“Itu urusanmu, aku nggak mau tahu. Sekarang juga kamu pergi ke Pengadilan Diwangsa. Aku mau tahu apa yang terjadi di sana. Aku juga mau tahu sebenarnya apa yang ingin Chandra lakukan,” kata Dery.Dery telah berpikir lama, tapi dia masih belum memutuskan untuk menyingkirkan Chandra. Karena kalau dia menyingkirkan Chandra, maka tidak ada yang bisa menyeimbangi Suku Dukun lagi.Karena Alden juga bukan orang yang bisa dianggap remeh. Dery tidak yakin bisa menang jika melawan Alden. Dia hanya bisa memanfaatkan Chandra untuk menghadapi Alden. Adapun orang-orang yang dibunuh Chandra hanyalah orang-orang yang tidak penting. Dery bisa mempromosikan orang seperti dalam hitungan menit. Makanya hal itu tidak akan berdampak besar padanya.“Baik, saya pergi sekarang juga.”Ronald tidak banyak bicara lagi, langsung pergi menjalankan perintah Dery. Kemudian, dia membawa orang dari Junwa pergi ke Pengadilan Diwangsa.“Berita terbaru, Junwa telah diberangkatkan.”“Ronald membawa banyak anggota Junwa ke
Kekuatan Ronald seperti yang diduga Chandra. Pada dasarnya dia pesilat yang sudah masuk ke Alam Ketujuh. Setelah menyerang Rully dan merebut inti dalam darinya, Ronald menghilang selama lebih dari dua bulan.Sekarang pria itu muncul, dia pasti sudah memurnikan inti dalam Kura Sakti dan masuk ke Delapan Alam. Namun, Chandra tidak tahu apakah pria itu sudah mencapai Tangga Langit atau belum.Chandra tidak menduga kalau Ronald akan bergabung dengan Kamar Dagang Timur Besar. Dia pernah menjadi kepala keluarga Atmaja, orang yang berstatus tinggi. Sekarang dia malah menjadi bawahan orang lain.Chandra menatap Ronald yang muncul di depan Pengadilan Diwangsa bersama beberapa anggota Junwa. Chandra menghampiri mereka dan berkata, “Ternyata Ronald, aku kira siapa. Sekarang sudah berani muncul di depan publik? Nggak takut Rully cari masalah sama kamu?”Ronald tertawa pelan, “Jenderal Langit suka bercanda. Untuk apa Kakek cari masalah sama aku?”“Nggak usah pura-pura di sini. Demi mendapatkan inti
Mengikuti perintah Paul, orang-orang yang mengepung Pengadilan Diwangsa segera mundur. Bahkan Paul juga kembali ke pangkalan militer. Saat ini, hanya tersisa Chandra, Ronald dan beberapa prajurit Junwa yang berada di Pengadilan Diwangsa.Pengadilan Diwangsa, di sebuah ruangan kantor.Chandra dan Ronald duduk berhadapan. Keduanya saling menatap satu sama lain. Atmosfer di antara mereka rasanya tidak biasa.“Chandra, setelah ini kamu mau apa?”Ronald berbicara lebih dulu. Suaranya memecahkan keheningan di antara mereka. Alih-alih menjawab, Chandra justru berpikir sejenak.Setelah ini, Chandra ingin merekomendasikan hakim baru dan mengendalikan Pengadilan Diwangsa sepenuhnya, sebagai persiapan persidangan orang-orang besar berikutnya. Namun, jika hakim baru ingin menjawab, Chandra butuh persetujuan dari beberapa pihak. Sekalipun Raja setuju juga belum tentu bisa.Chandra memutar bola matanya lalu melihat ke arah Ronald. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Selanjutnya, aku ingin ambil kend
Dery menyuruh semua orang di ruangan itu pergi. Saat ini, hanya tersisa dia dan Ronald di ruangan itu.Dery menatap Ronald dan berkata, “Ada hal apa kamu bisa beritahu aku sekarang.”“Jadi begini, Pak Dery ....”Ronald mendekat dan berbisik di telinga Dery, “Apakah Pak Dery masih ingat terakhir kali ....”Saat berbicara, Ronald diam-diam mengumpulkan kekuatan. Seluruh energinya dikumpulkan di telapak tangannya. Setelah mengucapkan kata terakhir kali, dia tiba-tiba menyerang dada Dery dengan telapak tangannya.Ronald telah mencapai Delapan Alam. Sangat menakutkan ketika pesilat Delapan Alam menyerang dengan seluruh kekuatannya. Tubuh Dery langsung membentuk busur dan terhempas ke belakang.Duar!Tubuh Dery menghantam dinding. Dinding di belakangnya langsung hancur, tapi tubuh Dery masih terhempas ke belakang. Setelah menabrak banyak tembok, akhirnya dia jatuh di antara reruntuhan dan memuntahkan darah.Ada banyak orang di sini. Gerakan yang tiba-tiba itu menarik perhatian orang-orang di
“Tua bangka ini sudah pegang kendali di belakang selama ratusan tahun. Dari dulu aku sudah nggak senang dengannya.” Akasa melihat ke arah Dery yang berada tidak jauh darinya dalam kondisi tidak bernyawa lagi.“Aku sudah bantu kamu bunuh dia. Mana barangku?”“Tenang saja, aku pasti akan berikan ke kamu,” ujar Akasa sambil melirik Ronald.“Nggak bisa, kita sudah sepakat sebelumnya. Setelah aku bunuh dia, kamu akan segera berikan padaku. Kamu mau ingkar janji?”Ronald memasang raut wajah muram. Tiba-tiba dia menghunuskan pedangnya ke arah Akasa dan berkata dengan dingin, “Jangan paksa aku untuk serang kamu.”Akasa bersikap tetap tenang, “Ikut aku.”Ronald menarik kembali pedangnya dan mengikuti Akasa dari belakang. Dibawah tuntunan Akasa, Ronald datang ke sebuah ruangan rahasia bawah tanah di halaman belakang. Di dalam ruang rahasia ada sebuah perangkat. Akasa membuka perangkat itu, lalu mengeluarkan sebuah kotak dari dalam.Akasa membuka kotak itu. Di dalamnya ada sebuah gumpalan daging.
Setelah meninggalkan Pengadilan Diwangsa, Chandra pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Tadi malam, Nova tidak tidur sepanjang malam. Dia terus menunggu kabar, berharap tidak ada hal di luar dugaan.Setelah melihat Chandra pulang, dia baru menghela napas lega. Dia pun spontan bertanya, “Sayang, semalam nggak ada hal di luar dugaan, kan?”“Nggak ada.” Chandra duduk dan berkata, “Semuanya berjalan sangat lancar, saking lancarnya sampai aku merasa nggak wajar.”Nova menatap Chandra dengan bimbang. Chandra berkata lagi, “Tadi malam aku tangkap Gangga. Tapi nggak ada seorang pun dari Kamar Dagang Timur Besar atau Suku Dukun datang untuk hentikan aku. Aku bunuh Gangga dan tangkap hakim serta orang-orang lainnya di Pengadilan Diwangsa. Tapi pagi ini, Ronald bawa anggota Junwa datang ke pengadilan. Aku kira dia mau hentikan aku, tapi dia bilang dia bukan datang untuk hentikan aku, malah untuk bantu aku ....”Chandra menjelaskan kejadian yang dialami
“Bukan hanya di luar negeri.”Maggie tiba-tiba berkata, “Pagi ini, aku baru dapat kabar dari papaku. Tadi malam, banyak keluarga prajurit kuno di dalam wilayah Someria dimusnahkan. Yang tua dan kecil dibunuh, yang muda menghilang secara misterius.”Nova mengetahui hal-hal tersebut. Karena dia ketua Langit Mistika. Selain itu, di antara keluarga dan sekte yang dimusnahkan tersebut, ada beberapa yang sudah tunduk kepada Langit Mistika. Namun, Nova pura-pura tidak tahu apa-apa.“Beritanya akurat, nggak?” tanya Sonia sambil menatap Maggie.Meskipun keluarga Atmaja adalah salah satu dari Empat Keluarga Kuno dan memiliki status yang sangat tinggi di dunia seni bela diri kuno, dia belum mengetahui hal-hal itu dan belum mendapat laporan apa pun.“Hmm, sangat akurat.” Maggie mengangguk dan berkata, “Kelompok Gunung Langit punya informan di seluruh Someria. Kami bisa langsung tahu masalah-masalah seperti ini.”Raut wajah Chandra semakin serius ketika mendengar hal itu. Tampaknya tadi malam Suku
Setelah mengetahui kalau Ronald telah kembali ke kediaman keluarga Atmaja, Sonia pun bergegas kembali. Chandra juga ikut pergi untuk melihat situasi di sana. Segera, keduanya tiba di kediaman keluarga Atmaja.Kediaman keluarga Atmaja, ruang tengah.Hampir semua anggota penting keluarga Atmaja berada di sana. Puluhan orang berkumpul bersama di tengah ruangan. Sementara itu, Ronald duduk di kursi utama. Kursi itu adalah kursi eksklusif untuk kepala keluarga.Di ruangan itu juga ada sebuah kursi roda. Seorang pria tua yang kedua kakinya patah duduk di kursi roda itu. Pria tua itu adalah Monang. Dia putra Rully, ayah Ronald dan Robi. Dia juga yang mendorong Sonia untuk mengambil posisi sebagai kepala keluarga Atmaja.Selain bantuan dari Nova, Sonia juga mendapat bantuan dari Monang sehingga bisa duduk di posisi sebagai kepala keluarga. Ada puluhan orang di sana, tapi suasana begitu sunyi senyap.“Ada apa ini?”Sebuah suara terdengar dari luar. Sesaat kemudian, Sonia masuk ke ruangan dan di