Share

TERNYATA BENAR ITU VERA

Menunggu kabar dari Rey selama dua hari rasanya seperti dua tahun. Waktu seakan lama sekali berjalan. Akhirnya waktu yang ia janjikan tiba juga, hari ini Rey akan memberitahukan hasil pemeriksaannya terhadap video syur Vera dan laki-laki yang tidak aku kenali, karena wajahnya tidak menghadap ke kamera. Wajah pemeran wanitanya yang terlihat menghadap ke kamera, akan tetapi itupun diblur.


Tadinya aku berniat untuk menelpon Rey karena hatiku sudah tidak sabar. Tapi aku urungkan niat itu, aku putuskan untuk menunggu saja sampai Rey yang menghubungi aku duluan. Bukan apa-apa, takutnya aku terkesan mendesak. Padahal aku tahu kalau Rey sangat sibuk.


Selama dua hari waktu yang diperlukan untuk mengecek keaslian video tersebut, aku bersikap biasa saja dengan Vera. Karena walau bagaimanapun, aku harus tetap mengedepankan azaz Praduga Tak Bersalah. Sampai diketahui hasil pemeriksaan video itu, baru aku akan menentukan langkah apa selanjutnya.


Setelah melihat video syur yang pemeran wanitanya mirip Vera Tersebut, terus terang aku juga ragu. Rasanya tidak mungkin kalau Vera mengkhianatiku. Sampai detik ini aku merasa kalau hubungan kami tidak bermasalah. Akan tetapi melihat dari sekilas saja aku sudah mengenali kalau itu tubuh Vera.


"Aaaakkhhh… aku benci dengan pikiranku," ku pukul kepalaku berulang sebagai ekspresi kekesalanku


tuuuuttt…

tuuuuttt…

tuuuuttt…


Gawaiku bergetar, ternyata ada panggilan tidak terjawab dari Rey. Sudah kebiasaanku selalu memasang mode silent,  karena aku sedikit terganggu kalau ada chat dari grup-grup yang jumlahnya mungkin sudah belasan. Makanya aku tidak tahu kalau ada panggilan telepon dari Rey.


Akhirnya aku menelepon balik Rey. Tidak membutuhkan waktu lama, panggilanku langsung dijawab olehnya.


"Iya bro… gimana kabar elo,"? tanyaku basa-basi. Padahal sebenarnya aku ingin langsung menanyakan masalah video itu


"Kabar gue baik bro… kapan elo punya waktu luang bro? gue ingin kita ketemu dan berbicara langsung, nggak enak kalau lewat telepon bro," lanjut Rey lagi


deeegghh… perasaanku mulai terasa tidak enak.


'Sepertinya kabar tidak baik yang akan Rey sampaikan, makanya ia mau bertemu langsung,' batinku


"Sebenarnya gue punya banyak waktu bro, apalagi untuk bertemu elo… itu hal yang benar-benar gue tunggu. Terus terang gue nggak bisa tidur nyenyak sebelum tau kejelasan akan semua itu. Dimana kita bisa ketemu bro? gue samperin elo ya?" cecarku karena merasa tidak sabar lagi.


"Kalau begitu setengah jam lagi gue mampir ke kantor elo, kebetulan nanti ada urusan mau ke kantor seorang teman yang letaknya ngelewatin kantor lelo bro," jawab Rey lagi


*** 

Tidak lama kemudian, kurang dari setengah jam seperti waktu yang Rey janjikan ia pun tiba di kantorku.


"Silakan duduk bro.. elo mau minum apa?" tanyaku begitu ia memasuki ruanganku


"Terserah aja bro, yang ada aja… kopi atau teh juga boleh," jawabnya


Aku segera menelpon Cindy, sekretarisku untuk membawakan dua cangkir kopi untukku dan Rey.


Cindy segera datang membawakan dua gelas kopi untukku dan Rey, setelah meletakkan minuman tersebut di atas meja di hadapan kami, ia pun permisi untuk kembali lagi ke meja kerja nya di depan ruanganku.


Tidak lupa aku berpesan kepada Cindy agar tidak menerima tamu siapapun yang akan bertemu denganku, karena aku sedang ada urusan bersama Rey.


"Handoko nggak ikut kita ketemuan bro?" tanya Rey membuka percakapan


"Enggak bro, Handoko sedang dinas luar kota dari kemarin siang, katanya ia baru pulang dua hari lagi bro" jelasku kepada Rey


Aku merasa sangat tidak sabar dan penasaran, makanya langsung aku tanyakan saja kepada Rey


"Bro gimana hasil pemeriksaan video kemarin? kira-kira kabar apa yang akan elo sampaikan kepadaku bro," pertanyaanku langsung disambut dengan raut wajah yang masam yang ditunjukkan oleh Rey


Perasaan khawatir juga dapat aku lihat dari wajahnya


Rey segera mengeluarkan gawai dari sakunya. kemudian ia menunjukkan potongan-potongan video yang lebih jelas dari gawainya. Tidak lupa ia juga mengeprint foto-foto yang telah ia screenshot, yang berasal dari video tersebut.


"Bro, kalau dilihat dari bentuk tubuh dan rambutnya, jelas kalau pemeran wanita di video itu adalah Vera isteri elo. Tapi ini gue sudah membuat video tersebut menjadi lebih jelas dan diperlambat, agar elo bisa mengenali dengan lebih jelas lagi," Rey berkata sambil terus membuka videonya.


Aku segera mengambil gawai Rey yang diserahkan kepadaku


Benar seperti dugaanku sebelumnya kalau itu adalah Vera. Tahi lalat di dada sebelah kiri dan tanda lahir di paha sebelah kanan, aku sangat mengenalinya, karena dulu mungkin cuma aku yang melihatnya. Tapi kini? isteriku sudah menjadi wanita jal*ang, jijik aku melihatnya.


Aku mengusap wajahku dengan kasar setelah tahu kenyataan yang sebenarnya. Dengan berusaha mengumpulkan kekuatan di dalam hatiku, untuk dapat menerima kalau ternyata itu benar-benar Ver, wanita yang sampi saat ini masih berstatus suamiku


 "Bro, tolong kirimkan video yang sudah diperjelas ini ke email gue. Itu akan gue gunakan sebagai barang bukti saat gue mengguggat cerai Vera di pengadilan," pintaku kepada Rey


Keputusanku sudah mantap untuk menceraikan Vera kalau ternyata memang ia pemeran wanita di video mesum itu.Seperti yang pernah aku aku katakan sebelumnya kepada Handoko dan juga Rey, bahwa aku tidak akan dapat  menerima dan memaafkan apabila isteriku berselingkuh.


"Trus apakah elo mengenali siapa pemeran pria di video itu bro?" tanya Rey sambil menunjukkan ke arah gawai miliknya yang masih aku pegang


"Gue juga tidak tahu bro siapa laki-laki bejat itu, sepertinya gue pernah melihatnya, tapi dimana ya? gue juga nggak bisa mengingatnya bro," lanjutku


"Selanjutnya apa yang akan elo lakukan bro? saran gue apapun yang akan elo lakukan harus dipikirkan matang-matang dan dengan kepala dingin, trus jangan sampai melakukan tindakan yang bisa membuat elo berurusan dengan hukum bro," nasihat Rey sambil menepuk pundak kiriku


"Silakan diminum kopinya bro," tawarku kepada Rey


Ia segera menyeruput kopi yang sedari tadi berada di atas meja, di hadapannya


"Kalau begitu gue pamit dulu bro, masih ada pekerjaan yang harus gue selesaikan. Elo yang sabar yaa… semoga bisa menyelesaikan permasalahan elo dan isteri elo denga baik. Gue permisi dulu ya bro," pamit Rey sambil menyalami tanganku


"Terima kasih banyak atas bantuan elo bro…," ucapku kepada Rey 


Kemudian Rey  segera keluar dari ruanganku. Aku pun mengantarnya sampai keluar ruangan. Setelah punggungnya hilang dari pandanganku, aku segera menelpon Robby, asisten yang juga tangan kananku, agar ia segera datang ke ruanganku.


"Rob,Kamu dimana sekarang? kalau kamu nggak sibuk, kamu kesini sekarang juga yaa… ada kerjaan penting untuk kamu," aku berkata kepada Robby setelah ia mengangkat  telepon dariku 


"Baik pak, saya akan segera menemui bapak," jawab Robby dengan sopan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status