Share

Bab 4 : Rumor Tuan Muda

Ariella kini tengah berbaring diranjang kamarnya. Hanya beberapa jam lagi sampai saatnya dia akan pergi dari keluarga ini. Ngomong-ngomong sebenarnya Ariella sudah tau tentang hubungan Faniya dan Mason.

Mason de sevant adalah putra dari keluarga sevant yang bergerak dibidang industri minyak. Mason memang cukup terkenal dikalangan pengusaha. Bukan hanya karena wajahnya yang tampan namun juga kemampuan pria itu dibidang bisnis cukup diakui.

Pertemuan pertama mereka terjadi 3 bulan lalu, di rumahnya saat makan malam keluarga yang bertujuan untuk membahas perjodohan Ariella dan Mason. Saat itu hubungan mereka masih biasa saja sampai suatu ketika Faniya mengatakan kebenaran Ariella yang hanya anak angkat.

Ariella ingat betul suasana yang canggung bahkan tatapan Mason yang langsung berubah tak suka ketika menatapnya. Setelah makan malam itu Ariella mendapati Mason yang tengah bercumbu mesra dengan Faniya di taman belakang rumah.

Ariella menghela napasnya, maklum bagi Mason untuk berpikir bahwa ia hanya anak angkat sehingga tidak pantas bagi seorang tuan muda kaya dan tampan sepertinya. Terlebih lagi Ariella tau jika tujuan Andrew memasangkannya dengan Mason adalah agar pria dapat mengontrol dan mengawasi pergerakan Ariella.

Ariella menutup matanya pelan, rencana pertamanya gagal, otak Ariella berpikir jauh tentang rencana selanjutnya yang akan dilakukan. Mungkin menikah dengan Malkin Winston bukan hal yang buruk untuk dilakukan. Ariella akan menganggap dirinya sebagai perawat pribadi untuk orang cacat selebihnya dia akan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliki oleh pria itu.

BYURR

Guyuran air membuat gadis itu membuka matanya cepat. Ia menatap sang pelaku yang menyiramkan air padanya. Faniya menarik tangan Ariella kuat hingga gadis itu terduduk diranjang yang basah akibat guyuran air yang cukup banyak.

“Sudah cukup tidurnya, cepat bangun dan bersiap sebentar lagi orang suruhan keluarga Winston akan datang. Percantik dirimu agar pria cacat itu terpesona” Faniya tersenyum lebar dengan tatapan mencemooh

Ariella berdecih, dia melemparkan selimut asal dan bangun dari ranjang. Dia menatap sekilas kearah Faniya lalu masuk ke kamar mandi. Ariella menganggap kehadiran Faniya seolah hantu. Melihat pengabaian itu Faniya mengepalkan tangannya geram

“anak pungut sialan!” umpat Faniya melemparkan ember yang dipakainya untuk menyiramkan air pada Ariella ke lantai.

Di dalam kamar mandi, Ariella menatap datar bayangannya pada cermin, telinganya masih bisa mendengar umpatan Faniya diluar. Gadis itu menampakan smirk lebar, rambut hitam panjangnya yang basah ia acak berantakan. Sekilas menampakan aura mendominasi yang besar.

“Sepertinya memang harus dilakukan sekarang yaa… tenang saja aku akan merebut semua yang memang seharusnya menjadi milikku!” ucapnya menatap cermin dengan tatapan datar

Selama 10 menit Ariella berada dikamar mandi hingga akhirnya melangkah keluar dengan tubuh terbalut bath robe. Dia mendudukan diri di depan meja rias. Menatap tampilannya malam ini, senyum miring tercetak dibibirnya hingga suara ketukan terdengar.

Gadis itu menghela napas pelan lalu membuka pintu. Ariella mendapati John berdiri mematung didepannya. Ariella tersenyum miring, dia belum mengganti pakaiannya.

“sebentar” ucap Ariella lalu kembali menutup pintu kamarnya.

John berdiri mematung, dia menghela napas lega lalu selang 5 menit pintu itu kembali terbuka. Saat John terlihat akan buka suara Ariella mengangkat tangannya seolah tidak mengizinkan pria tegap itu berbicara.

Dengan santainya Ariella turun menuju lantai satu. Gadis itu mengenakan blouse neckturtle lengan panjang berwarna putih dengan dengan celana kain berwarna serupa, rambut hitam panjangnya Ariella biarkan tergerai dengan keadaan sedikit basah. Wajahnya dipolesi oleh makeup tipis yang semakin memancarkan pesonanya.

Ariella menapaki anak tangga untuk turun. Ruang tamu disuguhkan dengan pemandangan Andrew beserta Faniya dan seorang pria berparas kebaratan dengan jas hitam yang membungkus tubuhnya, tatanan rambut yang disisir kekanan dengan rapi dan terlihat kaku.

Ariella menghentikan langkahnya saat melihat pria itu berdiri menghormati kehadirannya di ruang tengah, Ariella tersenyum tipis sebagai balasan.

“Ini putri pertamaku Ariella Ilyena Darwin.” Andrew menjelaskan dengan pandangan yang tertuju pada Ariella. Sekilas Ariella dapat melihat wajah terpesona oleh kedua pria beda usia didepannya dan Faniya dengan senyum lebar diwajahnya.

“Selamat malam nona Darwin, saya Jack asisten Tuan Muda Winston. Senang bertemu dengan anda” Ariella hanya mengangguk. Dia tidak kaget saat Jack berbicara dalam bahasa inggris karena dia sudah menduganya dari fitur wajah dan postur pria itu.

“Senang bertemu denganmu Asisten Jack” Balas Ariella

“Jack saja nona” Balasnya. Ariella mengangguk

Jack mempersilahkan Ariella untuk berjalan keluar. Ariella melangkah ke luar menuju sebuah mobil Mercedes Benz yang kini terparkir di halaman depan.

Ariella tidak sendiri ada Faniya yang berdiri disebelahnya dan merangkul tangan kanannya. Kembali memerankan adik yang tidak ingin terpisahkan. “Ingat, jaga sikapmu! Setidaknya berterimakasih lah karena ayahku sudah memungutmu!” bisik Faniya disela langkah mereka yang beriringian yang tak direspon Ariella.

“Silahkan masuk nona” Jack membukakan pintu kursi penumpang dan mempersilahkan Ariella masuk yang dibalas anggukan. Dapat Ariella lihat senyum lebar Faniya dan tatapan Andrew yang tak dapat Ariella jelaskan namun dia yakin jika itu bukan sesuatu yang baik.

Setelah Ariella masuk, Jack membuka pintu kemudi dan mobil pun berjalan menjauhi mansion Darwin.

Sepanjang perjalanan sesekali Jack menatap pada Ariella yang duduk tenang dengan pandangan lurus ke depan atau menoleh kesamping, memperhatikan jalan yang mereka lalui.

“Bisa kau fokus mengemudi, Jack? Aku tidak ingin mati sebelum semuanya selesai” ucapan Ariella dengan santai berbeda dengan pria itu yang kini salah tingkah karena tertangkap basah menatap Ariella secara diam-diam.

“Baik nona Darwin” Jawab Jack

“Ella saja” Ucap Ariella.

“Tidak bisa Nona, saya tidak mungkin memanggi anda hanya dengan nama” Tolak Jack

“Ya sudah terserah kau saja”

Ariella menyenderkan tubuhnya di kursi. Memejamkan mata sejenak. Rasa kantuk mulai menyerangnya. Sebelum Jack kembali buka suara

“Bolehkah saya bertanya, Nona?”

Mau tak mau Ariella membuka matanya dan menatap Jack yang bertanya padanya. Ariella mengangguk. Ia jelas tau pria itu masih menatapnya lewat kaca depan mobil.

“Anda masih muda dan cantik tapi mengapa anda mau menikah dengan Tuan Malkin? Bukankah anda pernah mendengar rumor tentang tuan muda?” Tanyanya.

Ariella terdiam sejenak. Jika pria yang dijodohkan dengannya adalah Malkin Winston, anak kedua dari pemilik perusahaan maskapai penerbangan Winston Airlines. Ariella pernah melihat artikel tentang pria itu, dia cacat. Namun ada rumor lain yang beredar tentangnya jika dia adalah pria cacat buruk rupa. Selain itu tidak ada yang spesial karena rumor yang beredar tentang keluarga Winston didomonasi oleh putra pertama mereka, calon pewaris Winston Corp yang bernama Mederick.

Mederick Winston dirumorkan sebagai pria yang berdarah dingin dan kejam terhadap setiap lawan-lawannya. Namun dibalik itu semua banyak artikel yang memuat berita jika Mederick Winston adalah seorang Player.

Ariella bahkan pernah melihat headline berita tentang seorang model yang mengaku hamil anak Mederick Winston yang sayangnya tidak ada tanggung jawab apapun dari pria itu. Singkatnya Ariella bisa menyimpulkan jika pria itu brengsek bahkan jauh lebih buruk dari adiknya yang cacat.

“Nona Darwin..” Panggil Jack, Ariella tersadar lalu menatap Jack dari kaca tengah

“Aku tidak tau tentang mereka. Bisa kau kenalkan padaku putra pertama dan putra kedua Winston?” Akhirnya Ariella memilih kalimat itu sebagai jawabannya

“Bukankah sudah banyak rumor tentang kedua Tuan Muda, nona?” Kali ini Ariella tidak bisa memahami ucapan Jack tergolong pertanyaan atau justru pernyataan.

“kau taukan jika seorang filsuf pernah berkata jika rumor itu dibuat oleh pembenci, disebarkan oleh orang bodoh, dan diterima serta dipercaya oleh orang idiot. Jadi bukankah kamu bisa memberikanku kebenaran rumor itu sebagai asisten tuan muda Winston. Menurutmu tuan-tuan mu itu orang yang seperti apa asisten Jack?” Ariella mempertahankan nada bicara datarnya.

Jack menelan salivanya namun tak ayal bibirnya mengulas senyum. Dia kira Ariella ini seperti anak keluarga kaya yang manja dan bodoh namun dugaannya salah gadis yang akan menikah dengan tuan-nya sungguh cerdik dalam permainan kata.

“Tuan muda Malkin sangat pendiam dan tuan muda Mederick kejam dan dingin seperti rumor yang beredar” Ucap Jack. Kali ini Ariella mengalihkan pandangannya ke arah pemandangan luar yang menampilkan rimbunan pohon. Sepertinya mereka memasuki kawasan perhutanan.

“Sebenarnya apa alasan anda menyetujui perjodohan ini nona?” Sambung Jack

“Dipaksa lebih tepatnya” gumamnya tak jelas.

Hening. Tak ada sahutan selama hampir 10 menit lamanya. Mobil itu melambatkan lajunya dan berhenti dipinggir jalan. Ariella mengalihkan pandangannya, menatap keluar jendela ia pikir mereka sudah tiba namun ternyata nihil daerah itu hanya dipenuhi oleh pepohonan yang sudah mereka lewati selama 15 menit yang lalu.

Syut

Sebuah jarum suntik mendarat dilengan Ariella, dia mengalihkan pandangannya kepada Jack yang menyuntikkannya dengan obat bius, tak sampai disitu Jack bahkan menutup mulut dan hidungnya dengan sebuah kain putih hingga gadis itu merasakan kesadarannya mulai lenyap.

“Sialan kau! Terkutuk!” Ucap Ariella sebelum kedua matanya menutup sempurna

“Maafkan saya nona”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status