Share

35. Bulan Madu Telah Usai

Mentari membiarkan suasana kamar gelap gulita. Rasa sedih yang terus mengancam kekuatannya, mencegah Mentari untuk beranjak dari peraduan. Mentari terpuruk dalam lemah di tengah derai air mata di atas ranjang sampai Rakhan masuk dan menyalakan lampu.

Penasaran dengan suara isak tangis yang berdengung di telinga, Rakhan memberanikan diri melongok ke area tempat tidur. Ia sengaja tidak menyalakan lampu. Cahaya temaram cukup untuk matanya melihat Mentari yang sedang menangis. Rakhan memberanikan diri duduk di tepi ranjang memunggungi Mentari.

“Kalau kau masih penasaran, kita akan mencari pacarmu lagi besok,” cetusnya.

Beberapa saat Rakhan menunggu, tidak ada reaksi dari Mentari. Hanya suara tangis Mentari yang menjadi nada tunggu paling dramatis yang pernah ia dengar. Rakhan kemudian menoleh ke belakang. “Tari—“

“Aku jahat,” sela Mentari dengan suara sedikit serak. “Aku egois karena aku memaksanya menuruti semua kemauanku untuk kawin lari. Aku sudah mematahkan harapan seorang ibu yang be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status