Beranda / Romansa / Jerat Cinta Sang Mafia / Bab 34. Niat Terselubung

Share

Bab 34. Niat Terselubung

Penulis: Kalendra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-19 19:00:29

“Apa yang terjadi, Angela?” Jasmine terus mencecar Angela yang datang ke mejanya untuk membereskan barang-barangnya. Angela hanya tersenyum getir lalu menggeleng.

“Tidak ada, Jas. Aku baik-baik saja.”

“Jangan berbohong padaku. Apa kamu dipecat oleh si mutan itu?” desis Jasmine mendekatkan diri berbisik pada Angela. Angela cemas melihat sekitarnya lalu meringis.

“Tolong jangan bicara pada siapa pun. aku tidak lagi bisa bekerja di sini. Tuan Alexander memecatku.”

Mata Jasmine membesar dua kali lipat. Ia sampai menutup mulutnya tak percaya. Bagaimana bisa Jasmine dipecat oleh Alexander Winston?

“Jadi bukan si mutan itu yang memecatmu?”

“Tolong Jas, jangan bicara keras-keras. Hal ini tidak boleh diketahui oleh siapa pun, apalagi The Midas.”

Jasmine sempat mengernyit tapi ia tidak bertanya lagi. lebih baik jika mereka bicara setelah pulang kantor saja.

“La

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 38. Api Dalam Sekam

    Nina dan Angela terkejut melihat halaman rumah mereka kini penuh dengan bunga-bunga. Bahkan jalan setapak menuju pagar juga dihiasi dengan bunga. Bahkan si tetangga, Harold Doyle ikut terperangah melihat bunga-bunga itu.“Apa yang terjadi?” tanya Nina menggumam.“Aku tidak tahu, Mom.” Angela dan Nina saling berpandangan sambil berpikiran yang sama. Rasanya teror dari The Midas tidak akan pernah selesai. Nina lalu mengajak Angela masuk kembali dan mengunci pintu. Sedangkan di luar, beberapa orang anak buah The Midas memperhatikan serta mengawasi rumah tersebut. Nina pun langsung memanggil Polisi. Ia melaporkan gangguan yang terjadi selama dua hari belakangan.“Polisi datang,” ucap Angela mengintip dari balik jendela pada Ibunya. Nina pun mengangguk lalu membuka pintu.Dua polisi berseragam kemudian berbicara dengan Nina dan menerima laporannya. Sedangkan Angela yang semula ingin menemui pengacara Dirk Hoffman kemudian me

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 37. Bukan Ancaman Manis

    Gabriel belum pernah merasa diremehkan oleh siapa pun terutama wanita. Saat Ibu Angela menghadapi untuk mengusirnya, sesungguhnya Gabriel tersinggung. Ia tidak bisa menerima semua itu. Sayangnya tidak ada yang bisa ia lakukan. Senyuman culasnya harus ia sembunyikan sebaik mungkin. Menampilkan ketulusan adalah ketidakmungkinan.“Aku datang baik-baik untuk meminta maaf pada Angela, Nyonya. Aku datang dengan tulus,” ujar Gabriel dengan kesinisan yang berusaha ia sembunyikan. Nina tidak bisa dikelabui. Ia menggeleng pada Gabriel.“Tuan Leon, aku meminta padamu untuk membawa orang-orangmu dari sini. Lingkungan ini adalah lingkungan yang aman dan kami tidak mau membuat keributan apa pun. Tolong jangan datang lagi.” Nina kembali menegaskan. Ia berbalik lalu mengajak Angela yang takut-takut melihat pada Gabriel.Gabriel ingin protes tapi lidahnya seperti kelu. Ia belum pernah dibungkam oleh seorang wanita seperti itu sebelumnya. Masih keheranan s

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 36. Mengumbar Nada Maaf

    Isabella Hobaz baru menemui bosnya setelah sore untuk menanyakan masalah Angela. Hatinya tidak tenang setelah pemecatan itu. Ia merasa Angela mendapatkan ketidakadilan meskipun sesungguhnya Alexander Winston berhak melakukan apa pun yang diinginkannya sebagai pemilik perusahaan.“Apa ada lagi yang harus aku lakukan, Nona Hobaz?” tanya Malcolm setelah menandatangani dokumen terakhir di mejanya.“Tidak ada, Pak. Tapi aku ingin berbicara denganmu jika kamu mengizinkan.” Malcolm menyimpan penanya lalu sedikit menengadah pada Isabella yang berdiri di sebelahnya.“Katakan saja.”“Sejujurnya aku belum memberitahukan manajer HR soal pemecatan Angela Terrel. Aku ragu jika ....” Isabella menundukkan kepalanya lalu menghela napas panjang. Malcolm tampak dingin tapi tidak mengatakana apa pun.“Bagaimana jika Tuan Alexander berubah pikiran, Pak?” sambung Isabella.“Ayahku tidak akan beruba

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 35. Kenangan Emosional

    “Barang-barang itu bukan milikku. Mengapa kamu tidak percaya padaku, Detektif?” Angela mencicit dengan kesal. Ia sudah berdebat lebih dari lima belas menit dengan Enrique yang menudingnya sebagai pemasok barang terlarang yang ditemukan di mobilnya.“Pil-pil itu pasti ada pemiliknya. Aku tidak menangkapmu karena Ayahmu. Jangan bilang jika pemiliknya adalah Ayahmu.” Enrique menyahut dengan sindiran keras.“Jangan sembarangan bicara soal Ayahku!” Summer menunjuk sekaligus melotot.“Lalu kamu akan menyalahkan siapa? Nona Winston, barang itu adalah bukti yang kuat jika kamu seorang pengedar obat-obatan!”“Aku bukan pengedar! Aku bahkan tidak tahu jika barang itu ada di mobilku!” sahut Summer bersikeras. Ia bahkan sampai memekik kesal. Enrique menghela napas panjang. ia masih menatap curiga pada Summer. Sedangkan Summer yang sempat terenyuh karena Enrique menolongnya, kini berubah benci.“

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 34. Niat Terselubung

    “Apa yang terjadi, Angela?” Jasmine terus mencecar Angela yang datang ke mejanya untuk membereskan barang-barangnya. Angela hanya tersenyum getir lalu menggeleng.“Tidak ada, Jas. Aku baik-baik saja.”“Jangan berbohong padaku. Apa kamu dipecat oleh si mutan itu?” desis Jasmine mendekatkan diri berbisik pada Angela. Angela cemas melihat sekitarnya lalu meringis.“Tolong jangan bicara pada siapa pun. aku tidak lagi bisa bekerja di sini. Tuan Alexander memecatku.”Mata Jasmine membesar dua kali lipat. Ia sampai menutup mulutnya tak percaya. Bagaimana bisa Jasmine dipecat oleh Alexander Winston?“Jadi bukan si mutan itu yang memecatmu?”“Tolong Jas, jangan bicara keras-keras. Hal ini tidak boleh diketahui oleh siapa pun, apalagi The Midas.”Jasmine sempat mengernyit tapi ia tidak bertanya lagi. lebih baik jika mereka bicara setelah pulang kantor saja.“La

  • Jerat Cinta Sang Mafia   Bab 33. Bunga Pembawa Pesan

    “Aku sudah mengirimkannya, Tuan. Ini buktinya,” ujar pria yang mengantar bunga pada Angela tadi pagi. Ia menunjukkan tanda terima itu pada The Midas. Usai Alexander menemuinya ketika sarapan tadi dan berujung tak baik, The Midas alias Gabriel mengirimkan bunga untuk Angela. Ia setuju menjalankan rencana Knight untuk memfokuskan target mereka pada Angela daripada Summer.“Lalu apa yang dia katakan?” tanya The Midas. Pengantar bunga itu menyengir lebar.“Sepertinya dia senang.” Kening The Midas mengernyit tak suka.“Sepertinya? Maksudmu dia bisa saja tidak suka?” cetus The Midas membuat si pengantar kehilangan senyumannya. Ia jadi gugup dan sempat menengok ke belakang meski kemudian sia-sia karena harus menghadapi The Midas yang mendekatkan langkah padanya.“I-Iya.”“Apa kau yakin?” tambah The Midas lagi dengan nada mengancam. Pandangan mata coklatnya yang tajam membuat si pengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status