Kedua sudut bibir Clarissa tertarik seketika mendengar penjelasan Leonardo yang baginya tidak masuk akal.
“William ….!” teriak Leonardo tepat di telinga Clarissa. Dia pergi meninggalkan Clarissa.
Aku pastikan kamu akan bertekuk lutut di hadapanku, Leonardo Shu … paman lihat saja. Aku pasti akan membalas kematianmu secepat mungkin.
Leonardo langsung menarik tangan Clarissa setelah selesai mengobati luka Clarissa. Clarissa hanya mengikuti langkah Leonardo Shu tanpa banyak bicara, membuat semua mata tertuju padanya. Terutama William Zhi, dia terlihat heran melihat sikap Leonardo Shu yang berbeda kepada Clarissa.
“Kalau aku tidak mau bagaimana?” tanya Clarissa. Dia tidak ingin terlihat seperti wanita murahan yang memanfaatkan harta seorang lelaki.
Leonardo Shu melangkah memasuki Mansionnya. Diikuti Clarissa di belakangnya. Clarissa seperti mengingat kembali masa-masa dia masih bersama dengan keluarganya. Saat dia memasuki Mansion tersebut.
“Di mana orang tuamu?” tanya Clarissa. Dia ingin tahu tentang masa lalu Leonardo. Mengapa dia bisa tinggal di dalam Mansion milik ayah Clarissa.
Clarissa menghela nafas panjang. Dia mencoba menetralkan dirinya. Agar tidak terlihat oleh Leonardo Shu. Bahwa saat ini dia sedang memendam amarah yang ada dalam dirinya.
“Boleh kamu tunjukan di mana kamarku? Aku ingin istirahat.” Clarissa mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin membahas lebih jauh tentang David Lee.
Clarissa mulai merebahkan tubuhnya saat Leonardo sudah menunjukan di mana kamarnya. Air mata Clarissa lolos begitu saja saat mengingat keluarganya yang saat ini telah hancur akibat ulah pamannya sendiri. Seharusnya, semua ini tidak akan terjadi jika saja David Lee percaya kepada sabg ayah dan dia tidak akan kehilangan adik dan juga sang ibu, jika David Lee tidak gelap mata ingin merampas semua milik sang ayah. Padahal seluruh keluarga Lee tahu bahwa ayah Clarissa adalah orang yang sangat jujur. Oleh sebab itu kakek Clarissa menginginkan ayah Clarissa yang membagi harta warisannya.
Clarissa mencoba menutup matanya dengan perut kosong. Dia tidak peduli jika saat ini dia sedang butuh asupan untuk menambah tenaganya. Namun setelah mendengarkan cerita dari Leonardo membuat dia tidak ingin makan. Bahkan dia juga tidak peduli jika dia sakit untuk saat ini. Mengingat beban yang saat ini dia pikul sendiri.
Clarissa melemparkan kertas itu ke sembarang arah, dan meraih nasi goreng tersebut. Dia akan melihat pertandingan itu malam ini sekaligus melihat orang yang selama ini menjadi targetnya. Dia sudah tidak sabar lagi melihat wajah yang selama ini dia cari. Setelah itu dia akan membuat sebuah rencana baru untuk melawannya.
“Pesan dari David lee, dia tahu kalau aku masih hidup, dan dia ingin membawa aku kepadanya. Lelaki ini mungkin berpikir kalau aku bodoh, Paman.” “Biarkan saja, Clarissa. Kita yang akan membuat dia menjadi orang bodoh. Kamu tinggal di rumah aku akan membawa Zero pergi ke rumahnya, dan buat dia yakin bahwa Zero telah berhasil menjalankan misinya.”Clarissa tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander, dia akan menuruti semua yang dikatakan lelaki itu, mungkin itu seperti sebuah permainan yang sangat menyenangkan. Clarissa sedang asyik memainkan ponsel Zero, sedangkan Alexander langsung pergi bersama anak buahnya yang baru saja datang. Kali ini dia tidak hanya akan memberikan kejutan kepada David, tetapi dia juga akan menyelamatkan Isabella, dan setelah semuanya selesai, Alexander akan menghubungi JUstine untuk menyelamatkan kakaknya.Sesuai dengan rencana, Alexander meminta anak buahnya meletakkan potongan mayat Zero berada di depan pintu mansion David, sedangkan Alexander, d
Mengingat Clarissa dia malah teringat Zero yang sudah mulai tergila-gila kepada wanitanya itu. Entah mengapa dia juga takut jika sebenarnya ini hanya sebuah jebakan dari Zero untuk membuat Clarissa bisa ditangkap David Lee. Leonardo ingin menghubungi Clarissa untuk berhati-hati. Akan tetapi saat ini dia juga tidak memiliki sebuah ponsel untuk menghubungi Clarissa.Leonardo mulai bingung. Dia tidak tahu harus berbuat apa, yang bisa dia lakukan saat ini adalah berharap agar tugas Justine bisa segera karena hanya itu cara dia untuk membuat Clarissa selamat dari Zero.Dia tahu selama ini Zero tidak sungguh-sungguh mencintai Clarissa. Ada maksud dan tujuan tersembunyi dari lelaki itu untuk Clarissa kalau tidak, tidak mungkin lelaki itu menyakiti Clarissa selama ini.Leonardo langsun mempercepat langkahnya agar dia segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tubuhnya terasa sakit, begitu pula dengan kepalanya. Rasa khawatir mulai menghantui di dalam pikirannya. ***“Bagaimana menurut
“Syaratnya, kamu harus membebaskan ayah Clarissa.”Justine masih berpikir keras dengan hal itu. Dia tidak mungkin membebaskan pamannya sebelum ibunya bebas dari tangan ayahnya sampai dia hanya bisa diam saat Leonardo mengatakan syarat yang diajukan kepadanya.“Bagaimana? Apakah kamu sanggup? Kamu sudah membunuh Clarissa dan aku sudah kehilangannya, sebagai rasa penyesalanmu aku ingin kamu membebaskan ayahnya.”Justine masih membatu. Dia sendiri tidak tahu harus mengatakan apa untuk menjawab perkataan Leonardo. Dia masih bingung akan semua hal itu. Dia tahu bahwa sampai detik ini dia bersalah dengan Clarissa. Oleh sebab itu, dia membebaskan Leonardo. Apalagi setelah mendengarkan apa yang dikatakan oleh Rissa Elmer bahwa dia harus meminta maaf dengan cara membebaskan orang yang paling disayang Clarissa waktu Rissa berada di apartemennya.“Kenapa kamu malah diam, Justine? Apa kau tidak mendengarkan apa yang sedang aku katakan?” tanya Leonardo Shu sedikit kecewa.JUstine menghela napas pa
Justine yang baru saja merebahkan tubuhnya dengan memainkan ponsel, kaget saat mendapatkan pesan suara dari seseorang yang tidak dia kenal. Api amarah mulai menyelimuti hatinya saat mendengar suara orang yang tidak asing baginya berbicara di dalam telepon genggam Justine. “Biadab kamu, Zero!” Justine melempar ponselnya hingga ponsel itu terjatuh di lantai dalam keadaan pecah. Dia benar-benar tersulut emosi. selama ini dia tidak menyangka jika ayahnya sangat peduli dengan Zero, tetapi tidak dengannya. Justine mengambil ponselnya yang lain, lalu dia menghubungi salah satu anak buahnya untuk melepaskan Leonardo. [“Bagaimana kalau tuan David tahu tentang ini, Tuan muda? KIta bisa dimakan habis oleh beliau.”] “Kau ikuti perintahku atau ikuti perintah tua bangka itu?” [“Baik, Tuan.”] Justine langsung menutup sambungan teleponnya. Dia sudah tidak sabar lelaki itu bebas untuk membunuh Zero karena hanya dia yang bisa melawan Zero untuk saat ini. JUstine mengirimkan sebuah pesan kepada ana
Clarissa menatap ke arah pintu dan beralih menatap sang paman, seolah menanyakan siapa yang sedang mengetuk pintunya.“Kenapa kamu malah menatap paman? Kamu tanya kepada paman? Mana mungkin paman tahu. Coba kamu lihat siapa yang datang,” perintah Alexander kepada Clarissa.“Tidak mungkin Justine, kan, Paman? Tadi dia baru saja menghubungiku.”Alexander langsung bingung ketika Clarissa mengira itu adalah Justine. Dia melihat ke sana-sini, mencari tempat untuk bersembunyi.Alexander langsung pergi menuju kamar, dia tidak tahu itu kamar Clarissa atau kamar tamu, yang terpenting baginya adalah mencari tempat persembunyian yang tepat, dengan memerhatikan siapa yang baru saja datang mengunjungi apartemen Clarissa dari balik pintu kamar.Dia terus memerhatikan kedua orang yang saat ini ada di hadapannya, dia melihat setiap gerak -gerik mereka.“Clarissa … aku membutuhkanmu,” ucap Zero duduk di sofa yang ada di ruang tamu.“Kamu kenapa?”“Aku sedang mencari ibuku, Clarissa. Dia diculik oleh s
“Tentu, rencana ini jauh lebih berhasil daripada rencana kita yang sebelumnya. Sebenarnya ini adalah rencanamu, Clarissa. Aku hanya memperbaikinya saja.”Clarissa masih belum paham apa yang dikatakan oleh sang paman. “Aku belum mengerti, Paman.”Alexander berdiri, dia melihat ke sekitar ruangan itu, degan memikirkan apa yang sedang dia bicarakan dengan Clarissa.“Aku pernah dengar sebelum Leonardo ditangkap kembali oleh David, dia telah menculik ibu Zero, istri kedua David Lee. Aku akan membantumu untuk meyakinkan Zero jika sebenarnya, selama ini David lee hanya memanfaatkan dia, sedangkan kamu, kamu buat Justine semakin membenci David Lee karena ibunya di sekap. Buat Justine menyesal karena selama ini telah membantu ayahnya yang selalu menyakiti keluargamu.”Clarissa malah tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Alexander. “Itu adalah rencana yang sudah aku pikirkan sebelumnya, Paman. Walau aku tidak tahu jika Leonardo menculik ibu Zero. Tapi, di mana sekarang ibu Zero? Apakah Davi