Share

Bab 156

Penulis: Angin
Apa? Helen bertemu dengan Chandra, menantu Keluarga Kurniawan yang terkenal dengan kemalasan dan tidak berguna itu?

Mustahil, bagaimana menantu pecundang sepertinya bisa makan bersama Jenderal Abdul?

Helen sulit mencerna semua kejadian ini. Dia menutup mulutnya sambil membelalak.

Ketika menoleh ke samping, Chandra melihat kebingungan melihat Helen yang sedang mematung.

Chandra berpikir, 'Apa yang dilakukan bocah ini? Kok dia kaget melihatku?"

Sesaat melihat Abdul yang duduk di depannya, Chandra baru mengerti kenapa Helen bersikap seperti ini. Chandra langsung berdiri dan berkata, "Helen, kebetulan kamu juga ada di sini? Sudah makan? Mau makan bersama? Kenalkan, ini Abdul, temanku semasa berada di panti asuhan. Sebenarnya kami sudah bertahun-tahun tidak ketemu. Kebetulan tadi berpapasan, dia mengajakku makan bersama."

Abdul sontak memandang ke arah Chandra. Untungnya, Abdul segera mengerti maksud Chandra, dia bangkit berdiri, lalu menjawab sambil tersenyum, "Halo, aku Abdul."

"Ah!!" Hel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2305

    Pedang Caro tidak mampu menembus kulit Chandra dan hanya mampu mengoyak pakaiannya. Namun, Chandra tetap mengakui kalau kekuatan Caro sangatlah dahsyat. Sebenarnya, darah di tubuhnya mendidih ketika serangan pedang Caro mengenai tubuhnya. Namun, Chandra berusaha dengan keras untuk menahannya, sampai tidak ada sedikit pun darah yang keluar dari mulutnya. “Sungguh menakutkan!”“Tubuh yang mengerikan!”“Aku pikir ilmu pedang Caro adalah salah satu yang tak terkalahkan, tapi ternyata kekuatan fisik pemuda itu jauh lebih kuat.”“Aku tidak menyangka, kalau dia adalah seorang ahli pengolah fisik.”Tidak lama kemudian, berbagai ucapan terdengar di sekitar mereka. “Kamu?”Caro tidak kalah tercengangnya. Dia tidak percaya, kalau kekuatannya tidak bisa melukai tubuh Chandra. Padahal dia sudah mengerahkan seluruh kekuatannya. Sebenarnya, seberapa besar kekuatan fisik pemuda ini?Di kejauhan, Verda tertegun dengan apa yang disaksikannya. Dia masih ingat kejadian di Sekte Dayan ketika Chandra ber

  • Jenderal Naga   Bab 2304

    Yuga pun menatap dengan wajah penuh ketidakpercayaan. Di sisi lain, Chandra tampak tersenyum tipis sambil memegang pedang di depan leher Caro. Tidak lama kemudian, dia menyingkirkan pedangnya lalu berkata, “Caro, kamu sudah kalah. Kamu pasti sudah mati kalau aku tidak menahan seranganku tadi.”Orang-orang yang berada di sekitar mereka langsung menyadari fakta tersebut setelah suara Chandra menggema di telinga mereka. Pemuda ini benar-benar kuat, bahkan Caro berhasil dikalahkan hanya dengan satu serangan. Hufh!Tiba-tiba saja terdengar sebuah helaan napas dingin. Kemudian Caro berkata setelah tertegun selama beberapa saat, “Tidak! Itu tidak masuk hitungan! Chandra, sekarang majulah lagi!”Chandra menatap Caro lalu berkata dengan tenang, “Kamu tidak mau menepati janjimu, ya? Jangankan satu kali, bahkan sepuluh kali pun kamu tidak akan mampu menghindari serangan pedangku.”Ilmu pedang Chandra adalah ilmu pedang yang diciptakan oleh orang-orang di zaman kuno. Dia menguasai ilmu pedang i

  • Jenderal Naga   Bab 2303

    Maggie sama sekali tidak mengetahui tingkat kekuatan Chandra. Namun, dia mengetahui kekuatan ilmu pedang Chandra, begitu pun Paul. Karena mereka melihat ketika Chandra sedang mengasah ilmu pedangnya di ruang waktu. Maggie tersenyum lalu berkata, “Tunggu saja dan lihat pertunjukkannya.”Caro tampak meremehkan Maggie seraya berkata, “Sepertinya tidak perlu tiga orang hanya untuk menghadapimu. Aku saja sudah cukup. Anak muda, kamu maju saja dan serang aku. Kamu bisa menang dariku selama kamu bisa menahan tiga seranganku. Dengan begitu, aku akan memberikan inti jiwa ini.”Chandra sangat arogan, begitu pun Caro. Dia sangat percaya diri dengan kekuatannya sebagai seorang Pesilat Mahasakti. Chandra langsung menggelengkan kepalanya dan Caro dengan cepat bertanya, “Apa maksud gelenganmu itu?”Chandra berkata dengan tenang, “Aku tidak punya dendam apa pun denganmu. Jadi, kamu tidak perlu terlalu serius begitu. Begini saja, aku akan menganggapmu menang kalau kamu bisa menahan satu serangan peda

  • Jenderal Naga   Bab 2302

    Chandra datang ke hadapan Verda, lalu bertanya sambil tersenyum, “Kak Verda diganggu?”Wajah Verda langsung menjadi muram. “Apa hubungannya denganmu?” tukas Verda dengan nada ketus.“Apakah kamu ingin aku bantu rampas kembali Inti Jiwa itu?” tanya Chandra.“Kamu?”Verda melirik Chandra dengan ekspresi tidak percaya. Namun, dia juga khawatir Chandra akan mencuri perhatian. Jadi dia mengingatkan pria itu, “Chandra, lupakan saja. Mereka bertiga bersekutu. Nggak ada yang bisa kalahkan mereka. Kecuali kamu gabung dengan kami. Kita tiga lawan tiga. Mungkin kita masih punya kesempatan.”“Nggak perlu, aku bisa sendiri.” Chandra tersenyum lebar.Di kejauhan, Caro dan yang lainnya hendak pergi. Tiba-tiba Chandra muncul. Begitu melihat Chandro, Caro langsung merasa senang. Dia pun berkata, “Loh, bukannya kamu pecundang yang itu? Saat di Klan Guno, kamu memilih mengaku kalah saat lawan aku. Sekarang kekuatanku sudah meningkat lagi. Jadi, kamu ingin bantu mereka?”Caro tersenyum lebar. Chandra bahk

  • Jenderal Naga   Bab 2301

    Caro, Ligo, dan Dipa. Ketiga orang tersebut sangat kuat, masing-masing lebih gila dan arogan dari yang lain.“Sialan.” Yuga memasang raut wajah muram dan mengumpat marah, “Kalian kira aku benar-benar mudah ditindas?”Usai berkata, Yuga mengeluarkan pedangnya dan menyerang lebih dulu. Tubuhnya berkelebat cepat, lalu muncul di depan Caro yang sedang memegang Inti Jiwa. Pedang di tangan Yuga mengeluarkan cahaya dan langsung menyerang titik vital lawan.Caro melangkah mundur. Meskipun Yuga sangat cepat, Yuga tetap tidak bisa menyerang Caro. Saat Caro mengangkat tangannya, sebuah kekuatan dahsyat keluar dari lengan bajunya dan mengadang energi pedang yang menyerang ke arahnya.Duar!Kekuatan Caro dan energi pedang milik Yuga saling beradu. Kedua kekuatan yang mengerikan bertabrakan dan meledak. Yuga terhempas hingga mundur sejauh puluhan meter.Caro juga mundur sepuluh meter sebelum dia melepas kekuatannya. Banyak orang berkumpul di sekitar.“Nggak disangka, mereka bertiga akan bersekutu.”

  • Jenderal Naga   Bab 2300

    Sesaat kemudian, terdengar suara raungan marah dari rawa. Tubuh besar ular piton putih terbang ke udara, lalu dia membuka mulut dan menyemburkan gas beracun dari mulutnya. Gelombang esensi sejati mengandung gas beracun mengerikan, yang dapat membunuh siapa pun yang terkena gas beracun itu.Ketiganya tidak berani gegabah. Mereka segera mundur ke tempat yang aman. Kemudian, pertarungan sengit terus berlanjut. Chandra tidak mengambil tindakan apa pun. Dia hanya mengamati situasi dari kejauhan.Pertempuran itu menarik banyak perhatian. Tak lama kemudian, ribuan orang berkumpul di sekitar. Dalam ribuan orang itu pada dasarnya mereka satu tim yang beranggotakan tiga atau lima orang. Mereka semua yang berani datang ke sini tentunya percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.“Ckck.” Chandra melihat pertarungan di kejauhan. Dia pun berdecak dan memuji, “Pesilat mahasakti memang hebat. Meskipun Verda masih belum paham Prasasti Jalan, dia bisa menggunakan prasasti ini. Prasasti ini mengandung

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status