Share

Dia Masih Perawan

Author: Yoru Akira
last update Last Updated: 2023-11-03 16:20:30

Damian tercenung menatap sprei yang memerah akibat noda darah di sampingnya. Bisa dipastikan, itu darah yang ditinggalkan oleh perempuan yang melewatkan malam panas bersamanya semalam.

Ia bahkan kehilangan akal dan tak sanggup lagi berkata-kata. Bagaimana bisa seorang Damian Laith membuat sebuah kesalahan fatal.

Ia mengacak-acak rambutnya yang sama sekali tidak gatal. Wajahnya terlihat gusar.

Seharusnya ia tak perlu peduli dengan fakta yang baru diketahui pagi ini. Toh, perempuan itu meninggalkan uang dan menganggapnya sebagai pria bayaran.

Namun, tak bisa. Damian tak bisa mengabaikan hal itu begitu saja. Kemunculan vAlishabel tak terduga dalam rencananya, bisa membuat pria itu berhadapan dengan situasi yang lebih pelik di masa depan.

Ia harus menyelesaikan masalah ini sampai tuntas dengan segera.

Pria itu masih memikirkan cara, apa yang akan ia lakukan ke depan sebelum masalah yang terjadi semakin membesar.

Dengan wajah gusar dan pikiran keruh, ia mondar-mandir dalam kamar hotel. Apa yang ia lakukan akhir-akhir ini banyak sekali yang melenceng dari rencananya.

Bahkan sebelumnya, ia tak berhasil menjalankan misinya dan berakhir dengan kegagalan. Itu pula yang kemudian membawanya ke bar semalam dan melakukan kesalahan fatal untuk kedua kali dalam semalam.

Senyum sinis membingkai wajah pria pertengahan tiga puluhan tahun itu. Ia mulai terlihat bimbang dengan pikirannya sendiri.

"Memang kenapa kalau dia masih perawan?" ucapnya seorang diri.

"Dia bahkan menganggapku sebagai pria bayaran!" imbuh Damian dengan nada geram.

Harga diri pria itu terkoyak saat menyadari bagaimana perempuan yang tidur dengannya tadi malam memandang rendah dirinya. Di saat semua wanita ingin tidur dengannya dan menggunakan segala cara, perempuan tak dikenal semalam justru menganggap dirinya sebagai pria bayaran.

Perempuan itu bahkan meninggalkannya begitu saja sebelum ia bangun keesokan harinya. Yang lebih membuatnya kesal, ia bahkan meninggalkan setumpuk uang yang tidak seberapa bagi Damian.

Mau dipikir bagaimanapun, tetap saja harga diri pria itu terluka akibat ulah perempuan yang ia temui di bar semalam.

Lantas kembali merutuki dirinya sendiri, saat mengingat bahwa dirinya melakukan pelepasan di dalam tubuh si perempuan. Damian hanya berharap perempuan itu tidak terlalu bodoh dan tahu cara mencegah kehamilan setelah peristiwa semalam.

Meski ia dikenal sebagai manusia berhati dingin, tetap saja Damian tak bisa mengusir bayangan perempuan yang tidur bersamanya tadi malam. Apalagi setelah mengetahui kebenarannya bahwa si perempuan masih perawan.

Dan, bisa jadi ia juga menitipkan benihnya pada si perempuan. Kalau saja hal itu sampai benar terjadi, Damian tentu tak akan sampai hati untuk melenyapkan janin itu begitu saja.

Itulah yang membuat dirinya semakin merasa gila sekarang.

"Brengsek!" umpat Damian semakin geram.

Pria itu menyambar ponselnya dan menghubungi nomor seseorang. Namun, tak juga ada jawaban dari seberang.

"Sial, ke mana perginya berandal itu saat diperlukan?" umpat Damian menahan geram.

Pria itu kembali mengacak-acak rambutnya yang sudah tak berbentuk.

Ia semakin gusar. Pikirannya yang tengah kacau, justru mengulang kembali peristiwa tadi malam.

Adegan yang sebelumnya terlupakan, kini kembali melambai kumal seakan mengejeknya yang tengah tak berdaya.

Bagaimana ia semalam datang ke sebuah bar langganannya dan meminta seorang bartender memberinya vodka.

Tak ada yang menarik perhatian pria itu ketika ia tiba di sana. Seperti biasa, dunia malam hanyalah tempat singgah untuk melepaskan penatnya.

Namun, tepat setelah Damian menyebutkan pesanannya, seorang perempuan menghampirinya dengan cara yang tak pernah ia duga.

Perempuan itu sudah setengah mabuk. Seperti biasa, ia selalu memiliki cara untuk mengabaikannya. Begitu juga dengan malam itu.

Pria itu pun sedang tidak berenergi meladeni berbagai cara rayuan si perempuan. Baginya hidup dengan dikelilingi oleh perempuan cantik, sudah menjadi hal yang biasa.

Juga bukan sesuatu yang sulit untuk mengusir para wanita yang berusaha menggodanya.

Damian cukup teguh untuk tidak terpengaruh dengan segala tipu daya mereka. Begitu juga malam tadi - seharusnya.

Namun, bisikan si perempuan membuat Damian hilang kendali. Bahkan ketika otaknya dengan cepat memberikan respon ketika perempuan itu menganggapnya sebagai pria bayaran.

Damian justru bergeming. Tanpa sadar ia mulai terbuai oleh godaan sang perempuan.

Jarak mereka cukup dekat hingga Damian bisa menghirup aroma si perempuan yang lembut menenangkan sekaligus memabukkan.

Aroma yang membuat Damian kehilangan kewarasannya kemudian. Damian kehilangan kendali atas diri.

Terlebih ketika si perempuan mendekatkan tubuhnya ke arah Damian hingga membuat bagian dadanya yang setengah terbuka menyentuh lengannya.

Pertahanan diri Damian hancur begitu saja. Ia tak sanggup berkutik lagi. Sesuatu di bawah sana mulai bereaksi dan menuntut haknya untuk disalurkan.

Dan, berakhirlah adegan itu dengan tamparan keras bagi Damian, bahwa perempuan yang melewati malam dengannya adalah seorang perawan.

Damian mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Harga diri pria itu terluka sekaligus. Tak ada yang lebih menyebalkan ketimbang meniduri seorang perawan dan dianggap sebagai pria bayaran sekaligus.

Melalui ponselnya, ia kembali menghubungi seseorang.

"Cari tahu siapa perempuan yang tidur denganku semalam!" perintahnya dengan tegas sebelum meninggalkan kamar hotel.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Bukan Akhir, Justru Inilah Awal ...

    Dua bulan kemudian ... Hall tempat pernikahan antara Alisha dan Damian berhias mewah warna putih dan kuning gading. Tamu undangan tampak memenuhi aula. Meskipun di antara mereka ada saja yang melirik nyinyir ke arah mempelai perempuan. Itu akibat perut Alisha sudah terlihat mulai buncit di balik gaun pengantin yang ia kenakan. Sebenarnya, Alisha ingin melakukan pemberkatan saja. Tanpa pesta meriah seperti yang berlangsung saat ini. Namun, mana mungkin Harvey mengizinkan? Sekalipun pria itu keras pada awalnya, seiring berjalannya waktu dia mulai melunak dan bersikap hangat kepada Alisha. Tentu saja setelah mengetahui bahwa Alisha mengandung cucunya. Dan, sebagai orang yang dikenal memiliki bisnis yang cukup besar, pria itu tak bisa abai begitu saja atas pernikahan anaknya. Sekalipun mendapat cibiran akibat pengantin perempuannya sudah lebih dulu mengandung. Namun, Harvey seolah justru merasa bangga, sebab kualitas bibit anaknya tak bisa diragukan lagi. Di samping semua it

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pulanglah Bersamaku

    Damian tampak bingung dengan ucapan Alisha. Tidak banyak yang tahu jika sebelumnya ia memang tidak berencana menikah jika itu tidak dengan Amber. Kalaupun menikah, ia tak ingin memiliki anak, sebab tak ingin bocah tak berdosa itu akan berakhir seperti dirinya. Biar bagaimanapun, Harvey tak akan membiarkan garis keturunannya begitu saja. Pria itu tetap membutuhkan pewaris sampai kapan pun. Oleh sebab itu, Damian tak berpikir untuk memiliki anak jika dirinya menikah kelak. Namun, semua angan itu berubah saat tahu fakta bahwa Alisha mengandung benih miliknya. Damian tidak hanya ingin bertanggung jawab. Tapi juga memiliki keinginan yang baru dalam hidupnya. Bahwa ia ingin memiliki keluarga kecilnya sendiri. Tanpa campur tangan sang ayah. Baik di masa kini ataupun masa depan. "Dari mana kamu tahu kalau aku tidak tertarik untuk menikah?" Damian mengajukan pertanyaan. Selain angannya di masa lalu, ada banyak hal yang harus ia ungkapkan pada Alisha sekarang. Itu penting, jika i

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Bimbang

    Damian mengusap wajahnya. Ia tak terkejut. Namun, setelah mendengar sendiri pengakuan Alisha membuatnya merasa bersalah. Juga gelisah. Pria itu menautkan jari-jarinya dan menunduk untuk mengambil jeda. Dengan gerakan dramatis, ia menyugar rambutnya yang semakin berantakan. Damian tak tahu harus dari mana memulai percakapan setelah mendengar pengakuan Alisha. Sementara perempuan itu, diam-diam menikmati momen yang terjadi saat ini. Kalau saja boleh jujur, ia ingin pria itu mengakui janin dalam kandungannya sebagai anak. Bertanggung jawab penuh sebagai seorang ayah. Sebab, biar bagaimanapun Alisha mulai tertarik pada sang mantan atasan. Entah sejak kapan. Namun, mengingat pembicaraan Damian dan Devano di ruangannya beberapa waktu lalu, membuatnya sangsi. Alisha tak ingin memaksakan kehendaknya yang egois. Lebih dari itu, ia tak ingin dianggap wanita murahan. Cukup lama jeda di antara mereka berlangsung. Keduanya sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga suara b

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pengakuan Alisha

    Raut muka Damian tampak tegang. Pria itu mondar-mandir di depan ruang gawat darurat rumah sakit. Sudah sekitar satu jam Alisha mendapat penanganan, tapi belum ada satu pun perawat ataupun dokter yang memberinya kepastian. Hanya setengah jam lalu, seorang perawat mengabarkan jika kondisi Alisha cukup buruk. Dokter sedang berusaha menyelamatkan perempuan itu. Kemungkinan terburuk, mungkin Damian harus mendengar kabar jika dia bakal kehilangan calon bayinya. Atau justru keduanya. Setelah mendengar ucapan sang perawat, langkah pria itu tak bisa diam. Ia terus mondar-mandir di depan ruang gawat darurat dengan raut muka cemas. Padahal rencananya, ia akan kembali ke area gudang tua untuk memastikan keselamatan Amber. Pria itu memang tidak mengenai bagian vital yang membuat si wanita dalam bahaya. Meski begitu tetap saja ada rasa khawatir yang menyusup dalam hatinya. Juga rasa bersalah sekaligus menyesal. "Tuan," panggilan Jonathan membuat Damian menoleh ke arah sumber suara.

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Pertemuan Menegangkan

    Sepasang mata Alisha tak berhenti berkedip. Tatapannya terpaku pada sosok pria yang kini merunduk di atasnya. Melindungi dirinya dari suasana mencekam yang masih terus saja terjadi. 'Mimpi?!' bisiknya dalam hati. Dari semua kemungkinan yang ia pikirkan, tak sekalipun terlintas jika Damian yang akan muncul. Menyelamatkannya dari situasi mengerikan. Meski tak bisa ia mungkiri, kecil harapan itu sempat muncul dalam benaknya. Namun, Alisha menyadari jika hal itu mustahil terjadi. Ia tak bisa lupa sorot benci Damian yang menuduhnya. Juga rasa sakit yang begitu memeram jiwanya. 'Tidak. Ini pasti cuma halusinasi.' "Kamu aman sekarang. Jangan takut!" bisikan itu terasa begitu nyata. Tubuh gemetar Alisha berada dalam dekapan erat Damian. Ia bahkan tak bisa lagi membedakan mana mimpi atau kenyataan. Suara itu begitu dekat dan membuat dirinya terjebak dalam sensasi yang memabukkan. Itu kan yang membuatnya menyerahkan diri seutuhnya pada Damian saat pertemuan pertama mereka?! "K

  • Jerat Cinta Sang CEO Berdarah Dingin   Dalam Bahaya

    Alisha tersadar jika hari mulai malam saat penjaga kafe menegurnya. Ia buru-buru melihat jam dan tampak kaget saat hari sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Astaga, maaf, Kak. Saya benar-benar lupa waktu," ucap perempuan itu kepada seorang pelayan lelaki yang terlihat lebih tua darinya. "Ya, Kak. Nggak papa. Kami bisa maklum. Banyak pelanggan yang memang merasa nyaman ketika di sini." Alisha tampak salah tingkah. Ia merasa tersindir. Meski sebenarnya ia memang benar-benar tidak bermaksud menyusahkan orang lain seperti sekarang. "Ah, saya benar-benar minta maaf," imbuh Alisha sambil membungkuk sopan. Ia merasa tak enak pada penjaga kafe karena telah menetap terlalu lama hingga menjelang tutup. Sementara hanya sedikit makanan yang ia pesan. Sejak menjelang sore, perempuan itu memang sengaja menghabiskan waktu di kafe tak jauh dari tempat tinggalnya yang baru. Sekalian beraktivitas setelah ia memilih tidur seharian begitu sampai tempat kosnya yang baru siang tadi. Saat p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status