Home / Horor / Jiwaku di Tubuh Istrinya / Bab 6 : Kabar Buruk Itu Membuat Aku Takut

Share

Bab 6 : Kabar Buruk Itu Membuat Aku Takut

Author: Hakayi
last update Last Updated: 2021-08-06 00:10:07

Aku dan Isabel yang sedang bersembunyi di kamar tampak bingung mendengarkan teriakan Ilyas di luar sana.

"Sayang! Buka, sayang!" teriak Ilyas di luar sana.

"Dia mau ngapain sih?" tanya Isabel heran.

"Mau ngajak gituan, tadi aku sempet mau diperkosanya sampe dia udah buka celana," bisikku pada Isabel.

Isabel tampak shock.

"Sekarang kita gimana nih?" tanyaku khawatir pada Isabel dengan bingung.

Isabel tampak berpikir.

"Gimana ya? Aduh!" Isabel juga tampak bingung,"tapi ngomong-ngomong pas aku intip tadi dia cakep juga sih."

Aku menghela napas.

"Kok malah bahas dia cakep sih?" tanyaku sedikit ngambek.

Isabel tertawa. Aku manyun. Tak lama kemudian Isabel berpikir lagi.

"Kamu chat aja dianya pake nomor Lastri, bilang di rumah ada sodara suami kamu," ucap Isabel memberiku solusi.

Aku pun mengikuti saran Isabel. Aku langsung mencari nama Ilyas di kontak handphone, setelah menemukannya, aku langsung mengirim pesan pada Ilyas.

"Maaf, sayang. Di rumah lagi ada sodara Mas Bimo." Isi pesanku padanya

Tak lama kemudian, Ilyas membalas pesanku. Selanjutnya kami saling berkirim pesan.

"Serius?"

"Iya."

"Kenapa baru bilang? Terus tadi aku manggil kamu sayang, dia curiga nggak?"

"Udah aku jelasin, kalo kamu orang gila."

"Hah! Jahat kamu. Yaudah aku pergi deh."

"Iya. Kalo bisa jangan ke sini dulu sampe sodara Mas Bimo pergi."

"Iya. Kapan dia perginya?"

"Mungkin sebulanan mau tinggal di sini."

"Hah? Terus gimana nasib aku?"

"Nanti aku main ke tempat kamu."

"Yaudah, nanti aku share alamatnya."

Setelah itu Ilyas pergi dari depan rumahku. Aku dan Isabel mencoba mengintipnya dari balik tirai, kami lihat Ilyas memang sudah tidak ada lagi di depan rumahku. Kami lega.

"Tolong jagain tubuhku di rumah sakit ya, Bel." pintaku pada Isabel.

"Iya, tenang aja," ucap Isabel.

"Kalo ada apa-apa jangan lupa kabarin aku."

"Iya."

Tak lama kemudian Isabel melihat ke foto Mas Bimo di dinding dengan terkejut.

"Astaga!" ucap Isabel terngaga.

"Kenapa?" tanyaku heran.

"Ini Mas Bimo kan?"

"Iya."

"Ganteng banget, manis. Kalo dia mau merkosa aku sih, aku bakal pasrah kalo dianya ganteng banget begini."

Aku menghela napas. Setelah itu Isabel pamit pulang karena mau kembali ke kantor. Sekarang aku lega. Lega terbebas dari lelaki berondong mesum itu. Ilyas pasti tak akan berani ke sini lagi karena sudah aku bohongi.

*

Malam itu, tak kudengar lagi suara aneh dalam lemari. Aku berbaring di atas kasur. Mas Bimo sedang menonton bola di ruangan keluarga. Ternyata sejak Mas Bimo menikah dengan Lastri, mereka belum dikaruniai anak juga.

Kudengar suara tv sudah tidak ada lagi di luar sana. Mungkin Mas Bimo sudah mematikannya. Apa Mas Bimo sudah mau tidur? Aku pun langsung berpura-pura memejamkan mata.

Tak lama kemudian, benar saja, Mas Bimo datang sambil menutup pintu kamar. Dia langsung berbaring di sebelahku. Aku sedikit membuka mata, mengamati gerak-geriknya, khawatir dia memperkosaku malam ini.

Mas Bimo tampak gelisah. Kemudian di duduk di sebelahku.

"Lastri?" panggil Mas Bimo dengan lembut.

Aku diam saja, pura-pura tertidur.

"Sayang," panggil Mas Bimo lagi dengan lembut.

Kenapa dia memanggilku? Mau memastikan aku sudah tidur apa belum? Mau mengajak aku begituan? Tidak, itu tak akan terjadi, pikirku.

Tak lama kemudian Mas Bimo menyingkap selimutku, kemudian memperhatikan tubuhku dari wajah sampai ke ujung kaki.

Apa yang akan Mas Bimo lakukan? Jantungku kembali berdegub. Apakah aku harus bertindak sekarang? Tidak, tunggu dulu, kalo sampe Mas Bimo memperkosaku, aku baru akan bertindak.

Mas Bimo memandangiku dengan penuh hawa nafsu.  Kasihan sekali dia. Mungkin dia sudah tidak tahan lagi untuk menahannya. Tidak adakah tempat pelampiasannya di luar sana? Aku rasa tidak ada.

Setelahnya kulihat Mas Bimo melepas kaos yang pakainya hingga ia bertelanjang dada, lalu melepas kolornya, hingga dia telanjang bulat. Tak berapa lama kemudian dia melakukan hal yang tak pantas di dekatku, hal yang tak seharusnya kulihat dari mataku yang mencoba mengintipnya demi berjaga-jaga dia tidak memperkosaku. Dia bersetubuh dengan tangannya sendiri. Astaga.

Setalah itu Mas Bimo mematikan lampu, memakaikan aku selimut dan tertidur. Malam itu aku tahu, Mas Bimo adalah sosok yang tak pernah ingkar janji. Dia menepati janjinya pada tubuh ini untuk tidak menyentuhnya lagi. Dia bahkan melampiaskan birahinya dengan dirinya sendiri. 

*

Pagi harinya, kami sarapan berdua dengan Mas Bimo. Hari ini Mas Bimo kubuatkan mie goreng dengan telor ceplok. Mas Bimo tampak diam saja, sementara aku tampak salah tingkah karena diam-diam menyaksikan kegilaannya semalam.

"Gimana di tempat kerja, baik-baik aja kan?" yanyaku padanya mencoba untuk mencairkan suasana.

"Baik-baik aja, kok." jawabnya datar.

Ada apa dengannya? Apa masih menahan kesal karena aku tidak memperbolehkannya untuk menyentuh tubuhku? Salah sendiri, semalam sudah kubiarkan malah dianggurin, pikirku. Aku pun kembali diam.

Setelah sarapannya sudah dihabiskannya, Mas Bimo mengeluarkan dompetnya lalu mengeluarkan uang lima ratus ribu di dalamnya dan memberikannya padaku.

"Aku lihat isi kulkas udah mau abis. Ini buat kamu belanja," ucap Mas Bimo.

Aku menerimanya karena aku harus menjadi Lastri, aku tak mau Mas Bimo curiga.

"Makasih, nanti aku belanja," ucapku.

Mas Bimo meminum teh manisnya lalu bangkit.

"Aku berangkat dulu ya."

"Iya, hati-hati," ucapku.

Mas Bimo sudah berangkat kerja. Isabel meneleponku.

"Kenapa, Bel?" tanyaku pada Isabel di seberang sana.

"Kamu masih Indah kan?" tanya Isabel di seberang sana untuk memastikan.

"Masih, Bel. Emang kenapa?" tanyaku penasaran.

"Gawat! Indah kabur dari rumah sakit. Kata Mas Raka dia menghilang dari rumah sakit."

"Hah?" Aku sangat terkejut mendengarnya,"berarti yang ada ditubuhku sekarang itu si Lastri istrinya Mas Bimo?"

"Aku nggak tau. Coba kamu cek di rumah kamu. Dia pulang ke sana apa nggak?" pinta Isabel padaku.

Aku pun langsung keluar dari rumah Mas Bimo dan langsung menuju rumahku. Rumah itu masih terkunci. Dan ketika aku gedor-gedor, tak ada satupun yang menyahut dari dalam. Kemana larinya tubuhku?

Tiba-tiba aku teringat Ilyas, apakah dia pergi ke rumah Ilyas? Aku pun segera menelepon Ilyas, tapi nomornya tak diangkat-angkat. Kemana tubuhku perginya? Tak lama kemudian tubuhku terasa lemas, kepalaku sakit sekali. Setelahnya aku amruk dan tak sadarkan diri. Aku pingsan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ar_key
vote buat karyamu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jiwaku di Tubuh Istrinya   Ending : Cinta Kembali Bersemi

    “Apa harus aku lakukan ketika menghadapnya?” tanyaku. “Kau akan mendapatkan kekuatan yang luar bisa. Kau akan mengurus mereka-mereka yang menjadi pengikut setia Tuan Raja di alammu. Kau akan menjadi dukun yang sangat sakti,” ucapnya. “Apa yang harus aku lakukan jika aku menjadi dukun sakti?” tanyaku penasaran. “Nanti kau akan tahu sendiri jika sudah menghadap Tuan Raja,” ucapnya. Lalu kuda yang membawa kereta kencana yang kunaiki perlahan mendekati sebuah gerbang istana. Di sana kulihat banyak pengawal seram yang menjaga gerbang itu. Pengawal itu langsung membuka gerbang istana untuk kami. Kami pun masuk ke dalam gerbang itu. Kulihat istananya begitu megah terbuat dari batu. Aku seperti melihat banyak candi di sana. Peri-peri kulihat beterbangan di atasnya. Tak lama kemudian kuda itu berhenti. “Turunlah dan masuklah ke dalam istana itu,” pinta perempuan yang sangat meny

  • Jiwaku di Tubuh Istrinya   Bab 112 : Tak ada Pilihan Lain

    Saat Mobil itu melaju kencang di jalanan. Kulihat Mas Bimo menangis. Aku ikut menangis melihatnya.“Terima kasih, Mas. Terima kasih kamu masih setia sama aku,” ucapku.Sekarang aku benar-benar yakin kalau Mas Bimo memang sangat mencintaiku. Lelaki mana yang masih setia pada istrinya yang sudah gila dan akan menunggunya sampai sembuh, meski tak ada yang tahu apakah istrinya itu benar-benar bisa sembuh atau tidak?Mobil yang kami naiki tiba-tiba berhenti di depan rumahku. Aku heran kenapa Mas Bimo ke sini. Aku pun turun bersama Mas Bimo lalu masuk ke dalam rumah. Papah dan Mamahku menyambut Mas Bimo dengan hangat. Aku kembali menangis melihat mereka. Mereka pasti sangat sedih melihatku kini sudah gila.“Apapun yang terjadi, aku akan tetap cinta sama Indah, Mah, Pah,” ucap Mas Bimo pada mereka.Mamah dan Papah menangis mendengarnya.&ldqu

  • Jiwaku di Tubuh Istrinya   Bab 111 : Arwah Perempuan Berdaster

    Tak lama kemudian, tubuhku keluar bersama tiga perawat itu dari dalam ruangan itu. Dia tampak diam dengan tatap kosong. Dia juga tidak bisa melihat kehadiranku. Lalu tubuhku dibawa kembali oleh mereka ke ruangan tempat tubuhku tadi. Ketika kami sudah sampai di sana, kulihat Mas Bimo datang membawa makanan, mendekati tubuhku yang tersenyum-senyum sendiri.“Itu siapa?” tanya arwah perempuan itu padaku.“Itu suamiku,” jawabku.Arwah perempuan itu tampak heran.“Suamimu tampan!” pujinya.Mas Bimo duduk di dekat tubuhku.“Sayang, ini aku bawain kamu makanan. Kamu makan ya?” pinta Mas Bimo pada tubuhku.Aku menangis haru melihat itu. Rupanya Mas Bimo masih sayang padaku meski tubuhku sekarang sudah sudah gila.Tubuhku melihat ke arah Mas Bimo dengan marah.

  • Jiwaku di Tubuh Istrinya   Bab 110 : Suara Teriakan Itu

    Bus yang aku naiki tiba di sebuah halte dekat apartemenku. Aku turun dari sana. Tak ada satupun manusia yang bisa melihatku. Aku pun memasuki lobby apartemen dan berdiri di depan lift, menunggu mereka yang naik ke lantai yang sama dengan apartemenku. Saat ada dua sepasang kekasih memencet lantai yang sama dengan apartemenku, aku buru-buru masuk ke dalam. Dua sepasang kekasih itu saling melihat.“Kok aku merinding ya, yang?” tanya perempuan itu pada lelakinya.“Aku juga sama, kayaknya emang angker apartemen ini,” jawabnya.Aku diam saja. Aku tak peduli obrolan mereka. Saat pintu lift itu terbuka. Aku ikut keluar dan segera menembus pintu apartemenku. Aku mencari-cari Mas Bimo di dalam sana. Di dua kamar yang aku masuki aku tak menemukan Mas Bimo. Tiba-tiba aku mendengar kucuran air di dalam kamar mandi. Aku masuk ke dalam sana. Aku menangis saat mendapati Mas Bimo sedang telanjang menyandar di dind

  • Jiwaku di Tubuh Istrinya   Bab 109 : Rumah Sakit Jiwa

    Aku mengangguk. Ya, aku tak tahu sudah berapa lama aku di sana. Setipa kali pintu sering terbuka dan dua lelaki seram datang menyuruh kami kerja paksa untuk membangun istana mereka. Entah sudah berapa bulan lamanya hingga tubuhku sangat kurus dan rambutku terlihat acak-acakan. Tapi suatu hari, keajaiban datang. Kudengar di luar sana seperti terjadi peperangan. Lelaki itu berdiri dengan senang.“Mereka sudah datang!” ucapnya.Aku pun berdiri. Kami menempelkan telinga ke arah pintu gua yang tertutup. Sekarang terdengar jelas suara pedang yang beradu dan suara teriakan kesakitan. Tak lama kemudian, pintu gua terbuka. Benar saja, makhluk berjubah putih yang bercahaya terang itu masuk ke dalam gua dan menyuruh kami keluar dari sana. Aku dan lelaki itu pun keluar. Di depan gua, kulihat banyak sekali makhluk-makhluk yang menyeramkan terkapar di atas tanah dengan bersimbah darah. Burung-burung besar dan bersayap itu berdatangan. Mereka m

  • Jiwaku di Tubuh Istrinya   Bab 108 : Bangsa yang Suka Berperang

    Aku pun terpaksa bersimpuh di hadapannya.“Tolong aku! Aku janji akan membantumu asal kembalikan aku ke tubuhku!” pintaku lagi.Makhluk seram itu tidak menggubrisku. Dia melihat ke dua lelaki seram yang berdiri di belakangku.“Kurung dia sekarang juga!” pintanya pada mereka.Akupun di tarik oleh dua lelaki yang menyeramkan itu.“Tolong! Aku janji akan menuruti kemauanmu! Aku janji tak akan berniat lagi untuk mengeluarkan ilmuku! Jangan kurung aku!” isakku.Makhluk menyeramkan dan memiliki dua tanduk itu tak menggubris permohanku. Dua lelaki itu terus saja menyeretku, lalu aku dimasukkan ke dalam gua yang sempit dan berpintu.“Keluarkan aku! Aku mau kembali ke tubuhku! Jangan kurung aku!” teriakku sambil terisak. Aku pun teruduk menyandar di dinding gua. Aku tak menyangka kalau akhirnya nasib

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status