Beranda / Rumah Tangga / Jatuh ke Pelukan Para Ipar / Bab 3. Rigel : Malam ini kamu milikku!

Share

Bab 3. Rigel : Malam ini kamu milikku!

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-14 14:59:22

Aura serius mulai menyelimuti seisi ruangan. Pun juga Ella dan dua bocilnya yang telah kembali dari toilet sejak 7 menit yang lalu. Setelah suasana tenang, barulah Tuan Prabu memulai perbincangan utama yang ditunggu.

“Baiklah, pertama Papa dan Mama ingin mengutarakan permintaan maaf kepada Surya dan Ella. Selama ini kita belum menyambut baik mereka di keluarga Wirata. Papa berharap mulai saat ini, kita bersatu kembali menjadi keluarga yang utuh. Juga selamat datang cucuku yang manis – manis. Jika ada yang kalian butuhkan, bilang saja ke Nenek atau Kakek” ucapan Tuan Prabu menghangatkan hati seisi ruangan, juga si kecil Jupiter dan Luna yang terlihat tersipu.

“Mulai saat ini juga, panggil Surya Tuan dan Ella Nyonya. Jangan lupa itu Tiko” seraya memandang Om Tiko dan segera direspon olehnya.

“Baik Tuan besar”

“Dan kamu Ella, jangan panggil kami Tuan dan Nyonya lagi. Panggil Papa dan Mama."

“Baik Pa.” Ella tersenyum sumringah kepada kedua mertuanya itu.

“Lalu inti dari Papa dan Mama mengundang kalian kemari adalah kami ingin kalian semua pindah ke kediaman ini, karena Papa berencana pensiun sebagai CEO Wirata Grup.”

Ketiga bersaudara, Levin, Rigel, dan Jackson belum mendengar kabar ini sama sekali, sehingga terkejut luar biasanya. Mereka saling berpandangan kemudian menatap sang ayah dengan penuh pertanyaan.

“Oh, come on Dad! Apa ini? Kenapa tiba – tiba? Apa ada masalah lain selain sakitnya Mama?” Jackson telah meluap – luap.

“Iya Pa, apa ada masalah? Mungkin kami bisa membantu Papa?” timpal Levin.

“Sudahlah, dengar dulu penjelasan Papa!” tegas Rigel yang sejak tadi terlihat tenang.

Ella dan Surya sedikit tegang meski telah mengetahuinya sejak sore tadi.

Tuan Prabu menghela napas sebelum melanjutkan pembicaraannya.

“Papa sudah merasa lelah, dan ingin menjaga Mama kalian yang sedang sakit ini. Jadi Papa harap kalian segera pindah ke kediaman ini dan Papa akan segera menunjuk salah satu di antara kalian untuk menggantikan Papa sebagai CEO Wirata Grup.” wajah Tuan Prabu terlihat sendu ketika mengucapkan ini seraya menggenggam erat tangan istrinya.

“Lalu, kapan tepatnya Papa akan mengumumkan pengganti Papa?” tiba – tiba Surya mengucapkan ini, yang membuat semua menatapnya heran. Terutama Ella yang reflek memelototi Surya semacam kode peringatan untuk kalimatnya yang dinilai kurang pantas.

Tuan Prabu dan Nyonya Jane juga saling bertatapan, lalu diikuti pernyataan.

“Papa belum tahu kapan pastinya, yang penting semua harus pindah dulu ke kediaman ini. Baru Papa akan menilai performa kalian. Malam sudah semakin larut, Papa akan mengantar Mama untuk beristirahat dulu.” Tuan Prabu beranjak bersama Nyonya Jane yang duduk di kursi roda. Diikuti oleh Surya yang berniat membantu mendorong kursi roda Nyonya Jane.

Tinggallah Ella dan kedua anaknya di meja makan itu bersama Levin , Rigel, dan Jackson.

Ella merasa sedang diperhatikan seseorang, saat dia menoleh ternyata Rigel. Rigel menatap Ella dengan tatapan yang tajam. Entah apa yang dipikirkannya, hingga membuat Ella tidak nyaman dan segera mengajak kedua anaknya kembali ke kamar.

*****

Jupiter sudah terlelap, begitu juga Luna. Mereka kelelahan karena perjalanan jauh hari ini. Ella yang masih terjaga karena menunggu Surya kembali dari kamar kedua orang tuanya membuka jendela kamarnya. Rupanya jendela itu menghadap ke arah taman depan rumah. Terlihat juga jalan yang menghubungkan kediaman Wirata dengan pagar besi yang menjulang untuk memasuki area kediaman itu.

Kamar Ella dan Surya memang berada di lantai 4, sehingga pemandangan di luar tampak jelas. Kata Om Tiko, Surya lah yang memilih kamar itu sendiri sebelum datang di kediaman.

Entah alasan apa yang membuatnya memilih lantai 4. Padahal di lantai 2 dan 3 masih ada yang kosong. Kamar Tuan dan Nyonya Wirata berada di lantai 1, juga Jackson dan Levin. Sedangkan Rigel di lantai 2. Sebenarnya di lantai 3 dan 4 ada beberapa kamar yang diisi oleh para pelayan. Tapi masih ada kamar khusus untuk keluarga Wirata juga.

Ella melamun sambil melihat pemandangan di luar jendela. Lamunannya buyar ketika melihat 2 mobil mewah keluar dari kediaman itu. Ella masih belum hafal pemilik mobil di keluarga ini. Tapi salah satu mobil itu mirip dengan ciri – ciri mobil yang diceritakan oleh Om Tiko siang tadi saat baru tiba di rumah, sedan mewah berwarna hitam milik Tuan Prabu.

“Kenapa jam segini Papa keluar? Ini sudah jam 10 malam. Dan bukannya Mas Surya tadi di kamar Papa?” Ella tak sadar bergumam.

Ella yang tiba – tiba haus lalu keluar dari kamarnya untuk mengambil air minum di dapur lantai 2. Ia sengaja tidak meminta bantuan pelayannya karena belum mengantuk juga sekalian mencari Surya yang belum kembali ke kamar.

Setelah pintu lift terbuka, ia berjalan menyusuri koridor yang sepi. Ia sedikit penasaran apa jam segitu memang pelayan sudah selesai dengan tugasnya dan sudah beristirahat.

Kini ia sudah sampai di dapur minimalis di lantai 2, memang sepi. Tidak tampak 1 pun pelayan di sana. Karena sedikit takut ia pun buru – buru meneguk segelas air putih dan berniat segera kembali ke kamarnya. Namun saat hendak berbalik badan, tiba – tiba ada yang memeluk pinggangnya. Gelasnya jatuh, dan ia hendak berteriak.

“Sssstttt... jangan berteriak sayang.” Bisik pria itu.

Dan kini mereka berdua bertatapan.

“Rigel??!! Apa yang kamu lakukan?!” jantung Ella berdegup sangat kencang. Badannya lemas saking kagetnya, apalagi dengan posisi mereka yang seperti berpelukan.

“Lepaskan aku Rigel! Jangan kurang ajar denganku!” Ella berontak berusaha lepas dari pelukan Rigel, namum sia – sia karena Rigel bertubuh tinggi dan kekar.

“Malam ini kamu milikku!” Rigel mengangkat Ella, membopongnya secara paksa. Ia tidak terpengaruh dengan gerakan meronta Ella.

Ella tidak menyadari bahwa di lantai 2 ada kamar Rigel. Tepatnya, di koridor sebelah kanan. Ella juga tidak menyadari bahwa tadi ia telah melewati kamar Rigel karena pintu kamar itu tertutup.

Rigel melempar Ella ke kasurnya setelah menendang pintu kamarnya agar tertutup. Ia segera menindih tubuh Ella yang terus meronta. Saat itu, Ella menyadari ada bau alkohol di badan Rigel.

“Rigel apa kamu mabuk? Cepat sadar dan lepaskan aku!”

“Kenapa? Kamu tidak suka denganku? Lebih suka dengan penipu itu? Kesabaranku sudah habis. Kamu itu milikku!”

“Dasar gila! Aku akan.. hhmmpp!!” Rigel segera membungkam mulut Ella dengan ciuman panasnya. Hingga Ella kesulitan bernapas.

Sekitar 30 menit, Ella sudah lemas karena sulit bernapas. Rigel memperlambat gerakan ciumannya. Kini ia melumat bibir Ella dengan lembut. Ella pasrah, selain tubuhnya telah lemas karena tertindih juga karena ia merasakan debaran aneh di dadanya. Lalu Rigel melepaskan ciumannya dan menatap Ella dalam – dalam.

“Mulai saat ini, jangan menghindariku karena kita satu atap. Kamu yang membuatku begini, jadi kamu harus bertanggung jawab!” ia perlahan melonggarkan tindihannya.

“Apa maksudmu? Dasar pemabuk!” Ella mengambil kesempatan itu untuk berontak dan lepas dari cengkeraman adik iparnya itu.

“Bahkan kamu bisa saja menikah denganku pada akhirnya Ella! Hahahah!”

“ Sinting!” Ella meninggalkan Rigel yang tengah mabuk dan membanting pintu kamarnya. Seluruh tubuh Ella gemetar, juga jantungnya yang berpacu sangat cepat.

Setengah berlari ia menuju kamarnya. Dan ternyata Surya sudah berada di kamarnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 23 Masa Remaja Levin : Aku Terlambat

    Parto berjalan menuju garasi dengan lesu. Tatapannya kosong, badannya basah karena keringat. Pikirannya kalut, setelah ini entah apa yang akan terjadi dengan nasibnya. Sudah jelas ia akan dipecat, tapi lebih takut lagi jika sampai masuk penjara. Sedangkan sebenarnya, ia tidak melakukan kesalahan apapun. "Sssttt.. Parto! Sini!" Suara Surya mengagetkan Parto. Lalu ditariknya Parto ke pojokan garasi. "Mas, tuan Besar marah sekali. Saya takut dipenjara, Mas. Gimana ini?" mata Parto tampak berkaca-kaca. "Tenang, To. Aku jamin kamu aman. Papa pasti membantumu agar tidak sampai masuk penjara, walau pasti kamu dipecat. Begini saja, aku akan kasih kamu kompensasi sebagai permintaan maafku. Aku akan kasih uang lima puluh juta buat kamu dan keluargamu di kampung. Gimana?" "Bener lo, Mas." desak Parto. "Iya, tenang saja. Kamu bisa beli motor baru dan buka usaha di kampungmu. Tapi kamu janji, jangan sampai ada yang tahu kalau aku yang pakai motormu." Pak Basir mengelus dada saat tak s

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 22. Masa Remaja Levin : Parto

    "Bagaimana, Pa?" tanya nyonya Jane serius. "Sebenarnya Levin masih terlalu muda untuk hal ini. Tapi, mengingat apa yang telah terjadi kepada keluarga Herman, terlebih Ella yang sekarang menjadi sangat menderita, aku merasa sangat bersalah." kata tuan Prabu penuh penyesalan. "Kita kan tidak langsung menikahkan mereka. Cukup tunangan saja dulu. Nantinya Ella bisa kita rawat, juga bisa kita sekolahkan lagi. Entah kebetulan sekali Levin tertarik dengannya." Tuan Prabu dan nyonya Jane berada di ruang kerja saat percakapan itu sedang berlangsung. Tanpa mereka sadari, Surya yang awalnya hendak menemui nyonya Jane, akhirnya menghentikan langkahnya setelah mendengar percakapan kedua orang tuanya itu. Hatinya semakin penasaran, siapa Ella sebenarnya. Ia pun berniat mencari tahu tentang Ella. Parto bersiap dengan motornya. Lalu tiba - tiba dikejutkan dengan kehadiran Surya."Ayo, Mas Parto. Aku ikut." ucap Surya seraya naik diatas motor Parto yang beberapa detik lagi akan melaju. "Astaga

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 21. Masa Remaja Levin: Hadiah untuk Ella

    Ketiga kalinya, Levin datang ke rumah lavender bersama Pak Basir. Ia selalu antusias saat menanti Ella menampakkan diri. "Sudah saya bilang kan tadi, seharusnya Mas Levin ikut masuk. Jadi kita tidak menunggu begini." "Pak, kan katanya rahasia. Masak aku ikut juga ke sana, kan aneh. Ya sudahlah, ayo kita pulang. Sudah sore juga, aku capek." keluh Levin yang kemudian menyandarkan tubuhnya. "Eh, Mas. Itu dia Non Ella nya!" seru Pak Basir dengan riang. Levin bergegas merapatkan tubuhnya ke pintu samping seraya menatap dalam Ella yang tiba - tiba keluar dari rumah bersama Pak Singgih. Sepertinya mereka berdua hendak keluar rumah bersama, dengan menaiki motor matic berwarna hitam. Pak Singgih yang melihat keberadaan mobil Pak Basir, lalu turun dari motornya dan mengatakan sesuatu kepada Ella. Pak Basir dan Levin menjadi tegang, keduanya dengan fokus menatap Pak Singgih dan Ella yang menunjuk ke arah mereka berdua. Tak lama, Ella berjalan menuju mobil yang dinaiki Levin itu.

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 20. Masa Remaja Levin: Namanya Ella

    "Aku dengar keluarga Herman bangkrut karena ulahmu, Prabu. Apa benar?" tanya seorang tamu di rumah Tuan Prabu kala itu. Laki-laki berkumis tebal dengan sinis memandang Tuan Prabu.Tuan Prabu enggan menjawab pertanyaan itu. "Apa kamu jauh-jauh kemari hanya untuk melontarkan pertanyaan bodoh itu, Joko?" tanya balik Tuan Prabu. "Kamu sendiri tahu persis, apa yang sebenarnya terjadi dibalik kasus kebangkrutan perusahaan Herman. Kenapa masih pura - pura tidak tahu?" imbuhnya.Joko yang adalah saingan bisnis Tuan Prabu, mendengus karena kesal."Tidak usah munafik kamu, Prabu. Bukankah kini perusahaan Herman sudah kamu ambil alih?""Apa aku harus menjelaskan satu per satu kepadamu? Aku dijebak untuk dimanfaatkan oleh Jaya Grup, sehingga seolah aku yang membuat Herman bangkrut. Dan kini perusahaan Herman diberikan kepadaku dengan alasan kompensasi atas dasar rekan bisnis. Apa kamu pikir aku bodoh? Aku menerima perusahaan Herman karena aku tidak ingin perusahaan itu jatuh ditangan orang yang

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 19. Aku Juga Menyukai Ella

    "Tuan Levin!"Dengan langkah cepat, Levin menghampiri Ella dan Marry yang tengah duduk santai. Kali ini Levin berpakaian santai tak seperti biasanya. Wajahnya terlihat cerah ceria, segar dan mempesona. Senyumnya juga terus mengembang di bibirnya. Ella berpikir, sepertinya ada hal baik yang sedang dirasakannya. Padahal semalam masih terasa ketegangan diantara keluarga Wirata itu. "Bagaimana keadaanmu, Ella? Apakah sudah membaik? Aku membawakanmu minuman kesehatan, ini sangat baik untuk mengurangi stres dan membuat badan menjadi bugar. Lalu, ada camilan juga untuk anak - anak." Wajah rupawan Levin rupanya telah membuat Ella tak menyadari bahwa Levin datang sambil menenteng tas plastik berisi banyak makanan dan minuman."Oh, iya. Terima kasih." Hanya itu yang bisa diucapkan Ella lantaran merasa masih canggung, sejak ia mendengar percakapan semalam.Hening sesaat.Ada hawa dingin yang dirasakan Marry. Sejak kedatangan Levin, Marry hanya bisa diam sambil memperhatikan gerak gerik Tuanny

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 18. Awal Terbongkarnya rahasia 2

    Keringat Ella bercucuran, tubuhnya panas dingin. Namun ia tetap berusaha memfokuskan pendengarannya agar bisa terus memahami isi pembicaraan orang - orang di dalam ruangan itu.Ella perlahan kembali mencoba mengintip di balik pintu yang tak tertutup rapat itu. Terlihat Rigel yang duduk kaku dengan sorot mata yang tajam seolah baru mendengar kabar menggemparkan yang belum pernah ia ketahui. Sedangkan Levin dan Jack juga terlihat tegang"Pa, aku menyukai Ella. Lagi pula saat itu Levin masih usia berapa? Kenapa memaksakan Levin menikah dengan Ella?" Ucap Surya protes."Hah! Kamu sendiri saat itu umur berapa? Kamu memaksakan kehendakmu sendiri untuk segera menikah hingga rela pergi dari kediaman ini. Jangan lupa itu!" timpal Levin yang merasa tak terima dengan kata-kata Surya."Papa dan Mama berencana menjodohkan Levin dan Ella, itu adalah keputusan kami yang tidak perlu kalian tahu. Terutama kamu Surya." Kata Tuan Prabu seraya menunjuknya."Kenapa, Pa? Kenapa aku tidak boleh tahu? Apa ka

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 17. Awal Terbongkarnya Rahasia

    Sony dan Wingky perlahan mendekati Levin yang masih dalam posisi menggendong Ella."Tunggu Lev, aku seperti pernah melihat wanita ini bersama kedua adikmu?" tanya Wingky yang tak membuat Levin kaget, karena kedua reporter itu memang selalu menguntit keluarganya."Rigel bilang, ia masih kerabat dengan keluarga Wirata?" imbuhnya."Benar," jawab Levin seadanya lalu beranjak pergi sebelum akhirnya dihentikan lagi oleh pernyataan Sony."Tapi Lev, menurut desas desus dari staf hotel, wanita ini adalah istri dari salah satu tamu di hotel ini. Siapa laki-laki itu?" "Berempatilah sedikit dengan kami." Hanya kata - kata itu yang bisa diucapkan oleh Levin. Lalu ia bergegas menuju tempat parkir mobilnya.Kedua reporter spesialis keluarga Wirata itu tak bergeming, hanya saling melontarkan pemikiran mereka."Semakin menarik," ucap Sony."Betul! Hari - hari kita akan semakin sibuk. Kita harus berterima kasih juga kepada Lusy, " timpal Wingky.*****Levin memacu mobilnya secepat mungkin, berharap wa

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 16. Terpergok bersama Bella!

    "Hei, tunggu! Apa yang kalian lakukan?!"Ella bergegas mengekor Levin menerobos masuk ke dalam kamar."Kalian ini kenapa? Kenapa tiba-tiba masuk?" nada Surya sedikit meninggi membuat Ella terkejut dengan sikapnya."Kami kenapa, katamu? Kamu yang kenapa, Mas? Aku ini istrimu, dan dia adikmu. Apa kamu menyembunyikan sesuatu, sampai istrimu sendiri tidak boleh masuk?" jantung Ella berdegub cepat, tubuhnya gemetar. Matanya mencari sesuatu keseluruh penjuru ruangan, mencari sesuatu yang mencurigakan. Namun Levin yang berkeliling pun tidak menemukan apapun."Apa yang kalian cari? Kalau kamu mau bicara baik - baik, lekaslah bicara." Kata Surya singkat.Akhirnya Levin memberikan kesempatan kepada Ella dan Surya untuk bicara berdua. Ia beranjak keluar dari kamar itu."Sampai kapan kamu akan begini, Mas? Dulu kamu memang pernah seperti ini saat marah. Tapi tidak bisakah kamu sedikit berubah? Kamu bahkan tidak menelepon anak - anak. Aku telepon pun tidak pernah kamu angkat.""Berubah, katamu? A

  • Jatuh ke Pelukan Para Ipar   Bab 15. Ke Kantor Surya

    Suara mesin mobil taksi yang ditumpangi oleh Ella dan kedua anaknya menderu di jalan aspal. Wajah Jupiter tampak cerah, begitupun dengan Luna yang sedari tadi bernyanyi di dalam taksi. Mereka tak sabar bertemu sang papa lantaran beberapa hari tidak berjumpa, bahkan tidak menelepon sekalipun. Ella sedari tadi hanya bisa menutupi kegelisahannya dengan senyuman palsu di depan anak - anaknya. Ia teringat, ini bukan yang pertama kali Surya marah hingga tak pulang ke rumah. Walau begitu hatinya tetap sakit, setidaknya ia ingin bicara melalui telepon. Apalagi ia sangat sedih melihat Jupiter dan Luna yang sering merengek karena rindu dengan ayahnya.Ia tahu, ia bersalah dengan mengambil keputusan sendiri tanpa seijin dari suaminya. Tapi sungguh ia tak berniat untuk macam - macam. Semalam saat pulang bersama Rigel dan Jack, Nyonya Jane memberi kabar bahwa Surya menghubungi Mamanya itu. Surya hanya berpesan kepada sang ibunda agar tidak khawatir tentangnya. Ia hanya butuh menyendiri, lantaran

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status