Share

Bab 152

Author: Fara Kinara
Pencuri itu menatap tubuh Natalie yang indah dan memikat di atas ranjang, tak kuasa menelan ludahnya.

Membayangkan bisa meniduri perempuan secantik ini dan setelahnya mendapat bayaran besar, dia tak bisa menahan kegirangannya.

Meski perempuan ini sudah meminum air yang telah dicampur obat, dia tetap khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Karena itu, dia memutuskan untuk bertindak cepat. Dengan hasrat menggebu-gebu, dia hendak menanggalkan celana tidur Natalie.

Selama dia berhasil menodai perempuan ini, tugasnya dianggap selesai!

Sayangnya ... dia tidak pernah mendapat kesempatan itu. Tangannya bahkan belum menyentuh Natalie saat sudah terdengar suara benturan! Sebuah sosok bertubuh tegap menerobos masuk dan langsung mencengkeram kerah bajunya dari belakang, lalu menghantamkan tinju dengan keras ke wajahnya.

Pria itu langsung terlempar, mengerang kesakitan.

Natalie terbangun kaget, matanya terbuka lebar. Dia melihat dua sosok gelap muncul di kamarnya. Dia ketakutan dan spontan me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 162

    "Hmph." Terdengar sebuah dengusan.Denzel menatapnya dengan penuh ejekan. "Kamu bilang aku nggak punya hati nurani, coba lihat dirimu sendiri. Kalau nggak ada untungnya, wajahmu masam. Kalau ada untungnya, langsung senyum manis. Natalie, kamu memang hebat.""Uh ...." Natalie tersenyum canggung. "Pak Denzel, kamu makan dulu baru deh nyinyirin aku, ya?"Mencium aroma bubur yang wangi di udara, perut Denzel pun berbunyi keroncongan. Dengan wajah tetap dingin, dia pun memakan bubur yang disuapkan Natalie.Sudah seharian dia belum makan. Nafsu makannya sangat baik, sampai-sampai menghabiskan tiga mangkuk penuh.Setelah membereskan mangkuk dan sendok, Natalie kembali duduk di sampingnya dan berkata dengan lembut, "Pak Denzel, tadi kamu bilang sudah menyelesaikan masalah Keluarga Harmansyah, apa maksudnya?"Denzel yang sudah kenyang tampak lebih santai. Dia melirik Natalie sekilas. "Waktu aku setuju menangani kasus Robert, aku sudah menduga Keluarga Harmansyah pasti akan balas dendam."'Jadi,

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 161

    Denzel memang sengaja. Sengaja membiarkan Hardi masuk dan melihat sendiri apa yang mereka lakukan.Biarpun dia sudah pergi dinas beberapa hari, menurutnya itu tidak masalah. Begitu kembali, Natalie tetap ada di bawah kendalinya. Denzel melangkah mendekat, ujung bibirnya terangkat tipis. "Nggak senang?""Kamu pikir aku harus senang? Apa yang kamu lakukan barusan bikin aku malu sekali," Natalie menatapnya tajam."Huh." Denzel menyipitkan mata, wajahnya menggelap. "Bersamaku itu memalukan? Menurutku kamu itu peduli sama dia. Nggak mau dia tahu, 'kan?""Bisa nggak kamu jangan bawa-bawa Pak Hardi dalam setiap hal?" Natalie mulai merasa lelah."Apa aku salah? Kamu makan malam sama dia, suasananya jelas begitu .... Kalau aku nggak pulang malam ini, orang yang barusan ada di sini bercumbu sama kamu pasti dia.""Di matamu aku ini wanita murahan?""Memangnya bukan?""Kamu ...."Dada Natalie naik turun karena marah dan matanya mulai memerah. Ternyata di mata Denzel, pandangannya terhadap Natalie

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 160

    Natalie terpaksa mendongak menatapnya. Tatapannya bergetar, suaranya pelan dan lemah. "Aku mengerti.""Bagus, yang patuh ya." Denzel menunduk dan langsung menciumnya. Bibir Natalie lembut, seperti agar-agar dengan kehangatan susu, sangat nyaman untuk dicium.Natalie tidak membalas, bibirnya tetap tertutup rapat. Pria yang menciumnya merasa kurang puas. Dia menggigit bibir Natalie sebagai hukuman.Sambil mencium, Denzel mengangkat tubuh Natalie, membawanya ke ruang tamu. Punggungnya jatuh ke sofa. Natalie terengah-engah sambil menatap pria yang kini melepaskan kemejanya itu, memamerkan dada bidang dan perut berotot.Walaupun sudah melihatnya beberapa kali, Natalie tetap memalingkan wajah. Pipinya memerah."Malu kenapa? Bukannya kamu sudah pernah lihat?" Denzel mencondongkan tubuhnya ke depan. Wajah Natalie semakin merah, sangat malu.Awalnya dia memang tidak bergairah, tetapi setelah digoda seperti itu oleh Denzel, tubuhnya mulai bereaksi. Dia tak kuasa melingkarkan tangannya ke leher p

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 159

    Denzel mengenakan kemeja hitam khusus rancangan desainer, berjalan masuk dengan langkah cepat.Begitu melihatnya, Natalie langsung setengah sadar dari mabuknya. Dia refleks membuka mulut. "Kamu ... kenapa sudah pulang?"Denzel segera menghampirinya, berdiri di samping Natalie, lalu dengan alami menyentuh bahunya. Wajah tampannya mendekat, mata hitamnya tampak menyimpan senyuman. "Kenapa? Nggak senang aku pulang?""Bu ... bukan begitu." Natalie tak berani menatap matanya langsung, Dia menunduk untuk menghindar, lalu menelan ludah dengan gugup. Jelas, dia merasa bersalah.Barusan dia mabuk dan hampir saja menerima ajakan Hardi. Kalau pria ini tahu, dia pasti akan murka. Saat itu, tamatlah riwayat Natalie!Denzel terlalu memahami Natalie, gadis polos yang semua ekspresinya terpampang di wajah. Saat melihat kepala yang menunduk dan wajah yang gugup itu, dia tahu jika dirinya datang sedikit lebih lambat, mungkin akan melihat adegan yang berbeda.Tatapannya menjadi lebih gelap, lalu dia meli

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 158

    Ancaman dari Keluarga Harmansyah bagaikan sebongkah batu besar yang tergantung di atas kepala, yang bisa jatuh kapan saja dan menghancurkannya tanpa ampun.Padahal Natalie hanyalah seorang gadis berusia 20-an tahun. Bagaimana mungkin dia tidak takut atau cemas saat menghadapi situasi seperti ini?"Nat, aku punya cara untuk membantumu." Hardi membuka suara setelah terdiam sesaat, menatapnya lekat-lekat.Gerakan Natalie yang sedang minum seketika terhenti. "Apa?""Jadilah tunanganku," jelas Hardi.Natalie mengira dia salah mendengar. "Apa?"Tatapan Hardi teguh. Dia mengulangi dengan jelas, "Nat, aku ingin kamu jadi tunanganku."Duar! Telinga Natalie seakan-akan meledak. Pernyataan cinta mendadak itu membuat jantungnya seolah-olah berhenti berdetak sejenak. Dia menatap Hardi dengan kaget. "Dokter Hardi, kamu ....""Nat, aku ingat siapa kamu." Kepala Hardi menunduk, tatapannya lembut. "Gadis kecil yang dulu pernah kuselamatkan, kini telah tumbuh menjadi wanita muda yang anggun."Mata Natal

  • Jebakan Meluluhkan Hati Pengacara Dingin   Bab 157

    "Bukan apa-apa, dagingnya sudah selesai direbus." Hardi menarik kembali pandangannya dan dengan tenang mengalihkan topik pembicaraan.Suasana dapur mendadak hening. Natalie menatap punggungnya, lalu menggigit bibir merahnya pelan. Barusan ... Hardi sedang menggodanya?Mungkin dia berpikir terlalu jauh. Mana mungkin Hardi menggoda dirinya. Mungkin itu hanya celetukan biasa.Natalie pun kembali fokus memetik sayuran, berusaha mengusir pikiran-pikiran aneh itu. Dengan adanya bantuan, makanan pun selesai dengan cepat.Hari sudah mulai gelap. Letak unit Natalie cukup bagus. Tak ada bangunan tinggi yang menghalangi pemandangan di depan balkon, bahkan masih bisa terlihat barisan hutan di kejauhan.Bulan mulai naik, memancarkan cahaya keperakan yang lembut. Melihat pemandangan yang indah, Hardi mengusulkan agar mereka makan di balkon. Natalie mengangguk setuju, lalu mereka sama-sama memindahkan makanan ke luar."Mau minum, Nat?" Hardi membawa anggur dari rumahnya dan membukanya.Natalie mengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status