Share

Bab 5. Lelaki misterius

Penulis: Yollahidayati21
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-16 12:57:59

Clarissa dan Leonardo turun di sebuah bangunan berlantai dua yang sangat menyeramkan. Bangunan itu diberi cat warna merah, dipadukan dengan hitam. Lampunya tidak terang. Membuat siapa saja yang ada di sana pasti merinding melihat kesan pertama pada bangunan itu. Apalagi ada patung Serigala yang siap menerkam musuhnya di setiap sudut ruangan.

Clarissa melangkah memasuki bangunan itu didampingi Leonardo Shu. “Apa kamu akan berkumpul dengan orang-orang penting di sini?” tanya Clarissa kepada Leonardo. 

“Iya. Aku juga akan memperkenalkan kamu kepada mereka.” Senyum simpul tak lepas dari bibir Leonardo Shu saat berbicara dengan Clarissa. Dia sudah tidak marah-marah lagi kepada wanita yang saat ini ada di hadapannya.

Clarissa bingung harus mengatakan apa untuk menghindari pertemuannya dengan David Lee. Dia merasa belum siap.

“Bisakah lain kali?” tanya Clarissa. Berharap Leonardo mau memahami dirinya sebagai anggota baru.

Leonardo mulai mengernyitkan dahinya. “Kenapa kamu menolak. Bukankah kamu seharusnya bangga bisa bertemu dengan pamanku?”

Clarissa diam. Dia mencoba berpikir keras agar Leonardo tidak bisa memaksanya untuk pergi menemui David Lee. 

“Clarissa.” Leonardo memanggil Clarissa saat dia memperhatikan Clarissa yang hanya diam saja.

Kontan Clarissa langsung mengangkat wajahnya melihat ke arah Leonardo Shu.

“A-ku belum siap,” ucap Clarissa gugup. 

Leonardo Shu mulai paham dengan kondisi Clarissa saat ini. “Baiklah. Aku rasa memang kamu belum siap. Mungkin karena kamu adalah anggota baru.”

Hufft….

Clarissa menjadi sedikit tenang. “Aku harap kamu tidak mengatakan apapun tentangku kepadanya. Biarkan aku saja yang menceritakan siapa aku kepada Tuan David. Karena aku ingin mengatakan semua yang ada di dalam hati kepada beliau secara langsung.”

Leonardo menganggukkan kepalanya. Dia mulai menggenggam tangan Clarissa untuk memasuki bangunan tersebut. Clarissa hanya mampu melirik ke arah tangan Leonardo yang tidak mau melepaskan tangannya sedari tadi.

Clarissa tersenyum melihat itu semua. Dia tidak pernah mengira jika pertemuannya dengan Leonardo secara tidak sengaja mengantarkannya ke dalam tujuannya. Clarissa membiarkan tangan Leonardo terus menggenggamnya. Dia akan membiarkan Leonardo melakukan sesuka hatinya. Kerna dia hanyalah alat untuknya balas dendam.

“Apa kamu yakin tidak mau ikut aku bergabung dengan para petinggi geng mafia yang aku pimpin?” tanya Leonardo Shu. Dia sangat berharap jika Clarissa mau duduk mendampinginya bersama orang-orang penting.

Dengan kedua sudut bibir yang melengkung Clarissa menggelengkan kepalanya. Menjawab semua pertanyaan Leonardo Shu.

Leonardo hanya mampu menarik nafasnya panjang saat melihat penolakan dari Clarissa. Dengan hati yang penuh dengan kekecewaan. Leonardo meninggalkan Clarissa sendirian di sudut ruang pertandingan. Ada rasa khawatir di hati Leonardo kepada Clarissa. Bahkan saat dia meninggalkan Clarissa. Dia sering menoleh kebelakang, memastikan Clarissa baik-baik saja tanpa dirinya. Namun Clarissa selalu tersenyum dan menganggukan kepalanya. Agar Leonardo tidak mencemaskannya.

Tidak berapa lama, saat Leonardo Shu sudah berada di tempatnya. David Lee datang bersama dengan segerombolannya. Tangan Clarissa mengepal ketika melihat seseorang yang selama ini menjadi targetnya telah berada di hadapannya. Sorot mata Clarissa tidak lepas dari David Lee. Aura membunuhnya sangat terasa di mata siapa saja yang ada di dekatnya.

Clarissa melangkah memperhatikan David Lee. Hingga dia masuk ke dalam area penonton pertandingan. Agar David Lee tidak curiga ada seseorang yang saat ini mulai memperhatikannya.

“Permisi,” ucap Clarissa kepada salah satu penonton yang ada di sampingnya.

“Bolehkah aku bertanya?” lanjut Clarissa kepada salah satu lelaki yang saat ini sedang diajak bicara.

Lelaki itu mengangguk kan kepalanya. Hingga membuat Clarissa berani melanjutkan pertanyaannya. “Siapa pemuda berkulit putih, rambutnya berwarna merah yang duduk di samping tuan David Lee?” 

“Dia adalah anak tuan David Lee. Namanya tuan Justine Lee.” Lelaki itu menatap Clarissa.

“Apa kamu anggota baru?” tanya lelaki tersebut kepada Clarissa.

“Bisa dibilang seperti itu,” jawab Clarissa menampakkan senyumnya. 

Clarissa tidak menyangka jika Justine Lee mengikuti jejak ayahnya bergabung dengan para geng mafia. Padahal dulu Justine Lee adalah seorang anak pendiam yang suka membangkang kepada ayahnya. Mereka dulu adalah sahabat. Namun setelah melihat keangkuhan di wajah Justine membuat Clarissa ingin menghabisi pemuda itu. Dia tidak peduli jika Justine adalah sahabatnya dulu. 

“Kenapa anda menatap anak tuan David seperti itu?” tanya lelaki tersebut.

Clarissa menoleh ke arah lelaki yang belum dia kenal itu. “Apa maksud anda? Aku tidak paham pertanyaan anda.”

Clarissa berusaha menyembunyikan sesuatu dari lelaki yang umurnya sudah tidak terlalu muda itu. 

“Aku yakin kamu paham dengan apa yang aku katakan, Nona. Semoga kamu bisa mencapai semua tujuan kamu,” ucap Lelaki itu.   Namun ketika Clarissa ingin menjawab pertanyaan dari lelaki tersebut, tiba-tiba lelaki itu sudah pergi dari hadapannya. Membuat Clarissa penasaran siapa lelaki itu. Dia seperti tahu apa yang Clarissa pikirkan.

Clarissa mencoba mencari lelaki itu. Namun sayangnya, dia tidak menemukan apa-apa. Padahal dia mencari lelaki itu sampai ke halaman markas. ‘Siapa lelaki itu? Apakah dia tahu sesuatu? Atau dia mulai curiga denganku?’ Clarisa bermonolog dengan hatinya.

Dia mengusap wajahnya dengan frustasi, Baru saja dia memulai misinya. Namun sudah ada orang yang mulai mencarinya. Dia takut jika orang itu mengatakan sesuatu kepada David Lee. Karena jika sampai itu terjadi. Dia yakin detik itu juga David Lee akan membunuhnya, dan membunuh ayahnya.

Clarissa melihat ke sana-sini berharap dia menemukan lelaki itu, tetapi hasilnya sama. Dia tidak menemukan lelaki itu. Hingga dia terduduk lemas di taman depan markas saat dia tahu bahwa lelaki itu tidak dapat ditemukan. 

Clarissa hanya mampu meneteskan air matanya saat dia tidak menemukan lelaki yang baru saja dia temui. Saat ini dia hanya mampu berharap. Bahwa lelaki itu tidak akan mengatakan apapun kepada siapapun.

“Kamu sedang apa di sini?”

Clarissa menoleh ke arah sumber suara. Kontan dia langsung berdiri saat dia melihat orang yang baru saja menegurnya. 

“Seharusnya kamu tidak perlu menangis. Karena air mata itu terlalu berharga. Tuan Antonio pasti marah besar jika putrinya menangis seperti ini.”

Mata Clarissa terbelalak saat orang itu mengetahui siapa dirinya. Padahal dia sebisa mungkin menyembunyikan identitasnya. “Kau tahu siapa aku?”

“Siapa yang tidak akan mengenalmu, Tuan putri? Seluruh anak buah keluarga Lee tentu paham siapa kamu.”

Seketika Clarissa mengambil karambit yang berada di saku celananya. Dia tidak mau siapapun ada yang tahu identitasnya.

“Darimana anda tahu siapa aku?” tanya Clarissa berusaha mendekati lelaki itu. Dia tidak ingin lelaki itu membaca pergerakannya. 

Lelaki itu hanya menatap gerak-gerik Clarissa. Dia tahu bahwa saat ini Clarissa sedang memegang karambit di tangan kirinya. Namun dia pura-pura tidak tahu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Miss Darling
best... banget... ka keren
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 84. akhir dari semuanya

    “Pesan dari David lee, dia tahu kalau aku masih hidup, dan dia ingin membawa aku kepadanya. Lelaki ini mungkin berpikir kalau aku bodoh, Paman.” “Biarkan saja, Clarissa. Kita yang akan membuat dia menjadi orang bodoh. Kamu tinggal di rumah aku akan membawa Zero pergi ke rumahnya, dan buat dia yakin bahwa Zero telah berhasil menjalankan misinya.”Clarissa tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander, dia akan menuruti semua yang dikatakan lelaki itu, mungkin itu seperti sebuah permainan yang sangat menyenangkan. Clarissa sedang asyik memainkan ponsel Zero, sedangkan Alexander langsung pergi bersama anak buahnya yang baru saja datang. Kali ini dia tidak hanya akan memberikan kejutan kepada David, tetapi dia juga akan menyelamatkan Isabella, dan setelah semuanya selesai, Alexander akan menghubungi JUstine untuk menyelamatkan kakaknya.Sesuai dengan rencana, Alexander meminta anak buahnya meletakkan potongan mayat Zero berada di depan pintu mansion David, sedangkan Alexander, d

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 83. Clarissa dan Alexander membunuh Zero

    Mengingat Clarissa dia malah teringat Zero yang sudah mulai tergila-gila kepada wanitanya itu. Entah mengapa dia juga takut jika sebenarnya ini hanya sebuah jebakan dari Zero untuk membuat Clarissa bisa ditangkap David Lee. Leonardo ingin menghubungi Clarissa untuk berhati-hati. Akan tetapi saat ini dia juga tidak memiliki sebuah ponsel untuk menghubungi Clarissa.Leonardo mulai bingung. Dia tidak tahu harus berbuat apa, yang bisa dia lakukan saat ini adalah berharap agar tugas Justine bisa segera karena hanya itu cara dia untuk membuat Clarissa selamat dari Zero.Dia tahu selama ini Zero tidak sungguh-sungguh mencintai Clarissa. Ada maksud dan tujuan tersembunyi dari lelaki itu untuk Clarissa kalau tidak, tidak mungkin lelaki itu menyakiti Clarissa selama ini.Leonardo langsun mempercepat langkahnya agar dia segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tubuhnya terasa sakit, begitu pula dengan kepalanya. Rasa khawatir mulai menghantui di dalam pikirannya. ***“Bagaimana menurut

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 82. Syarat yang di berikan Leonardo ke Justine

    “Syaratnya, kamu harus membebaskan ayah Clarissa.”Justine masih berpikir keras dengan hal itu. Dia tidak mungkin membebaskan pamannya sebelum ibunya bebas dari tangan ayahnya sampai dia hanya bisa diam saat Leonardo mengatakan syarat yang diajukan kepadanya.“Bagaimana? Apakah kamu sanggup? Kamu sudah membunuh Clarissa dan aku sudah kehilangannya, sebagai rasa penyesalanmu aku ingin kamu membebaskan ayahnya.”Justine masih membatu. Dia sendiri tidak tahu harus mengatakan apa untuk menjawab perkataan Leonardo. Dia masih bingung akan semua hal itu. Dia tahu bahwa sampai detik ini dia bersalah dengan Clarissa. Oleh sebab itu, dia membebaskan Leonardo. Apalagi setelah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Rissa Elmer bahwa dia harus meminta maaf dengan cara membebaskan orang yang paling disayang Clarissa waktu Rissa berada di apartemennya.“Kenapa kamu malah diam, Justine? Apa kau tidak mendengarkan apa yang sedang aku katakan?” tanya Leonardo Shu sedikit kecewa.JUstine menghela napas pa

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 81. Justine membebaskan Leonardo Shu

    Justine yang baru saja merebahkan tubuhnya dengan memainkan ponsel, kaget saat mendapatkan pesan suara dari seseorang yang tidak dia kenal. Api amarah mulai menyelimuti hatinya saat mendengar suara orang yang tidak asing baginya berbicara di dalam telepon genggam Justine. “Biadab kamu, Zero!” Justine melempar ponselnya hingga ponsel itu terjatuh di lantai dalam keadaan pecah. Dia benar-benar tersulut emosi. selama ini dia tidak menyangka jika ayahnya sangat peduli dengan Zero, tetapi tidak dengannya. Justine mengambil ponselnya yang lain, lalu dia menghubungi salah satu anak buahnya untuk melepaskan Leonardo. [“Bagaimana kalau tuan David tahu tentang ini, Tuan muda? KIta bisa dimakan habis oleh beliau.”] “Kau ikuti perintahku atau ikuti perintah tua bangka itu?” [“Baik, Tuan.”] Justine langsung menutup sambungan teleponnya. Dia sudah tidak sabar lelaki itu bebas untuk membunuh Zero karena hanya dia yang bisa melawan Zero untuk saat ini. JUstine mengirimkan sebuah pesan kepada ana

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 80. Zero mengajak Clarissa pergi

    Clarissa menatap ke arah pintu dan beralih menatap sang paman, seolah menanyakan siapa yang sedang mengetuk pintunya.“Kenapa kamu malah menatap paman? Kamu tanya kepada paman? Mana mungkin paman tahu. Coba kamu lihat siapa yang datang,” perintah Alexander kepada Clarissa.“Tidak mungkin Justine, kan, Paman? Tadi dia baru saja menghubungiku.”Alexander langsung bingung ketika Clarissa mengira itu adalah Justine. Dia melihat ke sana-sini, mencari tempat untuk bersembunyi.Alexander langsung pergi menuju kamar, dia tidak tahu itu kamar Clarissa atau kamar tamu, yang terpenting baginya adalah mencari tempat persembunyian yang tepat, dengan memerhatikan siapa yang baru saja datang mengunjungi apartemen Clarissa dari balik pintu kamar.Dia terus memerhatikan kedua orang yang saat ini ada di hadapannya, dia melihat setiap gerak -gerik mereka.“Clarissa … aku membutuhkanmu,” ucap Zero duduk di sofa yang ada di ruang tamu.“Kamu kenapa?”“Aku sedang mencari ibuku, Clarissa. Dia diculik oleh s

  • Jeratan Cinta Wanita Pendendam   Bab 79. Alexander menemui Clarissa

    “Tentu, rencana ini jauh lebih berhasil daripada rencana kita yang sebelumnya. Sebenarnya ini adalah rencanamu, Clarissa. Aku hanya memperbaikinya saja.”Clarissa masih belum paham apa yang dikatakan oleh sang paman. “Aku belum mengerti, Paman.”Alexander berdiri, dia melihat ke sekitar ruangan itu, degan memikirkan apa yang sedang dia bicarakan dengan Clarissa.“Aku pernah dengar sebelum Leonardo ditangkap kembali oleh David, dia telah menculik ibu Zero, istri kedua David Lee. Aku akan membantumu untuk meyakinkan Zero jika sebenarnya, selama ini David lee hanya memanfaatkan dia, sedangkan kamu, kamu buat Justine semakin membenci David Lee karena ibunya di sekap. Buat Justine menyesal karena selama ini telah membantu ayahnya yang selalu menyakiti keluargamu.”Clarissa malah tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander. “Itu adalah rencana yang sudah aku pikirkan sebelumnya, Paman. Walau aku tidak tahu jika Leonardo menculik ibu Zero. Tapi, di mana sekarang ibu Zero? Apakah Davi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status