All Chapters of KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati): Chapter 1 - Chapter 10
61 Chapters
PROLOG
Cinta itu datang dari mata lalu turun ke hati. Peribahasa lama itu tampaknya abadi, berlaku di segala zaman dan semua tempat, termasuk di sebuah kompleks apartemen bernama KALIMAYA. Heru adalah seorang yang sangat beruntung, mempunyai teman anak seorang konglomerat yang berlimpah harta dan kekuasaan, dan dalam dirinya ada kharisma yang sangat mempengaruhi semua orang sehingga suka kepadanya, termasuk semua cewek cantik yang dikenalnya! Cinta Heru terombang-ambing, atau… mungkin juga bukan cinta, tetapi hasrat birahi yang amat menggelora. Usia muda dan kebebasan membuatnya terbang dari satu asmara ke asmara yang lain, hingga akhirnya dia harus membuat keputusan. Keputusan karena keputusan orang lain! PERHATIAN! Kisah dalam buku ini penuh romansa, ada juga kekerasan, bahkan horor. Oleh karena itu, buku ini hanya pantas dibaca oleh mereka yang sudah berumur 18+ dan bisa mengendalikan khayalan! Buku ini adalah buku FIKSI, jadi nama, tempat, dan ke
Read more
Bab 1 - Awal Mula
KISAH ini bermula di sebuah apartemen di daerah Jakarta Selatan. Waktu itu Heru, seorang pemuda berusia sekitar 25-an, sedang duduk santai di pinggir kolam renang yang ada di kompleks apartemen, menonton orang-orang yang sedang mandi.Heru sedang galau, bosan di kamarnya, bahkan bosan dengan gadgetnya. Dia tidak punya acara keluar, dan juga tidak punya pacar!‘Mending gue nonton orang mandi,’ pikirnya. ‘Pemandangannya lebih nyata, dan tidak kurang seksi dan menggairahkan,’ katanya dalam hati.Diteropongnya orang-orang yang sedang mandi atau berenang, memindai siapa yang pantas menjadi tontonannya. Ada ibu-ibu, gadis-gadis, bapak-bapak, dan anak-anak. Tentu Heru lebih senang memperhatikan cewek-cewek yang masih muda, karena badan mereka lebih indah dan seksi.Di antara mereka ada sekumpulan cewek yang selalu bersama, bergerombol, bercanda dan tertawa-tawa. Mungkin mereka sekumpulan teman, namun cantik dan seksi semua.Ketika
Read more
Bab 2 - Pizza Untuk Mila
GADIS-gadis itu, berjumlah lima orang, adalah teman-teman sejak SMA. Setelah mereka berpisah untuk melanjutkan kuliah masing-masing, hari ini mereka mengadakan reuni kecil-kecilan. Yang tinggal di apartemen Kalimaya, tempat Heru tinggal, bernama Mila. Anaknya cukup manis, namun tidak secantik teman-temannya yang mirip artis. Tetapi, yang Heru rasakan, Mila mempunyai sex appeal yang tinggi. Memandanginya saja sudah membuat pucuk hidung Heru berdenyut, ingin memeluk dan menciumnya. Yang mirip BCL memang bernama Bunga Lestari, alias BL saja. “Kok nama dan mukanya mirip banget, sih?” tanya Rudi menggoda. “Gak tahu tuh, mami yang memberi nama,” jawab Bunga. Yang mirip Luna Maya bernama bernama Astrid. “Kok beda namanya?” tanya Rudi lagi, yang memang tidak bisa diam tidak berkomentar. “Kenapa harus sama?” Astrid balik bertanya. “Ya biar asyik gitu,” jawab Rudi sembarangan, sambil tertawa. “Enak saja, emang gue gak asy
Read more
Bab 3 - Hantu di Apartemen
SEJAK hari Selasa itu, hubungan Heru dan Mila semakin akrab. Mereka sering bertemu, karena masih dalam satu apartemen, hanya beda lantai saja. Kadang mereka bertemu di apartemen Mila, kalau orang tua Mila tidak ada. Kadang di apartemen Heru, yang walaupun kecil, hanya berbentuk studio saja, namun mereka lebih leluasa. Tetapi Mila kurang suka di apartemen Heru, katanya apartemen itu berhantu! “Ah, Mila. Ada-ada saja kamu,” protes Heru. “Bener, sumpah! Aku melihatnya.” “Melihat apa?” “Sosok perempuan, masih muda, namun wajahnya pucat sekali. Rambutnya hitam terurai, ya seperti di film-film hantulah.” “Masak sih?” “Ya aku tidak begitu jelas juga, sih. Namanya juga hantu,” seloroh Mila. “Tapi aku jadi takut kalau dia menatapku, kayaknya dia benci banget melihat aku. Apa dia istrimu?” “Hah, istri? Aku kan belum punya istri.” “Yah siapa tahu hantu itu naksir sama kamu, hahaha…” Namun kerinduan di antara mereka
Read more
Bab 4 - Bertemu Bunga
DI LANTAI dasar Tower A terdapat mall yang cukup besar sehingga penghuni kompleks apartemen Kalimaya tidak perlu jauh-jauh jika ingin berbelanja. Mall itu bahkan cukup terkenal sehingga pengunjung dari luar pun berbelanja di situ. Heru jika tidak ada kegiatan sering main ke mall. Kadang hanya nongkrong di salah satu café yang ada di situ, atau melihat-lihat barang atau pakaian yang lagi trend sekaligus cuci mata melihat SPG atau penjaga toko yang lumayan cantik-cantik dan seksi. “Hallo bang, lagi nyantai, nih,” sapa seorang satpam yang sudah dikenal Heru. “Hehe, biasalah pak,” jawab Heru. Satpam itu, bernama Sriyono, sudah sering melihat Heru sehingga mereka pun berkenalan. Heru bahkan sudah tidak perlu malu lagi ketahuan sering cuci mata di situ, dan pernah juga kong-kali-kong dengan pak satpam untuk berkenalan dengan seorang penjaga toko yang ‘aduhai cantik manis dan seksinya’. “Gak ada yang baru, bang,” celetuk Sriyono menggoda Heru.
Read more
Bab 5 - Hendra Marah
BUNGA Lestari, nama gadis itu, bukan Bunga Citra Lestari atau BCL yang menjadi artis. Tetapi, wajahnya memang mirip sekali dengan BCL. Wajahnya lonjong, hidungnya panjang, dan rambutnya lurus dengan ujung bergelombang. Tetapi yang membuatnya mirip banget dengan BCL adalah tatapan mata dan bentuk bibirnya yang sangat sensual. Mirip banget dengan BCL, apalagi jika bibir itu sedikit terbuka. Heru yang memandangnya tidak bisa menahan untuk tidak menelan ludah. Bibir itu seksi banget, seakan mengandung madu yang manis dan segar sehingga kalau dikecup bisa melepaskan dahaga seorang perindu! Tatap matanya agak-agak sayu, membuat orang yang memandangnya akan merasa iba, merasa sayang, dan tidak ingin membiarkannya menderita. Mata itu dihiasi oleh bulu mata yang lentik, dan alis tipis yang melengkung indah. “Bunga, kamu cantik sekali…” desis Heru sambil memandang gadis itu tanpa berkedip. Bunga mengangkat matanya menatap Heru, namun tetap diam dan kemb
Read more
Bab 6 - Heru Dikeroyok
BUNGA dan Heru berjalan tergesa-gesa keluar dari mall dan Tower A, menghindari pandangan orang-orang yang melihat keributan yang terjadi di kafe tadi. Langkah keduanya seakan tidak ragu mengarah ke Tower C, tempat apartemen Heru berada. “Sialan si Hendra itu,” sungut Bunga. Bagaimana pun, dia dibuat malu di tempat umum, dan merasa tidak enak dengan Heru yang baru dikenalnya. ‘Tukang selingkuh? Hendra bilang aku tukang selingkuh? Sialan bener!’ Menyadari langkahnya yang menuju ke Tower C, Bunga tiba-tiba berhenti. “Ngapain kita ke sini?” tanyanya bingung. “Tidak apa-apa,” sahut Heru. “Kita ke tempatku saja.” “Tempatmu? Kamu tinggal di sini?” “Iya, ayo kita naik.” “Ah!” Bunga tampak ragu-ragu. Melihat itu, Heru segera menarik tangannya dan menggandengnya menuju ke lift. Teteapi Bunga tetap ragu. “Aku tidak mau, aku mau pulang saja!” Heru tidak ingin memaksanya, nanti malah menimbulkan salah pengertian. “Oke, apaka
Read more
Bab 7 - Rudi Mencari Hendra
RUDI langsung datang ke apartemen Heru setelah mendapat khabar dari temannya itu bahwa dia dikeroyok orang dekat mall. Heru menceritakan kronologi kejadian itu. “Kamu punya nomor telepon Bunga?” tanya Rudi. Heru memberikan nomor telepon Bunga. “Tetapi jangan kasih tahu Bunga kalau aku dikeroyok!” pinta Heru. “Hmm, gimana aku bisa cari tahu siapa si Hendra kalau nggak tanya sama Bunga?” tanya Rudi bingung. Tetapi dia kemudian mendapat akal. “Aku akan minta bantuan Astrid, kebetulan aku punya nomor teleponnya.” Heru ingat, Astrid adalah teman Bunga yang mirip artis Luna Maya. ‘Wah, rupanya Rudi sudah menjalin kontak dengan si Luna Maya itu…’ pikir Heru. Heru mengubungi Astrid. “Hallo sayang…” ‘Gila, udah sayang-sayangan saja!’ bathin Heru hampir tidak dapat menahan ketawanya. Dia kenal sifat Rudi, orangnya memang tidak panjang sungkan, mudah akrab dengan orang, dan tidak banyak tedeng aling-aling. Cukup lama juga
Read more
Bab 8 - Hendra Mendapat Ganjaran
MEMANG sih Rudi anak orang kaya, bos perusahaan properti yang memiliki perumahan dan apartemen di mana-mana. Tetapi mana bisa dia menyerahkan mobil seperti itu begitu saja? Kawan sih kawan, tetapi apa keuntungan bagi Rudi sehingga begitu baiknya kepada Heru? Tiba-tiba ponsel Rudi berdering. “Ya, hallo?” Sejenak Rudi mendengarkan berita via telepon itu, lalu katanya, “Catcha!!” “Dapat?” tanya Heru. “Yoi! Dia lagi pesta di daerah Tebet, sama kawan-kawannya.” Mobil mereka pun meluncur ke daerah Tebet, masih di area Jakarta Selatan. Oleh karena sudah malam, sudah jam sebelas malam, jalanan sudah mulai sepi sehingga tidak lama mereka sudah sampai di TKP. Seorang lelaki tinggi besar dan beberapa orang lainnya menghampiri mobil mereka. Lelaki tinggi besar itu layaknya si BA di dalam film jadul “The A Team”. Pantas saja namanya Samson! Tetapi ketika berbicara, si Samson ini berlogat seperti orang Batak (sebuah suku di Sumatera Utara, I
Read more
Bab 9 - Mila Datang
RUDI mengantar Heru kembali ke apartemen. Di dalam mobil, Heru hanya diam, tidak tahu harus ngomong apa. Peristiwa tadi benar-benar mencekam bathinnya. Walaupun dia yang menjadi korban pengeroyokan dan mengalami sakitnya, namun dia tidak akan memberikan hukuman sekeras itu. “Sudahlah, Her. Nanti kamu akan terbiasa juga,” kata Rudi memecahkan kekakuan di antara mereka. “Aku tidak tahu kamu bisa sekejam itu,” sahut Heru dengan suara yang tercekat. Rudi menyeringai. “Aku terlalu kejam, ya?” Heru tidak menjawab, jadi Rudi melanjutkan ucapannya, “bukan aku yang melakukannya, kan?” “Tapi atas perintahmu,” tukas Heru. “Her, dunia ini lebih kejam lagi. Samson dan anak buahnya itu hanya mencari makan dengan cara itu, mereka tidak bisa yang lain. Mereka mau kerja kantoran tidak bisa. Lalu siapa yang memberi makan mereka? Aku hanya memanfaatkan jasa mereka, memberi mereka pekerjaan. Aku juga mendidik anak-anak kurang ajar macam Hendra itu agar ti
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status