"Perasaan yang mau belanja kan gua, kenapa malah belanjaan lu lebih banyak dari gua lien”. protes Nadya
“Ihh sekalian” jawab Aileen. Troli belanjaan mereka sudah penuh dengan bahan makanan dan skin care yang sebagian besar adalah milik Aileen. Setelah selesai belanja, mereka sibuk memindahkan barang belanjaan mereka ke bagasi mobil Aileen. "Buset lu mah kalau belanja gak kira kira lien”. Aileen yang mendengar ucapan Nadya hanya cekikikan. Udah sih kan bawa mobil ini, santai aja. Tapi saat Aileen berusaha menyalakan mobil nya, mobil nya susah jalan. Gadis itu pun mengecek keluar, betapa kaget nya ia melihat salah satu ban mobil nya bocor. "Haduuh gawat nih Nad, ban mobil gua ada yang bocor”. “Hah perasaan tadi baik baik aja lien”. “Gua juga gak ngerti, kenapa bisa begini Nad”. Aileen tidak bisa meminta bantuan pada pacar nya Albert, karena ia tahu Albert saat ini sedang ke luar kota bersama teman nya, pun demikian dengan Anggi, gadis itu tidak bisa menjemput nya karena sedang bertemu dengan dosen pembimbing nya. “Ya udah nanti gua jemput lu berdua, setelah gua selesai bimbingan ya” ucap Anggi saat di telpon. “Haduh kalau si Anggi lama bimbingan nya keburu jamuran kita”. Kekeh Ailien. “Naik bus aja kali leen, jam segini masih ada bus ko”. "Tapi kan lu liat sendiri belanjaan kita banyak Nad, berat kali bawa bawa belanjaan” Rengek Aileen. “Belanjaan lu kali yang banyak, bukan belanjaan gua”. ledek Nadya. Kesal Aileen pun mencubit lengan Nadya. Mat berjalan keluar dari Mall, ia membeli beberapa kemeja dan celana kerja. Dari kejauhan ia melihat Nadya dan Aileen yang sedang bicara di parkiran. Mereka berdua terlihat bingung. Dan Mat pun langsung menghampiri mereka. "Hai Nad, leen sedang apa kalian?” “Oh thanks god” ujar Aileen yang mata nya langsung berbinar melihat Mat. “Salah satu ban mobil ku bocor, apa kamu bisa bantu antar kami ke kost an please? “ ujar Aileen semangat. Nadya hanya diam saja saat Aileen sibuk menjelaskan masalah mobil nya, Mat pun langsung mengiyakan dan membantu memindahkan barang belanjaan mereka ke mobil nya. Setelah tiba di kost, Aileen langsung mengajak ke living room kost mereka. Mereka berdua sangat berterima kasih pada Mat karena sudah membantu dan bahkan Mat meminta teman nya yang merupakan seorang mechanic untuk mengurus ban mobil Aileen. “Oh ya Mat kamu mau sekalian dinner di sini gak?”. Tanya Aileen “Jika tidak keberatan, boleh saja”. Nadya tidak habis pikir kenapa Aileen mengajak Mat dinner? Complain Nadya pada Aileen saat di dapur. “Kan gak enak Nad, dia udah bantu kita banyak loh masa cuma say thank you”. Akhir nya Nadya mengalah, karena memang benar juga apa yang di katakan Aileen. “Ya Udah mending lu goreng ayam sama tempe aja tuh, kebetulan gua masih punya stok ayam dan tempe ungkep di freezer nah gua bikir sayur sop ayam”. “Cakep, emang lu bener bener bisa di andelin deh Nad”. celoteh Aileen. “Sorry lama ya nunggu nya” ujar Aileen sambil membawa ayam dan tempe goreng ke meja "That's fine tadi sambil nunggu aku nonton N*****x ko biar gak bosen”. Tidak lama, Nadya pun datang sambil membawa satu mangkuk sup yang agak besar untuk mereka bertiga. “Ini sebenar nya buatan Nadya semua, aku hanya bantu goreng saja”. celoteh Aileen. Mengetahui hal tersebut, Mat langsung antusias untuk menyicipi makanan nya. Nadya langsung memberitahu nama masakan masakan yang dia buat. “I hope you like” it ujar Nadya pada Mat. “Oh ya kita di Indonesia biasa makan ini semua dengan nasi” Aileen menambahkan sambil membawa semangkuk besar nasi untuk mereka. Mat hanya mengangguk ngangguk. “Ok it's time to eat Mat”. Mereka bertiga pun langsung menyantap masakan Nadya. “Hmm this is awesome Nad, I think you are good in cooking”. Puji Mat "Thank you, tapi aku sering gagal juga ko". “Iya minggu lalu dia masak ayam nya keasinan loh, mungkin mau kawin kali dia” kekeh Aileen Nadya melotot pada Aileen “What!” Mat terlihat kaget. Dia benar benar bingung dengan ucapan Aileen, apa benar Nadya mau menikah? Dengan siapa? Seketika ia merasa hopeless. "What do you mean?” Tanya Mat. Aileen yang tau Mat sedang bingung langsung menjelaskan kebiasaan bahwa di Indonesia jika seseorang masak keasinan, itu berarti orang tersebut mau menikah. Tapi itu hanya kata nya, yang sebenar nya tidak begitu pada kenyataan nya. Walaupun sudah di jelaskan, sungguh Mat merasa bingung apa hubungan nya masakan dengan menikah? tapi well dia tidak mau ambil pusing, karena setidak nya dia merasa lega karena Nadya belum berencana menikah seperti yang dia kira.Sam berjalan cepat mengikuti perawat menuju ruang perawatan. Jantungnya berdegup kencang, rasa lega bercampur haru membuat langkahnya sedikit gemetar. Begitu pintu kamar dibuka, pandangannya langsung tertuju pada sosok Nadya yang menggendong seorang bayi mungil yang terbungkus selimut putih.Wajah Nadya lelah namun penuh senyum. Sam menghampiri Nadya, Charlie mengikuti dari belakang. Sam duduk di samping ranjang, tangannya mengelus wajah Nadya. Sementara Charlie berdiri di samping ranjang.“Are you ok Nad? “ ucap Sam lembut“Yes I’m ok” Nadya tersenyum lemah.“Terima kasih, sayang…” ucap Sam dengan suara bergetar. “Kamu luar biasa.”Nadya menoleh, menatap Sam dengan mata yang lelah namun penuh cinta. “Dia sehat, Sam… anak kita.” Suaranya pelan, hampir berbisik.Charlie tak kuasa menahan senyum lebarnya, Matanya terfokus pada cucu pertamanya yang mungil itu. Ia menunduk sedikit, lalu menyentuh lembut kepala sang bayi.“Selamat datang ke dunia, Nak…” katanya lirih, penuh haru. “Kamu mem
Malam itu Nadya merasakan sakit di bagian perutnya, awalnya ia berusaha untuk menahan rasa sakit tersebut, menurut perhitungan dokter kandungannya tiga minggu lagi dia baru akan melahirkan. Tapi kenapa lama- lama rasa sakit itu semakin intens, keringat di dahinya mulai bermunculan. Nadya memegang tangan Sam yang melingkar di perutnya, ia pun langsung membangunkan Sam dari tidurnya.“Sam… bangun. Tolong sepertinya aku akan melahirkan “ ucap Nadya sambil memegang bahu Sam.Sam terbangun, ia tidak berkata apa- apa, tapi sekilas ia melihat Nadya dan mendapati wajah Nadya yang begitu pucat, bulir keringat yang mulai berjatuhan dari dahinya serta wajahnya seperti menahan rasa sakit. Sam langsung bergerak cepat, ia membawa tas perlengkapan melahirkan yang memang sudah ia siapkan beberapa hari sebelumnya.Sam membantu Nadya berjalan ke luar rumah. Tubuh Nadya sedikit gemetar, langkahnya pelan, sementara Sam dengan sigap menopang pundaknya agar tetap kuat berjalan keluar rumah. Saat sudah di
Sore itu, langit Senggigi mulai berwarna jingga keemasan. Ombak kecil berkejaran menuju bibir pantai, membasahi pasir yang lembut di bawah kaki Mat dan Aileen. Mereka berjalan berdampingan, kadang tertawa kecil, kadang terdiam menikmati suara laut yang menenangkan. Angin membawa aroma asin laut bercampur harum bunga dari resort tempat mereka menginap.“Indah sekali ya,” ucap Aileen pelan sambil menoleh pada Mat. Senyum lembutnya membuat hati Mat terasa penuh.“Indah,” jawab Mat sambil menggenggam tangan istrinya, “tapi tetap kalah indah dibanding kamu.”“Halah gombal”Aileen sengaja memalingkan wajahnya, agar Mat tak melihat wajahnya yang memerah karena malu. Langkahnya panjang meninggalkan Mat lebih dulu.Mat tersenyum tipis “Hai I'm serious Leen” ia mengejar Aileen, kemudian menaruh sebelah tangannya di bahu Aileen dan mencium pipi istrinya gemas. Aileen terkekeh, pura-pura menggeleng, namun pipinya bersemu merah. Mereka terus melangkah, meninggalkan jejak kaki yang perlahan terhapus
Malam itu cuaca Jakarta terasa panas, Aileen duduk di tepi ranjang sambil bermain game roblox kesukaannya, sementara Mat baru saja keluar dari kamar mandi, ia hanya mengenakan handuk putih di pinggangnya, memperlihatkan bahu nya yang lebar dan berotot, rambutnya masih basah memperlihatkan kesan seksi. Saat Mat keluar, Aileen yang sempat melirik Mat menjadi tersipu malu. Sontak ia memalingkan wajahnya saat mata mereka bertemu, pura-pura bermain game lagi.Mat yang melihat tingkah laku Aileen hanya tersenyum kecil kemudian ia menghampiri Aileen yang masih menatap layar handphonenya. Mat duduk di sebelah Aileen dan mengambil handphone Aileen.“ihhh apaan sih kamu Mat, ganggu kesenangan orang aja” Aileen berusaha mengambil kembali handphonenya yang Mat pegang. Tapi hal itu malah membuat Aileen malah memegang dada Mat yang bidang, sontak ia melepaskan tangannya dan memalingkan wajahnya karena kini wajahnya sudah memerah, degup jantungnya berdegup tak karuan.Mat tersenyum tipis “kenapa… k
Tiga bulan kemudian, Jakarta menyambut hari bahagia Aileen dan Mat. Setelah melalui perjalanan cinta yang singkat namun penuh keyakinan, keduanya akhirnya mengikat janji suci dalam sebuah pernikahan sederhana namun hangat di sebuah gedung pernikahan yang elegan. Senyum Aileen begitu cerah, gaun putihnya memantulkan cahaya lampu kristal di langit-langit ruangan, sementara Mat berdiri gagah di sampingnya dengan wajah penuh kebahagiaan.Sam, Nadya dan Charlie datang dari New Zealand untuk menghadiri hari istimewa itu. Mereka duduk di barisan tamu keluarga, menyaksikan bagaimana Aileen yang tampak begitu mantap menggenggam tangan pria yang dipilih hatinya. Nadya bahkan sempat meneteskan air mata haru ketika prosesi ijab kabul berlangsung, mengingat betapa cepat waktu berlalu sejak pertama kali ia mengenal Aileen dan kini melihatnya menemukan pasangan hidup.Saat tiba waktunya para tamu undangan di perbolehkan untuk bersalaman dengan pengantin, Nadya di dampingi Sam melangkah menuju pelami
Sore itu, mobil Mat terparkir di tepi jalan yang cukup sepi. Dari jendela, cahaya matahari keemasan menyusup masuk, memantul di wajah Aileen yang tengah menatap Mat sambil terdiam. Mat menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri membuka percakapan yang sejak tadi berputar di kepalanya.“Aileen,” ucapnya pelan, membuat gadis itu menatapnya lekat. Tatapan Mat begitu serius, berbeda dari biasanya yang selalu santai dan penuh canda. “Aku ingin kamu tahu… kalau aku tidak ingin main-main dengan hubungan kita. Semakin banyak waktu yang aku habiskan bersamamu, aku semakin yakin kalau aku ingin serius.”Ia berhenti sejenak, menatap Aileen dengan mata yang tulus.“Untuk sekarang, aku ingin lebih mengenal kamu, lebih dalam lagi. Aku ingin tahu apa yang membuatmu bahagia, apa yang membuatmu sedih. Aku ingin kita sama-sama belajar. Dan kalau memang kita cocok… aku berharap suatu hari nanti, aku bisa menikah denganmu.”Suasana hening sejenak, hanya terdengar suara kendaraan yang lewat dari ke