แชร์

10. Mengharap Restu

ผู้เขียน: Nathanegara
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-02-10 08:57:13

Begitu sampai, Asha yang membukakan pintu, Marchel langsung peluk Asha. Asha merasa ada sesuatu yang aneh dari Marchel seperti tidak biasanya.

"Tumben kamu mas peluk aku? ada apa nih?" tanya Asha heran

"Aku senang Sha ...pak Bram gak marah sama aku.." jawab Marchel dengan sumringah

"Serius kamu mas? Kemarin sih aku bilang apa adanya soal kamu.."

"Brama mana? Aku mau gendong dia Asha.."

"Ada angin apa nih? Kok kamu tiba-tiba ingin gendong Brama?"

"Kalau seandainya aku gendong kamu aneh gak?" Marchel mulai menggoda Asha.

"Emang kamu berani gendong isteri bos kamu?" Balas Asha sambil menggoda Marchel.

Marchel dan Asha terlihat begitu hangat, tidak ada lagi kecanggungan diantara keduanya. Asha pun terlihat begitu nyaman memeluk Marchel, sehingga membuat keduanya terlihat sangat mesra.

Marchel sudah dapat sinyal dari Om Bram sebagai tanda merestui kedekatannya dengan Asha. Proses penjajakan Marchel terhadap Asha sepertinya, bagai gayung bersambut, karena keduanya saling menyukai antara satu dengan yang lainnya. Namun perjalanan cinta Marchel dan Asha bukan tanpa halangan.

Sebagai anak tunggal tentunya orang tua Marchel menginginkan jodoh anaknya yang terbaik, sementara Asha posisinya sendiri bukanlah gadis lagi. Terlebih Asha sudah memiliki anak, tentunya Marchel harus mempunyai alasan yang cukup untuk menjelaskan pada kedua orang tuanya. Inilah yang menjadi ganjalan bagi Asha untuk memiliki Marchel seutuhnya.

Marchel memang terlihat sangat bahagia dengan restu yang diberikan Om Bram, tapi dia sendiri juga ragu untuk menghadapi kedua orang tuanya. Bagi Asha, ini adalah persoalan yang cukup serius harus ia pertimbangkan. Memang Marchel meyakini Asha, bahwa kemungkinan besar orang tuanya bisa menerima Asha.

Sambil terus memeluk Marchel, Asha mengemukakan kekuatirannya terhadap restu kedua orang tua Marchel:

"Mas ... aku sih yakin kalau Om Bram merestui hubungan kita, tapi aku ini apa sih mas? Bisa berharap banyak untuk masuk dalam keluarga mas yang begitu terhormat?" tanya Asha

"Asha ... tidak ada yang tidak mungkin kalau Tuhan memang sudah tentukan kita berjodoh, tugas kita berdua adalah berupaya agar Tuhan menetetapkannya.." Marchel jelaskan pada Asha

Asha agak bingung mendengar jawaban Marchel yang tidak terjangkau dengan pikirannya. Lama dia berusaha untuk memahami, tapi memang keterbatasannya dalam memahami ucapan Marchel.

"Maksudnya gimana mas? Mas kok nadanya pesimis gitu?" tanya Asha dengan penuh keraguan

"Gini Sha, sebagai manusia kita tidak bisa melakukan apa-apa tanpa di Ridhoi Tuhan, Ridho Tuhan itu dasarnya adalah Ridho kedua orang tua, kita masih punya banyak waktu untuk saling menjajaki, mas akan berusaha meminta Ridho orang tua mas dulu.." Jawab Marchel

Secara panjang lebar, Marchel terus memberikan penjelasan pada Asha, sampai akhirnya Asha benar-benar mengerti. Menurut Marchel tidak ada yang perlu diburu-buru, Marchel lebih memilih proses yang alami, dan memasrahkan semuanya kepada kehendak Tuhan.

Sebagai laki-laki, dia berusaha untuk menjaga diri agar tidak mengikuti hawa nafsunya. Meskipun sekarang sudah terbuka lebar dia bisa melakukan apa saja terhadap Asha, tapi dia ingin menghargai Asha sebagai perempuan baik-baik, agar kalau memang ditakdirkan berjodoh, dia berharap Asha sudah berubah seperti yang ia harapkan.

"Asha, kalau mas sudah siap menerima kamu nanti, dan keluarga mas juga begitu, itu artinya mas juga sudah siap untuk menyayangi Brama.." jelas Marchel.

Marchel melanjutkan ucapannya, setelah dia yakin Asha mulai memahami apa yang disampaikannya,

"Bukan cuma itu, mas akan usahakan agar orang tua mas juga sayang sama kamu dan Brama, makanya kamu harus sabar ya.." bujuk Marchel

"Aku sekarang ikut apa yang menjadi keputusan mas aja, aku juga harus mempersiapkan mental untuk menghadapi kondisi yang terburuk sekali pun." ucap Asha

Asha dan Marchel terlihat begitu mesra, Marchel pun memperlihatkan kalau dia memang mencintai Asha. Marchel memperlakulan Asha dengan sangat baik, dia tidak ingin kalau Asha merasa dia tidak sungguh-sungguh ingin menikahi Asha.

Marchel sama sekali tidak pernah menyinggung status Asha yang sudah tidak gadis lagi, bagi Marchel itu bukanlah halangan bagi cintanya. Marchel sangat yakin kalau Asha bisa diajak menjadi isteri dan ibu rumah tangga yang baik, dengan kecukupan fasilitas yang diberikan Bram, tidak pernah dia salah gunakannya.

Asha sangat tahu diri, dia harus menjaga kepercayaan Bram yang begitu besar padanya. Asha juga sangat bersyukur kalau Bram tidak marah saat memergoki dia sedang berpelukan dengan Marchel. Padahal dia pikir Bram akan sangat murka. Tapi, bagi Bram, Asha adalah ibu dari anaknya yang patut dia kasihani.

Bram juga berpikir bahwa dia tidak bisa membahagiakan Asha, ternyata apa yang dia rencanakan, sekarang sudah berbuah hasilnya. Marchel menjadi dekat dengan Asha, dengan begitu dia punya cukup alasan nantinya melepaskan Asha pada Marchel.

"Om Bram ngomong apa aja mas waktu di kantor? Aku takut mas di marahi Om Bram, dan dipecat dari kerjaan."

"Kamu jangan ge-er ya kalau mas bilang, Om Bram tanya gini, kamu jawab yang jujur, kamu suka ya sama Asha?"

"Terus mas jawab apa?" tanya Asha

Bersambung..

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   150. Ending

    "Papa sudah senang kita bisa berkumpul kembali seperti sekarang ini, Papa gak mau nanti, gara-gara pekerjaan itu kita kembali terpecah." Jawab Yanuar"Papa kamu benar Sha, kadang-kadang apa yang Papa kamu bilang itu bisa terjadi, karena Papa kamu itu sangat tahu karakter Mama." Ujar Melissa."Tapi kan udah pada tua pastinya sudah banyak berubah Ma, masak sih mau ribut melulu, Asha sih cuma ingin Papa dan akur." Ujar Asha.Asha mencoba untuk menengahi, dia merasa kalau Melissa dan Yanuar sama-sama keras, makanya dia jadi korban dari keegoisan kedua orang tuanya."Kita tetap seperti sekarang ini saja, Papa sih tidak ada persoalan dengan pekerjaan, Papa sangat senang melihat kita bisa kumpul seperti ini, Papa sama Mama akan baik-baik saja Sha." Ucap Yanuar"Tapi kan sekarang ini Papa dari Nol lagi, mulai dari bawah lagi, Asha ingin Papa juga punya kedudukan yang cukup penting." Jelas Asha"Soal keinginan kamu itu gampang Sha, Papa akan pi

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   149. Usaha Asha Belum Berhasil

    "Sebajingannya Papa, gak sampai hati lah Papa berperilaku seperti itu, Mama kamu itu sangat kenal Papa." Ujar Yanuar.Melissa yang mendengarkan penjelasan Yanuar, tidak bisa menahan diri untuk ikut menimpali, "Aku sih awalnya sempat percaya dengan isu itu Yan, aku tahu walau pun kamu tidak baik-baik amat, tapi tidak mungkin sampai melakukan itu, apa lagi kamu tahu kalau kamu punya anak perempuan." Timpal Melissa."Itu dia Mel, aku sangat tahu itu.. aku juga gak mau anak perempuan aku diperlakukan seperti itu." Jawab Yanuar.Marchel dan Asha saling pandang mendengar penjelasan Yanuar, yang sangat takut kalau anak perempuan satu-satunya, mengalami hal seperti itu. Pada kenyataannya, anaknya sudah menerima nasib seperti itu."Terus sekarang gimana Yan? setelah kamu terbebas dari fitnah itu? Kan harusnya kamu kembali rukun sama isteri dan anak-anak kamu?" Tanya Melissa."Biarlah.. aku lebih senang ada di antara kalian, aku ingin men

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   148. Pertemuan Mellisa dan Yanuar

    Usaha Asha untuk mempertemukan kedua orang tuanya tidak sia-sia. Melissa mau menerima kedatangan Yanuar, setelah di desak Asha. Yanuar mendatangi Melissa di Mells Residents, dalam pertemuan itu juga ada bi Hana.Seharusnya ini adalah sebuah pertemuan yang dramatis, antara Melissa dan Yanuar, setelah selama dua puluh tahun tidak pernah bertemu. Namun pertemuan itu di respon dengan dingin oleh Melissa, tangannya terbuka, tapi hatinya tetap tertutup.Asha menyambut Papanya dengan pelukan hangat, dan Yanuar pun membalas pelukan Asha dengan penuh kasih sayang,"Alhamdulillah.. akhirnya Papa datang juga." Ucap Asha sambil cium tangannya dan memeluk Yanuar."Kalau kamu yang minta, Papa pasti datang sayang.. Papa gak mau kamu kecewa." Ucap Yanuar penuh kehangatan.Asha mengajak Yanuar duduk di ruangan tamu, dan disambut oleh Marchel yang ada di ruang tamu dengan Brama. Marchel pun cium tangan Yanuar, dan mengajak Brama untuk cium tangan pada

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   147. Mellisa Belum Menerima Yanuar

    Marchel menceritakan panjang lebar soal Yanuar, berdasarkan penjelasan Bram, yang merupakan kakak dari isteri Yanuar. Marchel menjelaskan juga, kalau Yanuar hanya kena fitnah. Yanuar sama sekali tidak terlihat hubungan asmara dengan Petty, semua hanya kesalah fahaman.Marchel menjelaskan apa yang dikatakan Bram padanya, "Pak Bram bilang, tidak terjadi apa-apa antara Petty sama Papa, menurutnya Papa tetap memperlakukan Petty sebagai keponakan, itu yang diceritakan Petty pada pak Bram dan pak Bram mempercayai cerita Petty." Ujar Marchel."Masih menurut pak Bram, beliau sudah kasih tahu tante Ratih.. dan Papa akan kembali ke keluarga Papa." lanjut Marchel.Mellisa mendengarkan apa yang dikatakan Marchel. Marchel terus cerita tentang apa yang diketahuinya tentang Yanuar, baik dari Bram atau pun dari Yanuar sendiri."Kalau penjelasan Papa juga sama Ma, Papa cuma kena fitnah, Papa menganggap Petty sebagai keponakan, sehingga Petty juga diperlakuka

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   146. Asha Menyatukan Papa dan Mamanya

    Sampai di kamar Melissa, Marchel dan Asha menceritakan tentang kabar baik untuk Yanuar. Melissa tanggapannya biasa datar saja, tidak ada respon yang berarti. Melissa seakan-akan tidak peduli dengan masalah Yanuar, sehingga Asha bingung dengan sikap Melissa,"Ma.. kan Papa sudah dinyatakan pak Bram tidak bersalah, jadi gak usah negatif terus dong sama Papa." Ujar Asha."Mama tidak berpikiran negatif Sha sama Papa kamu, Mama cuma tidak terlalu peduli aja, karena Mama sudah sangat kenal karakter Papa kamu." Jelas Melissa."Tapi kan orang gak selamanya jelek Ma, coba deh Mama bisa lentur sedikit sama Papa, Asha cuma ingin Mama mau ketemu Papa.. pliiis deh Ma, untuk memperbaiki silaturahmi aja." Pinta Asha."Okey.. bisa saja Mama mau ketemu Papa kamu, tapi ingat! Jangan kamu paksa Mama untuk bersatu kembali sama Papa kamu!!" Tegas Melissa.Marchel dan Asha saling berpandangan,l mendengar jawaban Melissa, seakan-akan Mellisa sudah menutup p

  • Jerat Cinta Bodyguard Tajir   145. Brama Mendapatkan Haknya

    "Iya Sha.. syukurlah kalau kamu merasa seperti itu, setidaknya mengurangi rasa bersalah saya terhadap kamu." Ujar Bram"Pak Bram sudah cukup bijak dalam hal ini, saya dan Asha sangat memaklumi posisi bapak, tapi ya.. seperti inilah jalan yang Tuhan berikan." Tambah Marchel"Saya sangat bersyukur dipertemukan dengan kalian, saya hampir frustasi menghadapi masalah Petty, saya memang harus selesaikan masalahnya.""Pak Bram sudah amanahkan pada saya untuk menjaga Brama, In Sha Allah saya akan jaga amanah itu pak.""Terima kasih cel.., terima kasih Asha, atas pengertian kalian, kalau gitu saya moon pamit ya." Ucap BramSetelah Bram pulang, Marchel dan Asha tidak buru-buru naik ke kamar, mereka masih ngobrol soal deposito untuk Brama."Deposito itu biarkan saja utuh seperti itu, tidak usaha dicairkan." Saran Marchel"Kenapa mas? Kan bisa dimanfaatkan untuk Brama?" Tanya Asha"Gak usaha.. biarlah kebutuhan Brama tanggungan aku Sha, itu bisa dia

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status