Share

Bab 4. Mendengar kisah Leonardo Shu

Mata Clarissa tidak mampu menatap mata Leonardo. Dia menundukan kepala seraya berkata, “Aku….”

 

Clarissa menghembuskan nafas panjang. “Tadi aku terlalu semangat menghajar kelima orang tersebut sampai aku tidak sadar kuku ku menancap telapak tanganku saat aku sedang meninju mereka.

 

“Ambil P3K, William,” ucap Leonardo Shu memperhatikan tangan Clarissa yang terluka.

Clarissa hanya mampu menatap Leonardo. Dia sangat yakin kali ini Leonardo Shu sudah mulai tertarik dengannya. Dari cara Leonardo Shu menatapnya sudah terlihat jelas jika Leonardo mulai mengkhawatirkan dia.

 

Senyum Clarissa tidak menghilang dari bibirnya sedari tadi, bahkan ketika Leonardo mulai menatap wajahnya.

 

“Kenapa kamu malah tersenyum? Apa kamu mulai tidak waras?” tanya Leonardo heran kepada Clarissa.

 

“Maaf, Tuan. Aku hanya tersenyum melihat sikap anda yang berlebihan.” Mata Clarissa mulai menatap mata elang milik Leonardo Shu.

 

“Orang yang baru saja ingin membunuhku, saat ini mengkhawatirkanku. Apa menurut Tuan itu tidak lucu?” tanya Clarissa tidak henti menatap Leonardo yang saat ini pipinya sudah seperti kepiting rebus.

Leonardo Shu melepaskan tangan Clarissa. “Kamu jangan terlalu percaya diri, Clarissa.”

 

Leonardo memalingkan wajahnya dari Clarissa. “Aku cuma tidak mau anggota baru dari Geng yang berada di dalam naunganku terluka sedikitpun.”

 

Kedua sudut bibir Clarissa tertarik seketika mendengar penjelasan Leonardo yang baginya tidak masuk akal.

“Benarkah begitu?” tanya Clarissa mencoba menatap wajah Leonardo yang berusaha disembunyikan darinya. “Terus… kenapa wajahmu memerah seperti itu?"

 

Kontan Leonardo malu mendengar pertanyaan Clarissa. Dia bingung harus menjawab pertanyaan Clarissa.

 

“William ….!” teriak Leonardo tepat di telinga Clarissa. Dia pergi meninggalkan Clarissa.

 

Aku pastikan kamu akan bertekuk lutut di hadapanku, Leonardo Shu … paman lihat saja. Aku pasti akan membalas kematianmu secepat mungkin.

 

Mata Clarissa mulaiberkaca-kaca saat dia mengingat kembali akan kematian Bram. Clarissa merasa kaget saat tiba-tiba tangannya diobati Leonardo tanpa mengatakan apa pun. Dia hanya menggelengkan kepalanya saat melihat Leonardo sendiri yang mengobati lukanya. Dia pikir karena Leonardo malu kepadanya, Leonardo akan meminta William Zhi yang mengobati.

 

Leonardo langsung menarik tangan Clarissa setelah selesai mengobati luka Clarissa. Clarissa hanya mengikuti langkah Leonardo Shu tanpa banyak bicara, membuat semua mata tertuju padanya. Terutama William Zhi, dia terlihat heran melihat sikap Leonardo Shu yang berbeda kepada Clarissa.

 

* * *

“Mulai sekarang kamu tinggal di sini,” kata Leonardo Shu tanpa melihat Clarissa. Dia merasa tidak sanggup menatap mata Clarissa.

 

“Kalau aku tidak mau bagaimana?” tanya Clarissa. Dia tidak ingin terlihat seperti wanita murahan yang memanfaatkan harta seorang lelaki.

Kontan Leonardo menatap wajah Clarissa. “Ini perintah. Aku tidak menerima penolakan.”

 

Clarissa hanya mampu terdiam. Dia tidak ingin banyak bicara di hadapan Leonardo. Baginya itu juga lebih bagus. Karena dia tidak perlu mencari tempat tinggal lagi. Apalagi saat ini uangnya sudah habis.

 

Leonardo Shu melangkah memasuki Mansionnya. Diikuti Clarissa di belakangnya. Clarissa seperti mengingat kembali masa-masa dia masih bersama dengan keluarganya. Saat dia memasuki Mansion tersebut.

 

“Di mana orang tuamu?” tanya Clarissa. Dia ingin tahu tentang masa lalu Leonardo. Mengapa dia bisa tinggal di dalam Mansion milik ayah Clarissa.

Langkah Leonardo terhenti seketika. Pertanyaan itu membuat dia mengingat orang tuanya yang pergi meninggalkannya karena sebuah kecelakaan.

 

“Kenapa kamu menanyakan orang tuaku?” tanya Leonardo menoleh ke arah Clarissa.

 

“Aku hanya ingin tahu saja. Dari tadi aku tidak melihat mereka.” Clarissa mencoba menggali informasi tentang Leonardo Shu sekaligus David Lee.

 

Leonardo menarik nafas panjang. “Mereka telah pergi meninggalkan aku selamanya sejak aku berumur sepuluh tahun. Sehingga, paman David mulai kasihan kepadaku, dan memberikan aku tempat tinggal sebesar ini.”

Tangan Clarissa mengepal seketika, melihat mansion yang seharusnya menjadi tempat dia bersama keluarga hidup bahagia malah direbut pamannya sendiri dan di berikan kepada anak yatim piatu yang tidak tahu asal usulnya. “Apa hubunganmu dengan Tuan David?”

 

“Aku keponakan istrinya.” Leonardo menceritakan tentang hubungannya dengan David Lee. Membuat Clarissa semakin membara dadanya. Rasa dendam yang belum hilang, kini makin dalam.

 

Clarissa menghela nafas panjang. Dia mencoba menetralkan dirinya. Agar tidak terlihat oleh Leonardo Shu. Bahwa saat ini dia sedang memendam amarah yang ada dalam dirinya.

“Suatu saat aku akan memperkenalkan kamu kepada pamanku. Dia adalah orang yang sangat baik,” ucap Leonardo tersenyum kepada Clarissa.

 

“Boleh kamu tunjukan di mana kamarku? Aku ingin istirahat.” Clarissa mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin membahas lebih jauh tentang David Lee.

Leonardo mulai melangkah mendahului Clarissa. Dia ingin menunjukkan di mana kamar Clarissa. Dia yakin Clarissa sangat lelah setelah melawan kelima orang pilihan dari geng Serigala putih.

 

Clarissa mulai merebahkan tubuhnya saat Leonardo sudah menunjukan di mana kamarnya. Air mata Clarissa lolos begitu saja saat mengingat keluarganya yang saat ini telah hancur akibat ulah pamannya sendiri. Seharusnya, semua ini tidak akan terjadi jika saja David Lee percaya kepada sabg ayah dan dia tidak akan kehilangan adik dan juga sang ibu, jika David Lee tidak gelap mata ingin merampas semua milik sang ayah. Padahal seluruh keluarga Lee tahu bahwa ayah Clarissa adalah orang yang sangat jujur. Oleh sebab itu kakek Clarissa menginginkan ayah Clarissa yang membagi harta warisannya.

Saat ini Clarissa hanya sendiri. Tidak ada satu orang pun yang membantunya untuk membalaskan dendamnya kepada David Lee. Harapannya saat ini adalah Leonardo. Dia harus bisa membuat Leonardo terpikat olehnya.

 

Clarissa mencoba menutup matanya dengan perut kosong. Dia tidak peduli jika saat ini dia sedang butuh asupan untuk menambah tenaganya. Namun setelah mendengarkan cerita dari Leonardo membuat dia tidak ingin makan. Bahkan dia juga tidak peduli jika dia sakit untuk saat ini. Mengingat beban yang saat ini dia pikul sendiri.

[Bersiaplah, malam ini akan ada pertandingan di Geng Serigala. Pakailah baju yang sudah aku siapkan.]

 

Clarissa membaca sebuah pesan yang tertulis di kertas yang ditaruh di atas meja. Dia melihat sekeliling meja. Di sana sudah di siapkan sebuah nasi goreng dan sebuah baju serba hitam. Tidak lupa ada sepatu boots wanita di bawah meja.

 

Clarissa melemparkan kertas itu ke sembarang arah, dan meraih nasi goreng tersebut. Dia akan melihat pertandingan itu malam ini sekaligus melihat orang yang selama ini menjadi targetnya. Dia sudah tidak sabar lagi melihat wajah yang selama ini dia cari. Setelah itu dia akan membuat sebuah rencana baru untuk melawannya.

Clarissa menghapus sisa air matanya. Dia mulai menyiapkan diri agar tidak tertinggal. Karena dia yakin seluruh pemimpin anggota mafia yang bekerja sama dengan Geng Serigala malam ini akan berkumpul menyaksikan pertandingan tersebut.

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status