Share

Sepuluh juta

Author: YOSSYTA S
last update Last Updated: 2025-03-02 01:17:07

"Sepuluh juta. Aku akan membayar mu 10 juta per bulan, jika kau bersedia menjadi ibu susu bayiku!" celetuk Rafka tiba-tiba.

"Huh!" Sontak saja, baik itu Vania, juga Raisa langsung terbengong mendengarnya.

Lalu, dengan tanpa pikir panjang lagi, Rafka langsung menarik tangan wanita itu untuk segera menuju ke ruangan bayi tempat anaknya berada.

"E-eh, lepasin! Ini namanya pemaksaan!" Tentu saja, dengan wajah kesal, Vania ingin memberontak.

Namun, tak bisa. Karena cengkraman tangan lelaki itu terlalu kuat. Sehingga membuatnya mau tak mau hanya bisa pasrah mengikuti ke arah mana laki-laki itu membawanya kini.

Begitu telah sampai di dekat ranjang kecil sang bayi, baru lelaki itu mau melepaskan tangan Vania.

"Cepat susui dia sekarang!" titahnya dingin.

Sehingga membuat Vania langsung membuang muka dan mendengkus kesal padanya.

"Udah buruan! Atau ...."

"Atau apa?" tantang Vania geram. Dengan wajah yang seolah tanpa rasa takut, wanita itu menatapnya garang. Namun hanya sebentar, dengan perasaan tak karuan ia kembali menundukkan wajah dan mengalihkan pandangan.

Jujur, sebenarnya di dalam hatinya kini masih merasa tak tenang, takut jika saja lelaki itu sampai mengenalinya bagaimana?

"Jangan mentang-mentang Anda orang kaya bisa mengancam saya!" lanjutnya berpura-pura tetap tenang. Ia tidak mau jika lelaki itu akan semena-mena terhadapnya.

Rafka semakin emosi. Sungguh ia tak menyangka kalau wanita itu malah berani melawannya. Ya, baru kali ini ia dibuat kesal oleh seorang wanita, dan wanita itu adalah Vania.

Namun, lelaki itu tak kehabisan akal.

"Baiklah, begini saja. Jika, kau mau menjadi ibu susu untuk bayiku, aku akan memberikan berapapun uang yang kau mau." Karena sudah merasa terdesak, dan ia yang tak tega jika melihat anaknya terus saja menangis. Sehingga dengan sedikit menurunkan rasa egonya yang tinggi, Rafka kembali memberikan penawaran.

Untuk sesaat Vania terdiam. Ia tampak sedang mempertimbangkan tawaran yang cukup menggiurkan dari lelaki itu.

"Huh, ini serius? Dia akan memberi berapapun uang yang aku mau? Bukankah ini kesempatan langka bagiku untuk bisa mendapatkan uang dengan mudah?" batin Vania mulai bimbang.

Jika ia menerima tawaran ini, tanpa harus pusing dan susah payah, dirinya nanti bisa membayar semua biaya untuk pengobatan pamannya di rumah sakit.

Tapi ia masih ragu untuk mengambil keputusan.

"Sok jual mahal banget sih nih cewek! Tinggal jawab iya saja kok, ribet." Dalam hati Rafka mulai ngedumel kesal. "Padahal aku yakin kalau sesungguhnya dia sangat tergiur dengan apa yang barusan aku tawarkan tadi. Cuma dia hanya berpura-pura saja sok menolak."

"Jika bukan karena Al yang sangat membutuhkan ASI. Aku juga tak akan sudi memberikan penawaran itu padanya," lanjut batinnya lagi.

"Oee ... oee ...." Suara tangisan bayi memecahkan keheningan.

Membuat dua insan yang tengah berdiri berhadapan itu langsung berjingkat dan tersadar dari lamunannya masing-masing.

Reflek Vania langsung menoleh ke arah bayi kecil itu. Hatinya kembali berdesir melihatnya. Jiwa keibuannya mendorongnya untuk segera menggendong bayi tersebut.

Lalu, tanpa pikir panjang, ia segera mengambil bayi itu dan langsung mendekapnya penuh sayang. Lalu dengan menimang-nimang pelan, ia berusaha untuk membuat bayi itu terdiam.

"Huss ... cup-cup, Sayang. Sudah diem ya, Cantik! Eh, dia ini cewek apa cowok sih?" gumamnya pelan. Ya, wanita itu belum tahu jenis kelamin bayi ini.

Sementara Rafka tanpa mau menjawab, ia malah jadi terbengong melihatnya. Sehingga membuat Vania memutar bola mata malas dan berkata, "Bisakah Anda keluar sekarang?"

"Huh!" Dengan wajah kebingungan Rafka masih saja tampak seperti patung.

"Saya ingin menyusul bayi ini. Jadi, tolong silahkan Anda keluar dulu dari ruangan ini!" usir Vania.

"O-oh, ya ya baiklah. Saya akan keluar sekarang." Dengan sedikit salah tingkah, lelaki tersebut langsung saja melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

"Huff!" Setelah melihatnya pergi, Vania menghela napas lega. Baru kemudian ia memilih tempat untuk duduk.

Jika mengingat betapa arogan ayah dari bayi yang berada di dalam dekapannya kini. Ingin rasanya ia menolak ataupun mengabaikan bayi itu.

Namun, kenapa hatinya berkata lain? Entah mengapa sejak awal ia melihatnya, ia merasa seperti ada ikatan batin dengan bayi tersebut.

Kenapa bisa seperti itu?

Apa mungkin karena dirinya yang masih merasa sangat kehilangan atas kepergian putrinya. Sehingga ketika melihat bayi ini, seolah dia menemukan pengganti bayinya yang telah meninggal.

Lalu dengan pandangan lembut dan penuh kasih sayang, Vania tampak tersenyum manis dan segera memberikan ASI kepada bayi tersebut.

Sementara dari balik pintu yang sedikit terbuka, diam-diam dari arah samping, ternyata Rafka sedang mengintip. Dia bisa melihat sisi keibuan wanita tersebut. Dengan begitu lembut dan sayang, wanita itu memperlakukan putranya bagai anaknya sendiri.

Seketika itu dadanya berdesir. Hatinya pun mulai menghangat. Entah mengapa ia merasa sangat senang melihat pemandangan itu.

Lalu tiba-tiba saja ada yang menepuk pundaknya dari belakang.

Pukk!

Sontak saja membuat lelaki itu terjingkat dan langsung menoleh ke belakang. Kini ia melihat ada Raisa yang tampak sedang tersenyum tengil padanya.

"Bagaimana? Kau sudah melihatnya sendiri 'kan? Bagaimana ketulusan wanita itu menyusui Baby Al?" tanya Raisa sengaja ingin mengejek.

"Dan, lihat. Bahkan dengan cepat dia bisa langsung membuat bayimu itu terdiam." lanjutnya lagi. Seraya ikut mengintip dari sela-sela kecil pintu yang terbuka. Sebagai sesama wanita, ia bisa melihat ada ketulusan hati di raut wajah lembut dan sendu wanita itu.

"Udah, diem. Jangan cerewet!" sahut Rafka sewot.

"Jadi, bagaimana? Berarti wanita itu mau 'kan menjadi ibu susunya baby Al?" tanya Raisa lagi.

"Ekhem-hem!" Sebelum sempat Rafka kembali menjawab, tiba-tiba saja dari arah belakang Raisa, terdengar suara deheman seorang wanita menyela pembicaraan mereka.

Sontak kedua orang itu langsung menoleh ke arah sumber suara. Lalu mereka melihat ada seorang wanita cantik bergaun maroon sedang berjalan menuju ke arah keduanya.

"Kamu! Buat apa kamu ke sini?" tanya Rafka menatapnya sinis.

"Ikh, Rafka. Aku ini' kan Mamanya Al. jadi aku ke sini ya, ingin menjenguknya lah," jawab wanita itu manja.

Sehingga membuat Raisa yang tampak tidak suka terhadapnya pun, memutar bola mata malas mendengar ucapan wanita itu yang terkesan sangat dibuat-buat.

"Eh, iya. Di mana Al? Apakah dia baik-baik saja?" Wanita muda berambut lurus sepunggung itu tampak celingukan mencari keberadaan anaknya.

"Dia di dalam sedang--" Belum sempat Rafka menyelesaikan ucapannya, terlebih dahulu wanita itu langsung saja menerobos masuk ke dalam ruang bayi, tempat Vania yang sedang menyusui Alviano.

Krieett!

Begitu memasuki ruang, dahi wanita bernama Dinda itu langsung mengernyit keheranan saat melihat ....

"Hey, siapa kamu?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Els Arrow
ooooiiiii makin seru aja woyy
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Kepergok

    Dengan pandangan yang sulit untuk diartikan, tanpa sadar bibir lelaki tampan itu tampak tersungging kecil. Walaupun samar, tetapi Dinda yang melihat bagaimana perubahan raut wajahnya pun, tampak keheranan. Bak terbakar oleh api cemburu, hati gadis jutek itu menjadi panas seketika. Sungguh ia tak habis pikir, ada apa dengan suaminya ini? Entah kenapa ia merasa, kalau Rafka sepertinya bahagia jika sedang melihat si pengasuh bayinya tersebut. Lalu, dengan sedikit kasar, wanita ber-piama biru muda itu langsung saja mengambil paksa Baby Al dari tangan Vania. Sontak saja baik itu Vania dan juga Rafka langsung terkejut dibuatnya. "E-eh, Nona, hati-hati!" Vania yang kaget jadi terbengong. "Dinda, kau ini apa-apaan? Kasar banget!" Seketika raut wajah lelaki tampan itu berubah garang, dengan kesal ia langsung saja memarahi istrinya. Kerena merasa terganggu, bayi kecil yang semula sedang nyaman berada di pelukan sang ibu asuhnya itu pun jadi menangis. "Lihat! Baby Al jadi menangis,"

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Mulai Merasa Kagum

    "Em, maaf, Bu. Kalau boleh saya tahu. Ada apa Anda mencari saya?" Vania memberanikan diri untuk bertanya. "Non Dinda membutuhkan bantuan mu untuk mengurus Baby Al sekarang." "Oh, begitu." Vania yang sempat merasa keheranan juga sedikit ketakutan pun tampak manggut-manggut merasa lega. "Huff! Kirain aku ada apaan?" ucapnya membatin. Setelah menaiki lift menuju ke lantai tiga. Kini mereka telah sampai di dekat kamar Dinda. Dari luar kamar bisa terdengar jelas kalau baby Al kini sedang menangis. Sehingga membuat Vania otomatis merasa sedikit khawatir padanya. Tanpa disuruh, Vania langsung saja menerobos masuk kamar Diandra yang memang dalam keadaan pintu terbuka. "Maaf, Nona. Ada apa dengan Baby Al?" tanyanya sedikit panik.Sementara sang kepala pelayan, langsung undur diri kembali ke kamarnya. "Ikh, kamu ini lama banget sih, datangnya! Itu buruan kamu gantiin popoknya Baby Al sana! Kayaknya dia habis pup, jadi dia menangis tau!" bentak Dinda merasa kesal dan juga jijik,

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Kepergok Dinda

    "Dinda?!" Reflek, dengan perasaan kagok, keduanya pun langsung segera menjauh. "Oh, aku hanya ingin melihat Baby Al sebentar. Ya sudah, Laras. Kau gendong Baby Al lagi." Dengan sangat hati-hati, lelaki itu menyerahkan kembali bayi kecil itu pada Vania. Senyuman manis di bibirnya tadi seakan langsung menghilang, dan ia kembali ke mode awal. Dingin, datar juga kaku tanpa senyum sedikitpun. "Ini sudah malam, sebaiknya kau bawa Baby Al untuk tidur sekarang!" ucap Rafka menoleh ke arah Dinda. Dengan wajah cemberut, Dinda hanya mengangguk. Lalu, dengan sewot ia merebut bayinya dari tangan Vania. "E-eh!" Membuat Vania pun jadi kaget melihatnya. Setelah itu Rafka langsung keluar dan ingin segera masuk menuju kamarnya sendiri. Namun, dengan cepat Dinda yang menggendong bayi kecil itu langsung mencegahnya. "Tunggu, Rafka? Apa kau tidak ingin tidur bareng dengan kami?" ucap Dinda keceplosan. Rafka yang mendengarnya pun, menaikan sebelah alis, menoleh sinis ke arahnya. Dinda yang

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Mulai Nyaman

    Di kamar sang bayi. Vania sedang duduk memangku baby Al yang tengah asyik menyusu padanya. Wanita itu tampak begitu ceria memandangi wajah imut dan menggemaskan bayi kecil yang ada di dalam pangkuannya kini. "Mimi yang banyak ya, Sayang! Agar nanti pas ditinggal sama Ibu, kamu udah kenyang dan bisa tidur dengan nyenyak." Seraya mengusap-usap lembut kepala Baby Al, Vania tampak sibuk berceloteh ria, seolah sedang mengajak ngobrol bayi kecil tersebut. Namun, sedetik kemudian ia jadi teringat akan mendiang bayinya yang telah meninggal. Seketika wajahnya berubah menjadi muram dan perlahan air matanya pun mengalir mulai membasahi pipi. Walau ia sudah berusaha untuk tetap terlihat tegar juga ikhlas. Tapi, rasa penyesalan yang mendalam, masih saja sering kali menyiksa batinnya. Seakan ia menyalahkan dirinya sendiri yang tak bisa menyelamatkan atau melindungi sang buat hatinya tersebut. "Hiks ... hiks. Maafkan, Mama, Sayang," ucapnya pelan. Kleek! Tiba-tiba saja pintu terbuka. Va

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Mulai Penasaran

    Di sore hari. Sesaat, setelah kepulangan Rafka dari kantor, lelaki itu tampak dengan lesu memasuki kamar. Hari ini ia benar-benar merasa lelah, karena kepadatan pekerjaannya di kantor, cukup menguras tenaga dan juga pikirannya. Pria itu mengendorkan dasi, dan mulai melangkah mendekati ranjang. Setelah melepaskan dasi, ia meletakkannya di pinggir kasur tempatnya terduduk kini. "Huff, benar-benar sangat melelahkan," gumamnya seraya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Sungguh ia ingin merebahkan diri untuk sekedar beristirahat sejenak. Namun, baru saja ia akan memejamkan mata, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu. Tok-tok-tok! "Rafka, bolehkah aku masuk?" ucap seorang wanita yang tengah berdiri di depan pintu kamar. "Hais, ngapain lagi sih nih, cewek? Ganggu aja!" Tanpa mau menjawab, dengan sangat malas, pria itu hanya dengkusnya kesal. Karena tak segera mendapat jawaban, dengan lancang Dinda langsung saja membuka pintu. Kleek! Tanpa disuruh, wanita yang

  • Jerat Cinta Ibu Susu Anakku    Merasa Aneh

    Di ruang tamu yang cukup luas dan megah, kini seluruh anggota keluarga Rafka, beserta Vania tengah terduduk menyebar di sofa panjang yang membentang di tengah ruang. Dengan satu per satu wanita muda itu diperkenalkan dengan seluruh anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Mulai dari kepala keluarga yaitu, Tuan Abymana Surya sang ayah dari Rafka. Lalu, Dinda Putri Kirana yaitu sang istri dari lelaki tersebut. Juga Erline Mohan, sang adik kandung dari ayahnya Rafka, yang berarti nenek dari bayi kecil yang akan diasuh dan disusui oleh Vania. Ya, walau pun Erline sebenarnya tidak ikut tinggal di rumah itu. Tetapi, wanita itu kerap kali datang berkunjung untuk menyambut kehadiran sesosok bayi kecil yang baru sekitar satu bulanan yang lalu hadir sebagai anggota baru di rumah tersebut. "Oh, jadi nama kamu Laras?" tanya Erline. Seraya masih menggendong Baby Al, wanita itu selalu menampilkan senyuman ramah kepada siapa pun juga. Termasuk terhadap Vania, sosok pengasuh baru yang ak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status