Fourd tersenyum sinis sengaja membuat adik tirinya makin marah. Lebih cepat Rey membunuhnya akan lebih baik untuknya mati.
Fourd sudah pasrah, dia tahu Rey tidak akan mungkin memaafkannya dengan semua kejahatan yang dia perbuat selama ini padanya dan keluarga mereka.
"Kau biadab! Harusnya Vampire jahat sepertimu tidak pernah dilahirkan ke dunia ini!" pekik Rey lagi semakin kuat mencengkram leher Fourd.
Dalam cekikan yang terasa makin menyakitinya, Fourd jadi teringat dengan wajah Olympus dan Clara.
Selama dia hidup, masa kecilnya adalah hal yang paling indah yang pernah Fourd rasakan. Meski berumur tidak jauh beda dengan Rey, tapi sejak kecil mereka sudah diajarkan untuk saling menerima dan menyayangi satu sama lain.
Clara tidak pernah sekalipun membeda-bedakan dia maupun Rey. Cinta dan kasih sayang benar-benar mereka rasakan tanpa ada satu hal yang membuat posisi di
"Bagaimana keadaan wanita itu, Michael?""Kau … sedang apa kau di sini Tuan King?""A-aku mengikutimu kesini tadi," sahut King ragu-ragu.Michael mengernyit, bingung kenapa King terlihat sangat khawatir berdiri di depan ruang perawatannya dalam kastil Rey.Dia sama sekali tidak tahu jika King ternyata ikut pergi bersamanya membawa Suci kemari."Mungkin ada baiknya Tuan King tidak berdiri menunggu di sini. Rajaku pasti tidak akan senang melihat kau jika dia kembali!" Michael melangkah, berjalan meninggalkan King yang bergegas menahannya."Tunggu sebentar, Michael. Aku hanya ingin tahu bagaimana keadaan wanita itu. Apakah dia baik-baik saja?"Michael mendengus, kesal urusannya terganggu karena pemimpin Kaum Hitam ini."Aku rasa aku tidak perlu menjawab pertanyaanmu, Tuan. Maaf, tapi tolong janga
Susi dan suaminya Charlie baru saja tiba di kastil menantunya setelah mendapatkan telepon dari Michael tentang keadaan Suci yang sakit. Wanita paruh baya itu mulai terisak melihat anak perempuannya yang tidak bisa dia hubungi selama satu bulan lamanya, sedang terbaring lemah dengan banyaknya alat-alat medis yang menempel di tubuh Suci. Susi mendekati ranjang perawatan anaknya tertatih, dengan tangan menutup mulutnya tidak percaya. "A-apa yang terjadi pada Suci, Rey?" tanyanya terbata. "Maafkan aku karena tidak memberitahukan kalian sebelumnya tentang ini, Mom, Dad. Sebenarnya Suci sempat diculik oleh salah satu musuh besar perusahaan kami bulan lalu." "Apa?!" kaget Susi dan Charlie bersamaan. "Apa maksudmu diculik, Rey?" tanya Charlie lebih dulu. "Maaf, Dad. Suci sebenarnya sempat diculik dan dibawa mereka
"Aku harus bagaimana Charlie? Apa mungkin aku harus membiarkan Suci tetap bersama dengan pria itu? Aku—""Sayang." potong Charlie mengambil tangan istrinya.Pasangan suami istri itu sedang duduk di halaman belakang kastil Rey. Setelah pergi meninggalkan ruang perawatan anak mereka dengan tangisan yang mendalam, Charlie menyusuli Susi yang masih menangis sedih di sini."Aku mengerti perasaanmu, Sayang. Aku juga sama terluka dan marah sepertimu. Tapi, jika kita membawa Suci dari samping pria yang dia cinta, aku rasa anak kita pasti tidak akan mau. Ada baiknya kamu memikirkan lagi rencanamu itu." Charlie bersuara sambil mengusap-usap punggung tangan Susi lembut.Matanya yang teduh menatap penuh kehangatan wanita di depannya. Susi tahu Charlie tidak berbohong dengan apa yang tengah dia rasakan juga saat ini."Tapi Charlie, bagaimana jika Suci semakin menderita bersama Rey? Dia
"Nyonya Susi, bagaimana kalau untuk sementara waktu kalian tinggal di sini dulu?" usul Clara saat dua keluarga itu makan malam bersama.Susi dan Charlie sempat berpandangan seakan berbicara satu sama lain. Clara terus bersuara, tidak peduli dengan apa yang tengah keduanya pikirkan."Aku rasa Suci juga pasti akan sangat senang jika tahu kalian ada di dekatnya. Kalian bisa tinggal di sini setidaknya sampai Suci sadar," sambung Clara penuh semangat.Wanita berambut panjang itu duduk di dekat Olympus yang diam menghabiskan makan malamnya, dengan Susi dan Charlie duduk di depannya.Rey tidak ikut makan bersama mereka. Dia masih berada di ruang perawatan istrinya menunggu Michael membawa tabib Elish malam ini."Bagaimana Nyonya Susi, kalian mau tinggal di sini?" tanya Clara menatap penuh harap besannya."Mmm … kami terserah Nyonya Clara saja baga
"Rey…," panggil Clara."Ada apa, Mom?""Bisa kita bicara sebentar?" tanyanya lembut."Mommy ingin bicara apa? Aku sedang sibuk, Mom.""Sebentar saja Rey. Ada yang harus kita bicarakan juga dengan ayahmu."Rey mengernyit, menatap bergantian ibu dan juga ayahnya yang baru saja tiba di dekat mereka. Entah apa yang ingin mereka bicarakan, tapi wajah mereka terlihat sangat serius. Rey yakin ada sesuatu yang sangat penting dilihat dari mimik wajah keduanya.Rey akhirnya pun mengangguk, mengikuti Clara dan Olympus yang melayang menuju ruang pribadi anak mereka dalam kastil.Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Tepat pukul tujuh pagi nanti rencananya Suci akan di operasi oleh Elish bersama satu asisten manusia yang selama ini menjadi bawahannya dalam bekerja sebagai dokter.Rey sedan
"Bagaimana Thomas, kau sudah mendapatkan informasi tentang keadaan wanitaku?"Thomas membuang nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan pemimpinnya.King seperti orang yang tidak waras sejak seminggu yang lalu terus bertanya tentang keadaan Suci yang sampai saat ini masih belum juga bangun dari komanya.King terus berkata wanitanya yang jelas-jelas adalah istri dari musuh mereka Klan Vampire. Thomas merasa pria ini sebentar lagi akan benar-benar menjadi gila karena begitu menginginkan Suci."Ratu Vampire masih belum sadarkan diri, Tuan. Menurut informasi yang aku dapatkan dari salah satu Vampire penjaga di sana, Ratu Vampire telah di operasi sejak Minggu yang lalu namun belum juga menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Seluruh Klan Vampire masih berduka sampai saat ini."King mengernyitkan dahi, tidak puas mendengar laporan kaum kepercayaannya.
"Michael, di mana ramuan yang pernah kau tunjukkan padaku waktu itu?!"Michael beranjak, kaget melihat Rey tiba-tiba masuk ke ruang di mana semua ramuannya berada.Michael yang tengah sibuk membuat sebuah ramuan baru untuk kesembuhan Suci, dibuat tidak tidur berhari-hari karena Rey terus memaksanya harus bisa menyembuhkan wanita manusia yang kondisinya semakin memburuk setiap harinya.Rey mulai memporak porandakan isi dalam ruang ramuan Michael, tidak peduli dengan banyaknya alat-alat peramu di sana."Tunggu, Rey. Jangan menghancurkan tempat ini," tahan Michael mendekati Rey yang tidak peduli dengan ucapannya."Siapa yang menghancurkan tempatmu?! Aku hanya ingin mencari di mana ramuan yang pernah kau katakan bisa menyembuhkan siapa saja yang sakit parah. Aku berpikir mungkin ramuan itu bisa berguna untuk istriku!" sahut Rey masih sibuk mencari di antara banyaknya boto
"Bagaimana ramuannya Michael, apa itu berhasil?" Tabib kepercayaan Rey menggeleng.Sudah tak terhitung jumlah ramuan yang dibuat oleh keduanya setelah dua hari menghabiskan waktu di dalam ruang ramuan Michael.Tidak pernah keluar dan hanya berkutat dengan bahan-bahan yang ada, Rey mulai gelisah dan stress. Beberapa kali pria pucat itu menghancurkan alat-alat yang ada di depannya dan memekik keras di dalam ruang kedap suara tersebut seperti sekarang."Tenanglah Tuan…," ucap Michael mencoba mendekati Rajanya yang masih berontak di depan dia."Bagaimana aku bisa tenang Michael, kau tahu kita sudah berhari-hari di sini dan tidak ada satupun obat yang berhasil kita buat. Aku tidak tahu apa yang salah dengan campuran ramuan ini!" sahut Rey frustasi.Pria itu terduduk lemas setelah puas menghancurkan barang-barang milik Michael yang berumur ratusan abad di dalam