Share

Jatuh ke Pelukan Para Ipar
Jatuh ke Pelukan Para Ipar
Penulis: Golden Butterfly

Bab 1. Berjumpa kembali dengan keluarga Wìrata

Sejak kepergian kedua orang tuanya, Ella Prameswari telah dipersunting oleh kekasihnya, Surya Wirata. Keluarga Surya yang adalah salah satu konglomerat di Indonesia awalnya sedikit mempermasalahkan pernikahan mereka berdua. Mereka bilang alasannya karena Ella adalah anak adopsi. Namun akhirnya Surya berhasil meyakinkan orang tua dan seluruh keluarga besarnya dengan syarat, tinggal jauh dari kediaman keluarga Wirata!

“Apa kita akan disambut baik nanti Mas?” Ella yang duduk di kursi belakang sambil memangku kepala anak bungsunya yang tertidur pulas merasa cemas, karena setelah bertahun – tahun akhirnya mereka kembali ke kediaman keluarga Wirata.

“Sudah jangan berpikir macam – macam. Kita pulang kesini karena dipanggil juga kan. Om Tiko bilang kesehatan Mama dan Papa kurang baik, dan ingin segera mengumpulkan anak – anaknya. Jadi aku pikir ini ada sesuatu yang mendesak. Kamu sabar ya sayang, masa lalu jangan diungkit lagi. Oke?” jawab Surya yang duduk di bangku depan dengan bijak sembari menoleh dan tersenyum ke kursi di mana wanita cantik berambut cokelat itu dan kedua anaknya duduk.

Taksi yang mereka tumpangi memasuki gerbang tinggi yang dijaga ketat oleh beberapa tim keamanan di kediaman itu. Mereka melewati pagar rumput dengan sisi kanan kiri adalah taman yang dihiasi bermacam jenis bunga juga pohon yang rindang. Entah berapa ratus meter, akhirnya tiba di sebuah bangunan megah yang terlihat sangat elegan.

Mereka berempat turun, dan segera disambut oleh beberapa pelayan yang membantu mengangkat barang. Juga oleh Om Tiko, si kepala rumah tangga.

“Maaf Mas Surya, saya tidak bisa mengirim mobil untuk menjemput di bandara. Karena 2 mobil sedang dipakai untuk menjemput Tuan muda Jackson dan Tuan muda Levin. Sedangkan yang lain...”

“Ah, nggak apa – apa Om. Ayo segera antar aku ke dalam” Surya memotong pembicaraan itu, karena ingin segera bertemu keluarganya.

“Baik Mas, mari saya antar ke dalam untuk beristirahat” Om Tiko yang berusia 57 tahun itu bergegas mengantar Surya, Ella, dan kedua buah hatinya yang masih sedikit ngantuk itu ke kamarnya.

Luna, si anak bungsu di gendong sang ayah karena masih sedikit mengantuk. Saat mereka menelusuri lorong menuju kamar, tampak taman bunga yang indah.

“Ayah, tamannya bagus sekali. Warna warni ya yah. Aku mau tinggal di sini aja yah” celetuknya.

“Iya, nanti kita tinggal di sini ya sementara. Nemenin kakek sama nenek” ucap Surya seraya melirik Ella yang sedari tadi tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Dan tak lama, mereka telah sampai di kamar untuk keluarga kecil itu. Om Tiko yang membukakan pintu, sedangkan 2 orang pelayan membantu meletakkan koper. Pemandangan di dalam kamar membuat 2 bocah cilik itu terpesona.

“Wahhh.. “ Jupiter dan Luna mengucapkan itu bersamaan sambil berlarian di kamar yang lebih mirip apartemen itu.

“Di sebelah sini kamar Tuan dan Nona kecil” Om Tiko tersenyum kepada kedua bocah itu sambil membukakan pintu yang berada di sisi kanan ruangan. Rupanya pintu itu menghubungkan antara kamar Surya dan Ella dengan kamar anak – anak.

Ella yang hendak membongkar kopernya, dikejutkan dengan seorang pelayan wanita muda yang tiba – tiba meraih kopernya.

“Jangan Nyonya, ini tugas saya. Perkenalkan nama saya Bella. Dan mulai sekarang saya dan Marry akan melayani kebutuhan Tuan dan Nyonya” Bella dan Mari tersenyum seraya sedikit membungkukkan badannya.

Ia terlihat ramah, wajahnya juga cantik terawat. Mungkin usia Bella dan Marry sekitar 22 tahun pikir Ella.

“Oh, baiklah. Terima kasih Bella dan Marry” Ella juga tersenyum kepada mereka berdua, sementara Surya sedang mengobrol dengan Om Tiko dan sesekali melirik ke arah Ella dan kedua pelayannya.

*****

“Ayo sayang, kita sudah ditunggu Papa dan Mama di kamar mereka” Surya menggandeng Luna, sedangkan Ella menggandeng Jupiter.

Ella masih gugup, ia masih ingat betul dengan kejadian 12 tahun silam, saat dirinya dipersunting Surya. Dan bagaimana keluarga Surya mengacuhkan dirinya. Dan kini, setelah 12 tahun berlalu, entah apa tanggapan keluarga besar ini terhadap dirinya dan anak – anaknya.

Om Tiko membuka pintu kamar Prabu Wirata dan istrinya, Jane Rosendale. Jane adalah seorang wanita keturunan Inggris yang sejak remaja tinggal di Indonesia. Ia adalah putri konglomerat sama halnya dengan Prabu. Meski begitu, mereka menikah atas dasar cinta bukan perjodohan.

“Tuan Prabu, Nyonya Jane, Tuan muda Surya... Ehem maksud saya Mas Surya sudah tiba” Om Tiko kelepasan salah memanggil Surya dengan sebutan tuan muda, karena sejak kepergian Surya mereka berdua melarang memanggil tuan muda lagi.

“Tidak apa – apa Tiko, suruh segera masuk” perintah Tuan Prabu.

“Baik Tuan. Silakan Mas Surya, Nona Ella”

Mereka berempat masuk ke kamar sang pemilik kediaman keluarga besar itu. Om Tiko keluar kamar dan menutup pintu.

Suasana hening sesaat, aura dingin dan canggung menyelimuti ruangan itu. Ella menggenggam erat tangan kedua anaknya yang sejak tadi diam saja karena takut. Sementara Surya perlahan mendekati Ayahnya yang sedang duduk di kursi menghadap ke sebuah kursi roda di tepi jendela kamar. Di kursi roda itulah nyonya Jane duduk dan terlihat sedikit pucat.

“Papa, Mama, apa kabar? Apa yang terjadi Pa? Kenapa Mama...”

“Bagaimana kabar kalian? Apa kalian baik – baik saja? Duduklah di sana.” Tuan Prabu berdiri seraya mendorong kursi roda nyonya Jane ke arah Surya dan Ella dan mengisyaratkan untuk duduk di sofa kamarnya itu.

Mereka berempat duduk dan diikuti oleh Tuan Prabu yang duduk di sebelah Surya. Sementara mata nyonya Jane sejak tadi tidak berhenti mengikuti gerak gerik Ella dan kedua anaknya.

“Kemarilah” pinta nyonya Jane kepada Ella.

Ella bergegas mendatanginya dan duduk di ujung sofa dekat dengan kursi roda nyonya Jane, diikuti oleh Jupiter dan Luna yang sedari tadi masih asing dengan kakek dan neneknya.

“Mama eh, Nyonya... Bagaimana kabar Anda? Apa yang telah terjadi?” Ella memberanikan diri memulai percakapan.

“Sebulan yang lalu aku mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakiku lumpuh. Ella, bagaimana kabarmu dan Surya?” kata – kata nyonya Jane mengejutkan Ella karena selama ini hanya sedikit komunikasi di antara mereka.

“Baik Nyonya, Mas Surya juga baik – baik saja. Ia bekerja sangat keras untuk saya dan anak – anak. Terima kasih karena Tuan dan Nyonya telah mempercayakan bisnis travel itu kepadanya. Dan ini adalah anak – anak kami Nyonya. Jupiter, Luna, beri salam kepada nenek dan kakek”

Jupiter yang awalnya ragu, namun setelah mendapat kode dari sang Ibu akhirnya ia pun memberanikan diri.

“Halo nenek, kakek, apa kabar? Aku Jupiter dan ini adikku Luna” ia memperkenalkan diri seraya mencium tangan nenek dan kakeknya dan diikuti Luna yang masih diam karena sedikit takut.

“Kemarilah sayang, peluk nenek” nyonya Jane membentangkan kedua tangannya pertanda ingin memeluk kedua cucunya. Jupiter dan Luna malu – malu, namun akhirnya menyambut pelukan neneknya.

Ella benar – benar tidak percaya dengan keadaan ini. Saat pertemuan terakhir, mereka terlihat sedikit dingin. Bahkan tidak ada komunikasi yang intens di antara mereka. Apa ada sesuatu yang sedang terjadi?

Surya menatap Ella dengan tersenyum.

“Sebenarnya apa yang terjadi Pa?” Surya penasaran dengan keadaan ini.

“Sebenarnya, tidak lama lagi Papa akan mundur dari jabatan Papa. Dan Papa ingin kamu, dan 3 saudaramu yang melanjutkannya” Tuan Prabu menghela napas.

“Papa tidak ingin anak – anak Papa tidak kebagian sepeser pun harta Papa. Jadi Papa dan Mama memutuskan untuk memanggil kamu, Ella dan anak – anakmu kemari. Tinggallah di sini, berkumpul dengan saudara – saudaramu yang lain” tegas Tuan Prabu.

“Baik Pa, Surya dan Ella mengerti” Surya tak menolak saking bahagia karena akhirnya Papa dan Mamanya menerima keberadaannya beserta keluarga kecilnya itu.

Tok tok tok

Ceklek

“Tuan Besar, semua Tuan Muda sudah berkumpul di ruang makan”. Om Tiko membuka pintu untuk memanggil mereka.

“Baiklah, suruh tunggu sebentar lagi. Kami akan ke sana. Ayo semuanya kita ke ruang makan” Tuan Prabu segera mendorong kursi roda istrinya keluar kamar diikuti oleh yang lain. Tuan Prabu memang tidak membolehkan siapa pun mendorong kursi roda istrinya kecuali dalam keadaan mendesak.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status