Share

Bab 6

Dua minggu setelah malam panas itu, Deisy menyadari ada yang tidak beres di dalam tubuhnya. Nafsu makannya menurun, perutnya sering mual dan masih banyak lagi tanda-tanda yang menunjukkan kalau dia hamil. 

“Mawar, apa yang harus kulakukan? Aku benar-benar menyesal. Gimana kalau suamiku tahu? Aku adalah istri jahat yang payah.”keluh Deisy. Hari ini, ia bertemu Mawar di salah satu minimarket yang ada di pusat kota. Tak seperti biasanya, Mawar mengenakan pakaian sopan. Dan orang-orang pasti tidak mengira kalau dia seorang PSK.

“Argh, kau bodoh atau bagaimana? Itu semua sudah keputusanmu. Aku tak pernah memaksa.”

“Aku tak menyalahkanmu, Mawar. Aku hanya merasa sangat menyesal.”ucap Deisy dengan wajah penuh kecemasan.

“Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang, temui suamimu. Bilang kalau kamu hamil. Setidaknya kamu bisa lepas dari gunjingan keluarganya.”

“I-iya…”

“Dan satu lagi, kita tidak akan bisa bertemu setelah ini. Aku akan pulang kampung. Aku tak bisa disini terus-terusan. Terlebih, usiaku sudah cukup berumur. Kalah dengan mereka yang muda. Aku akan tetap menyimpan nomormu. Tapi jangan hubungi aku untuk hal yang tidak penting. Aku janji akan membantumu sebisaku.”

Itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Mawar. Ia kembali dengan langkah gontai. Rasanya seperti dikejar-kejar bayangan. Dia masih tidak menyangka. Dirinya tega berbuat hal menjijikan itu. Istri durhaka yang tidur dengan pria asing. Argh, betapa berdosa dirinya. Tuhan tak akan memaafkannya.

Dalam lara hati itu, ia tiba di rumah. Ia berjalan begitu lambat. Pikirannya tidak tenang. Deisy memang merasa lega. Fakta bahwa ia hamil menunjukkan kalau dirinya tidak mandul. Membuktikan kalau omongan Bu Risa dan Icha hanyalah omong kosong. Dia lega untuk hal itu, tapi cemas akan perbuatannya yang sangat tidak terpuji.

“Loh, Bu Deisy baru pulang. Saya kira ikut ke kebun strawberry.”ucap Mbak Gina. Wanita itu sedang menyiapkan bahan untuk membuat makan malam.

“Mas Leo sudah pulang, Mbak?”

“Sudah. Mas Leo juga ikut kesana.”

Sebab itu, Deisy memutuskan untuk langsung kesana. Dia juga ingin bertemu Leo. Menikmati buah strawberry mungkin bisa melegakan pikirannya. Himpitan persoalan tentang dirinya mengandung sudah sangat menyiksa. Sebentar saja, dia ingin bahagia. 

Namun, langkah kakinya berhenti di pintu masuk. Ia mendengar dengan jelas. Sesuatu yang lebih memilukan daripada sekedar perselingkuhan. 

“Mas, aku gak bisa terima. Mas udah selingkuh. Dan perempuan itu malah hamil?”teriak Icha histeris. Meskipun berhati iblis, ia tetaplah manusia yang dipenuhi logika. 

“Mama benar-benar gak nyangka. Kamu melukai hati mama!”teriak Bu Risa sambil melempar beberapa pot strawberry. Dari suaranya, dia tampak menggila. Sedang Deisy menutup mulutnya. Menahan suara di tengah tangisannya.

“Ma, kali ini aja. Maafin aku ma.”

“Maafin? Kamu udah punya Deisy, Le. Papa bisa membunuh mama kalau tahu kelakuanmu seperti ini. Walau dia gak bisa lepas dari rumah sakit, dia benar-benar tahu cara membalas mama. Apa kamu gak sadar itu?”Teriak Bu Risa.

“Aku juga gak mau ini sampai terungkap. Aku akan mencari solusi untuk Rindi.”

“Mas, ini benar-benar kacau.”

Semua tentu syok mendengarnya. Mereka tidak pernah tahu kalau Leo punya selingkuhan. Ditambah, selingkuhannya malah hamil. Dunia ini benar-benar gila. Pernikahan ini seperti jeruji yang tak membiarkan seorang pun keluar. 

“Aku takut Deisy pulang. Kita bicarakan ini besok.”ucap Leo sambil memijat pelipisnya.

“Baiklah.”

Dengan cepat, Deisy kembali ke rumah. Ia menitip pesan pada Mbak Gina untuk merahasiakan kepergiannya ke kebun Strawberry. Dia bisa mempercayakan hal itu pada Mbak Gina. Meski wanita itu sudah belasan tahun tinggal di rumah ini, dia selalu ada di pihak yang benar.

***

Sepanjang hari, Deisy berdiam di tempat itu. Klub dimana ia bertemu orang asing yang diajaknya tidur. Tempat itu sepi kalau di siang bolong. Deisy memesan satu tempat private untuknya memikirkan semua masalah itu. 

Deisy mendapat kabar dari Mbak Gina.  Baik Leo, Icha dan Bu Risa, tiga orang itu tidak di rumah saat ini. Mereka pasti sedang merencanakan sesuatu. Mereka tidak akan diam saja. 

Apa mereka akan bekerja sama untuk menyingkirkan Deisy? Tidak. Apapun yang mereka rencanakan, Deisy tak akan mau jatuh sendirian. Deisy sudah kehilangan banyak hal. Bahkan pekerjaan yang ia cintai, sudah menghilang begitu saja. 

“Permisi! Apa mau diperpanjang lagi?”

“Ah, iya. Saya perpanjang sampai pukul 6.”

“Baik. Akan saya masukkan ke dalam tagihan. Selamat menikmati.”balas pria itu sambil menaruh makanan dan minuman di atas meja. Meninggalkannya seorang diri dalam keheningan. Mereka pasti bertanya-tanya. Kenapa Deisy menghabiskan uang hanya untuk berdiam diri? 

Setelah berlalu, ia pulang ke rumah. Ia menggigit jarinya beberapa kali. Dia begitu dendam sampai rasanya mau mati. Perutnya menggeliat dan memaksanya untuk memuntahkan makanan yang tadi ia makan. 

Ia sempat menyesali perbuatannya. Tapi sekarang, tidak lagi. Ia amat sangat dendam. Terutama kepada suaminya, Leonardi Prasesa. Dia benar-benar sangat membenci pernikahan itu. Andai bisa, ia ingin kembali ke masa lalu. Argh, Tuhan. Kenapa Deisy harus terjebak dengan pria brengsek itu? Sedari awal, Leo adalah akar dari masalah ini. Kalau Leo tidak selingkuh, Deisy tidak akan tidur dengan pria asing itu. 

“Bu, kita sudah sampai.”

“Ah, iya. Terima kasih, Pak.”

Deisy menggenggam jemari tangannya. Ia menarik nafas panjang. Ia tidak tahu apa yang ada di depan sana. Tapi ia yakin, ia pasti bisa menghadapinya. Dia berjalan dengan langkah tegap. Memasuki rumah itu. 

Mereka sudah menunggunya. Leo, Icha dan Bu Risa. Tiga orang itu menyapanya dengan hangat. Baik. Deisy akan mengikuti skenarionya. 

“Hmm, ada apa ini? Ada acara spesial?”tanya Deisy dengan ekspresi biasa.

“Sayang, ada yang mau kami bicarakan. Ini masalah yang penting. Karena itu aku ngajak mama sama Icha.”ucap Leo. Oh, tentu tidak. Jelas Leo sedang berlindung di bawah keluarganya. Dia jelas menang. Sebab Deisy tidak punya siapa-siapa. Dia yatim piatu yang merangkak naik dengan segala usaha dan perjuangan. Tapi sialnya, dia berakhir pada pria brengsek seperti Leo.

“Penting? Oke, baiklah.”balas Deisy. Dia duduk dengan tenang. Menatap satu persatu dengan sederet kutukan di dalam hatinya. Dia sangat membenci mereka.

“Sebenarnya,,,”ucap Bu Risa.

“Ma, biar aku ngomong berdua dulu sama Deisy.”seru Leo tiba-tiba. Pria itu membawanya ke kamar. Menyuruhnya duduk sembari mendengarkannya bicara. Leo begitu gusar. Meski begitu, Deisy tidak peduli. Dia hanya diam dan menunggu. Meski harus menunggu seumur hidup, ia akan menunggu ucapan penyesalan keluar dari mulut pria itu. 

Leo menceritakan kenyataan bahwa ia berselingkuh. Pria itu membuat semuanya tampak seperti penyesalan. Tapi menurut Deisy tidak demikian. Bagaimana bisa wanita itu sampai hamil? 

Deisy tidak sanggup lagi. Ia mengurung diri di toilet kamar. Menangis dengan begitu keras. Leo yang khawatir menunggunya diluar. Saat perempuan itu selesai, Leo memberinya minum.

“Sayang, aku benar-benar menyesal. Aku gak tahu akan begini jadinya. Kali ini aja, maafin aku.”

“Tidak, Le. Perbuatanmu benar-benar jahat. Kau mau apa dengan perempuan itu?”

“Aku berniat meninggalkannya. Tapi akan sulit setelah tahu dia hamil.”

“Lalu, kau mau menceraikanku?”teriak Deisy histeris.

“Tidak! Aku masih mencintaimu. Aku juga bingung harus bagaimana.”

“Hiks, kau suami brengsek, Le. Bagaimana bisa kau melakukan itu padaku.”lirih Deisy putus asa. Rasanya ingin bunuh diri. Dunia ini begitu kejam. Cinta yang selama ini ia kira sebagai cinta sejati, seketika menghancurkan semuanya. Bahkan hati Deisy yang lemah, disobek-sobek menjadi kepingan yang tak lagi bisa disusun rapi. 

Sudah 9 jam setelah pengakuan itu. Deisy rasa, Leo tak akan mengaku jika perempuan itu tidak hamil. Haruskah Deisy menggugat cerai suaminya?



Udangkece

Tinggalkan komentar kalau kalian suka yaaaa

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status