Moko mengangkat tangannya untuk menghadapi pukulan Chandra. Dua tinju saling beradu. Moko terpental dan mundur beberapa kilometer jauhnya sebelum akhirnya mendapatkan kembali keseimbangannya dan berdiri dengan mantap.Urat-urat di lengan Moko menonjol. Raut kesakitan terukir jelas di wajahnya. Dia menggerakkan lengannya sambil menggertakkan gigi dan berkata, “Aku terlalu meremehkan kamu. Kamu berhasil meningkatkan kekuatanmu ke puncak tingkat pertama Alam Ajaib melalui begitu banyak cara. Hahaha, bagus. Hebat sekali. Hari ini kita harus bertarung dengan baik.”Moko tertawa. Kemudian, tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Energi Iblis bergejolak, lalu membumbung tinggi ke langit, seolah ingin membubarkan Petir Bencana di langit. Energi Iblis di dalam tubuh Moko memengaruhi Petir Bencana di langit dan mengacaukannya. Sebuah petir langsung menyambar Moko.Moko pun tidak berusaha menghindar. Dia memilih menghadapinya secara langsung. Kekuatan fisik Moko tiada duanya. Petir Bencana yang meny
Chandra menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, dikombinasikan dengan kekuatan Tulang Naga. Dia berhasil meningkatkan kekuatannya ke tingkat ketiga Alam Bencana secara paksa. Peningkatan kekuatan yang signifikan ini membuat banyak prajurit kuat menjadi curiga.Sedangkan Moko yang menghadapi Chandra yang kekuatannya kini setara dengan tingkat ketiga Alam Bencana hanya tersenyum tipis. Chandra yang sekarang memang sangat kuat, tapi Chandra masih jauh dari tandingannya.“Chandra, masih belum cukup. Mana Tugu Langit Tanpa Batasmu?” tanya Moko sambil tersenyum. Dia menantikan Chandra mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bertarung dengannya. Dia menginginkan pertarungan yang sesungguhnya.“Masih belum butuh Tugu Langit Tanpa Batas,” jawab Chandra.“Tugu Langit Tanpa Batas?”Percakapan keduanya terdengar oleh para prajurit kuat di luar arena.“Jangan-jangan, dia datang dari Bumi?”“Chandra dari Bumi?”“Jadi, dia manusia?”Para prajurit kuat kebingungan. Tepat ketika mereka di tengah kebin
Tubuh Chandra sampai terpental mundur ke belakang. Pada saat yang sama, dia merasakan sebuah kekuatan mengerikan mengalir di lengannya. Kekuatan itu dengan cepat menyebar ke seluruh tubuhnya, membuat darahnya berdesir, juga menimbulkan sensasi terbakar pada tenggorokannya. Pada detik berikutnya, mulut Chandra menyemburkan seteguk darah.Pada akhirnya, Chandra jatuh tersungkur di tanah. Tangannya bahkan sampai berubah bentuk. Pada saat Chandra jatuh, banyak prajurit kuat di kejauhan berseru.“Seperti yang diharapkan dari tuan muda Klan Ambuma. Dia memiliki kekuatan seperti itu di usia yang begitu muda.”“Iya, dia disegel saat masih remaja. Belum lama sejak segelnya terbuka. Tapi dia sudah mencapai Alam Ajaib. Dengan potensi seperti itu, kalau dia terus berkembang, seribu tahun lagi Klan Ambuma akan memiliki prajurit kuat tak tertandingi lagi.”“Kaisar Saros, selamat kepada Klan Ambuma.”Banyak prajurit kuat berkomentar, bahkan ada yang mengucapkan selamat kepada Saros. Sedangkan Saros h
Sebuah suara bergema. Saat suara itu bergema, semua makhluk yang ada di sana spontan menoleh, menatap langit yang jauh, menatap arah datangnya suara itu. Di langit yang jauh, seorang pria muncul dari lorong hampa. Pria itu mengenakan jaket hitam dan terlihat sangat tampan. Dia berjalan di udara, selangkah demi selangkah mendekat.“Moko?”“Dia juga kembali. Jangan-jangan, dia juga sudah mendapatkan Mouriga?”Kemunculan Moko menimbulkan kegemparan. Karena identitas dan statusnya yang begitu unik. Putra seorang kaisar, garis keturunan kaisar, juga tuan muda Klan Ambuma. Dia mendapatkan perlindungan kaisar.Chandra juga melihat Moko yang sedang berjalan mendekat. Dia spontan mengerutkan kening. Moko bergerak dengan cepat. Hanya dalam beberapa langkah, dia telah muncul di luar arena. Moko mengeluarkan rumput kecil dari cincin penyimpanannya. Rumput kecil itu adalah Mouriga.Moko menyerahkan Mouriga di tangannya kepada Tino. Kemudian, dia berkata dengan tenang, “Aku sudah bawa pulang Mouriga
Elsa dan Chandra saling bertatapan. Saat ini, Elsa mulai bergerak. Gaun merah mudanya berkibar. Dalam sekejap mata, dia telah muncul di hadapan Chandra. Begitu dia muncul, dia langsung menyerang Chandra dengan telapak tangannya.Chandra tahu Elsa sangat kuat. Jadi dia tidak berani gegabah. Dia pun mengerahkan seluruh tenaganya untuk melawan serangan Elsa. Namun, tingkat kekuatan Chandra terlalu lemah. Sekalipun kekuatan fisiknya telah mencapai Alam Bencana, kekuatannya masih tidak sebanding dengan satu serangan Elsa.Chandra terkena serangan di dada. Tubuhnya langsung terpental ke belakang. Kemudian, dia jatuh tersungkur di tanah dan memuntahkan seteguk darah. Tidak hanya itu, dada Chandra bahkan berubah bentuk akibat serangan Elsa barusan.“Begitu saja?”Elsa masih berdiri di tempat, sambil menatap Chandra yang telah terluka di kejauhan. Dia mengira Chandra sangat kuat, tapi dia tidak menyangka Chandra akan begitu rapuh sehingga tak mampu menahan satu serangan darinya.Para prajurit k
Chandra tersenyum ketika mengatakan ingin bergabung dengan Klan Loman. Namun sebenarnya, itu hanya cara untuk mencegah klan lain mengincarnya. Dia telah pergi ke Mayar dan membawa pulang Mouriga. Bahkan Chandra sendiri pun merasa kalau dia terlalu beruntung. Semua orang ingin membawa Chandra ke dalam klan mereka sendiri.“Baik, ayo kita lanjutkan di tempat latihan,” kata Tino.Setelah itu, orang-orang pergi ke tempat latihan. Tempat latihan Klan Loman merupakan sebuah arena yang sangat luas, begitu luas hingga batasnya tak terlihat. Saat ini, seorang perempuan berdiri di tempat latihan. Perempuan itu tampak berusia dua puluhan. Dia mengenakan gaun berwarna merah muda dan memegang pedang panjang di tangannya. Rambut hitam panjangnya dibiarkan tergerai. Kecantikannya tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata.Perempuan itu tidak lain adalah Elsa. Dia menatap Chandra yang berdiri tidak jauh di depannya. Dia pernah mencari tahu tentang Chandra. Chandra berasal dari Bumi dan merupakan orang p