“Kamu harus pacaran denganku!” “T-Tidak.” “Apa katamu?!" Gabriel mendesis tak percaya jika gadis kolot seperti Angela menolaknya. *** Tentu saja hanya orang yang tidak waras yang berani menolak berkencan dengan Gabriel Leon alias The Midas. Ia adalah salah satu pemimpin mafia terkenal yang juga memiliki perusahaan konstruksi dan perbankan di Miami. Tidak seperti namanya yang berarti kaki tangan Tuhan, Gabriel tidak punya belas kasihan di hatinya. Dia menguasai pangsa peredaran senjata ilegal namun tidak ada polisi yang berani menangkapnya. Sampai suatu hari salah satu pesaingnya membuatnya rugi besar. Tidak mau dijatuhkan, Gabriel mencari celah untuk membalas. Saat itulah ia mengenal Angela Terrel ialah seorang staf keuangan biasa yang menyusun proposal analisis tender yang memenangkan perusahaan saingan terbesarnya yaitu Winston. Gabriel melihat sesuatu yang tersembunyi di balik matanya yang indah, serta bibirnya yang sensual, meski Angela menutupi semua itu dengan penampilannya yang kolot. Semenjak pertemuan mereka, Gabriel yang tidak sadar telah jatuh cinta, berusaha keras menarik malaikat itu ke sisinya.
View More“Aku tidak suka mengulang-ulang perintahku, Tuan Flynn. Kau sudah memberikan jaminan jika aku akan menang, tapi ternyata tidak,” ujar The Midas sembari memilin jemari manisnya yang memakai sebuah cincin berornamen khusus.
Deru angin laut Miami utara dekat Sunny Isles Beach, membelai lembut si pemilik Yacth mewah, The Midas. Rambut coklat hazelnut yang berkilauan di bawah sinar mentari, makin terlihat indah dan sempurna kala dikibaskan angin lembut. Laut biru dan riak air yang tenang membuat kapal mewah itu hanya bergerak lembut.
Pemandangan yang menakjubkan itu semakin sempurna dengan sosok pemiliknya yaitu The Midas yang berdiri di atas buritan depan menatap indahnya laut melalui kaca mata hitam bermerek mahal. Ia berbalik dan menyeringai pada seorang pria yang ada di belakangnya.
Pria berpakaian jas rapi itu tengah dipaksa berlutut tidak jauh darinya. The Midas berjalan beberapa langkah ke depan.
“Maafkan aku, The Midas. Aku sudah berusaha melakukan segala hal .... “ The Midas terkekeh sinis dan berkacak pinggang menggelengkan kepalanya.
“Haha, lucu sekali ...!“ beberapa pria yang ada di atas dek itu pun ikut tertawa bersama bos mereka kecuali satu orang yaitu Knight Hugo, si tangan kanan The Midas.
Knight lalu maju satu langkah dan menginjak pundak belakang pria bernama Flynn tersebut dengan kakinya sehingga ia terdorong ke depan.
“Aahh!”
“Kau tahu, Tuan Flynn? Aku paling suka kawasan ini karena di sini adalah tempat konservasi hiu yang terkenal. Populasi mereka banyak sehingga pengunjung dilarang berenang di sini.” The Midas lalu memberikan kode untuk anak buahnya.
Pria bernama Flynn itu mulai ketakutan dan kebingungan. Ia dipegangi saat kakinya diikat oleh tali tambang yang kokoh.
“Apa ini? lepaskan aku! Apa yang kau lakukan!?” Flynn berteriak panik dan ketakutan. Ia mencoba melawan tapi Knight datang memberikan satu pukulan telak di wajah yang langsung mematahkan hidungnya. Knight menggunakan besi khusus yang ia pakai di jemarinya saat memukul.
“Aahhkk!“ Flynn mengerang kesakitan akibat hidungnya yang berdarah. The Midas masih santai saja melihat semuanya. Salah satu anak buahnya lantas menelanjangi Flynn dengan melepaskan semua pakaiannya kecuali celana dalam. Dalam keadaan kesakitan karena wajahnya yang berdarah, Flynn mencoba memohon pada The Midas. Ia merangkak dan memeluk kakinya.
“Ampuni aku, The Midas! Tolong beri aku kesempatan. Aku berjanji akan melakukan yang kau inginkan!” Flynn langsung ditarik oleh dua anak buah The Midas agar menjauh dari kakinya.
“TOLONG AKU TIDAK INGIN MATI!!” Flynn berteriak begitu histeris dengan apa yang akan dilakukan. Anak buah The Midas siap untuk melemparkannya ke bawah tercebur air laut dan menjadi santapan hiu.
“Siapa yang membuatku kalah?” The Midas menggeram pelan membuat Flynn terengah ketakutan. Flynn menggeleng cepat sekaligus memohon.
“Aku tidak tahu ... sungguh!”
The Midas lalu mengangkat sebelah tangannya dan dalam beberapa detik dua orang anak buahnya menarik paksa tubuh Flynn ke belakang hendak diceburkan ke laut. Pria itu mati-matian mempertahankan diri.
“Aaahhkk, tolong ...!”
The Midas menaikkan tangannya tanda agar berhenti. Flynn menarik napas lega saat usaha menjatuhkannya ke bawah terhenti. The Midas berjalan ke arah Flynn lalu mengambil gelas wiski yang dituangkan oleh salah seorang pelayan. Ia menyesap minumannya dan menjulurkan sebelah tangannya pada Knight. Knight lantas mengeluarkan sebilah belati.
Mata Flynn langsung melotot begitu melihat belati tersebut. Ia menggeleng dengan ketakutan dan sedikit mundur sampai pinggangnya menyentuh railing pembatas.
“Aku paling benci orang bermulut besar, suka berjanji tapi tidak bisa menepatinya. Orang sepertimu lebih cocok jadi makanan hiu.” The Midas menggeram pelan sambil memainkan pisau itu di depan Flynn.
“Tuan Leon, aku mohon ampuni aku!” Flynn berlutut meski dengan kaki terikat. Ia mengemis agar The Midas memberikannya kesempatan untuk hidup.
“Kau tidak pantas mengucapkan namaku.” The Midas menunjuk dengan suara rendah dan menggeram marah. Flynn mulai menangis tapi The Midas tidak merasa kasihan sama sekali.
“Jangan, aku mohon ... aahkkkhh!”
Dengan cepat The Midas melemparkan belati yang dipegangnya tepat ke dada Flynn. Kaki The Midas dengan cepat maju lalu menendang dada Flynn sehingga ia terjungkal dan tercebur ke laut di belakangnya.
Darah yang keluar dari tusukan belati tersebut mulai membanjiri dan tergenang air sehingga menarik perhatian hewan pemangsa air seperti hiu. Flynn tidak langsung mati karena ia meregang nyawanya perlahan.
“Ikat talinya! lepaskan setelah hiu datang dan mencabiknya.” The Midas memberi perintah dengan dinginnya pada anak buahnya.
“Baik, Boss!”
The Midas hanya berdiri beberapa saat melihat hiu mulai datang dan memangsa Flynn yang perlahan menghilang. Ujung bibirnya terangkat dan tidak merasa kasihan sama sekali. Ia berbalik dan berjalan masuk ke dalam kabin untuk beristirahat.
Knight Hugo ikut masuk ke dalam mengikuti bosnya dan penasaran akan apa yang dilakukannya kali ini. Gabriel Leon alias The Midas sedang marah besar karena tender mega proyek pembangunan hotel dan resort di sepanjang Miami Utara gagal didapatkannya. Perusahaannya bahkan tidak masuk ke dalam tiga besar perusahaan yang mendapatkan penilaian terbaik dari panitia lelang.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Knight pada The Midas yang tengah membelakanginya. The Midas masih memegang gelasnya dan mulai kembali menyesap perlahan minumannya. Tenggorokannya terlalu kering untuk menikmati minuman dingin. Ia butuh sesuatu yang jauh lebih keras dari alkohol yaitu kepuasan. Kepuasan melihat lawannya jatuh.
“Siapa yang sudah memenangkan tender itu?” The Midas balik bertanya dengan suara husky-nya yang dalam dan khas. Knight menarik napas panjang dan cukup berat. The Midas pasti tidak akan menyukainya.
“Winston,” Knight menjawab singkat. Kening The Midas sontak mengernyit dan ia langsung berbalik ke belakang menghadap Knight yang sama dinginnya.
“Winston? Si tua bangka itu?” ejek The Midas begitu kesal.
“Bukan. Dia tidak lagi memimpin. Sekarang yang menjadi CEO adalah putranya Malcolm Winston.” The Midas makin terkekeh sinis lalu menggelengkan kepalanya.
“Yang benar saja! Dia tidak sanggup menghadapiku dan sekarang si tua itu mengutus anaknya yang dungu, hahaha!” The Midas tertawa mengolok lawan bisnisnya yaitu pemilik perusahaan bernama Winston Development and Construction. Knight hanya ikut tersenyum saja dan tidak menanggapi.
“Aku yakin dia mempergunakan seseorang yang berpengaruh sampai Walikota pun mendukung pembangunan hotel itu oleh Winston. Mungkin dia adalah kunci dari kemenangan Winston.” Knight kemudian menyela menghentikan tawa The Midas.
“Maksudmu dia menggunakan agen yang hebat?”
“Bisa jadi.”
“Siapa yang lebih hebat dari Demian Flynn yang baru saja aku habisi? Katakan padaku!” sahut The Midas sekaligus menantang Knight yang kemudian terdiam.
The Midas makin kesal dan mendengus keras. Ia kembali berbalik menoleh dan menatap ke arah laut biru yang terhampar luas di depannya.
“Cari tahu yang mana orangnya. bawa dia padaku!” The Midas mengeluarkan titahnya.
“Apa yang akan kamu lakukan?” Ujung bibir The Midas naik lalu mengangguk pelan.
“Aku ingin lihat seberapa hebat agen itu ... mungkin darahnya lebih manis!” The Midas menyeringai lebih jahat kala berbalik pada Knight.
Eleanor berhasil membawa Angela ke sebuah restoran Kuba bernama Del Mont. Restoran itu sesungguhnya adalah milik Gustav Abraham Leon alias El Ardor. Namun tidak ada aktivitas mafia di sana. Hanya saja tempat itu sering menjadi tempat bagi Gabriel atau The Midas melakukan negosiasi bisnisnya.“Nyonya Morris, apa kita akan makan di sini?” tanya Angela agak ragu dan takut-takut pada Eleanor. Eleanor terkesiap dan agak kaget tapi kemudian mengangguk cepat. “I-Iya. Aku rasa kita bisa masuk. Hampir jam 12!” sahutnya makin gugup. Angela mengernyit heran dan tak mengerti. Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Mengapa Eleanor terlihat aneh dan terus menerus melihat jam tangannya? Namun Angela tak lagi bertanya. Ia memilih untuk diam mengikuti atasannya itu.Sayup terdengar musik-musik latin yang dimainkan oleh kelompok mariachi. Restoran tampak lengang. Hanya ada beberapa pengunjung di dalam. Eleanor tampak bingung padahal dirinya yang mengaja
Summer yang mabuk kini harus berurusan dengan polisi yang akan menderek mobilnya. Ia kesal dan mulai membuat ulah.“Nona, mobilmu parkir di trotoar khusus difabel. Itu pelanggaran dan kendaraanmu harus diderek!” petugas polisi berseragam hitam menunjuk pada Summer yang mulai meracau tak jelas.“Ah, dasar polisi bodoh! Kau kira kau siapa bisa menahan mobilku, hah!” Summer balas berteriak hendak menyerang polisi itu tapi Kim dan Patricia menghalanginya.“Jangan, dia itu Polisi. Kamu bisa dipenjara!” Kim ikut berteriak.“Aku tidak peduli!”“Nona, aku bisa menahanmu jika kau menyerang petugas. BAWA MOBILNYA!”“Jangan! Turunkan mobilku! HEI, JANGAN PERGI!!” Summer malah berteriak pada petugas derek yang menarik mobil mewahnya. Summer tidak mungkin mengejar. Ia berbalik dengan marah menendang selangkangan polisi yang menilangnya.“Ahhk!” polisi itu tersungku
“Apa yang kamu lakukan, Dad? Sedang menghubungi siapa?” Malcolm tiba-tiba menegur ayahnya di ruang kerjanya. Alexander menoleh ke belakang lalu menyimpan ponselnya.“Kamu sudah kembali?” Alexander balik bertanya dengan sikap dingin. Malcolm mendekat dengan kedua tangan berada di saku celana, tanpa senyuman ramah. Ia menoleh pada meja kerja di ruangan tersebut. Terdapat nampan berisi makanan yang sudah dicicipi oleh Alexander.“Ya, aku dan Summer menunggumu untuk makan malam tapi sepertinya kamu lebih senang makan sendiri.” Malcolm menyindir datar dan dingin. Ujung bibir Alexander naik dan ia mendengus pelan.“Sejak kapan kalian menungguku makan malam? Bukankah kita hanya melakukannya sebagai topeng di depan Ibumu selama ini?” balas Alexander tak kalah sinisnya.Malcolm menyunggingkan seringainya lalu mengangguk pelan. Ia menunduk sejenak sebelum mengangkat wajahnya lagi.“Kamu benar, Dad. Seharu
The Midas mengeraskan rahangnya kala melihat jika orang yang membuat proposal perencanaan keuangan pada proyek yang dimenangkan oleh Winston adalah seorang gadis. Lebih dari itu, gadis tersebut ternyata adalah orang yang menabraknya tak sengaja di lift tadi siang.“Midas?” Knight membuyarkan lamunan Gabriel yang sedang memegang dokumen Angela Terrel. Knight butuh jawaban atas apa yang akan dilakukan Gabriel pada wanita yang menjadi manajer keuangan Winston Corp.Gabriel menarik napas panjang sekaligus kesal. Ia berbalik dan berhadapan dengan Eleanor yang sudah menangis ketakutan.“Tolong jangan bunuh aku .... “Eleanor memohon sambil meneteskan air mata.“Mengapa bukan kau yang mengerjakan proposal itu? bukankah seharusnya itu tugasmu?” Gabriel melihat pada salah satu catatan dan menyebut lagi nama Eleanor.“Nyonya Eleanor?” imbuhnya makin mengintimidasi.“A-Aku ... aku memang mengerjakann
Angela kembali ke meja kerjanya dengan wajah sembab dan pipi agak basah. Ia menyeka air matanya berulang kali. Ia menunduk dan terisak pelan tapi kemudian menyimpan kembali flash disknya di dalam laci. Belum selesai Angela bersedih karena dimarahi oleh Malcolm, kini Eleanor datang dengan kedua lengan menyilang di dada.“Angela, apa kamu memang berkonspirasi untuk menjatuhkanku?” Eleanor menghardik dengan nada tinggi. Angela diam lalu perlahan berdiri sambil menatap Eleanor yang melotot padanya. Kini Eleanor jadi balik berkacak pinggang siap mengomeli Angela.“Tidak, Nyonya Morris. A-Aku tidak pernah berpikir seperti itu.” Angela menunduk lagi untuk menghindari serangan pandangan naga dari Eleanor.“Lalu mengapa kamu sampai lupa mengirimkan file itu? gara-gara itu, CEO Winston sampai tahu jika kamulah yang membuat semua proposal serta analisis. Aku hampir saja dipecat gara-gara kamu.” Eleanor makin melebarkan matanya pada Angela.“Maafkan aku, Nyonya Morris. Aku benar-benar lupa,” jawa
Malcolm marah besar usai kedatangan The Midas ke ruang rapat yang tengah dipimpin olehnya. Ia memarahi semua orang yang kini berada di ruangan itu.“Apa gedung ini tidak memiliki pengamanan sama sekali!? Sampai orang asing bisa bebas masuk kemari!” Malcolm membentak marah pada semua orang dengan mata melotot.“Jika ada lagi yang berani masuk seenak di ruang rapat seperti tadi, kalian semua akan kupecat!” Malcolm menunjuk masih dengan kemarahannya. Pandangannya beralih pada Eleanor yang makin ketakutan.“Masuk ke ruanganku! Aku harus bicara denganmu!” Malcolm memerintahkan Eleanor sekaligus masih membentaknya.“Rapat selesai!” Malcolm keluar dari ruangan tersebut dan diikuti oleh adiknya Summer yang bersikap angkuh seperti biasa. Eleanor ingin jatuh di kakinya melihat keadaan yang sulit baginya tersebut. Bagaimana tidak? Gara-gara Angela, ia gagal menarik perhatian sang bos tampan tapi galak yaitu Malcolm Winston.“Awas saja Angela. Aku pasti akan menghukummu!” Eleanor bergumam penuh k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments