Jerat Cinta Ibu Susu Anakku

Jerat Cinta Ibu Susu Anakku

last update최신 업데이트 : 2025-05-29
에:  YOSSYTA S방금 업데이트되었습니다.
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 평가. 7 리뷰
22챕터
589조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

Betapa terpukulnya Vania, ketika mengetahui bahwa anak satu-satunya, yang baru saja ia lahirkan dinyatakan telah meninggal. Hingga di tengah keterpurukannya, bagai secercah harapan, sebuah tawaran pekerjaan yang sangat menggiurkan datang padanya. Yaitu menjadi ibu susu dari anak orang kaya. Tentu saja dirinya yang sangat membutuhkan pekerjaan, langsung saja menerimanya. Namun, ketika ia mengetahui siapa ayah dari anak yang akan diasuhnya nanti, dirinya pun langsung merasa sangat terkejut dan tak pernah mengira kalau pria itu adalah Rafka Abymana Putra, CEO muda pemilik banyak cabang supermarket, orang yang pernah melewati malam panas dengannya dulu. Lalu, apakah Vania akan tetap mau menjadi ibu susu dari anak orang yang sangat dibencinya itu? Atau, lebih memilih untuk pergi?

더 보기

1화

Melahirkan

Di dalam puskesmas kecil yang sunyi, seorang suster muda berjalan tergesa-gesa keluar dari ruang persalinan. Dalam dekapannya, ada seorang bayi mungil yang baru saja lahir. Namun, wajah suster itu bukan dipenuhi kebahagiaan, melainkan kepanikan.

"Maaf, tapi aku tidak punya pilihan," ucapnya membatin. Ia merasa sangat terpaksa harus melakukan ini.

Lalu dengan segera ia menyerahkan bayi kecil itu kepada seorang wanita yang tengah menunggunya di luar kamar.

"Nyonya, ini bayinya," ucap si suster dengan nada sedikit pelan.

Wanita cantik bergaun putih, segera menggendong bayi kecil berjenis kelamin laki-laki itu dengan sangat hati-hati.

"Bagus. Ini imbalan untukmu." Satu wanita yang lebih tua, menyelipkan amplop coklat ke tangan si suster. "Kuharap, kamu bisa merahasiakan semua ini dari siapapun! Ingat, bila rahasia ini sampai bocor!" Wanita itu mencondongkan tubuhnya dan melotot tajam ke arah si suster. "Kamu yang akan menanggung akibatnya nanti!"

"Ba-baik Nyonya. Saya pasti akan menutup rapat rahasia ini." Dengan wajah menegang si suster itu mengangguk ketakutan. Lalu ia langsung memasukkan amplop yang berisi uang tunai itu ke dalam saku celananya.

"Kita harus pergi sekarang, Mah!" Wanita muda, yang menggendong bayi, tampaknya adalah anak dari wanita yang satunya lagi.

"Ayo. Eh, tapi tunggu! Kamu sudah menyiapkan bayi lain sebagai pengganti bayi ini 'kan?" tanya wanita paruh baya kepada si suster.

"Tentu saja sudah, Nyonya." Seraya menganggukkan kepala, si suster itu kembali menjawab. "Pokoknya Nyonya tidak perlu merasa khawatir. Sesuai rencana, semua sudah saya siapkan dengan sangat epik. Sehingga saya jamin kalau si perempuan itu tidak akan pernah tahu soal kejadian ini."

"Oke, kerja bagus! Aku percaya kamu bisa melakukan semua urusan ini. Akan ada bonus, bila semua sudah kamu kerjakan dengan beres!" Bibir wanita paruh baya berbaju coklat itu tersenyum miring, ekspresinya terlihat licik. Ada rencana lain yang sedang dia sembunyikan.

"Oh, terimakasih banyak, Nyonya. Tenang saja, saya jamin semua akan berjalan dengan lancar," sahut si Suster terlihat sangat meyakinkan.

"Udah buruan, Mah. Sebelum ada orang yang melihat, kita harus pergi!" Bagai seorang pencuri, wanita muda itu tampak celingukan, merasa tak tenang, takut kepergok oleh orang lain.

"Eh- iya-iya. Ya udah, ayo kita pergi sekarang!"

Lalu dengan tergesa-gesa, kedua wanita yang sangat mencurigakan itu, membawa bayi laki-laki tersebut pergi meninggalkan tempat ini.

***

Sementara itu, di dalam sebuah kamar, terlihat seorang wanita muda bernama Vania, terbaring lemah tak sadarkan diri di atas ranjang pasien. Setelah melahirkan, wanita itu sangat kelelahan, hingga akhirnya ia pun pingsan.

Tak berselang lama, Vania mulai tersadar. Dalam keadaan yang masih sangat lemah, ia mulai bergerak pelan. Dengan sedikit kebingungan, wanita yang masih tampak kelelahan itu mengedarkan pandangan, seperti sedang mencari keberadaan seseorang.

"Sus, suster!" panggilnya pelan.

Sampai berapa kali wanita itu memanggil, pada akhirnya seorang suster datang juga ke ruangan.

"Ya, ada yang bisa saya bantu, Mbak?"

"Suster, mana anak saya? Saya ingin melihatnya."

Seketika, wajah suster muda itu terlihat pucat dan juga tegang. Lalu dengan terbata-bata ia berkata, "Em ... sebelumnya saya meminta maaf. Karena --"

"Karena apa, Sus?" potong Vania mulai panik.

"Em, sebenarnya ... tunggu sebentar!" Tiba-tiba si suster yang bernama Tika itu, malah keluar dari kamar.

Sehingga membuat Vania makin kebingungan saja melihatnya.

"E-eh, Sus. Kok malah pergi. Tolong katakan di mana anak saya, Sus?" Perasaan Vania mulai campur aduk tidak karuan. Ia hendak turun dari ranjang dan ingin segera mengejar si suster tadi.

Namun, ketika ia baru saja akan menurunkan kaki, suster itu ternyata sudah kembali masuk. Dengan seorang bayi kecil yang berada di dalam gendongnyan, perempuan berseragam serba putih itu tampak berjalan ragu mendekati Vania.

Sementara Vania, langsung tertegun menatapnya tak percaya. Lalu dengan wajah penuh haru dan suka cita, matanya mulai berkaca-kaca. Bibirnya tampak melengkung, tersenyum senang melihat bayi kecil yang dibawa oleh si suster.

"A-apakah itu bayi saya?" ujar Vania terbata-bata.

Suster itu mengangguk pelan.

"Mana-mana sini saya ingin menggendongnya, Sus." Vania mengulurkan kedua tangan. Berharap kalau si suster itu segera menyerahkan bayinya.

"Ta-tapi, sebelumnya saya minta maaf. Karena ... bayi ini ---"

Vania tidak bisa menunggu lebih lama lagi, dia langsung turun dari ranjang dan merebut bayinya dari tangan si suster.

"E-eh, hati-hati!" Suster itu cukup terkejut, tetapi tidak berani memberitahu kebenaran tentang bayi itu padanya.

"Masyaallah, benarkah ini anakku?" gumamnya membatin. Dengan wajah ceria, bibir wanita itu langsung merekah, di saat melihat betapa imut dan menggemaskan wajah bayi kecil yang kini berada dalam dekapannya.

Sungguh wanita cantik itu masih merasa tak percaya, kalau dirinya kini telah menjadi seorang ibu. Ya, walaupun tanpa adanya seorang suami di sisinya, Vania bertekad akan membesarkan anak itu seorang diri.

Tanpa terasa bulir-bulir bening seperti kristal mulai mengalir dari kedua sudut matanya. Hatinya mulai menghangat, merasa sangat terharu, juga bahagia dengan kehadiran anak itu di sisinya kini.

"Bayi ini laki-laki atau perempuan, Sus?" Tanpa menoleh ke arah si suster, Vania masih terus memandangi wajah anaknya dengan sangat intens. Tangannya juga mengusap pelan pipi bayi mungil yang begitu halus, selembut salju.

"Huh!" Si suster yang sedang merasa tak tenang jadi terjingkat. Lalu dengan gugup ia kembali menjawab, "Pe-perempuan."

"Oh, Putri Ibu yang cantik. Terimakasih karena sudah mau hadir di dalam kehidupan Ibu, Nak." Berapa kali wanita itu tampak mengecup lembut pipi bayinya dengan sayang.

Namun, sedetik kemudian, ia merasakan ada yang janggal pada bayinya. Sehingga otomatis membuatnya langsung merasa panik.

"Loh, Sus. Ke-kenapa sedari tadi bayi ini diam saja? Dan tubuhnya juga terasa dingin seperti es?" Seketika itu juga, raut wajah wanita yang semula terlihat sangat bahagia, kini menjadi tegang dan juga cemas.

"Lalu, kenapa wajah bayi ini terlihat pucat, Sus?" Dengan sangat gelisah, Vania terus melontarkan tanya.

"Sus, kenapa diam saja? Ayo jawab!" Wanita itu mulai terpancing emosi, ketika melihat si suster hanya diam saja seperti patung.

"Em, a-anu. Sekali lagi kami meminta maaf yang sebesar-besarnya. Ka-karena bayi yang telah Anda lahirkan tadi ... ternyata sudah Me-ning-gal!"

JEDDER!

Bagai kilatan petir di siang hari bolong, langit yang awalnya terlihat cerah, kini langsung berubah menjadi mendung kelabu, terasa gelap gulita tanpa warna.

Tubuh Vania membeku seketika. Untuk sepersekian detik, jantungnya seolah berhenti berdetak. Dadanya terasa sesak seakan tak bisa bernapas. Lalu bibirnya terasa keluar dan suaranya pun tercekat di tenggorokan.

"A-apa?! M-me-ning-gal?" cicitnya sangat pelan, hampir tak terdengar.

Wajahnya menjadi pucat. Tubuhnya pun bergetar hebat, merasa sangat-sangat syok mendengar satu kata terakhir yang terucap dari bibir si suster.

"Tidak, tidak mungkin bayi saya meninggal. Tidak ... tidak!"

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

더보기

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

user avatar
Imamah Nur
Kasihan Vania, baru saja melahirkan sudah ditipu. Semoga suster gak ada akhlak dan yang menyuruhnya mendapatkan karmanya.
2025-05-09 15:49:43
1
user avatar
Els Arrow
selalu baca dan seru banget, lagi nunggu up bab 13 nih thooorrrr. jangan lama-lama yaaa, buat Vania menang, jangan menangis terus. sedih......
2025-04-17 20:19:14
1
user avatar
Lucy Ang
ini buku yang bagus sekali. kalian harus baca. menarik pol dah. semangat untuk penulisnya🫰
2025-04-17 12:34:27
1
user avatar
YOSSYTA S
Halo2, asalamualaikum semuanya. Selamat datang di buku terbaru aku. Semoga saja kalian suka, jangan lupa mohon dukungannya dengan cara kasih bintang/ ulasan, hadiah dan gems juga boleh banget kok. Terimakasih...
2025-04-17 09:38:12
0
user avatar
Sidney Fellice
Variabel, harusnya kamu yang minta pertanggungjawaban Rafka, bukan sebaliknya. duh... gemes. lanjut yang banyak thor! ...️
2025-04-07 23:43:44
1
user avatar
KSIndra
menarik juga ceritanya. lanjut dan semangat ya thor.
2025-03-28 09:37:13
1
user avatar
Cheezyweeze
Vania oh Vania sungguh malang nasibmu. Kau harus tetap jadi ibu susu dari anak CEO itu, siapa tahu itu adalah anak kandungmu
2025-03-27 22:24:47
1
22 챕터
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status