Share

MEMBERI ROBBY TUGAS

Bab 7 

MEMBERI ROBBY TUGAS

Tookk…

Tookk…

Tookk…

Suara pintu ruanganku diketuk dari luar

"Masuk…" aku menyahut tanpa memalingkan mataku dari depan layar laptop yang ada di depanku.

Aku sedang meeting lewat aplikasi Zoom dengan salah satu perusahaan maskapai penerbangan, kami bekerjasama dalam hal pengiriman barang yang akhir-akhir ini meningkat pesat. 

Ini terjadi karena imbas dari meningkatnya penjualan online, baik penjualan pribadi ataupun penjualan di berbagai marketplace yang jumlahnya juga terus bertambah.

Ini merupakan angin segar tentunya bagi kami para pemilik perusahaan ekspedisi 

Kebutuhan akan pendistribusian barang yang cepat dan juga aman adalah salah satu alasan mengapa pengiriman barang lewat udara adalah sebuah pilihan yang dilakukan oleh masyarakat saat ini.

Perusahaan ekspedisi yang aku miliki saat ini makin maju dan berkembang, karena selain ketepatan waktu pengiriman, biaya pengiriman yang lebih murah dari perusahaan ekspedisi sejenis membuat jasa pengiriman di perusahaanku menjadi favorit penjual dan pembeli online

"Maaf pak Farid, Bapak memanggil saya? ada yang bisa saya bantu pak?" Robby bertanya kepadaku dengan sopan

"Iya Robby… saya ada tugas untuk kamu, tapi sebentar ya, saya selesaikan dulu meeting ini, sebentar lagi juga selesai. Kamu tunggu aja dulu di sofa Rob," aku meminta Robby untuk menungguku karena aku masih melanjutkan meeting

Meeting ini membahas rencana penambahan jadwal pengiriman setiap harinya. Karena bertambahnya permintaan pasar, makanya aku berencana menambah lagi jadeak pengirimannya.

"Baik pak," sahutnya sambil duduk di sofa sambil mengeluarkan gawainya

Untuk menghilangkan kebosanan karena menungguku, Robby memainkan gawainya

Lima belas menit kemudian meeting-ku dengan perusahaan maskapai penerbangan tersebut akhirnya selesai

Aku segera menghampiri Robby yang sedari tadi menunggu di sofa. Begitu melihatku datang mendekat, ia buru-buru memasukkan gawainya ke dalam saku celana

"Rob, saya butuh bantuan kamu untuk mengikuti dan menyelidiki isteri saya. Sekecil apapun info yang kamu dapatkan, segera beritahu saya.

Tapi saya minta jangan ada yang tahu tentang masalah ini, kamu harus merahasiakan ini semua dari siapapun," pintaku kepada Robby

"Maksudnya saya harus mengikuti isteri bapak kemanapun beliau pergi?" tanya Robby karena mungkin ia masih bingung karena diminta untuk mengikuti isteriku

"Isteri bapak, bu Vera maksudnya?" tanya Robby lagi yang masih penasaran

"Ya iya… Vera isteri saya,isteri saya kan cuma satu, yaitu bu Vera. Robby… Robby… kamu ini pikun atau gimana sih?" aku berkata sambil menepuk bahu kanan Robby 

"Kamu ikuti kemana saja isteri saya pergi, tapi jangan sampai ia tahu kalau kamu mengikuti dan mengintainya. Bisa-bisa rencana saya tidak akan berjalan kalau ia mengetahui saya mengirim kamu untuk membuntutinya," jelasku kepada Robby yang masih tampak kebingungan

"Maaf pak kalau saya lancang, saya benar-benar tidak mengerti dengan tugas ini. Saya bingung pak, bukankah bapak tinggal serumah dengan ibu, mengapa ibu harus dibuntuti pak?" Robby bertanya sambil menggarukkan kepalanya yang tidak gatal 

" Justru itu Rob, kalau di rumah tidak ada keanehan yang saya lihat dari ibu. Jadi tugas kamu ialah mengawasi setiap gerak-geriknya, baik dari dekat ataupun dari jauh. Kamu ambil foto ataupun rekam semua yang kamu temui selama penyelidikan kamu nanti. Itu sangat berguna dalam menyelesaikan permasalahan kami nanti. Saya Yakin kamu sudah paham maksud saya kan? dan saya juga yakin kamu adalah orang yang tepat yang bisa saya andalkan," jelasku panjang lebar yang disambut dengan anggukan kepala Robby

"Baik pak, saya mengerti. Terus pekerjaan saya di kantor gimana pak? Kapan dan mulai dari jam berapa saya mengikuti ibu?" tanya Robby lagi

"Untuk pekerjaan di kantor, saya akan meminta Ibnu untuk menggantikan tugas-tugas kamu sementara waktu, kamu melaksanakan perintah saya untuk membuntunti ibu. Untuk kapan mulainya, saya rasa besok pagi kamu bisa memulai tugas ini. Saat ibu akan berangkat ke kantor kamu mulai pengintaian ini, dan saat ibu sudah pulang dari kantor dan tiba di rumah, maka tugas kamu selesai untuk hari itu. Kamu ikuti setiap hari sampai saya mengatakan cukup, barulah tugas kamu benar-benar selesai," jelasku panjang lebar kepada Robby

"Sebaiknya kamu melakukan penyamaran, agar ibu tidak mengenali kamu," tambahku lagi

"Baik pak, saya mengerti. Akan saya lakukan perintah dari bapak sebaik mungkin. Semua informasi tentang ibu sesegera mungkin akan saya laporkan kepada bapak," ujar Robby

"Baiklah… saya rasa cukup, untuk hari ini kamu selesaikan pekerjaan kantor yang lakukan, karena mulai besok kamu tidak usah masuk kantor lagi. Saya akan mengatakan kepada Cindy kalau kamu saya tugaskan keluar kota untuk sementara waktu," tambahku lagi 

"Kalau begitu saya permisi dulu pak," pamit Robby sambil membungkukkan badannya tanda hormat

"Silakan…, " jawabku

Sengaja aku menyuruh Robby untuk membuntuti gerak gerik isteriku Vera mulai besok.

Sudah dapat dipastikan berdasarkan pemeriksaan dari Rey Surya, yang ahli telematika menyatakan bahwa pemeran utama dalam video tidak senonoh tersebut adalah Vera isteriku

Sekarang yang ingin aku ketahui adalah siapakah pemeran pria yang menjadi lawan mainnya di video tersebut

Aku merasa menjadi seorang suami yang gagal. Bagaimana tidak, isteriku berselingkuh dengan laki-laki lain, padahal aku merasa kalau aku selalu ada untuknya

Pengorbananku tidak ada artinya bagi Vera. Padahal akulah yang membuat Vera menjadi wanita karir yang bersinar, mempunyai perusahaan biro periklanan yang mentereng, yang diperhitungkan oleh perusahaan pesaing lainnya

Setelah menikah denganku, aku menguliahkan Vera agar ia ada kesibukan. Aku juga ingin agar Vera percaya diri apabila bergaul dengan ibu-ibu di komplek tempat tinggal kami, karena ibu-ibu yang tinggal di komplek tempat kami tinggal rata-rata berpendidikan tinggi

Tidak pernah aku menuntut Vera untuk mempunyai pendidikan yang tinggi, aku selau menerima ia apa adanya. Walaupun ia hanya tamatan SMA, aku sudah merasa bangga. Dengan segala keterbatasan dalam keluarganya, ia berhasil sekolah sampai tamat SMA. Begitu saja aku sudah bangga terhadap Vera.

Aku juga tidak terlalu memikirkan apakah setelah selesai kuliah Vera akan bekerja kantoran atau tidak, aku tidak pernah memikirkan itu. Karena penghasilanku sebagai pengusaha, aku rasa sudah dapat memenuhi kebutuhan kami sekeluarga

Pada akhirnya Vera ingin bekerja akupun memperbolehkannya. itu semua karena aku sangat mencintainya. akhirnya aku turuti semua keinginannya untuk berkarir, yang dari situlah rupanya dimulai kehancuran rumah tangga kami

Padahal dulunya ia bukanlah siapa-siapa. Bukan bermaksud merendahkan sesama manusia, terutama isteri sendiri. Vera dulu hanyalah seorang anak dari sopir pribadi keluarga eyang. Pak Usman yang jujur dan sopan membuat eyang sangat menyukainya sehingga sampai puluhan tahun beliau tetap bekerja di rumah Eyang. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status