Share

179. Sentuhan

“Jangan tunjukkan wajah sedih itu di depanku. Aku bersumpah suatu saat akan membuatmu lupa cara bersedih. Aku akan bawa Nara bahagia bersamaku. Jadi tolong ... mulai hari ini pikirkan saja aku.”

Bagiku, itu kalimat yang menenangkan dibanding apa pun. Seseorang membawaku bahagia. Siapa yang tidak mau. Aku tidak pernah mendapat kebahagiaan itu. Berusaha sendiri. Tapi tetap tidak berhasil.

Seya membawaku bahagia, apa bisa?

Seya menggerakkan kedua telunjuknya di pipiku. Menarik ujung bibirku agar membentuk senyuman.

“Nara tampan sekali kalau tersenyum. Aku serius,” desisnya.

Aku tidak melakukan senyum yang ia bilang. Aku lebih tertarik menatap Seya yang seolah ada berlian di kedalaman matanya. Cukup lama kami saling bersitatap, tanpa bersuara, tanpa mengubah posisi.

Tahu-tahu Yenan muncul dari dalam rumah. Ia terlalu tiba-tiba sampai Seya nyaris melompat dari tempatnya. Kaget.

“Kenapa baru pulang sekarang, si

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status