Beranda / Romansa / Jerat Pesona Pengacara Tampan / Bab 8. She’s so Damn Beautiful! 

Share

Bab 8. She’s so Damn Beautiful! 

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 22:28:09

“Nona … Anda cantik sekali.” 

Jenia—asisten pribadi Selena berseru memuji penampilan Selena yang begitu memukau. Gaun berwarna gold yang tampak sederhana itu begitu mewah ketika dipakai oleh Selena. Rambut pirang Selena terjuntai ke belakang punggung. Riasan make up flawless membuat Selena benar-benar sempurna. Meski sudah pernah melahirkan tapi Selena memiliki lekuk tubuh yang indah. Beberapa bentuk tubuh Selena berukuran menantang menggoda para kaum adam. Jenia yang melihat penampilan Selena pun tak berkedip sedikit pun. Cantik. Bahkan sangat cantik. 

“Apa benar gaun ini sudah cocok untukku, Jenia? Setelah melahirkan bentuk tubuhku tidak selangsing saat dulu.” 

Selena berucap memastikan penampilannya malam ini. Selena sampai meminta Jenia datang ke penthouse-nya hanya karena Selena meminta pendapat Jenia gaun apa yang paling tepat dia pakai malam ini. Sudah lama Selena tak menghadiri jamuan makan malam seperti ini membuat Selena gugup dan sedikit takut. 

Senyuman hangat di wajah Jenia terlukis begitu tulus. “Anda sangat cantik, Nona. Gaun ini sangat cocok dipakai Anda.” 

Selena mengatur napasnya. Berusaha mengatasi dirinya yang dilanda kepanikan dan kecemasan. “Yasudah, aku berangkat sekarang. Putraku sedang tidur. Tolong kau beritahu pengasuhnya kalau Oliver terbangun buatkan susu cokelat untuk putraku.” 

“Baik, Nona.” Jenia menjawab dengan sopan. 

Selena tersenyum samar. Lalu dia melangkah meninggalkan penthouse-nya. Tampak wajah Selena berusaha untuk tetap tersenyum walau tak dipungkiri kecemasan dalam dirinya tetap masih ada. 

***

The Savoy Hotel adalah salah satu hotel mewah yang ada di London. Adapun hotel ini dipilih menjadi tempat di mana jamuan makan malam keluarga besar Geovan bersama dengan rekan bisnis penting dari keluarga Geovan. Tentu yang turut hadir di pesta ini bukanlah dari kalangan yang sembarangan. Tamu undangan yang hadir di jamuan makan malam ini adalah tamu undangan yang darang pastinya adalah jajaran pengusaha ternama. 

Kini mobil yang membawa Selena mulai memasuki lobby The Savoy Hotel. Selena segera turun dari mobil. Terlihat jepretan kamera terus memotret Selena yang baru saja turun dari mobil. Beberapa wartawan itu menanyakan tentang ke mana saja Selena yang tak pernah muncul dalam jamuan makan malam yang diadakan Keluarga Geovan. Namun, Selena tidak banyak bicara. Selena hanya mengulas senyuman hangat pada para wartawan. Lalu dia melangkah memasuki lobby hotel. 

“Kak Selena…” Miracle—saudara kembar Selena langsung memeluk Selena kala melihat Selena datang. Wanita itu begitu merindukan kakaknya. Sudah lama sekali Miracle tidak melihat Selena. Dan tentu Selena pun membalas pelukan Miracle. 

Selena memiliki saudara kembar. Di mana Selena adalah kakak sedangkan Miracle adalah adik. Miracle telah menikah dengan salah satu pengusaha ternama asal Milan yang bernama Mateo De Luca. Kehidupan Miracle sangat bahagia bersama dengan suami dan ketiga anaknya. Dan meski kembar, Selena dan Miracle memiliki wajah yang berbeda. Tepatnya Selena dan Miracle adalah kembar tidak identik. Selena berambut pirang sedangkan Miracle berambut cokelat. Hanya ada satu kesamaan Selena dan Miracle yaitu mereka memiliki manik mata biru seperti lautan. 

“Kau sendiri, Miracle? Di mana Mateo?” tanya Selena seraya mengurai pelukannya pada sang adik.

“Mateo sedang bersama dengan rekan bisnisnya, Kak,” jawab Miracle. “Aku senang kau datang, Kak.” 

Selena tersenyum. “Iya, Kak Sean yang memintaku untuk datang. Hm … Miracle, di mana Dad dan Mom?” tanyanya pelan. 

“Dad dan Mom sedang menyambut para tamu undangan. Mereka ada di sisi kiri,” jawab Miracle seraya menggerakan kepalanya ke kiri. 

Pelan-pelan Selena mengalihkan pandangannya ke sisi kiri. Tampak Selena menatap kedua orang tuanya yang tengah berbincang dengan para tamu undangan. Selena melihat Marsha—ibunya memberikan senyuman. Namun, sayangnya William—sang ayah mengabaikan keberadaannya. Seolah dirinya tidak ada di pesta ini. 

“Kak, aku tinggal sebentar, ya. Mateo memanggilku,” ucap Miracle kala melihat sang suami memberikan isyarat agar dirinya mendekat. 

Selena menganggukan kepalanya. Kemudian, Miracle segera melangkah menghampiri Mateo. Tampak beberapa Selena mengulas senyuman pada sepupu-sepupunya. Di ujung kanan Selena sudah melihat Sean bersama dengan Stella—istri kakaknya tengah menyapa para tamu undangan. Sean dan Stella pun melambaikan tangan padanya meminta Selena untuk bergabung, namun Selena masih enggan untuk bergabung. Selena hanya mengulas senyuman di wajahnya. Sebuah senyuman hangat pada kakak sekaligus kakak iparnya. 

“Selena Geovan.” Suara bariton memanggil nama Selena; refleks, Selena mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu. Dan seketika Selena terdiam menatap sosok pria tampan yang ada di hadapannya. Ada rasa aneh dalam diri Selena kala ada yang menyapanya ‘Selena Geovan’ sudah lama sekali tidak ada yang menyebut namanya dengan nama belakang sang ayah. 

“Maaf? Apa kita saling mengenal sebelumnya?” tanya Selena dengan senyuman ramah di wajahnya pada sosok pria yang ada di hadapannya itu. Dalam benak Selena berusaha mengingat pria yang menyapanya. Namun sayangnya Selena tak mengingat sosok pria itu. Mungkin saja pria di hadapannya adalah rekan bisnis ayahnya yang baru dalam lima tahun terakhir. Karena jika rekan bisnis lama maka Selena pasti akan mengenalinya. 

“Dean Osbert … kau bisa memanggilku Dean.” Pria itu memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya pada Selena. Pun Selena menyambut uluran tangan pria itu dengan ramah. 

“Selena … kau bisa memanggilku Selena,” jawab Selena ramah. 

Dean mengangguk-anggukan kepalanya. “Rasanya aku tidak mungkin tidak mengenali putri dari pengusaha ternama William Geovan. Well, tanpa kau memperkenalkan diri tentu aku tahu namamu, Selena.” 

Selena tersenyum canggung. Lagi. Banyak orang yang mengenal bahwa dia adalah putri ayahnya. Terkadang Selena merasa malu dan tidak pantas menjadi bagian dari Keluarga Geovan. Dia hanya membuat keluarga besarnya malu. 

“Kau datang ke pesta ini sendirian?” tanya Dean seraya menatap Selena. 

“Seperti yang kau lihat aku datang ke pesta ini sendiri,” jawab Selena hangat. 

“Aku pernah melihatmu di media tapi ternyata kau jauh lebih cantik dari yang aku lihat di media.” Dean berucap memuji Selena. 

Selena tersenyum. “Terima kasih, Dean.” 

“Tadi aku menghampirimu atas izin dari kakakmu; Sean. Aku meminta izin pada Sean untuk mengajakmu berkenalkan. Dan ternyata kakakmu mengizinkan. Sepertinya Dewi Fortuna sedang datang padaku malam ini,” ujar Dean memberitahu dengan senyuman yang terus terlukis di wajahnya. 

Selena sedikit terkejut mendengar ucapan Dean. Detik selanjutnya, tatapan Selena teralih pada Sean yang berada di ujung kanan. Tampak Sean menggerakan sedikit kepala. Mengartikan kalau kakaknya itu meminta dirinya untuk berkenalan dekat dengan pria yang bernama Dean. Lagi dan lagi. Ini bukan pertama kali. Kakaknya itu memang kerap berusaha memperkenalkan dirinya pada banyak pria. 

“Ah, begitu. Baiklah, Dean.” Selena mengukir senyumannya. Dia sedikit bingung harus menjawab apa ucapan Dean. Lama tidak menghadiri acara seperti ini membuat Selena benar-benar canggung. Sekarang saja banyak sekali yang menatap dirinya. Beruntung Selena memiliki keluarga yang tak pernah menjatuhkannya. Hanya saja beberapa rekan bisnis lama keluarganya selalu menatap dirinya. Lima tahun menghilang tentu banyak orang yang curiga. 

Hingga kemudian, tatapan Selena dan Dean mulai teralih bersamaan dengan sorot kamera teralih pada pintu masuk ballroom. Seketika … Selena membeku menatap pasangan yang tampak romantis memasuki ballroom. Sang pria begitu gagah dengan balutan tuxedo. Sedangkan sang wanita tampil seksi dengan balutan gaun berwarna merah. Selena merasa kalau aliran darahnya berhenti detik itu juga. Tubuh Selena menegang. Sepasang iris mata birunya terus menatap sosok pria yang datang. 

Di hadapan Selena adalah Samuel bersama dengan Iris. Selena yakin kalau Samuel dan Iris pasti sudah menikah. Sungguh, Selena nyaris tertawa kembali dipertemukan oleh kedua pasangan sempurna ini. Setelah bertahun-tahun lamanya, dia harus kembali melihat sosok yang tak pernah dia ingin lagi temui. 

Kilat kamera tersorot pada Samuel dan Iris. Tampak Iris beberapa kali tersenyum dan melambaikan tangannya di depan kamera. Sebagai pengacara terkenal, nama Samuel memang sudah sering dikenal para media. Ditambah dengan Iris adalah seorang artis ternama asal Amerika. Beberapa film layar lebar, brand ambassador dari brand ternama di dunia, lalu model Victoria secret, Semua telah dibintangi Iris Halburt. Tak heran jika Samuel dan Iris datang akan menjadi pusat perhatian para media. 

Namun … dikala Samuel melangkah masuk ke dalam pesta, tatapan Samuel teralih pada sosok wanita berparas cantik. Bahkan sangat cantik. Gaun berwarna gold membalut indah tubuh wanita itu. Rambut pirang terjuntai memukau. Sepasang iris mata biru layaknya keindahan lautan itu kini telah bertatapan dengannya. 

She’s so damn beautiful! 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Sapiah C
bagus tapi harus buka kunci
goodnovel comment avatar
Bryen Sangaji
bagus tapi tapi harus buka kunci
goodnovel comment avatar
Awin Awin
JD penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 263 – Ending Scene (Tamat) 

    Beberapa bulan kemudian … Zurich, Swiss. Langit begitu biru dan indah membaur dengan perkebunan buah anggur yang ada di Swiss. Cuaca pagi di musim semi sangatlah indah. Angin yang berembus ke kulit begitu menyejukan. Tampak tatapan Selena sedari tadi menatap Oliver yang tengah bersama dengan Javier memetik buah anggur di perkebunan. Meski ada empat pengawal yang menemani Oliver dan Javier tetap saja Selena tak bisa melepaskan tatapannya dari kedua anak laki-lakinya itu. “Sayang, Oliver bisa menjaga Javier dengan baik. Kau tenang saja.” Samuel membelai pipi Selena dengan lembut. Selena menghela napas dalam. Tatapan Selena mulai teralih ke dua bayi perempuan kembarnya yang tertidur lelap di stroller. Senyuman di wajah Selena pun terlukis hangat melihat Stacy dan Sierra tertidur pulas. Sekarang usia Stacy dan Sierra sudah 7 bulan. Tubuh kedua bayi perempuannya sangat gemuk dan sehat. Stacy yang lahir lebih dulu memiliki rambut berwarna cokelat tebal dan mata biru. Sedangkan Sierra—s

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 262 – Extra Part V 

    Miller International School, London. “Aw.” Seorang gadis kecil cantik terjatuh akibat bermain lari-larian dengan teman-temannya. Tampak lutut gadis kecil itu terluka dan mengeluarkan darah. Dengan pelan, gadis kecil itu berusaha untuk bangun tapi tubuhnya malah tak seimbang dan nyaris jatuh. Tepat dikala tubuh gadis kecil itu nyaris terjatuh, sosok bocah laki-laki yang memiliki postur tubuh tinggi menangkap gadis kecil itu. “Terima kasih,” ucap gadis kecil itu melangkah menjauh dari laki-laki yang membantunya. Namun, tiba-tiba manik mata gadis kecil itu melebar terkejut kala menatap sosok laki-laki yang telah membantunya itu. “Oliver? Kau di sini?” Mata Nicole mengerjap beberapa kali menatap Oliver. Oliver menarik tangan Nicole, mendudukan tubuh Nicole di kursi, lalu bocah laki-laki itu mengambil kotak obat yang letaknya berada di ruang kesehatan. Beruntung ruang kesehatan tidak terlalu jauh dari posisi di mana Oliver dan Nicole berada. Saat kotak obat sudah ada di tangan Oliver,

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 261 – Extra Part IV

    “Bye, Sayang. Jaga diri kalian. Jangan membuat Grandpa William dan Grandma Marsha kerepotan. Ingat kalian harus patuh pada Grandpa dan Grandma.” Selena berseru pada Oliver dan Javier yang masuk ke dalam mobil. Terlihat Oliver dan Javier kompak mengangguk patuh merespon ucapan ibu mereka. Ya, hari ini Oliver dan Javier harus pergi ke rumah William dan Marsha. Menjelang Selena melahirkan, William dan Marsha memang berada di London. Sedangkan kakak dan adik Selena lain akan tiba di London dalam waktu beberapa hari lagi. Mengingat kakak dan adik Selena tak tinggal di negara yang sama, membuat Selena tak terlalu sering bertemu dengan kakak dan adiknya. Meski demikian, komunikasi selalu terjalin dengan sangat erat. “Bye, Papa, Mama.” Oliver dan Javier melambaikan tangan mereka kompak pada Selena dan Samuel. Pun Selena dan Samuel membalas lambaian tangan anak-anak mereka. Dan ketika mobil yang membawa Oliver dan Javier sudah pergi, Selena segera masuk ke dalam rumah tanpa mengatakan pada S

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 260 – Extra Part III 

    “Oh, My God! Raven, Rosalie, kenapa kalian merusak make up Mommy? Astaga! Ini make up kesayangan Mommy, Sayang.” Juliet rasanya ingin menjerit melihat semua perlengkapan make up miliknya hancur berantakan. Mulai dari koleksi lipstick, eyeshadow, foundation, dan masih banyak lainnya. Semua sudah berantakan di lantai kamar. Baru beberapa detik Juliet ke kamar mandi karena mengambil ponselnya yang tertinggal di wastafel, tapi dalam hitungan detik juga kamar sudah seperti kapal pecah. Memang kedua anaknya itu sudah sangat aktif. Sore ini, Juliet sengaja tak meminta pengasuh untuk masuk ke dalam kamarnya, pasalnya Juliet ingin mengajak kedua anaknya itu bermain sambil menunggu sang suami pulang dari kantor. Tapi alih-alih niatnya terealisasi malah kekacauan sudah lebih dulu tiba menghampiri dirinya. Sungguh, Juliet bisa-bisanya lupa kalau kedua anaknya sangatlah aktif. Alhasil koleksi make up miliknya hancur lebur. Bedak saja sudah berceceran di lantai. Terutama lipstick yang tak lagi ber

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 259 – Extra Part II 

    “Mommy, aku pulang.” Joice melangkah masuk ke dalam rumah dengan raut wajah yang muram. Gadis kecil cantik itu nampak lesu seperti tengah memikirkan hal yang mengusik pikirannya. Joice meletakan tas sekolah ke sofa, dan duduk di sofa itu. Jika biasanya Joice selalu riang gembira, kali ini gadis kecil itu tak seceria biasanya. “Sayang? Kau kenapa?” Brianna yang baru saja selesai menyiram tanaman, dikejutkan dengan putri kecilnya yang pulang dari sekolah dalam keadaan wajah yang muram. Padahal setiap hari, Joice selalu pulang sekolah dalam keadaan wajah yang riang gembira. “Tidak apa-apa, Mom. Aku hanya lelah saja,” jawab Joice pelan. Brianna menghela napas dalam. Brianna yakin pasti ada yang tidak beres dengan putri kecinya itu. “Katakan pada Mommy ada apa, Nak?” tanyanya seraya duduk di samping Joice. “Mommy aku ingin bertanya padamu.” “Kau ingin tanya apa, Sayang?” “Hm, apa aku ini tidak cantik, Mom?” Joice menyandarkan kepalanya di lengan Brianna. Bibir Joice mengerut, menunj

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 258 – Extra Part 

    Tiga tahun berlalu … Miller International School, London. “Oliver Maxton! Pulang sekarang! Tidak ada main basket!” Selena berkacak pinggang mengomel pada putra sulungnya yang berusia 8 tahun. Tampak mata Selena menatap dingin dan tegas putranya itu. Aura kemarahan begitu terlihat jelas di paras cantik wanita itu. Dengan keadaan perut yang membuncit, Selena mengomeli putranya di tengah jalan. Ya, saat ini Selena tengah mengandung untuk ketiga kalinya. Ulah Samuel membuat Selena hamil lagi. Hanya saja kali ini berbeda. Kehamilan ketiga ini, Selena hamil bayi kembar. Sungguh, Selena berjanji setelah ini dia akan steril tak ingin lagi memiliki anak. Tubuhnya baru saja langsing tapi sudah harus bengkak lagi. Padahal niat Selena adalah memiliki dua anak. Tapi ternyata malah kecolongan. “Ck! Ma, guru sudah menghukumku time out. Mama kenapa menghukumku juga? Nanti aku akan menghubungi Grandpa William. Aku akan meminta Grandpa William memecat guru yang sudah berani menghukumku,” tukas Oli

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 257 – Perfect Ending 

    Beberapa bulan kemudian … Fistral Beach, Newquay, UK. Deburan ombak menyapu kaki telanjang Juliet. Angin berembus menerpa kulit Juliet membuatnya Juliet memejamkan matanya sebentar, menikmati keindahan musim panas. Tampak Rava begitu setia mengikuti langkah kaki Juliet. Sesekali Juliet menatap banyak anak muda yang siap-siap untuk berselancar. Fistral Beach memang salah satu pantai di Inggris yang menjadi tempat favorite untuk berselancar. Kandungan Juliet kini telah memasuki minggu ke dua puluh tiga. Perut Juliet sudah membuncit. Tubuhnya pun mulai mengalami kenaikan berat badan, namun tak terlalu parah. Pasalnya selama hamil, Juliet tak terlalu nafsu makan. Meski sudah dipaksa oleh Rava, tapi tetap saja Juliet menolak. Trimester pertama, Juliet mengalami mual hebat sampai tak bisa makan apa pun. Rava sampai harus meminta dokter mengontrol Juliet setiap hari karena Juliet tak bisa makan. Dan beruntung sekarang kondisi Juliet sudah jauh lebih baik. Ngomong-ngomong, anak yang ad

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 256 – Dean and Brianna’s Sweet Moment 

    Seoul, South Korea. Angin berembus di kota Seoul begitu menyejukan. Musim semi adalah salah satu musim terbaik di Seoul. Bunga Sakura banyak tumbuh dengan indah. Salah satu kota di Benua Asia yang menyajikan keindahan dan budaya setempat yang kental. Kota ini adalah kota yang dipilih oleh Dean dan Brianna menikmati bulan madu indah mereka. Selama di Seoul, Dean dan Brianna selalu mengabadikan moment-moment indah mereka. Moment di mana tak akan pernah mereka lupakan. Dua insan itu akhirnya telah menjadi satu setelah banyaknya rintangan. Meski tak mudah, tapi Dean dan Brianna membuktikan mereka mampu bersatu. “Sayang, ayo bangun. Kenapa jam segini kau belum bangun juga?” Brianna menggoyangkan bahu Dean, meminta suaminya itu untuk bangun. Waktu menunjukan pukul 10 pagi. Brianna ingin segera jalan-jalan menikmati indahnya kota Seoul. Meski lelah karena selalu olahraga malam, tapi Brianna tak mau menyia-nyiakan moment bulan madunya dengan sang suami tercinta. Dean menggeliat mendengar

  • Jerat Pesona Pengacara Tampan   Bab 255 – Dean and Brianna’s Wedding

    Sebuah hotel mewah di London telah dipadati oleh wartawan yang lebih dulu hadir. Dekorasi ballroom hotel itu tampak memukau. Hiasan mawar dipadukan bunga lily dan batu Swarovski begitu indah menawan. Red carpet yang terpasang di lantai seakan memberikan sentuhan mewah. Ballroom hotel megah ini telah disulap layaknya tempat di mana pangeran dan putri akan menikah. Nuansa tema kental kerajaan melekat di ballroom hotel megah itu. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Dean dan Brianna. Hari di mana mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Setelah banyaknya rintangan yang mereka hadapi akhirnya Dean dan Brianna dapat melewati badai masalah yang hadir. Takdir memang memiliki caranya sendiri menunjukan siapa belahan jiwa kita yang sebenarnya. Harusnya Dean menikah dengan Juliet, tapi ternyata takdir Dean adalah Brianna. Sedangkan Juliet menikah dengan Rava. Pun dulu Samuel tak menyetujui hubungan Dean dan Brianna. Samuel adalah satu-satunya orang yang menentang hubu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status