“Tua bangka ini sudah pegang kendali di belakang selama ratusan tahun. Dari dulu aku sudah nggak senang dengannya.” Akasa melihat ke arah Dery yang berada tidak jauh darinya dalam kondisi tidak bernyawa lagi.“Aku sudah bantu kamu bunuh dia. Mana barangku?”“Tenang saja, aku pasti akan berikan ke kamu,” ujar Akasa sambil melirik Ronald.“Nggak bisa, kita sudah sepakat sebelumnya. Setelah aku bunuh dia, kamu akan segera berikan padaku. Kamu mau ingkar janji?”Ronald memasang raut wajah muram. Tiba-tiba dia menghunuskan pedangnya ke arah Akasa dan berkata dengan dingin, “Jangan paksa aku untuk serang kamu.”Akasa bersikap tetap tenang, “Ikut aku.”Ronald menarik kembali pedangnya dan mengikuti Akasa dari belakang. Dibawah tuntunan Akasa, Ronald datang ke sebuah ruangan rahasia bawah tanah di halaman belakang. Di dalam ruang rahasia ada sebuah perangkat. Akasa membuka perangkat itu, lalu mengeluarkan sebuah kotak dari dalam.Akasa membuka kotak itu. Di dalamnya ada sebuah gumpalan daging.
Setelah meninggalkan Pengadilan Diwangsa, Chandra pulang ke rumah. Begitu sampai di rumah, jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Tadi malam, Nova tidak tidur sepanjang malam. Dia terus menunggu kabar, berharap tidak ada hal di luar dugaan.Setelah melihat Chandra pulang, dia baru menghela napas lega. Dia pun spontan bertanya, “Sayang, semalam nggak ada hal di luar dugaan, kan?”“Nggak ada.” Chandra duduk dan berkata, “Semuanya berjalan sangat lancar, saking lancarnya sampai aku merasa nggak wajar.”Nova menatap Chandra dengan bimbang. Chandra berkata lagi, “Tadi malam aku tangkap Gangga. Tapi nggak ada seorang pun dari Kamar Dagang Timur Besar atau Suku Dukun datang untuk hentikan aku. Aku bunuh Gangga dan tangkap hakim serta orang-orang lainnya di Pengadilan Diwangsa. Tapi pagi ini, Ronald bawa anggota Junwa datang ke pengadilan. Aku kira dia mau hentikan aku, tapi dia bilang dia bukan datang untuk hentikan aku, malah untuk bantu aku ....”Chandra menjelaskan kejadian yang dialami
“Bukan hanya di luar negeri.”Maggie tiba-tiba berkata, “Pagi ini, aku baru dapat kabar dari papaku. Tadi malam, banyak keluarga prajurit kuno di dalam wilayah Someria dimusnahkan. Yang tua dan kecil dibunuh, yang muda menghilang secara misterius.”Nova mengetahui hal-hal tersebut. Karena dia ketua Langit Mistika. Selain itu, di antara keluarga dan sekte yang dimusnahkan tersebut, ada beberapa yang sudah tunduk kepada Langit Mistika. Namun, Nova pura-pura tidak tahu apa-apa.“Beritanya akurat, nggak?” tanya Sonia sambil menatap Maggie.Meskipun keluarga Atmaja adalah salah satu dari Empat Keluarga Kuno dan memiliki status yang sangat tinggi di dunia seni bela diri kuno, dia belum mengetahui hal-hal itu dan belum mendapat laporan apa pun.“Hmm, sangat akurat.” Maggie mengangguk dan berkata, “Kelompok Gunung Langit punya informan di seluruh Someria. Kami bisa langsung tahu masalah-masalah seperti ini.”Raut wajah Chandra semakin serius ketika mendengar hal itu. Tampaknya tadi malam Suku
Setelah mengetahui kalau Ronald telah kembali ke kediaman keluarga Atmaja, Sonia pun bergegas kembali. Chandra juga ikut pergi untuk melihat situasi di sana. Segera, keduanya tiba di kediaman keluarga Atmaja.Kediaman keluarga Atmaja, ruang tengah.Hampir semua anggota penting keluarga Atmaja berada di sana. Puluhan orang berkumpul bersama di tengah ruangan. Sementara itu, Ronald duduk di kursi utama. Kursi itu adalah kursi eksklusif untuk kepala keluarga.Di ruangan itu juga ada sebuah kursi roda. Seorang pria tua yang kedua kakinya patah duduk di kursi roda itu. Pria tua itu adalah Monang. Dia putra Rully, ayah Ronald dan Robi. Dia juga yang mendorong Sonia untuk mengambil posisi sebagai kepala keluarga Atmaja.Selain bantuan dari Nova, Sonia juga mendapat bantuan dari Monang sehingga bisa duduk di posisi sebagai kepala keluarga. Ada puluhan orang di sana, tapi suasana begitu sunyi senyap.“Ada apa ini?”Sebuah suara terdengar dari luar. Sesaat kemudian, Sonia masuk ke ruangan dan di
Di bawah tekanan aura tersebut, semua orang yang ada di sana merasa seolah-olah ada batu besar yang menimpa mereka, membuat mereka sulit bernapas. Satu-satunya orang yang bisa menahan aura Ronald adalah Chandra.Sonia yang berada di depan Chandra sama sekali tidak bisa menahan tekanan tersebut. Dia merasa seperti ada beban yang sangat berat di punggungnya, membuatnya langsung bertekuk lutut.Bruk!Sonia tidak sanggup menahan lebih lama lagi. Dia langsung berlutut di lantai. Lantai yang keras hancur ketika lutut Sonia mendarat di sana.Wajah Sonia pucat pasi, butiran keringatnya terus mengalir. Namun, dia tetap berkata dengan susah payah, “Ro-Ronald, apa yang mau kamu lakukan? Kamu kira kamu bisa taklukkan keluarga Atmaja hanya dengan kekuatan besar? Asal tahu saja, nggak mungkin. Keluarga Atmaja nggak akan tunduk.”“Huh.” Ronald tertawa dan berkata, “Sejak awal aku memang kepala keluarga Atmaja, untuk apa aku taklukkan keluarga Atmaja? Aku benar-benar salah nilai kamu. Selama ini aku s
Ronald benar-benar penuh niat membunuh. Siapa pun yang berusaha menghalanginya akan dia bunuh. Sekalipun orang itu adalah ayah kandungnya juga tidak terkecuali. Meskipun dia sudah menggila, dia tidak kehilangan hati nuraninya. Dia masih bisa memberi Monang peringatan, menyuruh sang ayah pergi dan berhenti ikut campur.“Hari ini aku tetap akan ikut campur.”Monang sama sekali tidak terancam. Dia duduk di kursi rodanya, lalu menunjuk ke arah Sonia dan berkata, “Aku bilang Sonia adalah kepala keluarga, maka dialah kepala keluarga. Ronald, sekarang kamu sudah dikeluarkan dari keluarga Atmaja, kamu bukan bagian keluarga Atmaja lagi. Pergi dari sini ....”“Kamu yang paksa aku.”Tubuh Ronald melesat cepat dan muncul di depan Monang dalam sekejap mata. Aura yang memancar dari tubuhnya sangat kuat. Namun pada saat ini, seseorang muncul di depan pintu. Saat melihat sosok itu, Ronald merasa seperti baru saja melihat hantu. Dia sangat terkejut hingga spontan mundur beberapa langkah.“Ka-kamu ... b
Monang yang duduk di kursi roda juga terbang keluar dari reruntuhan. Sedangkan Rully sedang bertarung melawan Ronald.“Ckck, meriah, meriah sekali.”Tepat saat ini, terdengar suara tawa seseorang. Seiring suara tawa itu datang, seorang pria tua muncul di titik tertinggi halaman kediaman keluarga Atmaja. Pria tua itu mengenakan pakaian putih longgar dan berambut cepak. Pria itu adalah Robi.Saat ini, sudah tidak ada lagi rambut putih di kepala Robi. Semuanya telah berubah menjadi rambut hitam. Penampilannya juga menjadi jauh lebih muda. Dia yang sekarang sama sekali tidak terlihat tua, seperti dirinya beberapa puluh tahun yang lalu.Robi duduk di titik tertinggi halaman kediaman keluarga Atmaja. Dia melihat Ronald dan Rully yang masih bertarung di kejauhan sambil berkata dengan tenang, “Sudah tua bangka masih saja berulah. Bukankah lebih baik satu keluarga hidup harmonis? Kenapa sampai harus hunus pedang segala.”“Kakek.”Begitu melihat Robi, wajah Chandra dipenuhi dengan kegembiraan. S
Robi datang dan pergi dengan sangat cepat. Sebenarnya, ada banyak hal yang ingin Chandra tanyakan kepada Robi. Namun, Robi pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun padanya. Rully menghampiri Chandra tidak lama setelah Robi pergi. Dia melihat ke arah Robi pergi lalu berkata, “Dia semakin kuat saja.”Padahal Rully berada di alam kedelapan. Namun, entah bagaimana Robi selalu saja bisa menghadang semua serangan yang dilayangkan Rully. Bahkan dia juga menahan serangan dari dua orang sekaligus. Rully benar-benar tidak bisa membayangkan seberapa kuatnya Robi sekarang jika melihat kekuatan Robi ketika menghadapi serangan Rully dan Ronald. “Sepertinya rumor itu benar adanya. Robi adalah orang yang paling banyak diuntungkan setelah membunuh Kura Sakti,” ujar Chandra pasrah. Chandra juga tidak tahu apa yang harus dikatakannya tentang Robi. Karena kakek itu selalu muncul dan pergi begitu saja. “Aku sangat berterima kasih sama Kakek Robi kali ini. Keluarga Atmaja pastinya akan hancu