Share

BAB 109

last update Last Updated: 2025-07-24 11:47:06

“Krak!”

Suara layar laptop pecah karena terkena lemparan ponsel terdengar cukup kencang. Galih yang tersulut emosi langsung menoleh cepat ke arah meja kerjanya. Lelaki itu mengeluh melihat laptop perusahaan yang selama ini dia gunakan untuk pekerjaan itu rusak. Dia memejamkan mata sambil meremas rambut kencang. Kepalanya terasa panas. Urat di pelipisnya terlihat menonjol dengan jelas.

“Shit!” Galih memaki kencang. Dia meraih tas dan ponselnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Farhat yang terus meneriaki dirinya. Kepalanya seperti akan pecah hingga dia memutuskan meninggalkan kantor secepatnya. Lelaki itu tidak mempedulikan keributan di dalam ruangan karena kekacauan barusan. Dia hanya ingin pergi, menjauh dari semua pertanyaan secepat mungkin karena dia juga bingung dengan apa yang sedang terjadi.

Galih sempat termenung di dalam mobil sebelum akhirnya mencoba menghubungi Amanda. Namun, ponsel wanita itu tidak aktif hingga membuat dia memukul kemudi dengan kencang. Dia berdecak kesa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Adfazha
kirain Dery selisih umur gk jauh dr Zaky.. klo bella berarti hrsnya udh naek kls 6 ya kan Bella udh lulus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 113

    Suara pelanggan yang datang dan pergi menarik perhatian Langit hingga lelaki itu mengalihkan pandangan ke arah lainnya. Lelaki itu menghela napas panjang sambil memikirkan kalimat yang pas dan pantas diucapkan pada Jelita. Pertanyaan Jelita barusan jelas sangat serius dan bisa mempengaruhi pandangan wanita itu pada dirinya.“Aku menganut paham kalau tujuan menikah adalah untuk meneruskan garis keturunan. Setiap orang ingin mempunyai legacy di dunia ini dan bagiku anak adalah salah satunya.” Langit menghela napas panjang, berusaha memilih dan memilah kata di dalam kepalanya. “Apakah suatu keharusan? Ya kalau bisa diusahakan, kenapa tidak? Beda cerita kalau memang ada alasan kesehatan yang menyebabkan tidak bisa memiliki keturunan.” Galih meraih tisu dan mengelap ujung bibirnya. Noda merah dari saus kerang menempel di sana.“Menurutku, itu bukan termasuk pandangan wanita adalah mesin pencetak anak. Toh sebelum menikah sudah ada kesepakatan yang disetujui bersama. Kalau memang tidak sep

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 112

    Jelita membelalak lebar melihat berita tentang Amanda. Dia kira mantan suaminya dan mantan sahabatnya itu sudah hidup tenang. Ternyata, ada gejolak besar yang mereka tutupi hingga Jelita menyangka mereka baik-baik saja. Siapa yang akan menduga hal ini karena di media sosialnya, Amanda selalu membanggakan Galih? Foto-foto kebersamaan mereka hampir setiap hari tidak pernah alfa memenuhi media sosialnya.“Terima kasih ….”Jelita menoleh ke arah Bella mendengar ucapan anaknya barusan. Wanita itu melepaskan ponsel dan duduk di samping Bella. Dia menautkan alis melihat mata anaknya berkaca-kaca. Jelita akhirnya tahu, walau terlihat baik-baik saja, sekian tahun berlalu, tapi anaknya masih menyimpan luka atas pengkhianatan Galih pada mereka.“Terima kasih karena dua tahunan ke belakang, Mama fokus pada Bella dan Zaky. Terima kasih karena ditengah rasa sakit yang harus Mama hadapi, Mama selalu mengutamakan kami. Terima kasih karena sudah selalu mengusahakan yang terbaik walau harus bekerja tan

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 111

    “Sekarang saja dia sudah mau lepas tangan dan mengancam kalau tidak ada bukti keterlibatannya sama sekali, apa ada yang bisa menjamin dia akan memberikan bayaran itu setelah aku bebas dari hukuman nanti? Tidak ada ‘kan?” Amanda melipat kedua tangan di dada.“Saya memang tidak bisa memberikan jaminan, tapi sepanjang menjadi tim kuasa hukum Bapak hampir lima belas tahunan ini, Pak Arifin selalu memenuhi janjinya. Ini bukan kasus pertama. Sebelum-sebelumnya sudah ada juga dan Bapak menepati janjinya. Ingat kasus yang menyeret nama selebriti yang sedang naik daun dan karirnya harus hancur padahal sedang ada di puncaknya? NZ?Ya, dia juga ada di posisimu saat itu. Lihat sekarang dia bagaimana? Setelah keluar dari penjara, hidupnya justru jadi lebih enak dan karirnya kembali naik karena bantuan Pak Arifin. Sejak saat itu, Bapak tidak mau lagi menggunakan public figure karena terlalu beresiko.”Amanda mengembuskan napas kencang mendengar cerita itu. Baru dia sadari kalau selama ini hanya me

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 110

    Sesampainya di rumah orangtuanya, Galih menatap Mama dan papanya yang duduk di ruang tamu, seperti sedang terlibat pembicaraan serius. Lelaki itu mengeluh dalam hati mengingat untuk kesekian kali dia kembali menjadi beban pikiran kedua orangtuanya. Walau tidak pernah dia kenalkan pada Amanda, tapi Galih tahu kalau kedua orangtuanya pasti mendapat informasi tentang siapa istri barunya. Apalagi, Amanda juga sering mengunggah foto kebersamaan mereka di media sosial.“Ayo, sini masuk.” Tiwi mengulas senyum melihat kedatangan Galih dan Dery. Walau belum bisa menerima pernikahan kedua Galih, tapi Tiwi tahu kalau anak lelaki yang dibawa oleh Galih itu adalah anak sambungnya. Dia juga tahu kalau anak itu kurang sehat dan masih harus sering kontrol ke rumah sakit. “Bawa saja ke kamar biar istirahat disana.” Tiwi memberi kode pada Galih yang terlihat sungkan pada mereka.Wanita itu mengelus bahu suaminya yang tampak menghela napas panjang. “Beruntung Galih pulang kemari, Pa. Kalau dia kabur ent

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 109

    “Krak!”Suara layar laptop pecah karena terkena lemparan ponsel terdengar cukup kencang. Galih yang tersulut emosi langsung menoleh cepat ke arah meja kerjanya. Lelaki itu mengeluh melihat laptop perusahaan yang selama ini dia gunakan untuk pekerjaan itu rusak. Dia memejamkan mata sambil meremas rambut kencang. Kepalanya terasa panas. Urat di pelipisnya terlihat menonjol dengan jelas.“Shit!” Galih memaki kencang. Dia meraih tas dan ponselnya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Farhat yang terus meneriaki dirinya. Kepalanya seperti akan pecah hingga dia memutuskan meninggalkan kantor secepatnya. Lelaki itu tidak mempedulikan keributan di dalam ruangan karena kekacauan barusan. Dia hanya ingin pergi, menjauh dari semua pertanyaan secepat mungkin karena dia juga bingung dengan apa yang sedang terjadi.Galih sempat termenung di dalam mobil sebelum akhirnya mencoba menghubungi Amanda. Namun, ponsel wanita itu tidak aktif hingga membuat dia memukul kemudi dengan kencang. Dia berdecak kesa

  • Jejak Dusta di Rumah Kita   BAB 108

    Tapi, dia merasa tidak ada yang berubah. Sikap Langit tetap perhatian seperti biasa. Lelaki itu juga semakin lengket dengan Zaky dan bella. Jadi, dia cukup terkejut dengan fakta yang diceritakan Arsila hari ini.“Aku sedang mencoba meyakinkan dia kalau anak bukan patokan kebahagiaan. Toh banyak juga orangtua yang susah karena ulah anak-anak mereka.” Arsila menyesap minumannya yang baru datang. Dia tersenyum memperhatikan interaksi Jelita dan anaknya. Mereka malah terlihat seperti Kakak dan Adik dalam pandangannya. “Aku … entahlah, masih belum ada ketertarikan untuk memiliki keturunan.”Jelita mengangguk pelan mendengar ucapan Arsila. Dia melirik ke arah Bella yang sekarang sibuk dengan ponselnya. Wajah Zaky membayang di kepala, membuat keraguan kembali menguasai hatinya. Siapkah dia kembali berumah tangga andai Langit meminta? Atau … siapkah dia melihat Langit kembali bersama dengan Arsila atau wanita lainnya? Jelita menghela napas panjang. Pilihannya hanya dua itu saja.Keesokan hari

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status