Setelah selesai makan siang, mereka mengobrol di ruang tamu. Naya duduk di samping calon mertuanya. Sementara Gilang duduk di sofa depan sang kekasih. Ia terus memerhatikan gadis tomboy yang baru dua hari menjadi kekasihnya itu. Gilang semakin penasaran dengan Naya, menurutnya dia adalah gadis yang mudah dirayu, tapi CEO muda itu belum mempunyai kesempatan untuk melancarkan aksinya.
“Mami tumben mau datang ke apartemenku?” tanya Gilang pada sang mami. Biasanya Mami Tyas tidak pernah mau berkunjung ke tempatnya. Ia merasa jijik karena Gilang selalu membawa wanita teman kencannya bermalam di apartemen.
“Mami nelpon Naya mau ngajak dia ke salon, eh nggak tahunya dia lagi ada di kandang buaya.” Mami Tyas melirik dengan sinis kepada anaknya. Kecemasan mulai menyelimut wanita paruh baya itu, ia khawatir kalau Gilang merusak Naya. Ia akan merasa sangat bersalah kalau sampai itu terjadi. Demi anaknya ia mengorbankan kehormata
“Kenapa juga aku mengemis kepada gadis tomboy itu, masih banyak wanita seksi yang lebih menarik yang dengan suka rela menyerahkkan tubuhnya untukku sentuh,” gumam Gilang sembari menyeringai.Laki-laki dengan sejuta pesona itu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi ia segera berpakaian. Apa pun yang dipakai CEO muda itu selalu terlihat pas di tubuhnya. Gilang segera menyambar kunci mobilnya, berjalan sambil bersiul keluar dari apartemennya.Mobil sport berwarna kuning itu melesat di jalanan menuju tempat sahabatnya berada. Tempat di mana ia menghabiskan waktu bersama para wanita seksi yang selalu menemani para lelaki tampan itu.Akhirnya mobil sport itu sampai di rumah mewah yang terlihat sangat asri. Banyak pohon-pohon rindang di sepanjang jalan menuju rumah itu setelah memasuki gerbang depan. Tidak ada lagi rumah di lingkungan itu, hanya ada satu istana kediaman keluarga Prasetyo.
Gilang dan Selly masuk ke dalam kamar yang bersebelahan dengan kamar Evans. Kamar yang biasa Gilang pakai berpesta dengan wanitanya. Berpesta berdua dengan wanita seksi di dalam kamar.“Kamu mau mulai dari mana? Aku akan memuaskanmu pejantanku.” Selly mendorong Gilang hingga jatuh terlentang di atas kasur. Lalu, ia merayap di atas tubuh kekar itu.“Sabar dong, Cantik!” Gilang menahan wajah Selly yang hendak mencium lehernya. “Aku mau ngambil sesuatu dulu.”Selly menjatuhkan tubuhnya ke samping Gilang. Lalu, laki-laki itu bangun dan pergi keluar kamar. Ia memasuki kamar sebelah yang ditempati Evans dan wanitanya.“Mantap!” ucap Gilang setelah ia membuka pintu.Evans sedang menyesapi gunung kembar wanitanya yang terlihat sangat besar seperti habis digigit tawon. Dia dan wanitanya masih menggunakan pakaian lengkap, hanya saja sang wani
Wanita cantik nan seksi yang berdiri di hadapan Gilang sudah sangat menginginkan sentuhan keperkasaan sang CEO itu. “Apa aku tidak menarik? Apa aku kurang seksi?” tanya Selly kepada laki-laki yang bertelanjang dada itu. “Kenapa hanya dilihatin saja?”“Kamu sangat menggoda, Cantik.” Gilang menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah wanita cantik tanpa riasan yang berdiri di hadapannya. Lalu, membuka pengait kain yang menutupi gunung kembar yang masih terlihat kenyal walau sering didaki oleh para pendaki kenikmatan.Gilang yakin, wanita seperti Selly pasti sudah tidur dengan banyak laki-laki seperti dirinya, penjelajah daerah terlarang para wanita yang haus belaian.“Kamu juga begitu menggoda. Aku sangat beruntung bisa memilikimu malam ini.” Selly mengalungkan tangannya di leher CEO muda itu.Gilang membenamkan wajahnya di antara dua gunung kembar itu, tangannya meremas bongkahan kenyal milik Selly. “
Gilang bangun dari tidurya setelah wanita seksi yang telah memuaskannya memejamkan mata. Laki-laki tampan itu segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi, Gilang memakai pakaiannya dan keluar dari dalam kamar itu meninggalkan Selly sendirian.Ia pergi ke halaman belakang, tempat bersantainya bersama sang sahabat, dekat kolam renang sembari membawa segelas susu coklat panas kesukaanya. Dan ternyata sang sahabat sudah lebih dulu berada di tempat itu. “Lo udah turun gunung?” tanya Gilang pada sahabatnya sembari terkekeh.Evans menoleh ke belakang, di mana sahabatnya yang sama-sama brengsek berjalan mendekatinya. Ia tersenyum sambil menggelengkan kepala. “Gimana Selly?” tanya Evans pada laki-laki yang mempunyai lesung pipi itu.“Permainannya benar-benar mantap,” sahut Gilang sembari mengacungkan jempolnya. Lalu duduk di samping sahabatnya itu. “Kamu mau?” Gilang menawark
Gilang memasuki kamar sahabatnya untuk menikmati tubuh Soraya yang baru saja dikencani oleh Evans, sahabat yang tidak kalah brengsek dengannya.CEO muda itu memutar kenop pintu kamar Evans dan mendorongnya dengan perlahan. Seorang wanita seksi yang sedang tertidur di atas ranjang sahabatnya dengan tubuh yang diselimuti kain tebal hanya sampai pinggang saja, sementara tubuh bagian atasnya terbuka.Gunung kembar milik wanita seksi itu bertumpuk karena Soraya tidur menyamping. Gilang menggelengkan kepala sembari menelan air liurnya dengan susah payah. Laki-laki berlesung pipi itu berjalan perlahan menghampiri wanita pemilik bongkahan kembar yang besar itu.“Kelihatannya dia sangat kelelahan,” gumam Gilang saat mengusap-usap gunung kembar itu. Namun, sang empu tidak terusik dengan belaian tangannya yang mengelus dengan lembut bongkahan besar itu.“Pulihkan dulu tenagamu, nanti malam kita akan bertembur,” ucapnya dengan pelan di telinga
Gilang kembali masuk ke dalam kamar sahabanya, ternyata wanita seksi itu sudah tidak ada di tempat tidur. Ia melangkahkan kakinya perlahan masuk ke dalam setelah menutup pintu dan menguncinya. Terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.Tanpa berpikir panjang, Gilang langsung melucuti bajunya sendiri. Lalu, masuk ke dalam kamar mandi dengan tubuh polosnya tanpa benang sehelai pun, menghampiri wanita cantik yang sedang berendam sembari memejamkan matanya. Laki-laki yang sudah tidak sabar inggin menikmati tubuh wanita seksi itu masuk ke dalam bathup.Soraya membuka matanya saat ada yang masuk ke dalam bathup. Wanita cantik dengan rambut yang digulung ke atas itu tersenyum sembari mengedipkan sebelah matanya pada CEO muda itu.“Boleh aku membantu membersihkan tubuh seksimu?” Gilang menawarkan diri untuk menyabuni tubuh mulus itu.“Tentu boleh dong, Sayang,” jawab Soraya sembari beringsut, menggeser duduknya lebih ke tengah u
‘Ternyata sangat menyenangkan bermain-main dengan benda kenyal ini,’ batin Gilang sembari terus meremas dua buah gunung kembar yang tidak bisa ia cengkram hanya dengan satu tangan saja.Wanita seksi itu membalikan badan menghadap Gilang. Laki-laki mesum itu membulatkan matanya saat buah kenikmatan Soraya menggantung di depan matanya.“Sayang, apa kamu nggak sakit aku remas seperti ini?” tanya Gilang sembari membasuh benda kenyal itu, dan sesekali meremasnya.“Ini nikmat,” jawab Soraya di sela desahannya.“Apa ini asli?” Pertanyaan yang konyol keluar dari mulut laki-laki mesum itu.Sebenarnya tidak ada pengaruhnya bagi dia asli atau palsu karena dirinya tidak bisa membedakan, hanya saja dia merasa khawatir kalau akan menyakiti Soraya jikalau buah kenikmatan itu ternyata palsu.Soraya tersenyum mendengar pertanyaan lelaki tampan di hadapannya. “Ini asli, Sayang, mau kamu remas sampai kamu p
Gilang segera membersihkan dirinya setelah berpesta buah kenikmatan. Berkali-kali wanita bertubuh seksi yang bernama Soraya itu memuaskan hasrat laki-laki tampan yang mempunyai sejuta pesona. Kini laki-laki itu telah bersantai di teras belakang rumah sahabatnya sembari menikmati minuman bersoda.“Bagaimana? Apa lo udah puas?” tanya Evans sembari menyunggingkan sudut bibirnya.Kedua laki-laki itu sudah kecanduan melakukan hubungan selayaknya suami istri tanpa adanya ikatan pernikahan. Pemuda yang sudah dirasuki setan itu tidak memikirkan akibatnya di masa depan.Sungguh sangat merugikan diri sendiri apabila kita melakukan hubungan terlarang itu. Terlarang bagi pasangan yang belum resmi menikah.“Puas banget,” jawab Gilang sembari tertawa pelan. “Dapat dari mana lo cewek kayak Soraya?” tanyanya setelah menyesapi minuman bersoda itu.“Kenapa? Ketagihan lo ya,” tukas Evans dengan tawa yang begitu renyah d