Share

Hari Pertama

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-12 09:23:01

Naima dibawa oleh pelayan rumahnya Ferdi ke kamar pengantin yang telah disediakan. Di sana, sudah ada Ferdi menunggu. Naima benar-benar dibuat deg-degan, apalagi tadi, di depan khalayak ramai pria itu menyatakan cinta! Asyem emang, mesranya aduhai.

"Silahkan masuk Non, Pak Ferdi sudah di dalam menunggu."

"Tenang, Naima kamu pasti bisa!" Menyemangati diri supaya tidak deg-degan.

Masuk ke kamar, Ferdi terlihat duduk di ranjang pengantin yang disediakan. Ini benar-benar seperti kamar pengantin yang benar-benar memadu kasih. Kamar pengantinnya benar-benar layaknya sepasang dua insan yang bertemu dengan ikatan cinta.

"Masuk saja!"

‘Tuh kan, dia memang judes.’

Akhirnya, daripada berdebat, Naima memilih diam. 3 tahun disiksa Ferdi, dia sudah hafal betul watak bosnya itu.

"Tuh bajunya, tadi sudah dibawain."

"Hm ..."

Dia tetap santai, seolah-olah menikmati sekali pernikahan ini. Entah apa yang ada di pikiran bos songong ini.

"Yang tadi hanya akting, jangan baper!"

‘Ampuun, asyem emang kan, ini orang, siapa juga yang ge-er, Pede amat!’ Naima menahan ekspresi wajahnya yang nyaris merengut.

"Cepet ganti baju, kita ditunggu sama Papa di bawah. Ingat! Buat semanis mungkin."

Sifat aslinya keluar, kan. Gini deh, aslinya. Entah berapa lama dia kuat dengan bosnya yang terkotek-kotek ini.

Diam, nurut, ikuti aja maunya, pokoknya dia orang yang selalu merasa benar itu adalah Ferdi Sanjaya terkotek-kotek, asyeeem pokoknya. Yang mau nikah siapa, yang mulai ngatur-ngatur siapa!

‘Kita ikuti saja permainannya, kali aja ada bonus berhadiah.’ Lebih baik menyemangati diri di situasi yang sudah kepalang tanggung ini, daripada menyesali yang sudah terjadi.

**

Naima turun ke bawah dengan style gamis dan hijabnya yang lebih fresh. Kalau masalah fashion, dia paling pandai memadukan warna. Ternyata benar kata Ferdi, dia sudah ditunggu oleh Ayahnya Ferdi.

Sembari berjalan, mata Naima tidak berhenti mengedar. Rumah ini besar, tapi, isinya hanya Papanya dan Ferdi beserta pelayan yang ada di rumah ini.

"Masya Allah, cantiknya menantu Papa."

Naima gak nyangka kalau Ayahnya Ferdi lebih armah. Jauuuh banget dengan anaknya yang terkotek-kotek. 

"Makasih, Om."

"Kok Om, Papa Nak."

"Oh, iya Pa, maaf."

Ferdi hanya diam terlihat masih sibuk dengan makanannya yang diputar-putar seperti tidak selera. Eh, jangan-jangan dia lagi mikir malam pertama. Hahaha...

"Duduk di sini, Sayang."

Oala, benar-benar memiliki dua kepribadian, Bos songong ini! Manis banget kalau di depan mertuanya!

"Makasih banget, Abang tersayang."

Naima tersenyum jumawa. Ferdi melotot gak nyangka dipanggil abang, sementara Papanya terlihat menahan tawa. 

"Abang Sayang, kenapa? Gak enak perutnya? Makanannya kok diputar-putar saja?"

Hm, kena kan! Emang enak dikerjain! Nah kan, sekarang dia yang salah tingkah. Naima tetap santai di meja makan, melihat Ferdi yang salah tingkah benar-benar menambah nafsu makan Naima.

"Nak Naima, kenal di mana dengan Ferdi."

"Si Abang belum cerita ya, Pa?"

"Uhuk, uhuk." Pak Ferdi batuk.

Sementara Naima bahagia banget liat Ferdi yang semakin salah tingkah, hahaha ...

"Naima dulu sekertarisnya, Pa, dari sana gak nyangka tumbuh buih-buih cinta di hati kami." Sekarang Ferdi terlihat mulai keselek. "Iya kan, Sayang?"

Ngelihat Ferdi yang gak fokus benar-benar pemandangan yang tak biasa.

"Bener banget Pa, dia satu-satunya sekertaris yang sangat ngangenin."

"Uhuk, uhuk." Naima sekarang yang batuk menerima kata-kata manis dari Ferdi.

Bisa juga rupanya pria itu membalikkan keadaan yang tadinya salah tingkah, kini membuat Naima justru gelisah.

"Wah, gak nyangka Papa, abis kemarin Ferdi gak pernah cerita. Makanya Papa kaget tiba-tiba ada undangan."

"Cinta itu tidak perlu diumbar, Pa. Khawatirnya ditinggal pas hari H pernikahan."

Mata Ferdi dikedipkan ke arah Naima. Pintar sekali dia menyerang musuh dengan kartu As-nya! 

"Hahaha ..."

Papanya terlihat tertawa lebar, Papanya gak tau yang dimaksud itu Naima, yang ditinggal pas hari H pernikahan. Ferdi terlihat kaget melihat Papanya yang tertawa lebar, pemandangan yang sangat langka ditemukan.

**

Setelah makan, mereka kembali bersiap-siap masuk ke kamar.

"Pa, kami masuk ke dalam dulu, ya."

"Iya, kalian istirahat dah, pasti capek banget. Jangan lupa buatin Papa cucu banyak-banyak."

"Siap Pa! Nanti kita buat keseblasan biar rame rumah ini. Iya kan, Sayang?"

Ih, apaan, asyeem tulen emang si bos songong ini. Bahkan kali ini, tidak lupa ditambah adegan mesra merangkul istri.

"Hahaha..." Papanya terlihat bahagia sekali.

Sesampai di kamar, rangkulan pria songong itu langsung dilepas.

"Abang, abang! Emang aku abang siomay! Enak saja panggil Abang!"

Oh, rupanya dia tidak suka dipanggil abang tadi. Hahaha. Rasain! Emang enak dikerjain.

"Kan biar manis, Pak Ferdi!" kata Naima sambil mengambil bantal, bersiap tidur di sofa kamar, malas berdebat.

"Mau ke mana?"

"Mau tidur, males berdebat!"

Sebenarnya, mau bilang hayati lelah, lelah menghadapi semua ini.

Eits, tapi, Ferdi tiba-tiba memegang tangan Naima.

"Tidur saja di ranjang, biar aku yang di sofa."

Naima diam. ‘Ternyata dia manis juga kalau lagi baik.’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Susana adelina
lucuuuuu......
goodnovel comment avatar
Ifa
lucu. wkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Jodoh Tak Terduga   Babak Baru

    Naima dan Ferdi kembali ke rumah yang selama ini mereka tempati. Kehidupan mereka berjalan normal sama seperti pasangan lainnya. Ferdi semakin semangat dalam mengembangkan amanah sebagai CEO. Si kembar tumbuh dengan sehat. Tanpa terasa usia si kembar sudah enam tahun. Ferdi semakin mesra dengan Naima. Seiring berjalannya waktu mereka seperti tak terpisahkan. Ferdi yang begitu sayang terhadap istrinya menjadikan setiap hal sebagai momen mereka berdua. Semua iri melihat pasangan ini yang semakin hari semakin romantis."Hari ini abang ada meeting, diam di rumah, ya," ucap abang Ferdi padaku."Iya, Bang. Dua jagoan kita juga hari ini libur sekolah." Kebiasaan Ferdi selalu mencium istrinya sebelum berangkat kerja. Kemesraan setiap saat itulah terkadang membuat Naima tak ingin Ferdi berlama-lama di luar.Si Kembar ditemani pengasuhnya yang jaga. Meski begitu, Naima tetap memantau secara dekat. Bagi Naima anak nomor satu, zaman yang begitu canggih ini membuat siapa saja berani nekat. Naima

  • Jodoh Tak Terduga   Akhir Cerita Cinta

    Suasana sangat mencekam, para preman itu semakin ramai dan makin brutal mengejar mobil Ferdi. Jumlah mereka sangat banyak, di tengah-tengah kecemasan itu Aryo menelpon."Pak di ujung ada pertigaan, langsung belok kanan, ya. Ada polisi yang menunggu di sana.""Oke, Aryo." "Jangan ke luar mobil, Pak. Usahakan tetap di dalam mobil kami juga sedang mencari bala bantuan.""Oke, Aryo!" Ferdi terlihat mulai tegang, mau tidak mau mereka harus berkejaran dengan preman yang jumlahnya lebih besar."Apa Aryo bilang, pak?" tanya salah satu tim yang ikut Ferdi."Belok kanan, ada polisi.""Oke, pak. Pegangan kita ngebut." Ferdi hanya mengangguk.Akhirnya benar-benar menggunakan kecepatan tinggi, untungnya yang supir sudah terlatih meski harus berkejaran dengan mereka. Pertigaan yang dimaksud ternyata masih jauh, Ferdi memegang pintu karena dipukul oleh para preman. jumlah mereka lebih banyak dan mereka sangat terlatih untuk menyerang lawannya."Pak, menunduk!" mereka mulai memukul pintu kaca mobil

  • Jodoh Tak Terduga   Jodoh Tak Terduga

    Ferdi dan Naima turun dari mobil di sambut rasa terkejut semua warga yang ada di komplek nya. Papanya Ferdi juga sudah tiba di lokasi. Dengan rasa yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata Ferdi mengikuti papanya dari belakang."Ini adalah kado dari papa untuk cucu papa, Ardi dan Ardan." Ferdi hanya menitikkan air mata."Papa sudah mengirim pengacara untuk mengurusi rumahmu, Fer. Jadi untuk sementara tinggal di sini dulu, ya. Anggap penebus apartemen milik Naima yang kamu jual.""Pa ...." Ferdi tidak bisa menahan tangisnya, orang tua yang luar biasa bagi Ferdi."Fer, papa tidak punya siapa-siapa selain kalian, siapa yang akan mewarisi semua hasil jerih payah papa kalau bukan kalian. Anak, cucu dan mantu papa. Bahkan jika diperlukan badan ini papa kasih untuk kalian." Naima ikut terharu melihat papa mertuanya yang luar biasa Di tengah-tengah rasa haru, MC menyambut kedatangan mereka, semua bersuka cita menyambut Ferdi dan keluarga."Inilah pemilik baru rumah ini pak Ferdi Sanjaya."

  • Jodoh Tak Terduga   Harapan itu ada

    Sedang sibuk memainkan pikirann, tak berselang lama ada yang mencari dirinya, tetangga yang julid masih bertahan ingin terus mempermalukan dirinya. Luar biasa memang ibu-ibu di sini, selama ini Naima jarang bersosial dengan tetangga ketika di rumah Ferdi karena memang komplek elit jarang pemilik rumahnya ngumpul di luar sebagian mereka adalah pengusaha, Naima bahkan tidak pernah melihat rupa tetangganya di samping.Naima terkejut karena ternyata Bik Ratih yang menemuinya."Bi Ratih ....""Non ...." Bi Ratih memeluk Naima seperti seorang ibu yang sangat rindu dengan anaknya."Bibi dapat alamat ini darimana?" tanya Naima."Bibik satu bulan mencari Non sama pak Ferdi, untungnya Bibik mendapat alamat ini dari Dinda.""Ya Allah Bik, kenapa mencari kami?" tanya Naima."Bibi dihantui rasa bersalah apalagi berita yang bibik baca tiap hari bikin dada sesak.""Alhamdulillah kami sehat, Bik. Ayo masuk dulu, biar kita ngobrol di dalam." Naima menghindari tetangganya yang masih berada di depan."

  • Jodoh Tak Terduga   Tetangga Julid

    Kehidupan selalu mengajarkan kita arti dewasa. Membangun mahligai rumah tangga diibaratkan tangga yang kita naiki satu demi satu, tidak selalu mulus karena sakinah itu butuh kesetiaan dan kepercayaan yang kuat terhadap pasangan.***Suasana komplek teras lebih sejuk hari ini, Ferdi terlihat mempelajari laporan demi laporan yang diberikan Aryo, sesekali dipandang istrinya yang sedang menggendong si kembar. Tatapan matanya selalu menumbuhkan rasa cinta yang mendalam. Abang adalah suami idaman yang selalu menundukkan pandangan dan siaga di setiap waktu yang ada."Kenapa mandang abang begitu, sayang?" Ferdi mendekat dan mencium kening istrinya, tidak lupa Ardan yang digendong mendapat kecupan mesra dari ayahnya."Terima kasih untuk rasa yang ada, sayang.""Aku yang berterima kasih padamu, sayang. Selalu menumbuhkan cinta yang mendalam dihati ini setiap saat. Tetaplah menjadi permaisuri di hati abang." Naima membalas rangkulan suaminya merasakan sakinah bersama, meski ujian selalu datang b

  • Jodoh Tak Terduga   Masih Ada musuh yang mengintai

    Aryo dan tim IT langsung bekerja, mereka menyusun rencana terlebih dahulu. Namun, kedatangan Aryo dan tim sebenarnya bukan untuk membahas rancangan perusahaan baru Ferdi, melainkan membuka kecurangan dari Bram dan istrinya--Lisa."Pak menurut saya lebih baik pak Ferdi fokus mengembalikan nama baik terlebih dahulu, setelah itu kita rilis perusahaan baru ini." Aryo benar, menurut Naima cuma buang-buang uang dan energi, jika persiapan tidak maksimal."Tapi bagaimana caranya, yo?" Aryo tersenyum sembari mengeluarkan bukti-bukti yang telah dilakukan Bram dan komplotannya."Lusa perusahaan bapak resmi menjadi milik Bram, kita tidak punya waktu banyak.""Jadi kalian ke sini bukan membantu rilis rancangan perusahaan yang ingin saya buat.""Bukaaaan ...!" mereka kompak berseru. "Hm, kirain kalian ke sini membantu. Oke dah kalau begitu kapan kita mulai permainannya?""Sekarang pak Ferdi ...!!" kompak Aryo dan tim berseru.Menurut cerita Aryo, Lisa sudah merancang sejak lama dengan suaminya unt

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status