Share

Mata Aneh

“Ke-kenapa, Tuan memandang aku seperti itu?” tanya Hao Yu dengan transisi kata yang terbata-bata.

“Wajahmu tampan,” jawab Fengying membuat Hao Yu memalingkan muka. 

Begitu pula dengan Jia Li. Bisa-bisanya ayahnya memuji laki-laki muda. 

“Em ... Ini sudah larut malam. Sebaiknya perjalanannya dilanjutkan besok saja. Jia Li sangat mengenal jalan menuju lembah raja obat, nanti dia akan mengantar mu,” ucap Fengying.

“Hah? Jia Li sangat mengenal.”

Bukankah jalan menuju lembah raja obat itu sangat mengerikan, tapi mengapa Jia Li bisa sudah terbiasa jalan sana. 

“Iya, mungkin jika kamu di temani orang sini langsung, kamu bisa selamat,” ucap Fengying seolah meremehkan jika Hao Yu tidak bisa jalan sendiri. 

Namun, Hao Yu tidak merasa tersinggung, ia menyukai Jia Li. Tidak masalah, ini kesempatannya untuk berdekatan dengan Jia Li.

“Baiklah, jika itu tidak merepotkan Jia Li,” jawab Hao Yu. 

Hao Yu memandang Jia Li, percaya tidak percaya, tapi Jia Li begitu cantik, tidak mungkin sudah terbiasa jalan ke hutan.

“Tentu saja,” jawab Jia Li tanpa ragu.

Jawaban Jia Li jelas sekali menjelaskan jika Jia Li tidak takut jalan ke hutan. Hao Yu jadi curiga, apa mereka benar-benar manusia biasa yang tidak memliki rasa takut. Di tengah gempuran banyaknya siuman, tentu Hao jadi merasa tidak yakin ketika ada manusia yang begitu berani, apalagi ini perempuan. 

“Nah, kalau begitu kamu istirahat saja. Jia Li antarkan Hao Yu ke kamarnya.”

“Baik, Ayah. Mari” ajaknya sembari berdiri. 

Hao Yu mengikutinya setelah permisi pada pasangan paruh baya itu. Ia di bawa Jia Li ke salah satu kamar. Fengying memperhatikan pedang yang di bawa Hao Yu saat Hao Yu melangkah pergi. 

“Kenapa kau menyuruh putri kita ikut?”

“Aku merasa ada sesuatu yang aneh dengan pemuda itu, kilatan pancaran matanya sangat berbeda dengan manusia biasa.”

“Maksudmu?”

“Atau ini hanya kecurigaan ku saja.” jawabnya berbisik.

“Apa yang kau curigai?”

“Aku curiga jika dia adalah keturun Kaisar Siluman dan Dewi langit yang saat ini kita cari,” bisiknya Fengying.

Jianying terbelalak kaget mendengar kecurigaan suaminya. 

“Apa kau memiliki kecurigaan yang sama?”

“Ya, aku juga saat melihat matanya. Tapi ... apa kau tidak melihat pedang yang ia bawa? Terlihat biasa saja,” ucap Jianying. 

Mata Hao Yu memang sangat identik dengan kornea mata yang berwarna coklat bisa berubah seketika menjadi biru bercahanya jika di lihat oleh orang-orang tertentu. Termasuk juga oleh Fengying. Keluarga itu bukan keluarga biasa.

“Untuk itu aku menyuruh Jia Li ikut bersamanya. Jika benar pemuda itu adalah keturunan dari Kaisar siluman dan Dewi langit, Bukankah ini suatu keberuntungan bagi kita?”

“Kau benar.”

Senyum miring tersungging di bibir pasangan paruh baya itu. Seolah mereka tengah memikirkan kemungkinan yang akan terjadi ke depannya. 

Sementara Hao Yu, menatap kagum kamar untuknya bermalam. Rumah itu terbuat dari kayu jati yang sangat luar biasa, indah dengan keunikannya.

“Kamarnya bagus sekali,” ucap Hao Yu.

“Terima kasih, ini kamar kakak ku dulu, tapi sekarang dia sedang pergi. Jadi kamar ini kosong,” ucap Jia Li.

“Tidak apa aku tidur di sini?”

“Tidak apa. Untuk itu aku mengajakmu untuk ke sini. Kalau mau apa-apa, kamu bisa datang ke dapur. Di sana ada kamar mandi. Aku juga tidur di kamar sebelah, kalau lapar bisa bangunkan aku.”

“Baiklah, terima kasih banyak.”

“Kalau begitu aku tinggal dulu,” ucap Jia Li dengan memberikan senyum tipis yang memabukkan pada Hao Yu.

Hao Yu melakukan hal yang sama. Ia juga memberikan senyum manis pada Jia Li. Sampai wanita itu berbalik, Hao Yu tidak berhenti memperhatikan punggungnya.

“Beruntung sekali aku menginap di rumah wanita cantik, tapi ... aku merasa tidak beruntung dengan keluarga ini. Entahlah, aku curiga hanya karena pandangan dan ucapan mereka,” gumam Hao Yu.

Hao Yu duduk di sisi ranjang, ia mengingat kembali bagaimana Fengying memandangnya. Terlebih bagaimana Fengying menyuruh Jia Li untuk ikut bersamanya.

“Mungkin ini hanya kecurigaan ku saja.” 

Hao Yu berbari di ranjang itu setelah menyimpan pedang dan kantong berisi beberapa barang dan kuaci yang selalu ia bawa.

Kuaci untuk mengganjal perutnya dan barang yang ia gunakan untuk menangkap siluman. Tentu tidak pernah ia gunakan sebelumnya karena Hao Yu tidak pernah mencoba menangkap siluman. Ia selalu tinggal di lembah sekte pemburu siluman dan pergi ke kota dan untuk mencari sesuatu siluman, tapi tidak pernah dapat.

“Jia Li,” panggil Fengying saat melihat Jia Li keluar dari kamar Hao Yu. 

Jia Li langsung menoleh pada ayahnya. 

“Kemarilah,” ajak Fengying sembari menggerakkan tangannya seolah tengah memanggil Jia Li. 

Jia Li menghampiri Fengying dan mengikuti Fengying masuk ke salah satu ruangan yang biasa di peruntukan untuk Tuan Fengying melakukan ritual khusus.

“Kenapa, Ayah?”

“Aku rasa kau juga merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan pada pemuda itu,” ucap Fengying. 

“Aku tidak mengerti.”

“Dia terlihat tidak seperti pemuda biasa pada umumnya. Kau jelas tahu, wabah yang terjadi di Desanya adalah wabah kiriman. Serangga tanpa darah dan daging di sebarkan di sana. Serangga itu sangat berbahaya sampai membuat semua orang tidak selamat jika terkena sengatan serangga itu. Bahkan, racun dari serangga itu bisa menular dengan mudah. Namun, Hao Yu bisa berjalan sampai sini dengan mudah. Sangat mustahil orang bisa bisa melewati kota dengan selamat.”

Jia Li paham apa yang di maksud ayahnya, pantas saja ayahnya mengajak Jia Li masuk ke ruangan ini. Ternyata ada sesuatu hal yang penting ingin di bicarakan tentang pemuda yang menginap di tempatnya.

“Jadi ini maksud ayah menyuruhku ikut dengannya?” tanya Jia Li. 

“Benar,” jawab Fengying sembari berbalik menatap Jia Li.

Fengying mendekati Jia Li dan berdiri di depannya. “Kau tahu kita sudah hidup ribuan tahun dan 1 tahun lagi waktu kita berakhir. Dan untuk mendapatkan keabadian selanjutnya kita harus ber-kultivasi dengan mendapatkan keturunan Kaisar siluman dan Dewi Langir.”

“Jadi, Ayah menganggap dia keturunan Kaisar siluman dan Dewi Langit yang selama ini kita cari?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status