Share

Semakin penasaran

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-15 20:00:47

*Happy Reading*

"Mama, kenapa kita pulang sekarang? Kenapa gak tunggu Papa?"

Navisha tersenyum lembut menanggapi tanya sang anak. Tangannya lalu terulur mengusap sayang kepala si buah hati, yang memang selalu cerewet dan banyak bertanya.

"Mama kan udah sembuh, makanya sudah boleh pulang kata dokter." Navisha menjawab sebisanya.

"Tapi kenapa gak tunggu Papa?"

"Kan Papa kerja."

"Tapi nanti Papa nyariin, gimana?"

"Kenapa harus nyariin. Kan kita pulangnya ke rumah. Kalau Papa mau mencari, pasti datang ke rumah." Navisha masih berusaha menjawab setenang mungkin. Berbanding terbalik dengan hati dan otaknya yang penuh dengan rasa was-was.

Masalahnya, Angel itu anaknya cukup kritis. Kalau sudah menuntut jawaban, sebisa mungkin harus detail dan masuk logikanya. Kalau tidak, pasti akan terus di cecarnya.

"Memang Papa tahu rumah kita?" Angel masih mencecar.

"Tahu." (Semoga tidak) Navisha menambahkan dalam hatinya.

"Kalau misal Papa gak datang, gimana?" Angel sepertinya belum mau melepaskan ibunya.

"Itu berarti, Papa kembali sibuk dan harus pergi keluar kota."

Seketika wajah Angel pun berubah sendu mendengar jawaban sang Mama. Sedih membayang di wajah cantiknya. Hatinya seakan tak ingin menerima alasan sang ibu.

"Kenapa sih, Papa harus kerja jauh. Kan kerja dekat juga bisa," keluhnya kemudian.

"Ya kan Papa ikut kata Bos-nya."

"Tapi Angel masih kangen Papa. Baru juga ketemu." Anak itu mulai merajuk.

"Eh, gak boleh gitu Angel. Papa kerja juga kan buat kita. Buat sekolah Angel dan buat beli mainan-mainan Angel. Makanya, Angel gak boleh kayak gitu, ya? Kasian Papa. Nanti kerjanya gak tenang."

"Ya tapi kan, Angel masih kangen, Mah. Angel baru liat Papa hari ini. Sebelumnya, Papa gak pernah keliatan."

Diam-diam Navisha menggigit bibir bawahnya. Mulai bingung harus berbohong seperti apa lagi pada Angel. Bukan Navisha tak mengerti perasaan Angel, tapi ia pun tak tahu lagi harus bagaimana menghindari pertanyaan Angel tentang sang ayah. Juga ingin agar gadis kecilnya tak terpengaruh pada ucapan pria yang selama ini mengejarnya.

Salahnya memang melibatkan William, sang mantan terindah di masa lalu. Waktu itu Navisha pikir karena William jauh di luar kota. Maka kebohongannya akan aman. Akan tetapi, siapa sangka ternyata pria itu hadir di kota ini. Bertemu dengan Angel dan kini .... entah bagaimana lagi Navisha harus mempertahankan kebohongannya.

Navisha juga tidak bisa membayangkan bagaimana bingungnya William menghadapi hal ini. Karena faktanya, meski William jahat dan selalu melukai hati Navisha di masa lalu. William bukanlah seorang brengsek yang suka merisak wanita.

"Namanya juga sibuk, Nak. Kita harus memakluminya."

"Ah, begitu terus. Angel bosen sama jawaban Mama!" Pada akhirnya bocah itu pun ngambek. Merengut lalu menyembunyikan wajah pada pangkuan wanita yang memang Navisha bayar sebagai Baby Sitter untuk anaknya.

Melihat Angel merajuk. Navisha membiarkannya. Paling juga sebentar lagi tidur. Dari pada itu, lebih baik memikirkan hari esok. Navisha benar-benar berharap, Angel ataupun dirinya tak pernah bertemu dengan William lagi. Navisha tidak tahu harus bersikap bagaimana jika sampai itu terjadi.

"Nav, jadi ... Bapaknya Angel itu sebenarnya siapa? Pria tadi atau ...." Melihat Angel sudah tertidur di belakang bersama penjaganya. Nisa yang hari ini kebagian menjaga dan menjemput Navisha pun memberanikan bertanya.

"Pria tadi gak ada hubungannya sama sekali dengan Angel." Navisha memjawab malas.

"Lalu? Kenapa Angel memanggilnya Papa? Kata dia, lo yang bilang." Nissa makin menuntut.

"Gue gak punya pilihan, Nis," desah Navisha lelah. "Angel terus bertanya siapa Bapaknya. Sementara Bapaknya sendiri pun ... ya, lo tahu gimana pria itu, kan? Waktu itu gue cuma gak mau sampai Angel terpengaruh brengsek itu dan ... ninggalin gue. Makanya gue terpaksa bohong. Sampai kapan pun, gue gak akan biarin bajingan itu merebut Angel dari gue," ungkap Navisha akhirnya. Membuat Nissa ikut mendesah panjang penuh beban.

Hidup Navisha memang sulit dan rumit.

"Terus gimana sekarang? Gimana kalau pria tadi datang lagi dan nuntut penjelasan? Gue liat mukanya tadi shock banget soalnya."

Pastilah! Meski Navisha dan William pernah punya hubungan di masa lalu. Pacaran kata tepatnya. Tetapi, gaya pacaran mereka bersih. Tidak macam-macam dan keluar jalur seperti kebanyakan anak jaman sekarang.

Paling banter ciuman bibirlah. Itu pun tidak sering dan tidak pake nafsu. Lebih ke ciuman sayang. Selain itu ... ah, sialan! Kenapa coba Navisha malah diingatkan keintiman mereka? Kan, mereka udah putus. Udah punya jalan masing-masing juga. Bahkan Navisha yakin, saat ini William juga pasti sudah menikah. Bukankah, dulu William meninggalkannya karena menuruti perjodohan orang tuanya.

"Justru itu yang lagi gue pikirin sekarang." Navisha pun menutup obrolan begitu saja. Membuat Nissa tak bisa lanjut bertanya.

Sementara di tempat lain. William masih merenung di ruang kerjanya, sambil sesekali memijat keningnya yang tiba-tiba pusing memikirkan kejadian hari ini. Tepatnya pertemuan tak terduganya dengan Navisha dan ... Angel.

Angel? Benarkah dia anaknya? Tetapi, bagaimana bisa? Melakukannya saja dengan Navisha tidak pernah. Bagaimana bisa lahir Angel?

Mungkin Angel adalah anak Navisha bersama pria lain. Tetapi, kenapa harus William yang dikenalkan Navisha sebagai ayah anak itu? Ada apa dengan ayah kandungnya, sampai Navisha tak mau mengenalkannya pada Angel? Mungkinkah ...

"Malam, Pak?"

Lamunan William pun seketika buyar. Saat seorang pekerjanya meminta atensi begitu saja. Pekerja yang tadi dia tugaskan untuk mengawasi Navisha dan Angel di rumah sakit.

"Malam. Bagaimana? Apa perempuan itu sudah siuman?" William pun tak ingin berbasa basi.

"Maafkan saya, Pak. Tapi saya tidak bisa menemukan mereka," jawab pria itu menunduk dalam.

"Maksudnya?" tanya William tak mengerti.

"Saat saya sampai rumah sakit. Ternyata Nona Navisha sudah keluar, Pak. Beliau tidak jadi rawat inap di rumah sakit itu."

Apa? Tidak jadi rawat inap? Kenapa? Bukannya tadi kondisinya lumayan memperihatinkan. Kenapa Navisha tidak ingin rawat inap? Mungkinkah .... Batin William semakin bergulat.

"Kamu yakin? Atau mungkin, dia pindah rumah sakit?" William tak begitu saja menerima info barusan.

"Saya sudah mengecek rumah sakit lain dekat sana. Dan memang, tidak ada pasien dengan nama Navisha. Ataupun pasien pindahan dari rumah sakit lain. Karena itulah, saya yakin Nona Navisha memang memilih pulang ke rumahnya. Bukan pindah rumah sakit."

Ini semakin aneh! Kenapa Navisha bertidak seolah sengaja menghindarinya? Apa yang sebenarnya gadis itu sembunyikan?

"Tapi, Pak. Ada hal lain yang ingin saya sampaikan." Suruhannya kembali bersuara.

"Apa?" tanya William mencoba tetap tenang, meski sebenarnya, dalam hati sangat penasaran.

"Menurut informasi yang saya dapatkan dari salah satu perawat di sana. Dalam kartu identitas Nona Navisha, tertulis bahwa beliau single dan belum menikah."

Apa?!

Bagaimana bisa?

Lalu ... Angel? Anak siapa sebenarnya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
siti yulianti
s angel anak siapa mih atau jangan" anak saudara navisah mungkin
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
William...kenapa kau tadi tak langsung bertanya pada Navisha?
goodnovel comment avatar
Sindy Septi
jdi sebenernya siapa ayahnya angel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On)   Extra part 2

    *Happy Reading*"Adek lagi apa?""Gambal""Gambar apa?"Bocah dua tahun itu pun menatap sang ibu sejenak, lalu mengarahkan jari telunjuk mungilnya ke arah gambar yang ia buat di sebuah batu di dekat sebuah nisan. "Ini Papa, ini Atta, ini Mama, ini tata," terangnya dengan riang dan bahasa yang belum sempurna, memperkenalkan satu persatu gambar abstrak yang ia buat. "Badus nda Mah, gambal adek?"Bagus. Adek pintar, ya?" Senyum sang anak lelaki itu pun semakin lebar dengan mata yang berbinar indah. "Tata nanti cuka nda?""Pasti suka.""Yeaayy! Adek mau tambah buna uat tata."Bocah dua tahun itu semakin semangat membuat gambar dengan crayon yang sengaja ia bawa dari rumah, di dekat nisan yang bertuliskan nama 'Angel'.Ya! Anak dan ibu itu adalah Navisha dan anaknya dengan William, yang sebentar lagi berusia dua tahun. Namanya Attala Malik Arsenio. Navisha tersenyum bahagia melihat keriangan sang anak. Lalu melirik nisan putrinya yang kini sudah tidak suram. Banyak gambar-gambar lucu y

  • Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On)   Extra part 1

    *Happy Reading*"Kamu yakin akan hadir?"William melirik perut Navisha yang semakin membuncit. Usia kandungan istrinya kini telah menginjak sembilan bulan. William sangat khawatir, tapi istrinya ini sangat keras kepala dengan bersikukuh ingin menghadiri pernikahan Aida, salah satu rekan kokinya di cafe. Navisha yang sedang mematut diri di cermin menoleh. Mengangguk yakin penuh semangat. "Sangat yakin!"Navisha kembali mengalihkan tatapannya ada cermin dan mengambil lipmate warna nude yang amat ia suka. Wanita hamil itu memang dari dulu tidak suka memakai apa pun yang berwarna mencolok. "Sebagai ketua tim, aku harus hadir, Will. Apalagi Aida mengundang langsung aku waktu itu. Jadi nggak enak kalau sampai gak datang," terang Navisha lagi setelah polesan di bibirnya sempurna. "Tapi kandungan kamu--""Aku gak papa, Will. Percayalah!"Kehamilan memang membuat Navisha keras kepala. Semakin di larang, pasti akan semakin berontak. Entahlah, mungkin karena bawaan bayi mereka yang katanya be

  • Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On)   Happy Ending

    *Happy Reading*"Jadi, berapa usianya?" tanya William sambil mengusap sayang perut Navisha yang sebenarnya masih rata. Saat ini mereka sudah berbaring berdua di atas brankar tempat William. Setelah tadi William langsung memeluk dan menghujani wajahnya dengan ciuman sekembalinya Navisha mencari seorang cleaning service untuk membersihkan muntahan William. Navisha sampai harus mencubit kengan William saking malunya pada si CS. Suaminya ini kalau skinship gak tahu tempat. Navisha merasa tak punya muka karena ulahnya. "Aku belum periksa ke dokter. Baru pake alat itu aja." Navisha menjawab seadanya. "Ya udah, besok kita periksa, ya? Aku gak sabar pengen liat dia. Kira-kira dia jagoan atau princess, ya?""Ya belum kelihatan lah!" Navisha memutar matanya malas. "Biasanya kalau untuk itu, minimal usia kandungan harus empat bulan dulu.""Oh, begitu ..." gumam William mengerti. "Ya udah gak papa. Tapi besok kita tetep periksa ya? Aku ingin tahu kondisinya."Navisha pun mengangguk setuju unt

  • Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On)   Diagnosa Dokter Koplak

    *Happy Reading*Sepertinya Navisha memang terlalu menutup telinga selama ini. Sampai-sampai ia tidak tahu jika ternyata, Sonya tidak bisa melewati masa kritisnya. Ia meninggal beberapa hari setelah Angel tiada. Sementara Pak Jarwo, sejak menghadapi kebangkrutan ia stress. Apalagi kondisi anaknya pun tak kunjung membaik. Tak kuat menghadapi semua tekanan, Pak Jarwo pun nekad mengakhiri hidup. Sedangkan Gerald sendiri baru siuman dua bulan lalu dan langsung di adili. Navisha mendapat semua info tersebut dari Nissa. Sekembalinya dari makam Angel, Navisha memang langsung bertanya perihal ucapan Gerald saat itu, dan Nissa pun menceritakan semuanya tanpa terkecuali. Kini, Navisha perasaan Navisha seperti dilema. Bingung harus senang atau sedih atas nasib Gerald saat ini. Akan tetapi yang jelas, ia merasa miris. Tidak pernah menyangka jika akhirnya semuanya akan seperti ini. "Nav?" Nissa menghampiri saat Navisha tengah fokus menghias sebuah kue tart pesanan seorang pelanggan. Wajahnya namp

  • Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On)   Bertemu kembali

    *Happy Reading*Hubungan Navisha dan keluarga William semakin membaik setiap harinya. Ia kini bahkan menjadi kesayangan sang nenek. Mengambil alih posisi yang selama ini William tempat di hati sang nenek. Akan tetapi, William tidak cemburu sama sekali. Pria itu malah turut bahagia karena hal itu membuat sang kakek makin tidak bisa berulah lagi. Bukan maksud meragukan niat tobat kakek Wirya. Namun, William masih tak bisa percaya begitu saja setelah apa yang ia alami selama ini. Hubungan Navisha dan William pun berbanding sejalan dengan hubungan sang istri dan keluarganya. Mereka semakin hari semakin harmonis dan lengket. Meski terlambat, William benar-benar menepati janjinya yang ingin mengganti semua kenangan pahit saat pacaran dengan kenangan baru yang membahagiakan. Mereka pacaran lagi, tapi versi halal. Mengulang moment penting yang pernah sangat Navisha idamkan tapi William abaikan. Mengunjungi tempat-tempat yang dulu menjadi goresan luka di hati sang wanita, menggantinya denga

  • Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On)   Restu

    *Happy Reading*"Kok malah jadi tegang gitu kalian? Gak suka ya nenek datang ke sini?" Suara Mariam, nenek William memecah keheningan yang seketika terjadi di sana. Navisha yang masih kaget karena kedatangan kakek dan nenek yang tiba-tiba, melirik William refleks. Ternyata pria itu pun melakukan hal sama dengannya. Yaitu melirik Navisha dengan raut kaget dan bingung.Beruntung William cepat menguasai diri. Setelah berdehem pelan satu kali. Pria itu segera menghampiri sang nenek sambil tersenyum. "Mana ada, Nek," bantahnya. "Kami senang kok dengan kedatangan nenek." William menyalami tangan nenek Mariam dengan khidmat, tapi tidak melakukan hal yang sama pada si Kakek. Mungkin pria itu masih menyimpan dendam. Melihat hal itu, Navisha pun turut mendekat dan melakukan hal yang sama. Yaitu mencium punggung tangan wanita itu dengan sopan. Namun berbeda dengan William, Navisha tidak mengabaikan sang kakek. Istri William mencium punggung tangan Kakek Wirya dengan sopan. Dan hebatnya kali

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status