Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On)

Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On)

By:  Amih Lilis  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
43 ratings
104Chapters
15.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Navisha dan William pernah bersama saat di bangku sekolah menengah atas. Tapi, bukan cinta monyet penuh dengan romantika remaja, seperti pada umumnya. Navisha hanya seorang gadis bodoh yang terlalu mengagumi William, dan selalu mengalah walau disakiti seperti apapun. Hingga saat menjelang kelulusan. Navisha mendengar kabar pertunangan William dengan anak rekan bisnis orang tuanya. Navisha pun menyadari, mungkin sudah saatnya menyerah untuk hubungan penuh toxic itu. Akhirnya Navisha pun pergi, tanpa mengucapkan kata perpisahan pada sang pujaan hati. Lima tahun berlalu. Mereka pun di pertemukan kembali oleh sang takdir. Sayangnya, hati Navisha masih terlalu sakit untuk menerima William lagi. Luka itu bahkan masih kerap berdarah kembali hanya dengan melihat wajah William. Nahasnya, pada saat bersamaan. Navisha terlibat kasus hukum, yang mengharusnya segera mempunyai pendamping hidup, agar bisa mempertahakan hak asuh anaknya. "Aku rela melakukan apapun untukmu, Nav. Asal kau mau memaafkanku, dan kembali bersamaku," ucap William dengan sungguh-sungguh. "Termasuk mengalihkan seluruh hartamu atas namaku?"

View More
Jerat Sang Mantan (Saat Mantan Gagal Move On) Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Kiki Sulandari
Pasti ada jaan untuk menolong Naira....tenang saja
2024-03-06 02:25:11
0
user avatar
Kiki Sulandari
Apa yg akan William pilih.....Hartanya atau Navisha William....sungguh dilema
2024-03-02 23:39:14
0
user avatar
Kiki Sulandari
Permintaan syarat yg mengejutkan dari Navisha untuk William Tapi,apa alasan Navisha meminta syarat itu?
2024-03-02 23:33:47
0
user avatar
Kiki Sulandari
William ,..semoga kau mengerti kekecewaan hati Navisha... William,...Navisha mencintaimu...
2024-03-02 23:19:17
0
user avatar
Kiki Sulandari
William,amu kasar sekali pada Navisha....
2024-03-02 01:35:08
0
user avatar
Kiki Sulandari
William...jangan kau sakiti Navisha William,aa yg akan kau lakukan pada Navisha?....Mengapa kau menyeret Navisha ke ruanganmu?
2024-03-02 01:28:47
0
user avatar
Kiki Sulandari
Bahkan,setelah bertahun tahun lamanya,apakah William masih menunda untuk menjelaskan pertunangannya dengan gadis pilihan kakeknya pada Navisha? Dan mengapa rumah Navisha dijual?
2024-03-02 01:22:20
0
user avatar
Kiki Sulandari
William,kau harus bisa menjelaskan pada Navisha, apa yg sebenarnya terjadi disaat hari pertunanganmu.......
2023-12-01 18:41:13
0
user avatar
Kiki Sulandari
Hmm....ada apa ya? Kenapa William berterima kasih pada Navisha?
2023-12-01 16:53:20
0
user avatar
Kiki Sulandari
Navisha masih berusaha menghindari William Williwm,ayo berusaha dekati Navisha lagi...
2023-12-01 16:32:49
0
user avatar
Kiki Sulandari
Tehnologi mengalahkan akal bulus...wkwkwk Rita,menyingkir dengan perasaan malu..... Semua slasan Navisha,, terbantshksn dengan kecerdikan Willism.... Good job,Willl
2023-12-01 16:00:26
0
user avatar
Evie Yuzuma
......... lanjutttt
2023-10-30 09:19:44
3
user avatar
DKris
Ceritanya ngaduk2 emosi gue ....
2023-10-28 23:59:51
4
user avatar
Ayunina Sharlyn
Kerennn!! gaskeeennn, kak, ......
2023-10-28 17:10:11
2
user avatar
Tri Setyorini
Ceritanya keren
2023-10-28 12:42:34
0
  • 1
  • 2
  • 3
104 Chapters
Anak siapa?
*Happy Reading*William tersentak kaget saat sesuatu menubruk kakinya. Hampir saja dia terjatuh. Bukan karena besarnya dorongan yang menabraknya barusan, melainkan karena tak siap dengan hal itu. Beruntung dia lumayan sigap. Juga, yang menumbruknya hanya hal kecil. Atau, lebih tepatnya tubuh kecil setinggi pahanya, yang kini memeluk erat kakinya sambil menangis. "Papa! Papa!"Hah?! Apa katanya? Papa? Siapa yang bocah ini maksud?"Astaga, Angel! Kamu ngapain, Nak? Jangan sembarangan peluk orang!" Tak lama, seorang perempuan menghampiri dengan tergopoh-gopoh. Tidak muda, tidak juga tua. Katakanlah dewasa menjelang tua. Perempuan itu lalu berusaha menarik bocah yang kini masih memeluk kaki William dengan erat sekali. Mungkin wanita ini ibunya."Gak mau! Gak mau! Angel mau sama Papa! Sama Papa!" Namun, gadis kecil yang sepertinya bernama Angel itu menolak. Menggeleng dan malah makin mengeratkan pelukannya pada kaki William.Sama halnya dengan William, wanita itu pun mengerut bingung. D
Read more
Semakin penasaran
*Happy Reading*"Mama, kenapa kita pulang sekarang? Kenapa gak tunggu Papa?"Navisha tersenyum lembut menanggapi tanya sang anak. Tangannya lalu terulur mengusap sayang kepala si buah hati, yang memang selalu cerewet dan banyak bertanya. "Mama kan udah sembuh, makanya sudah boleh pulang kata dokter." Navisha menjawab sebisanya. "Tapi kenapa gak tunggu Papa?""Kan Papa kerja.""Tapi nanti Papa nyariin, gimana?""Kenapa harus nyariin. Kan kita pulangnya ke rumah. Kalau Papa mau mencari, pasti datang ke rumah." Navisha masih berusaha menjawab setenang mungkin. Berbanding terbalik dengan hati dan otaknya yang penuh dengan rasa was-was. Masalahnya, Angel itu anaknya cukup kritis. Kalau sudah menuntut jawaban, sebisa mungkin harus detail dan masuk logikanya. Kalau tidak, pasti akan terus di cecarnya."Memang Papa tahu rumah kita?" Angel masih mencecar."Tahu." (Semoga tidak) Navisha menambahkan dalam hatinya. "Kalau misal Papa gak datang, gimana?" Angel sepertinya belum mau melepaskan i
Read more
Banyak kebohongan
*Happy Reading*"Ayolah, Angel. Mama minta maaf, ya? Jangan marah lagi, okeh?" "Nggak! Angel pokoknya masih marah sama Mama!"Navisha mendesah lelah mendengar jawaban sang putri, entah untuk keberapa kali. Anaknya ini memang kadang menyebalkan jika sudah marah atau ada maunya. Membuat Navisha kadang frustasi menghadapinya. Heran, kenapa sih Angel keras kepala banget? Tiru siapa, coba? Mungkinkah ayahnya? Atau ...."Ya terus Mama harus gimana, Nak? Kan Mama juga gak bisa paksa Papa pulang sekarang. Kalau Bos-nya marah, lalu pecat Papa, gimana?" Navisha mencoba memberi pengertian pada sang anak. "Ya suruh aja kerja sama Mama!"Duh, bisa banget nih anak jawabnya. "Mana bisa begitu. Kan tempat kerjaan Mama gak boleh bareng sama pasangan." Navisha terpaksa berbohong lagi. Sumpah, ya! Ternyata benar kata orang dulu. Sekalinya kita melakukan kebohong dalam hidup. Maka kita akan terus berbohong demi menutupi kebohongan sebelumnya. Kalau dalam hutang ada istilah gali lobang tutup lobang.
Read more
Seperti orang yang berbeda
*Happy Reading*"William mau masuk kelas, ya? Semangat ya belajarnya!""William aku udah taruh bekal di kolong meja kamu. Nanti di makan, ya?""William ke Kantin bareng, yuk!""William semangat main basketnya!""William kepilih lagi jadi wakil di olimpiade, ya? Wah Hebat! Aku bangga!""William jangan terlalu capek belajarnya. Ini udah waktunya makan, lho!"William!William!William!William!"Will?! Lo denger kita gak, sih!"Degh!William pun langsung terlonjak kaget. Saat seruan nyaring Fadly tertangkap rungunya. Bukan tertangkap, lebih tepatnya memang sengaja disuarakan sangat lantang pas di depan telinga. Membuat bukan hanya lamunan William saja yang langsung buyar, tapi juga telinganya langsung berdenging. Sakit sekali."Sialan, lo!" maki William Akhirnya, menatap tajam ke arah Fadly. Sayangnya, bukan wajah ketakutan yang William dapatkan. Malah cengiran konyol khas pria itu."Jangan salahin Fadly. Lo sendiri yang resek, ngelamun saat kita ajak nongkrong." Reinan membela Fadly.
Read more
Ayah Angel yang sebenarnya
*Happy Reading*Hening tercipta. Baik itu Gerald atau pun Navisha. Tidak ada yang berbicara lagi setelahnya. Bahkan para pengunjung di sana turut larut dalam cerita yang Navisha suguhkan. Seakan bisa merasakan kepedihan gadis itu. Padahal, Navisha tidak mengeluarkan Air mata sedikit pun. Namun tatapan tajamnya, seakan bercerita tentang rasa sakit yang sudah gadis itu pendam selama ini."Tapi gue butuh Angel, Nav. Urgent. Setidaknya, gue pinjem deh untuk satu bulan aja. Soalnya gue--""Butuh Angel untuk menerima warisan dari bokap lo yang sedang sekarat, iya kan?" tembak Navisha tepat sasaran. Membuat Gerald kembali terdiam."Lo ... tahu?" Gerald terbata di tempatnya berdiri dengan tatapan membulat. Sementara Navisha tersenyum miring penuh kemenangan. Tak lama, gadis itu menggeleng tak habis pikir dan menatap Gerald dengan muak."Lo emang udah gak tertolong, Rald." Navisha kecewa. "Lo bukan hanya tidak pantas jadi seorang ayah. Tapi juga manusia yang punya hati!"Navisha makin menatap
Read more
Pelindung Navisha
*Happy Reading*"Raid Anderson?" Beo William, yang langsung diangguki Reinan dengan pasti."Menurut info dari orang gue. Pria itu adalah pelindung Navisha selama ini. Tepatnya empat tahun ke belakang setelah Navisha memiliki Angel, anaknya." Reinan melanjutkan infonya. Entah kenapa, tiba-tiba rasa cemburu hadir begitu saja di hati William. Merasa iri pada pria yang bernama Raid Anderson itu."Jadi beneran si Nav-Nav sama Gerald pernah menikah dan punya anak?" Fadli menyambar dengan nada tak percaya."Kalau untuk hal itu gue gak tahu. Soalnya gue belum nyuruh orang gue menyelidikinya," sahut Reinan lagi. "Gue udah." William menyambar datar. Seraya mengeluarkan amplop coklat pemberian anak buahnya, yang langsung di raih Reinan dan Fadly dengan antusias. "Loh, kok?" Wajah bingung pun langsung tercetak jelas di wajah dua sahabat William itu paska membaca isi amplop tersebut."Kenapa di sini Navisha tertulis lajang dan belum menikah? Sementara kemarin kita lihat sendiri dia dan Gerald b
Read more
Kilasan
[Datanglah ke aula hotel xxx jam 20.00. Aku menunggumu]Navisha mengerjap pelan membaca pesan teks yang baru saja dikirim William. Ada rasa bingung tapi juga bahagia menerima pesan itu. Faktanya, sudah beberapa hari ini William mendiamkannya. Entah karena apa, tapi pria itu memang kerap melakukannya. Membuat Navisha sering galau sendiri. Padahal, Navisha selalu berkata jika dia punya salah, William harus memberitahukannya. Agar Navisha bisa segera memperbaikinya. Namun, William tetaplah William. Disuruh janji seperti apa pun, tetap saja akan memilih diam jika ada salah. Membuat Navisha sebal sekali. Untung cinta. Coba kalau tidak, sudah Navisha tinggalkan dari kapan tahu. "Astaga! Jangan-jangan ...." gumam Navisha agak terkejut setelah menyadari sesuatu.[Okeh! Aku akan dandan cantik untukmu!]Setelahnya, gadis itu segera mengirimkan balasan riang pada sang kekasih. Kembali mengabaikan rasa kesal akan sikap pria itu yang mirip cuaca di Indonesia. Suka berubah tanpa aba-aba. Bikin Na
Read more
Pertemuan tak diharapkan
"Papa?" Suara Angel mengembalikan Navisha pada bumi yang ia pijak saat ini. Wanita itu melirik gadis kecilnya yang ternyata sudah menghadap William dengan tatapan penuh harap.Navisha menelan saliva resah melihatnya. Takut jika pria itu akan menolak Angel, anaknya. Apa yang akan Navisha katakan pada putrinya nanti. Haruskah ia jujur saat ini.Gadis itu lalu refleks melirik pria yang Angle panggil Papa, yang ternyata juga tengah meliriknya. Katakan Navisha salah. Entah kenapa, ia seakan bisa melihat kerinduan pada tatap pria itu. Navisha pun segera membuang muka ke sembarang arah.Tidak mungkin! Mana mungkin ada rindu di sana, kan? Sementara Navisha yakin sekali jika saat ini sang mantan pasti sudah berkeluarga. Bukankah, dulu saat Navisha pergi, pria itu sudah bertunangan? Dan ini sudah enam tahun. Tidak mungkin jika pertunangan itu belum berlanjut ke arah lebih resmi. Ah, mengingatnya saja hati Navisha sudah kembali sakit. "A
Read more
Gerald dan Ancamannya
Navisha kira, pertemuannya dengan William di rumah sakit akan menjadi terkahir kalinya untuk mereka. Siapa sangka, ternyata keesokan harinya pria itu kembali muncul. Kali ini di cafe tempatnya bekerja. Entah dari mana pria itu tahu tempat ini. Navisha memang tidak tahu jika sebenarnya William ada saat Gerald muncul waktu itu. Ia terlalu fokus mencari cara mengusir ayah kandung Angel tersebut. "Mbak, Nav. Pria yang di pojokan itu ngeliatin Mbak terus, loh. Kayaknya pengen kenalan," bisik Yopi saat Navisha mengisi ulang kue-kue yang telah kosong di etalasi. Navisha hanya mendesah berat mendengarnya. Tahu pasti siapa orang yang Yopi maksud. Pasti William. Tadi Navisha melihat pria itu memang duduk di pojokan. Tidak mengganggunya memang, hanya diam dan terus memperhatikan. Membuat Navisha tidak nyaman. "Aku gak tertarik," jawab Navisha acuh."Ganteng loh, Mbak. Kayaknya orang kaya juga. Kalau diperhatikan, vibesnya kek ceo-ceo muda di novel online. Yakin gak mau kenalan?" Yopi menaik
Read more
Perasaan Navisha yang sebenarnya
Navisha mendesah berat saat membuka kamar putrinya, menemuka jika gadis cilik itu tertidur sambil memeluk photo William yang diam-diam masih ia simpan. Hatinya nelangsa sekali melihat betapa Angel sangat menginginkan pria itu, yang ia kenali sebagai Papanya. Lagi-lagi, rasa bersalah akan salah satu kebohongannya hadir dalam hati.Tuhan, kalau sudah begini Navisha harus apa? Ia tidak mungkin meminta William untuk berkongsi demi Angel, kan? Tidak, tidak, jelas itu tidak boleh. Karena Navisha benar-benar tak mau punya hubungan apa pun lagi dengan pria itu. Ah, kenapa juga ia harus mengatakan kalau William adalah papa Angel? Kenapa tidak orang lain saja? Tetapi ... siapa? Satu-satunya pria yang pernah dekat dengannya adalah William seorang. Pria yang membuatnya jatuh cinta, juga patah hati sepatah-patahnya. Membuat Navisha trauma dan memilih menutup hatinya untuk siapa pun.Lagi, Navisha membuang nafas berat. Berharap beban yang kini terasa menghimpit hatinya sedikit hilang. Rasanya ota
Read more
DMCA.com Protection Status