga wajahnya kini berhadapan dengan Ella dalam jarak beberapa sentimeter saja.

“Apa?” hanya kata itu yang keluar dari mulut Ella saking terkejutnya.

Tatapan tajam dan aroma parfum yang menguar dari tubuh Rigel membuat Ella mematung, namun juga sedikit berdebar. Bahkan hampir sesak napas!

“Aku tanya, bagaimana aku yang sekarang?” ia masih menunggu jawaban.

“Oh, ya.. kamu sudah dewasa.” jawab Ella singkat sembari tersenyum kaku.

“Mama sama Om lagi ngomongin apa?” tatapan polos Luna mengejutkan kedua orang itu.

Rigel menatap dalam kedua mata Luna. Sepasang netra cokelat milik Luna mirip dengannya. Begitu juga dengan Jackson, netra cokelat itu diturunkan oleh nyonya Jane.

“Om sedang menyapa Mamamu, apa kamu keberatan gadis kecil? Baiklah Ella, jika kamu membutuhkan bantuanku hubungi aku atau suruh pelayanmu menemuiku.” Rigel beranjak kembali ke ruang makan.

Ella hanya terdiam karena bingung dengan sikap Rigel. Lalu seketika ia sadar ada Luna yang menunggunya dari tadi. Ia segera membawa Luna kembali ke ruang makan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status