Share

13. Di Goda Biduan

Raka mengobati luka Maya dengan hati-hati. Ia membersihkannya dengan kapas.

"Pelan-pelan, Raka! Sakit!" Maya meringis menahan sakit. Ia menatap Raka kesal.

Sedangkan Manda yang tidak tau apa-apa mendengar itu pun sedikit curiga.

"Waduh, apanya yang pelan?" Tanyanya merasa penasaran. Ia meninggalkan dapur sejenak. Ia melangkah mengendap-endap menuju ke kamar Maya.

Manda memasang telinganya baik-baik. Ia mendengarkan setiap suara desahan Maya yang terdengar sampai di luar kamar.

"Ahh, Raka! Stop!"

Manda membungkam mulutnya tak percaya. Mungkinkah mereka sedang melakukannya sekarang?

"Wah, sebentar lagi. Aku bakal dapat seorang cucu," Manda menahan senyumannya. Perasaannya riang gembira. Inilah yang paling ia tunggu-tunggu selama ini. Karena sebelumnya ia tidak mendengar apapun dari kamar. Hanya keheningan malam sampai ia begadang dan tidur jam 1 pagi.

"Sudah, masih perih?" Raka sudah menetestakan betadine di lutut Maya. Tidak ada lagi darah, ia tidak menutupi luka Maya dengan han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status