Share

07. Keputusan Kanaya

Penulis: Pejuang Online
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-08 18:47:45

Pagi hari telah menyapa dengan pancaran sinarnya yang merekah indah. Arga keluar dari kamar dengan berpakain olah raga. Kebiasan rutin yang Arga lakukan setiap pagi adalah berolah raga untuk menjaga kebugaran tubuhnya.

Sementara Rossa sendiri kembali ke alam mimpi setelah selesai menunaikan kewajiban sebagai umat muslim. Rasa lelah setelah menempuh perjalanan ke luar negri membuat Rossa ingin istirahat lebih lama dulu.

Teringat kemaren, baru saja tiba di kediamannya. Sudah disambut dengan kabar yang membuat seisi rumah merasa terkejut dan tak percaya. Karna hal itupula membuat kepala Rossa tiba - tiba berdenyut nyeri. Maka tadi malam Arga meminta Rossa untuk istirahat saja lebih dulu dan jangan memikirkan banyak hal. Meningat kondisi sang istri yang memang mudah sakit.

"Selamat pagi, Tuan!" sapa Bi Sari ketika berpapasan dengan Arga yang baru turun dari lantai atas dan kini berjalan menuruni anak tangga.

"Pagi juga, Bi," sambut Arga tersenyum ramah pada pelayan itu.

Arga memang terkenal baik, sopan dan murah senyum itu membuat orang selalu kagum padanya. Belum lagi tentang dia yang gemar menolong orang yang benar-benar membutuhkan pertolongan. Nama baik Arga sudah banyak dikenal diberbagai kalangan sebagai orang dermawan.

Hingga sekelompok orang memanfaatkan kebaikan Arga dan berniat menghancurkan semua bisnisnya. Dulu Arga sempat bangkrut usahanya. Tapi, berkat pertolongan seorang sahabat lama yang kini entah gimana nasibnya karena tiba-tiba dia lenyap bak ditelan bumi. Arga masih berharap suatu saat nanti ia menemukan sahabatnya itu dalam keadaan baik - baik saja.

Arga berusaha mencari namun hingga kini tak juga ia menemukannya. Satu amanah yang menjadi rahasia Arga masih tersimpan rapat dari sahabatnya bernama Damian.

"Bi, Kanaya sudah turun belum?" sambung Arga menanyakan putrinya.

Kebiasaan Arga yang pertama ditanyakan pasti Kanaya. Fardan juga Leon sudah terbiasa mendengar itu pun sudah bisa abai. Awalnya merasa geram sebab dipikirnya kedua orang tua itu lebih menyayangi Kanaya yang sebatas anak angkat saja.

"Eh ... belum, Tuan. Biasanya Non Naya kalau sudah bangun langsung nyamperin Bibi. Pagi ini belum turun. Mungkun belum bangun," balas Sari seadanya. Karna memang Kanaya sejak tadi belum turun padahal jam di dinding sudah menujuk di angka 7 pagi.

"Oke, Bi. Makasih ya."

Arga berlari naik kembali ke lantai atas. Berniat untuk mengajak Kanaya sarapan bersama. Entah apa alasan Arga juga Rossa terkesan lebih menyayangi Kanaya dibanding kedua anak kandung. Namun Arga tak merasa membedakan kasih sayang dia dengan ketiga anak-anaknya.

Saat sudah di depan kamar Kanaya. Arga mengetuk pintu kamar sang putri memanggil nama Kanaya.

Namun karena tak juga ada jawaban dari putri kesayangan. Arga memutar knop pintu lalu membuka.

Suami dari Rossa Rosdiana itu celingukan mencari Kanaya yang tak ada di kamar. Arga berjalan mendekati kamar mandi. Kemudian dia membuka pintunya. Dan, lagi-lagi tak ada Kanaya di dalam sana.

"Kemana sih nih anak?" gumam Arga kebingungan.

Manik matanya terus mengedar ke seisi kamar sang putri.

Pikirnya, kalau Kanaya keluar rumah. Biasanya gadis itu akan meminta izin lebih dulu, hingga Leon atau Fardan akan meminta bodyguradnya untuk mendampingi adik bungsu, sebab tak ingin terjadi sesuatu menimpa Kanaya.

Saat Arga hendak keluar kamar, matanya menangkap secarik kertas tergeletak di bawah bantal milik Kanaya. Arga segera meraih dan membacanya. Kening pria itu nampak mengerut mengamati tulisan yang tertera di dalam kertas tersebut.

𝑴𝒂𝒎𝒂𝒉, 𝑷𝒂𝒑𝒂. 𝑴𝒂𝒂𝒇𝒌𝒂𝒏 𝑵𝒂𝒚. 𝑵𝒂𝒚 𝒑𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 𝑴𝒂𝒎𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝑷𝒂𝒑𝒂. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒏 𝑵𝒂𝒚 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏. 𝑵𝒂𝒚 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒆𝒎𝒊 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂. 𝑴𝒂𝒂𝒇𝒌𝒂𝒏 𝑵𝒂𝒚 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒈𝒈𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒄𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝑵𝒂𝒚, 𝑴𝒂𝒉, 𝑷𝒂𝒉.

Setelah selesai membaca isi kertas tersebut, Arga seketika berteriak memanggil istri dan kedua anaknya.

"Mama... Leon, Fardan. Kesini kalian!" pekik Arga dengan suara yang menggema membuat seisi rumah terlonjak kaget mendengarnya.

Leon dan Fardan juga Rossa berlari keluar dari kamar masing - masing ketika mendengar teriakan sang Papa. Mereka takut terjadi sesuatu.

"Ada apa, Pa? Bikin kaget ajah," desis Loen geram karena paginya terganggu keributan yang diciptakan papanya.

"Leon, lo bisa sopan nggak sama Papa?" bisik Fardan tak suka dengan sifat songong abangnya.

"Diem, lo," sembur Leon. Matan Leon membeliak tak suka dapat teguran dari adiknya.

'Astaga ... nih orang, kalau bukan abang gue, udah gue pites batang lehernya,' kata Fardan membatin.

Arga terlihat murung. Membuat Leon juga Fardan menatap bingung. Rossa yang baru bergabung mengerutkan keningnya melihat suami tercinta menunjukaan wajah muram sepagi ini. Rossa mengintari kamar putri bungsunya seraya memanggil nama Kanaya. Dia tak tahu jika Kanaya sudah pergi jauh dari rumahnya.

"Nay, kamu di mana, Sayang?" seru Rossa memanggil putrinya tanpa bertanya lebih dulu pada suami dan kedua anak laki-lakinya.

"Ma, Mama ... Kanaya pergi," timpal Arga menatap nanar wajah istrinya.

Deg!

Ketiga orang di hadapan Arga nampak terkejut mendengar perkataan kepala keluarga yang bilang Kanaya pergi.

"Pergi? Pergi kemana maksud Papa?" sela Fardan dalam keterkejutan.

"Papa juga kurang tahu, Fardan. Tapi, baca sendiri suratnya," ucap Arga menyerahkan selembar kertas yang ditinggalkan Kanaya. Saat Fardan akan meraih kertas itu, Leon lebih dulu merampas lalu membaca.

'Malah pergi,' batin Leon berucap.

Rossa yang juga tak kalah terkejutnya kini menatap tajam wajah suami. Seolah ia tak percaya apa yang Arga katakan barusan. Didekatinya sang suami yang masih berdiri tepaku ditempat.

"Papa jangan bercanda. Mana mungkin Naya pergi ninggalin kita semua!" kata Rossa masih belum percaya. Namun kepanikan terlihat begitu nyata nampak dari wajah ayunya meski sudah tidak muda lagi.

"Iya, Ma. Kanaya memang sudah pergi. Papa juga kurang tahu kenapa putri kita pergi begitu saja?" ucap Arga yang juga masih nampak shock setelah membaca surat itu.

Seketika Rosaa histeris. Ia merasa terpukul, putri kesayangannya memilih pergi. Rossa tak sanggup membayangkan Kanaya hidup di luar sana dalam kesulitan.

Selama ini pasangan Arga dan Rossa selalu memanjakan gadis itu meskipun bukan darah dagingnya. Namun kasih sayang keduanya itu tak perlu diragukan.

"Sebaiknya cepat cari, Pa! mudah-mudah anak kita belum pergi jauh," kata Rossa yang begitu mencemaskan Kanaya. Apa lagi Rossa tahu jika anaknya tengah hamil muda. Dan mungkin karena itu juga yang membuat Kanaya memilih pergi meninggalkan keluarga Arga.

"Biar aku yang akan mencarinya, Pa, Ma," ucap Fardan angkat bicara.

Fardan merasa bersalah atas sikap kasar dia terhadap adik bungsunya.

Mengdengar sang adik hendak mencari Kanaya, tangan Leon nampak mengepal kesetika.

"Ck, lo urus saja kerjaan di kantor. Kanaya biar urusan gue mencarinya," sela Leon seraya beranjak pergi keluar dari kamar adik bungsu yang telah pergi.

Leon teringat CCTV. Segera dia mengechek kapan Kanaya pergi.

"Shit! Sial. Ternyata sudah diniatkan. Sampe CCTV saja lebih dulu dimatikan," umpat Leon geram, "lihat saja, aku pasti menemukanmu, Kanaya!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU   Akhir Kisah

    "Kamu serius?" Leon menatap anaknya penuh selidik. Begitupun dengan Kanaya yang duduk di sebelahnya.Keanu mengangguk. Beberapa saat yang lalu, setelah mengantar Audy pulang, Keanu memberitahukan niatnya pada Leon juga Kanaya untuk melamar tunangannya. Sebenarnya, ketika mengatakan hal tersebut pada Audy, dia belum bicara dengan dua orang tuanya itu."Mama pikir kamu mau nunggu usia kalian matang dulu baru menikah," ujar Kanaya."Memangnya umur 24 masih terbilang muda untuk menikah, Ma?" Keanu menatap penuh tanya mamanya."Nggak, sih, udah cukup malah. Cuma 'kan yang Mama tau, biasanya para artis itu suka nunda-nunda buat nikah muda. Mereka lebih memilih mengembangkan karier dulu, baru memikirkan kehidupan pribadinya.""Itu 'kan orang lain, Kean nggak ada pikiran begitu. Kalo udah ada gadis yang cocok dan sepemikiran, ngapain ditunda-tunda? Kalo dia kabur karena kelamaan nunggu, bisa-bisa Kean yang gigit jari.""Betul itu, Papa setuju. Jangan lepas gadis yang sudah cocok dengan hatimu

  • KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU   112

    Rasa tak percaya menyelimuti hati Audy saat laki-laki yang duduk di depannya itu mengucapkan kata-kata yang tak pernah ada dalam pikirannya, dan dia bingung harus menjawab apa. Karena dia sendiri belum tahu dengan perasaannya pada Keanu. Memang, selama bersama laki-laki itu, Audy merasakan kenyamanan dan dia juga merasa terlindungi. "Aku tau mungkin ini terlalu mendadak, dan kamu nggak harus menjawabnya sekarang. Kamu bisa memikirkannya lebih dulu. Cuma satu yang pasti, aku nggak main-main dengan apa yang aku katakan barusan," ucap Keanu sambil menatap Audy yang terdiam di tempat.Audy mengerjapkan mata, lalu berkata, "Mmm ... Iya, ini memang terlalu mendadak. Aku butuh waktu buat berpikir.""Oke, tapi jangan terlalu lama," sahut Keanu tersenyum tipis.Audy mengangguk. "Dan cincin ini, sebaiknya kamu simpen dulu. Aku belum pantas untuk menerimanya.""Kenapa?""Di antara kita belum ada ikatan yang pasti. Sebaiknya nanti aja kalo aku udah kasih jawaban.""Baiklah," sahut Keanu memasukk

  • KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU   111

    Audy menarik tubuh Shela sekuat tenaga supaya terlepas dari Keanu yang juga sedang berusaha melepaskan kaitan tangan yang melingkar di pinggang."Aww ...!" jerit Shela terpekik saat dirinya jatuh ke belakang dengan pantat menyentuh lantai lebih dulu. Rupanya Audy dan Keanu berhasi melepaskan jeratan gadis ber-make up tebal itu."Masih punya nyali kamu buat bikin masalah sama aku?" Keanu menatap nyalang gadis yang kini sedang meringis sambil mengusap-usap bagian belakang tubuhnya, tapi masih dalam posisi terduduk di lantai.Shela mendongak demi melihat Keanu. "Jahat kamu, Kean! Gara-gara penolakan kamu di setiap produksi film yang aku terlibat di dalamnya, sekarang aku nggak pernah mendapat tawaran apapun. Bahkan untuk iklan atau sinetron sekalipun."Nasib Shela di dunia hiburan memang kurang beruntung. Setelah permasalahannya dengan Keanu mencuat, jarang ada yang mau memakai lagi dirinya sebagai pemeran dalam setiap produksi film, entah itu sebagai pemeran utama, pendamping atau figur

  • KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU   110

    "Audy!"Gadis bersanggul itu menoleh ke asal suara saat mendengar ada yang memanggil namanya. Keningnya berkerut dalam ketika melihat laki-laki yang kini menjadi teman akrabnya tetapi jarang bertemu itu berjalan mendekat sambil menjinjing paper bag di tangan."Rapi amat. Nggak syuting?" tanya Audy pada lelaki yang memakai kaos putih dipadukan dengan jas semi formal berwarna abu-abu gelap tersebut setelah berdiri di sampingnya."Nggak, lagi libur. Barusan habis meeting di resto depan, terus mampir ke sini soalnya inget sekarang jadwal kamu latihan," jawab Keanu melebarkan senyum, "udah beres?" sambungnya."Belum, masih ada satu jam lagi. Ini lagi istirahat.""Kebetulan. Ini, aku bawain desert." Keanu menyodorkan paper bag berukuran besar tersebut."Bagas nggak ikut?" tanya Audy sambil mengambil paper bag dari tangan Keanu."Bagas ke panti sama Oma dan Opa."Audy melihat isi dari paper bag. "Banyak amat," cetusnya, kemudian beralih menatap Keanu."Sekalian buat yang lain."Audy mengang

  • KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU   109

    Barata berdiri tegak sambil berkacak pinggang di hadapan Bella dan papa Jonathan yang duduk di kursi taman restoran. Para pengunjung restoran sudah kembali ke tempat duduk mereka masing-masing setelah Leon turun tangan mencegah Barata bertindak lebih jauh lagi. Leon juga Keanu masih berada di tempat itu, sementara yang lain sudah diminta untuk pulang lebih dahulu.Laki-laki berpakaian kasual itu mengusap wajahnya sambil membuang nafas kasar. Sesekali matanya melirik Audy yang berdiri tak jauh di sisi kanan."Inilah kelakuan perempuan yang kamu akui sebagai mama itu, Sayang. Seumur pernikahan kami, dia berselingkuh dengan laki-laki ini hingga menghasilkan anak."Semua yang ada di sekitar Barata terkejut, terkecuali Leon, karena dia sudah tahu akan cerita itu, hanya belum tahu saja siapa laki-lakinya."Shela anakmu, Mas!" seru Bella sambil melihat Barata dengan mata melotot."Kamu yakin? Karena aku merasa gak yakin," sahut Barata sinis, tapi tetap tenang.Hati laki-laki itu sudah terlan

  • KAKAK ANGKATKU AYAH DARI ANAKKU   108

    Audy memunguti pecahan gelas yang berserakan di lantai dengan tangan bergetar. Mendengar penuturan Keanu pada Kanaya membuat dia merasa malu pada kedua orang tua Keanu yang sudah banyak membantunya."Audy?" Keanu muncul dari ambang pintu, dan itu membuat konsentrasi Audy buyar "Aww ...!" pekik Audy saat tak sengaja jarinya tertusuk pecahan gelas yang runcing.Bergegas Keanu menghampiri gadis tersebut lalu menarik tangannya. "Biarin Bibi aja yang bersihin pecahannya," ucap Keanu sambil membawa Audy menuju kursi tempat dia duduk sebelumnya."Coba liat, mana yang luka?" Keanu menadahkan tangan. Bagai terhipnotis, Audy menunjukkan satu jarinya yang tertusuk pecahan gelas.Keanu meraih tangan Audy lalu memijit bagian jarinya yang terluka hingga mengeluarkan darah. Setelah itu, pemuda berkaos putih tersebut menghisap darah yang keluar kemudian meludahkannya di tanah yang berumput.Diperlakukan seperti itu membuat tubuh Audy membeku, tapi detak jantungnya berdegup tak karuan. Dia hanya mamp

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status