Share

183. Si Polos

Awalnya Seya diam. Mematung. Benar-benar hanya aku saja yang bergerak ke kanan dan ke kiri.

Sejenak aku lupa. Seya belum punya catatan pacaran dengan siapa pun. Bisa jadi, ciuman denganku ini juga yang pertama untuknya.

“Seya, apa sebelumnya kamu pernah ciuman?” tanyaku sembari berbisik.

Seya hanya berkedip. Jiwanya seperti dicabut dari raga. Aku menunggu jawabannya, tapi Seya kehilangan konsentrasi dan hanya bisa melompat-lompatkan biji mata ke wajahku.

“Hei, Seya?” Ia tegang lagi hanya dengan kepalaku miring di hadapannya.

Seya menelan ludah. Berusaha menyadarkan dirinya dengan gelengan kepala.

“Apa, Nara tanya apa tadi?”

Dia tidak mendengarku. Jelas ketegangannya sangat kentara di setiap jengkal wajahnya.

Seya ... lucu juga.

“Enggak jadi. Kita pulang, yuk!”

Pergelangan tanganku ditangkap Seya. Aku jadi memutar tubuhku lagi kepadanya dan menunggu reaksinya.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status