Share

Bertemu Lagi

last update Dernière mise à jour: 2025-10-05 21:44:38

“Mas Abi!” Aku masuk ke ruangannya tanpa salam. Dia yang sedang bersiap hanya menoleh sejenak, lalu kembali dengan aktivitasnya. Dia pasti marah, gimana ini? Aku mesti ngomong apa sama dia.

“Mas Abi salah paham, tadi aku Cuma jelasin tentang keputusanku sama dia, nggak ada yang lebih!” Aku langsung menjelaskan tanpa diminta.

“Maksudnya?” Dia malah kaya orang bingung. Eh kok aku ikutan bingung jadinya ya.

“Loh, Mas Abi nggak marah?” Aku bertanya dengan plonga-plongo.

“Marah?” Dia bingung lagi.

“Mas Abi nggak lihat aku tadi pas di depan?” tanyaku.

“Enggak, saya buru-buru.” Dia menggeleng.

“Oh.” Aku membulatkan mulut, sambil menggaruk kepala yang tak gatal. Malu banget rasanya. Jadi aku yang Ge-Er dong.

“Kenapa memangnya?”

Eh. Sekarang aku yang menggeleng dan buru-buru pergi.

.

.

“Ke ruangan saya sebentar!” Selesai kelas, tiba-tiba laki-laki-ku meminta menemuinya. Aku jadi deg-degan lagi. Apalagi duo racun selalu menggodaku. Hey tunggu, laki-laki-ku, apa-apaan coba.

Di depan ruan
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Cheonsa Putri
di tunggu Next nya author
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Jodoh Kesasar   Nadia Lagi

    "Dia tidak pernah menganggap saya saudaranya," ucapnya lesu."Tapi kenapa kemarin Mas Abi datang ke ulang tahun mamanya?""Saya dapat undangan.""Kalo mereka nggak nganggep Mas Abi keluarga, ngapain ngundang segala?" gerutuku kesal karena jadi ingat peng hi naan keluarganya. Dia malah mendekatkan wajahnya, lalu menopang dagunya dengan kepalan tangan dan sikunya di atas meja. "Kamu itu cerewet sekali." Dia menatapku dengan jarak hanya satu jengkal."Tapi saya suka," lanjutnya lagi. Tahan, Bila ... Jangan kejang."Mas Abi jangan gitu?" Aku me mu kul bahunya lirih. Kenapa kulkasnya jadi gombal."Kemarin, saya dapat undangan dari pengacara perusahaan Papa yang dulu memegang surat wasiat Papa." Dia menegakkan punggungnya ke kursi. Akupun bersiap mendengarkan ceritanya."Sudah saya duga, tujuan mereka mengundang pasti untuk memamerkan kemewahannya setelah saya melepas warisan untuk Yudha.""Terus kenapa Mas Abi tetep datang?" protesku gemas."Bukankah memenuhi undangan itu kewajiban?" Dia

  • Jodoh Kesasar   Bukan Laki-laki sampah

    “Mas!” Aku meraih tangannya,tapi segera dia lepas. “Saya hanya laki-laki yang tidak jelas asal-usulnya, saya tidak pantas untukmu,” ucapnya sendu lalu berjalan lurus menuju mobilnya. Kukejar langkahnya dan mengikutinya masuk ke dalam mobil. Di dalam, aku langsung memeluknya erat. Diapun membalas pelukanku lebih erat. Ada guncangan di bahunya. Apa dia nangis? Apa seberat itu bebannya, sehingga dia sampai menangis?“Kamu bisa kembali dengan Yudha.” Dia merenggangkan pelukan. “Nggak, aku nggak mau!” Aku menggeleng. Tunggu, aku? Sejak kapan saya jadi aku.“Kenapa?”“Karena Mas Abi suami aku!”“Itu saja?”“ya!”“Saya pikir karena kamu mencintai saya ....”“Ya ... Salah satunya juga gitu.” “Tapi saya ini Cuma—“Aku segera membungkam mulutnya sebelum dia menyelesaikan ucapannya. Tidak akan kubiarkan dia bicara seperti yang dibilang ibunya Yudha. "Maaf." Aku segera menarik wajah dan membenahi anak rambut yang keluar jilbab demi menghilangkan rasa canggung.Entah jin keturunan apa yang me

  • Jodoh Kesasar   Bertemu Lagi

    “Mas Abi!” Aku masuk ke ruangannya tanpa salam. Dia yang sedang bersiap hanya menoleh sejenak, lalu kembali dengan aktivitasnya. Dia pasti marah, gimana ini? Aku mesti ngomong apa sama dia. “Mas Abi salah paham, tadi aku Cuma jelasin tentang keputusanku sama dia, nggak ada yang lebih!” Aku langsung menjelaskan tanpa diminta. “Maksudnya?” Dia malah kaya orang bingung. Eh kok aku ikutan bingung jadinya ya. “Loh, Mas Abi nggak marah?” Aku bertanya dengan plonga-plongo. “Marah?” Dia bingung lagi.“Mas Abi nggak lihat aku tadi pas di depan?” tanyaku.“Enggak, saya buru-buru.” Dia menggeleng. “Oh.” Aku membulatkan mulut, sambil menggaruk kepala yang tak gatal. Malu banget rasanya. Jadi aku yang Ge-Er dong.“Kenapa memangnya?” Eh. Sekarang aku yang menggeleng dan buru-buru pergi. ..“Ke ruangan saya sebentar!” Selesai kelas, tiba-tiba laki-laki-ku meminta menemuinya. Aku jadi deg-degan lagi. Apalagi duo racun selalu menggodaku. Hey tunggu, laki-laki-ku, apa-apaan coba. Di depan ruan

  • Jodoh Kesasar   Salah Paham

    “Kamu sudah balik?” Abyan tersenyum menatapku. Duh, kenapa jadi deg-degan begini ya. Ini tidak sesuai skenario. Kan seharusnya aku keluar sebelum dia masuk, malah kepergok, jadi kaya maling, kan.“Eng ... I-iya, Mas. Itu ... Ada oleh-oleh dari Mamak,” ucapku canggung. “Oh, iya,terima kasih banyak.” Dia masih menatapku lekat. Ya ampun, kok tambah ganteng ya suamiku. Haish, tahan, Bila ... Tahan, jangan khilaf.“Yaudah, saya pamit, Mas.” Aku segera melewatinya takut benar-benar khilaf. Laki-laki itu benar-benar meresahkan.“Wiih, mahasiswa teladan nih tumben, biasanya telat an.” Devi dan Pinkan datang. Mereka langsung duduk di dekatku. Aku tidak menanggapi mereka, langsung mencari kesibukan membuka buku. ..“Dipanggil, Pak Abyan suruh ke ruangannya.” Seseorang menemuiku saat sedang istirahat di kantin. “Ciee, ada yang mau melepas rindu.” Pinkan berseru, sambil gelendotan di lengan Devi. Persis kaya anak sama emak.“Dah buruan sana, mumpung masih sepi, kali aja bisa dua ronde.” Kini

  • Jodoh Kesasar   Kembali lagi

    Malam ini aku benar-benar susah tidur. Sudah sepuluh kali ganti posisi, masih saja tidak bisa terlelap. Bayangan Abyan dan Yudha datang silih berganti. Sampai wajah kututup dengan bantal, bayangan mereka tidak mau pergi.Akhirnya aku beranjak. Mengambil air wudhu dan menggelar sajadah. Salat istikharah jadi pilihanku. Aku tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan. Apalagi untuk urusan pernikahan.Seharusnya dari awal aku melakukannya. Tapi, ya sudahlah. Semua sudah terjadi.Kegiatan salat istikharah rutin kulakukan selama berada di desa. Hati pikiran pun semakin terasa tenang.Sudah seminggu aku berada di kampung, sekarang aku akan kembali ke Jakarta untuk melanjutkan kuliah. Untuk tempat tinggal, aku sudah meminta Devi untuk mencarikan kost yang dekat kampus. Beruntung sekali aku punya teman yang selalu setia membantu.“Jangan sampe ketinggalan, Bil. Ini oleh-oleh khusus buat mantu kesayangan Mamak,” ucap Mamak sambil menyerahkan satu kresek besar oleh-oleh yang isinya macam-macam.

  • Jodoh Kesasar   Yudha

    "Yudha kamu ngapain kesini?” Mataku melebar melihat dia sudah duduk rapi di kursi ruang tamu.“Sengaja, mau nemuin kamu,” jawabnya santai. Dia lalu mengambil sebatang rokok dan menyulutkan api.“Adem, ya disini?” Dia menghisap rokok dalam, sambil memperhatikan ke luar jendela. Sementara aku dilanda gelisah.Masalah dengan Abyan saja belum selesai, sudah harus menghadapi Yudha.“Temen kuliahmu, Bil?” Mamak keluar sambil membawa nampan berisi air minum. Dia meletakkan di depan Yudha lalu mempersilahkan minum.“Saya, pacar Nabila, Bu!” Ucapan Yudha membuatku dan Mamak sontak melebarkan mata.“Pacar?” Mamak menatap tajam ke arahku.“Kamu berani selingkuh, Bila?” Mamak berkacak pinggang.“Astaghfirullah... Bisa-bisanya, Bil!” Wanita yang memakai penutup kepala warna hitam itu murka. Dadanya naik turun menahan amarah.“Mak, enggak, Mak. Bila nggak gitu, ini salah paham!”“Saya bisa jelaskan, Bu.” Yudha berdiri, dia melempar putung rokok ke luar jendela lalu mendekati Mamak.“Jelasin apa?” t

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status