Home / Romansa / KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati) / Bab 3 - Hantu di Apartemen

Share

Bab 3 - Hantu di Apartemen

Author: Almirah
last update Last Updated: 2021-08-11 10:59:32

SEJAK hari Selasa itu, hubungan Heru dan Mila semakin akrab. Mereka sering bertemu, karena masih dalam satu apartemen, hanya beda lantai saja. Kadang mereka bertemu di apartemen Mila, kalau orang tua Mila tidak ada. Kadang di apartemen Heru, yang walaupun kecil, hanya berbentuk studio saja, namun mereka lebih leluasa.

Tetapi Mila kurang suka di apartemen Heru, katanya apartemen itu berhantu!

“Ah, Mila. Ada-ada saja kamu,” protes Heru.

“Bener, sumpah! Aku melihatnya.”

“Melihat apa?”

“Sosok perempuan, masih muda, namun wajahnya pucat sekali. Rambutnya hitam terurai, ya seperti di film-film hantulah.”

“Masak sih?”

“Ya aku tidak begitu jelas juga, sih. Namanya juga hantu,” seloroh Mila. “Tapi aku jadi takut kalau dia menatapku, kayaknya dia benci banget melihat aku. Apa dia istrimu?”

“Hah, istri? Aku kan belum punya istri.”

“Yah siapa tahu hantu itu naksir sama kamu, hahaha…”

Namun kerinduan di antara mereka bisa menghalau segala ketakutan di hati Mila, kala mereka terpaksa harus kencan di tempat Heru karena orang tua Mila ada di apartemennya.

Siang itu pun mereka ‘terpaksa’ berkencan di apartemen Heru. Tanpa banyak protokol, mereka langsung saja saling serang melampiaskan rasa rindu. Padahal, mereka setiap hari juga bertemu.

Ketika mereka sedang asyik dan tidak menyadari keadaan sekelilingnya, tiba-tiba terdengar suara keras. “Prangg…” Kaca cermin yang ada di dinding tiba-tiba jatuh dan pecah berserakan.

Keduanya langsung bangun dari tempat tidur. “Ada apa?” tanya Mila kebingungan, sembari merapikan bajunya yang kusut.

“Ah, itu cermin jatuh,” jawab Heru.

“Tapi kenapa bisa jatuh?”

Belum selesai herannya, Heru kembali bingung melihat tingkah Mila. Gadis itu terlihat sibuk mengacak-acak rambutnya dan mencakar-cakar mukanya sendiri!

“Mila, berhenti!” teriak Heru sambil meraih Mila dan memeluknya.

Tetapi sorot mata Mila kelihatan seperti orang marah, tampak mengerikan.

“Mila, sadar. Ada apa?” tanya Heru tidak mengerti.

Mila bersuara aneh, seperti orang mendengus, atau seperti kucing yang menggerung marah. Ketika Heru lengah, cakar Mila telah mencakar mukanya, membuat Heru mengaduh kesakitan. Darah pun keluar dari wajahnya yang luka!

“Aduh, ada apa ini. Mila, sadar… sadar ya sayang…”

Cukup lama Heru memeluk Mila yang selalu berontak ingin melepaskan diri. Ketika dia sudah sadar, tubuhnya lemas, lalu merintih dan menangis.

“Mila, ada apa? Apa yang terjadi?”

Mila masih merintih-rintih ketika dia bercerita. “Dia… dia tidak suka aku di sini…”

“Dia siapa?”

“Hantu itu…”

“Hantu? Di mana?”

“Tadi di sini, mencakar-cakar aku…”

Sambil merintih dan terengah-engah, Mila melanjutkan, “A-aku… takut. Aku tidak mau di sini…”

“Ok, baik. Kita turun. Aku antar kamu ke apartemenmu.”

Ternyata masalahnya tidak lantas selesai ketika mereka sampai ke apartemen Mila. Pak Handoko, ayah Mila, dan bu Hanny, ibu Mila, kaget melihat keadaan anaknya yang kacau dan mukanya berdarah. Muka Heru pun demikian.

“Hei, ada apa ini? Kamu apakan anakku?” bentak pak Handoko.

“Mila, kamu kenapa?” tanya bu Hanny sambil memeluk Mila.

Heru ingin menjelaskan, tetapi dia tidak tahu harus ngomong apa. Apakah dia berterus terang saja? Tidak mungkin. Pak Handoko akan tambah marah kalau tahu anaknya baru saja bercinta dengannya di apartemennya di lantai atas.

Tetapi untuk berbohong, cerita apa yang bisa disampaikan yang masuk akal?

“Maaf om, saya hanya mengantarkan saja,” akhirnya Heru mendapat ide, pura-pura tidak tahu.

“Ya?” pak Handoko menunggu lanjutan cerita Heru, sambil bersikap tidak percaya.

“Anu… om, saya melihat dia tiba-tiba mencakar mukanya sendiri... iya, di lift…” tutur Heru sambil mengarang, jadi kedengarannya kurang masuk akal.

“Masak?” pak Handoko terdengar sangat tidak percaya.

“Iya, om. Saya saja sampai dicakarnya,” lanjut Heru sambil menunjuk bekas cakaran di mukanya.

“Hmm… saya tidak mengerti,” kata pak Handoko. “Kamu siapa?” tanyanya kepada Heru.

“Saya penghuni di sini juga, om. Nama saya Heru.”

Pak Handoko menarik napas dalam. “Ok, baiklah Heru. Terima kasih kamu sudah menolong dan mengantar anak saya ke sini.”

Sebelum membiarkan Heru pergi, pak Handoko meminta nomor ponsel dan nomor apartemen Heru.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   EPILOG

    Demikianlah kisah KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati), harus diakhiri sampai di sini. Cinta Heru yang terombang-ambing di antara sekian wanita mendapatkan muara pada seseorang melalui perjodohan. Namun cinta yang tumbuh bisa jadi adalah cinta yang sejati, bukan karena harta dan tahta. Mungkin pembaca menyadari bahwa salah satu bab, yaitu bab 37, tidak ada di buku ini. Bab itu terpaksa dicopot agar pembaca merangkai sendiri adegan demi adegan yang ada dalam bab itu. Bisa, kan? Hehe… Tentu masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Bagaimana nasib pak Kusuma? Bagaimana nasib Bunga? Bagaimana nasib Rara? Dan bagaimana kehidupan Heru dan Laksmi selanjutnya? Mudah-mudahan kisah KALIMAYA 2 (Cinta Yang Hilang) bisa segera hadir, karena akan disela oleh kisah yang lainnya, seperti BELLANOVA. Ditunggu saja, sampai jumpa…

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 60 - Keputusan Heru

    LAKSMI menatap Heru yang baru datang. Matanya sudah sembab karena menangis. “Sorry, sayang… tadi aku segera ke sini, cuma jalanan benar-benar padat,” bujuk Heru sambil meraih dan memeluk Laksmi. “Gimana, mas… papi ditangkap polisi…” Laksmi kembali menangis di pelukan Heru. “Kamu tenang dulu, ya, nanti kita mengurusnya. Ini mungkin hanya kesalahan saja…” Heru lalu menelepon Rudi. Dalam situasi seperti ini, tidak ada orang yang mampu mengatasinya selain sahabatnya itu. “Rud, pak Kusuma ditangkap polisi,” lapor Heru. “Iya, aku tahu,” jawab Rudi di ujung sana. “Kenapa, Rud?” “Tindak pidana, Her. Sebaiknya kita ketemu untuk membicarakan ini, kurang baik kalau bicara di telepon.” “Oke, aku akan ke tempatmu.” … Heru tampak tegang sekali ketika menemui Rudi. “Kamu harus menolongnya, Rud,” pinta Heru. Tetapi Rudi langsung menepisnya. “Sorry, kali ini tidak bisa, Her. Pak Kusuma telah mengg

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 59 - Telepon Dari Rara

    HERU bukan tidak tahu Bunga sangat merindukannya, begitu pun dia, sangat merindukan Bunga. Gadis centil itu telah merampas hatinya, membuatnya selalu terkenang, membuatnya menatap matahari yang bersinar di antara bunga-bunga di taman indah. Tetapi jika dia terus berhubungan dengan Bunga sementara dia akan menikah dengan Laksmi, pasti akan lebih menyakitkan lagi. Dia telah membuat keputusan, orang tuanya pun sudah datang melamar Laksmi secara resmi, pernikahan sudah disiapkan. Tidak ada jalan mundur lagi. ‘Cinta… Apakah itu cinta…Bertanya… tanpa sengaja…’ Kembali alunan lagu itu mengiang di telinganya. Apakah benar dia telah jatuh cinta kepada Bunga? Apakah Bunga yang menjadi cintanya? Ah, sulitnya meramalkan jodoh, siapa yang dicinta dan siapa yang dinikahi… ‘Tetapi, berikanlah Bunga sedikit kesempatan untuk bertemu,’ teriak hati Heru sendiri. ‘Jangan biarkan dia, kasihan, jangan didiamkan. Apa salahnya? Kamu harus bertan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 58 - Bunga Galau

    SEBENARNYA, Heru dan Laksmi tidak ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran. Bahkan mereka ingin menikah di luar negeri saja, tanpa pesta. Tetapi pak Kusuma mempunyai keluarga besar yang ningrat dari Yogyakarta, tidak mungkin anak tunggalnya menikah begitu saja tanpa perayaan yang melibatkan keluarga besar. Sementara dari keluarga Heru yang di Malang, tidak terlalu mempersoalkan pesta pernikahan. Heru sudah merantau sejak tamat SMA ke Jakarta, dan jarang pulang. Heru sudah seperti ‘anak hilang’. Dalam rangka pernikahan ini, orang tua Heru hanya sekali datang ke Jakarta untuk melakukan prosesi lamaran. Sesuai janjinya, pak Kusuma mengatur semua pesta pernikahan di sebuah hotel mewah di Jakarta, termasuk seluruh biayanya. Bagi pak Kusuma, pesta pernikahan putri tunggalnya ini adalah show atas keberhasilannya di ibukota. Seluruh keluarga besarnya tidak boleh memandang rendah kepadanya! Laksmi menjadi repot sekali dengan urusan w

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 57 - Ungkapan Rudi

    BERITA tentang rencana pernikahan Heru dengan Laksmi ternyata disampaikan oleh pak Kusuma kepada Rudi. “Jadi, kamu memutuskan untuk nikah dengan Laksmi,” kata Rudi ketika mereka bertemu di sebuah kafe. Heru tidak segera menjawabnya, dia ingin tahu dulu bagaimana sikap Rudi. Hal ini terkait dengan banyak hal, termasuk ‘misi’nya menjadi direktur di perusahaan Rudi, serta --dugaan Heru-- hubungannya dengan Bunga yang menjadi sahabat Astrid! Tetapi karena Rudi sendiri memilih diam tidak berkomentar lagi, Heru akhirnya bertanya, “apakah kamu keberatan?” Rudi menatap Heru dan tersenyum. Entah kenapa, senyum Rudi kali ini terasa misterius bagi Heru. “Memangnya kenapa aku keberatan, brother!” kata Rudi. Tetapi Heru yakin, kata-kata Rudi itu hanyalah lip service belaka. Ada hal lain yang seharusnya dia katakan, sehingga dia meminta Heru untuk bertemu. “Katakan, Rud! Apa menurutmu?” desak Heru. Rudi menyeruput kopinya, b

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 56 - Pernyataan Heru

    MINGGU pagi, sudah cukup siang, Heru iseng mengunjungi lapak bu Ratna. “Selamat pagi mas, butuh Bunga lagi?” sapa bu Ratna ceria. Heru tersenyum. “Tidak bu, saya butuh secangkir cairan hangat,” jawab Heru berteka-teki. Bu Ratna mengerenyit, mencoba berpikir apa yang dimaksud Heru. “Secangkir kopi?” “Tidak bu Ratna cantik…” sahut Heru nakal menggoda, membuat wajah bu Ratna merona merah. Efek pujian gombal itu ternyata masih mengena pada bu Ratna. Memang bu Ratna belum terlalu tua, dan masih selalu berdandan. “Saya mau bu Ratna membuatkan saya secangkir coklat panas, mau kan bu?” Coklat panas tidak ada dalam menu yang dijual bu Ratna, tetapi siapa tahu bu Ratna mau berbaik hati mebuatkannya? Heru hanya mencari sesuatu yang tidak biasa saja. “Oh, tentu saja!” ternyata bu Ratna menyanggupinya. Ketika Heru sedang menikmati coklat panas spesial itu, tiba-tiba Laksmi muncul dan mendatangi. Laksmi berpakaian olah raga, terlihat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status