Share

Kisah Lama

Author: Mumtaza wafa
last update Last Updated: 2022-09-20 06:17:04

Mahesa menerima tatapan tajam dari tiga orang di ruang makan. Sungguh benar-benar tidak tahu malu. Mungkin itu yang ada di pikiran mereka. Nyatanya, Mahesa tidak benar-benar bisa menghapus perasaannya kepada Arunika. Jauh di lubuk yang terdalam, nama wanita itu masih terpahat disana. Tentu saja dia juga mencintai Dania, istrinya. Mahesa tak peduli jika dikatakan dirinya begitu serakah, jika bisa pun Mahesa ingin memiliki keduanya.

Bukankah dalam Islam di perbolehkan menikahi dua, tiga, atau empat istri?

Tapi perjanjian yang di ajukan Arunika sungguh berat untuknya. Walaupun dulu ia menyanggupinya karena yakin akan setia padanya. Tapi, cinta masa lalu yang belum usai membuat hatinya terusik.

Mayra memukul kepala Mahesa dengan cukup keras.

“Belajarlah dari pengalaman. Kamu harusnya merasa malu dengan apa yang pernah kamu lakukan kepada Arunika. Setidaknya berpikirlah dewasa, kamu bukan lagi remaja puber yang dengan mudah berpindah dari hati ke hati.” Mayra menatap adiknya dengan tatapan tajam.

“Tapi, aku masih mencintainya,”

“Cinta tidak harus memiliki. Jika memang kamu cinta dia, lalu apa yang kamu lakukan dimasa lalu itu juga kamu sebut cinta?”

Mahesa diam. Bukankah setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua? Lagi pula Arunika sudah memaafkannya. Bukankah lebih baik jika mereka kembali lagi, dari pada mencari yang baru belum tentu ada yang mau!

Picik sekali pikirannya. Bahkan, bercerai dari Dania masih menjadi wacana. Lima tahun ia merasa kosong. Ia pikir akan bahagia ketika kembali kepada cinta masa lalunya, namun ternyata ia salah. Tahun pertama dan kedua pernikahan mereka masih baik-baik saja. Di tahun ketiga, Dania mulai protes dengannya yang masih suka berkumpul dengan teman-temannya.

Dania juga mulai merasa tak di hargai. Wanita itu selalu menemukan Mahesa menyebut nama Arunika dalam tidurnya. Tentu saja Mahesa menyangkal karena dia tidak merasa melakukannya. Ia lelah dengan sikap Dania yang mulai mengekangnya.

Ridwan dan Ratri hanya mengelus dada melihat kelakuan anaknya. Bukannya tidak ingin Mahesa kembali pada Arunika, tapi mereka sudah tidak punya muka di hadapan Imam dan Halimah, kedua orang tua Arunika. Apa yang dilakukan Mahesa memang sangat keterlaluan setelah mengingat bagaimana Mahesa meminta Arunika kepada kedua orang tuanya. Jika mereka kecewa dan tak memaafkan Mahesa pun itu sangat wajar.

Ridwan mengembuskan nafas berat. Didorongnya kursi yang ia duduki ke belakang, lalu mengangkat tubuhnya dari kursi berjalan menuju kamarnya yang berada di dekat ruang tamu. Ratri yang melihat kepergian suaminya langsung ikut bangkit dan mengikuti Ridwan. Ia tahu bahwa akhir-akhir ini kesehatan laki-laki yang sudah hidup 36 tahun dengannya itu sudah mulai menurun.

“Mengenai perceraian kamu, yakin kamu akan menceraikan Dania?”

Mahesa menatap Mayra, lalu mengangguk.

“Dewasalah, Mahes. Tidak semua masalah terselesaikan dengan bercerai. Dulu, kamu sudah gagal, setidaknya belajar dari pengalaman sebelumnya. Walaupun Kak May tidak terlalu suka dengan Dania, tapi di antara kalian sudah ada Aruna.”

“Rasanya hambar, Kak,”

“Astaghfirullah! Kesehatan Papa menurun karena memikirkan rumah tangga kamu. Kamu tidak kasihan pada Papa dan Mama hanya karena ke egoisan kamu?”

“Aku dan Dania sudah tidak saling cocok,”

“Lalu kenapa kalian menikah dulu? Dengan sombong kamu ingkar dengan perjanjian kamu dengan Arunika dan memilih pergi dengan Dania. Sekarang dengan mudah mulutmu bilang kalian sudah tidak cocok?! Astaghfirullah Mahes! Kamu bukan lagi anak remaja yang suka berganti pasangan.”

Mayra memutuskan meninggalkan Mahesa di ruang makan demi menjaga kewarasannya. Dia benar-benar marah pada adiknya itu. Bisa-bisanya mempermainkan sebuah pernikahan. Dia memang tidak terlalu suka dengan Dania karena wanita itu menjadi duri di antara Arunika dan Mahesa, tapi kelakuan Mahesa sangat di luar nalarnya. Mayra mengajak Sandy ke kamarnya. Mayra menyesal telah menunjukkan kemarahannya di depan Sandy.

“Maafkan Bunda, ya, sayang. Bunda hanya ingin yang terbaik untuk Om kamu.”

Sandy mengangguk seolah paham dengan keadaan. Mayra mengecup puncak kepala anak keduanya itu, lalu mengambil ponsel untuk meminta suaminya segera menjemputnya.

Mahesa masih terdiam di ruang makan. Pikirannya masih kalut dengan segala prahara masalah yang menimpanya. Sekelebat bayangan masa lalu pun masih melintas di ingatannya tentang pertemuannya dengan Dania.

“Dania?”

Mahesa memperhatikan wanita yang terlihat sedang menunggu seseorang di kafe tempatnya nongkrong bersama teman-temannya. Merasa terpanggil, Dania menoleh ke arah Mahesa sedikit terkejut. Pasalnya, sejak dua tahun silam mereka tak pernah berkomunikasi setelah dirinya menghilang dari sisi Mahesa.

“Esa?”

Dania menatap Mahesa kikuk. Dulu, dia meninggalkan Mahesa tanpa ada kata perpisahan. Perasaan canggung menyelimutinya. Ada perasaan bersalah meninggalkan laki-laki yang menjalin hubungan dengannya sejak masa putih abu-abu itu.

“Kamu sedang menunggu seseorang?” tanya Mahesa.

Dania mengangguk. Sungguh, awalnya Mahesa hanya ingin menyapa Dania, namun yang terjadi adalah ketika dia dan Dania akhirnya kembali menjalin komunikasi yang lumayan intens. Mahesa masih butuh jawaban atas kisah cintanya yang dulu belum usai. Sementara Dania, merasa cintanya masih sebesar dulu terhadap Mahesa. Pertemuan-pertemuan itu berlangsung selama 3 bulan, hingga benih-benih itu tumbuh kembali bak bunga yang baru bermekaran di musim semi.

Mahesa lupa, jika ia tak sendiri lagi. Mahesa lupa jika ia telah membuat perjanjian dengan wanita lain. Mahesa lupa jika ia telah mengucap janji di hadapan Allah dan orang tuan wanita itu.

“Dania,” ucap Mahesa ketika mereka bertemu di apartemen Dania.

“Hmm..?” Dania hanya bergumam. Tangannya masih lincah di atas kompor.

“Aku sudah menikah.”

Dania tersentak.

“Bercandamu tidak lucu, sayang?!” Dania terkekeh, lalu mematikan kompor. Menghidangkan nasi goreng seafood andalannya yang dulu menjadi favorit Mahesa.

“Aku tidak bercanda, Dania,”

Dania mematung. Di tatapnya Mahesa lamat-lamat, mencari kebohongan di mata lelaki itu. Tapi sayang, Dania tak menemukannya. Dania menjatuhkan diri di atas kursi. Dia masih tak percaya. Bagaimana mungkin Mahesa sudah menikah ketika laki-laki itu kembali merajut kasih dengannya dan membuat Dania kembali ke pelukannya?

“Dania,” Mahesa memanggilnya lembut. Ada tatapan penuh penyesalan di mata laki-laki itu.

Dania menangis tergugu. Di tutupnya wajah cantik yang penuh dengan air mata itu. Mahesa mengembuskan nafas. Sesal. Harusnya, dari awal dia tidak lagi mendekati Dania. Harusnya sejak awal dia tidak merespons perasaan Dania yang masih begitu mencintainya. Harusnya Mahesa sejak awal menjaga perasaan wanita yang telah menjadi istrinya itu. Wanita yang ia dapatkan dengan penuh perjuangan. Namun, sesal pun sudah tiada guna. Wanita itu, Arunika, telah mengetahui hubungan Mahesa dan Dania di belakang.

“Maaf,”

“Jadi, selama ini kita apa, Esa?”

“Maafkan aku, Dania,”

“Dulu, aku terpaksa meninggalkan kamu karena aku sakit. Aku berjuang dengan sakitku sendiri tanpa ingin membuatmu khawatir. Memang salahku yang tak pernah memberi tahu tentang kondisiku saat itu, tapi kali ini kamu datang dengan menawarkan cinta yang baru, lalu kamu akan meninggalkanku begitu saja? Apa kamu sengaja membalas perbuatanku dulu, Esa?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Daanii Irsyad Aufa
wah kalo begini mah yg brengsek Mahesa..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jerat Cinta Mantan Istri   Extra part 4- selesai

    "Polisi! Tolong panggil polisi!" Teriak Ratri.Rama menatap Ratri tajam. "Laporkan saja!" Tantang Rama. "Dan saya saya laporkan kalian yang sudah membunuh Dania dan bayinya!"Ratri membeliakkan mata. Rama memeluk jenazah Dania dengan terus memanggil nama wanita itu. Suaranya sangat pilu hingga membuat beberapa orang disana merasa iba. Ada juga beberapa yang berbisik-bisik seakan menanyakan hubungan keduanya.Arunika dan Kalandra memilih mundur dan tak ikut campur urusan mereka. Lagi pula, Arunika sudah tak ada hubungan apa pun dengan mereka, jadi biarlah mereka mengurus sendiri keributan itu.Arunika dapat melihat cinta yang besar dari mata Rama untuk Dania. Sayang sekali, Dania malah memilih cinta yang salah, dan harus berakhir dengan seperti ini. Arunika berharap pernikahannya dengan Kalandra tak akan seperti pernikahannya yang terdahulu.Arunika juga berharap dengan kejadian ini Mahesa akan sadar bahwa yang dilakukannya adalah salah, dan akan memperbaiki kelakuannya. Arunika meliri

  • Jerat Cinta Mantan Istri   Extra part 3

    "Mas," panggil Arunika kepada suaminya. "Dania meninggal," imbuhnya membuat Kalandra sedikit terkejut."Bayinya?"Arunika menggeleng lemah."Innalillahi wainna ilahi rooji'un.""Kita takziah kesana, ya, Mas?"Kalandra mengangguk mengiyakan ajakan wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Mereka bersiap untuk menuju rumah Mahesa, sebelumnya menitipkan Tama terlebih dahulu kepada kedua orang tua Kalandra. "Tangan kamu dingin," ucap Kalandra ketika mereka dalam perjalanan menuju rumah duka.Arunika menatap Kalandra, "Aku hanya merasa sangat bersalah, Mas. Aku sudah mendengar dari Dania kalau kandungannya kali ini memang tak baik-baik saja. Dia sangat tertekan dengan pernikahannya."Arunika menunduk sedih. Dapat ia rasakan bagaimana rasanya menjadi Dania. Bedanya, ia tidak dalam keadaan hamil, tentu saja itu yang disyukurinya.Dania mengalami stres berat dan itu sangat bahaya untuk kandungannya, buktinya sekarang dia tak bisa bertahan. Hati Arunika mencelos mengingat anak mereka--Aruna yan

  • Jerat Cinta Mantan Istri   Extra part 2

    "Tolong selamatkan anakku," rintih Dania dengan peluh sudah memenuhi wajahnya.Sial. Mahesa makin panik melihat wajah Dania yang semakin memucat.Kalau saja Mahesa tahu jika sedari tadi Dania menahan nyeri diperutnya. Usia kandungannya memasuki usia delapan bulan, tapi memang kondisinya tak baik-baik saja karena ada pre-emklasia yang disebabkan stres.Harusnya Dania tak usah datang menemui Mahesa jika malah membuat janinnya dalam bahaya. Tapi, Dania masih berharap Mahesa akan meminta maaf padanya, tapi malah lelaki itu meminta kembali dengan sangat angkuh.Dania merasa terhina. Biarpun separuh hatinya masih milik Mahesa, tapi dia tak mau menjatuhkan harga dirinya berulang kali demi mendapat perhatian Mahesa. Pandangan Dania mulai mengabur, ia berusaha menarik napas dalam seperti yang dokter katakan padanya ketika kontraksi datang. Dania sering mengalami kontraksi palsu, dan dokter menyarankan agar dia tak terlalu banyak aktivitas dan banyak pikiran. "Dan, bertahanlah. Sebentar lagi

  • Jerat Cinta Mantan Istri   Extra Part

    "Kamu tak datang di pernikahan mereka?" Mahesa menggeleng lemas. Dia telah kalah, untuk apa menampakkan muka lagi di depan Arunika dan keluarganya. "Aku akan kesana," ucap Dania.Mahesa menatap Dania tak percaya. "Kamu yakin?"Dania mengangguk yakin. Dia tak ada masalah sama sekali dengan Arunika. Kesalahpahaman mereka sudah selesai, jadi tak ada alasan bagi Dania untuk tak pergi ke pernikahan Arunika dan Kalandra. "Ayo, kita rujuk."Dania bergeming."Kamu dengar? Ayo, rujuk."Dania tertawa mengejek. "Setelah kamu buang, memangnya aku akan sudi kembali sama kamu?" Mahesa membeliakkan mata tak percaya dengan respon Dania. "Maaf, silakan cari wanita lain. Aku tahu kamu menjadikanku sebagai pelarian karena telah patah hati atas pernikahan Arunika.""Aku akan bertanggung jawab dengan anak itu.""Anak yang mana? Aruna anakmu, tentu saja kamu harus bertanggung jawab menafkahinya," tegas Dania.Masih saja Mahesa seenaknya sendiri. Dania pikir, Mahesa akan berubah setelah mendapat pering

  • Jerat Cinta Mantan Istri   Surga Dunia 2

    Kalandra menghampiri Arunika yang tengah membaca buku di balkon kamar yang langsung berhadapan dengan laut luas. Penginapan yang mereka sewa memang terletak di atas pantai. Seperti penginapan terapung. Ada jalan terbuat dari kayu jati yang menghubungkan penginapan ini dengan daratan. “Sibuk?” tanya Kalandra membuat Arunika mengalihkan pandangannya. Menutup buku yang sedang ia baca, pandangan Arunika mengarah pada dua cangkir ditangan lelaki itu.“Kopi?”Kalandra mengangguk, lalu duduk di sebelah Arunika.“Sudah jam 9 kamu mau minum kopi, Mas?”“Sepertinya aku akan bergadang malam ini.”Arunika menatap Kalandra tak paham. “Mungkin kamu juga,” lanjutnya.Arunika menaikkan sebelah alisnya.“Bukankah tamu bulananmu sudah selesai?” Arunika tertegun. Seperti sadar apa yang dimaksud Kalandra, wanita itu segera memalingkan wajahnya dari tatapan lapar Kalandra.“Jadi ... bukankah kita butuh kopi?”Arunika tak menjawab. Jantungnya berdebar kencang.“Kenapa?” tanya Kalandra lirih membuat Aru

  • Jerat Cinta Mantan Istri   Surga Dunia

    “Kamu tahu,” bisik Kalandra saat mereka—dirinya dan Arunika duduk di sebuah pantai. “Aku mencintaimu sejak kita tumbuh dewasa bersama,” lanjutnya sembari menatap Arunika yang juga tengah menatapnya. Wajah Arunika memerah, bukan karena malu, tapi karena cahaya matahari sore yang menyorot ke arahnya. Senja mulai kembali ke peraduannya dan mereka masih duduk di sana untuk menikmati pemandangan sore.“Aku simpan rasa itu hingga nanti datang waktu yang tepat, saat aku meminangmu dan kita menjadi halal untuk mengungkapkan perasaan satu sama lain.” Kalandra mengembuskan napas pelan. Menatap nanar pada matahari yang benar-benar mulai tenggelam di ufuk barat.“Kamu tahu,” lirihnya. “rasanya sangat menyakitkan melihatmu bersanding dengan orang lain. Aku patah hati untuk pertama kalinya.”“Kenapa kamu tak melarangku, Mas?” tanya Arunika.“Aku tak punya hak untuk itu. Memangnya siapa aku? Bahkan selama beberapa tahun kita tak saling menyapa.”“Aku berharap kamu menahanku waktu itu, Mas,” ucap A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status