Sikap Kasih malam ini benar-benar telah berubah. Tidak ada lagi Kasih yang kalem, pendiam serta penurut. Entah kenapa bisa berubah begini. Faith pun dibikin kewalahan olehnya. Seperti saat ini, Kasih memang masuk ke dalam mobil. Akan tetapi dia malah memilih duduk di bangku penumpang. Faith terlihat menghela napasnya panjang karena sikap gadis itu."Sabar-sabar-sabar, Faith! Ini semua demi Oma." gumamnya dalam hati. Faith menjadi ingat kondisi sang oma yang sedang terbaring sakit dan keinginan Beliau untuk melihat Faith dan Kasih naik pelaminan.Untuk itu Faith harus memupuk banyak rasa sabar dalam menghadapi Kasih. Apalagi, jauh dari dalam lubuk hatinya, dia diam-diam menyukai gadis itu sejak dulu.Faith lalu masuk ke dalam mobil. Tanpa berkata apa pun. Dia pun menutup pintu mobil dengan sangat kencang membuat Kasih sedikit kaget karenanya. Sebenarnya Kasih antara berani dan tidak berani dalam menghadapi Faith saat ini. Akan tetapi dia mencoba untuk berani kali ini karena menuru
"Ngawur aja ngomongnya! Kakak tidak mencintainya. Kakak hanya menuruti semua perintah dari Oma. Itu saja kok. Bukan karena hal lainnya." seru Faith mencoba menutupi perasaannya yang sesungguhnya kepada Kasih."Apa benar begitu, Kak?" tanya Lovlyta tak percaya."Yaiyalah! Masa yaiya dong? Sudah, ya! Kakak mau tidur sudah malam!" Setelah berkata begitu, Faith pun mulai ke luar dari kamar adiknya menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.Dengan setengah berlari Faith pun masuk ke dalam kamarnya. "Sial! Hampir saja gue ketahuan!" serunya dalam hati.Ternyata Faith sempat ketar-ketir karena Lovlyta sang adik yang terus saja menyerangnya dengan beberapa pertanyaan. "Tapi untung saja semuanya aman!" serunya lagi.Lalu Faith pun menanggalkan pakaiannya. Rencananya malam ini, dia akan berendam lama untuk menetralisir hawa panas yang berasal dari dalam tubuhnya. Karena dirinya yang sempat mencium Kasih dengan ganasnya tadi.Pagi pun tiba, pukul tujuh pagi Faith telah berpakaian rapi khas
"Nggak apa-apa, kok. Mungkin kamu sangat capek kemarin," ucap Nyonya Rara lembut.Kasih menjadi tak enak hati kepada sang calon ibu mertua. Beliau begitu sangat baik kepadanya. Padahal Kasih hanyalah seorang anak asisten rumah tangga di rumahnya.Kasih kembali mengingat bagaimana dia mengacaukan acara kemarin sore.Lalu dengan perasaan yang sangat bersalah, dan menyesal, Kasih pun berkata kepada Nyonya Rara,"Mommy, aku ... aku minta maaf jika aku telah mengacaukan acara kemarin sore. Aku sangat menyesal telah mengacaukan semuanya." ucapnya sambil menunduk. Mommy Rara menjadi kasihan melihat Kasih yang bersedih hati itu. Dengan lembut dia berkata,"Kasih ... yang berlalu biarlah berlalu, tidak ada yang bisa mengubahnya. Mommy juga akan marah jika berada di posisimu saat itu. Tentu saja Mommy akan membela keluarga Mommy jika ada orang lain yang menghinanya. Jadi kamu telah melakukan hal yang benar. Hal-hal yang menyakitkan seperti itu, tak perlu diingat-ingat lagi," tutur Mommy Rara p
Setelah meyakinkan dirinya jika dia telah bisa mengendalikan emosinya. Faith pun meminta Max melepaskannya."Gue sudah bisa mengendalikan emosi gue, Max! Tolong lepaskan!" serunya tegas."Ta ... tapi, Tuan Muda." Ternyata Max masih ragu untuk melepas Faith. Dia takut sang atasan masih belum bisa mengendalikan emosinya.Menyadari akan hal itu. Faith terlihat mengeraskan rahangnya. Dia pun lalu berkata,"Max! jangan buat saya terlihat bodoh saat ini! Lepas nggak!" ucapnya memaksa.Namun Max juga tetap tidak mau kalah. Faith terpaksa harus lebih bersabar lagi dalam menghadapi sang asisten yang sama kuatnya dengannya. Max mampu menahan tubuh Faith yang penuh otot-otot itu.Faith lalu menghela napasnya dengan sangat panjang sembari berkata,"Max, gue bukan anak kemarin sore yang tidak dapat membedakan mana yang baik dan mana buruk! Jadi tolong lepaskan gue sekarang juga!" Faith menekankan kalimat-kalimatnya itu kepada sang asisten.Mendengar perkataan Faith yang terkesan bijak itu. Max pun
Dengan wajah cemberut, Kasih menerima sebotol air mineral dari Faith. Dia pun mulai menghapus air matanya dan kembali bersikap ceria seperti biasanya."Apakah kita bisa berangkat sekarang?" tanya Faith kepada Kasih."Terserah saja." sahutnya dingin.Faith sejenak memandang ke arah sang calon istri. Namun Kasih malah memalingkan wajahnya dari Faith dan memilih memandang ke luar jendela mobil.Faith pun segera melajukan mobilnya menuju butik tersebut. Tak berapa lama mobil Robin juga ikut mengikuti mobil mereka dari belakang.Karena telah dibutakan oleh cinta. Robin pun dengan cepat berubah menjadi jahat."Jika Kasih tidak bisa menjadi milikku. Dia tidak boleh menjadi milik siapa pun di dunia ini!" ujarnya sambil berteriak histeris di dalam mobilnya."Kasih Alayah! Apa pun yang terjadi! Kamu harus menjadi milikku!" serunya tegas dari dalam hatinya."Faith Hoewar! Anda akan merasakan akibatnya karena telah berani mempermalukan saya!" tukasnya sambil memukul-mukul setir mobilnya dengan ku
Kasih ke luar dari ruang ganti dengan menggunakan gaun yang baru, pilihan Faith untuknya yang begitu sangat anggun di tubuhnya.Mata Faith tiba-tiba tak dapat berkedip melihat penampilan gadis itu. Dia benar-benar terpesona saat ini."Shit! Kok Kasih malah semakin seksi, sih?" Ternyata memang benar, gaun itu menutupi seluruh tubuh Kasih. Akan tetapi tidak dengan lekukan tubuhnya yang seksi."Rasain kamu, Mas Faith! Sakit mata kan kamu, gara-gara lihatin aku terus?" geramnya dalam hati."Wah cantiknya kamu, Kasih." Puji Nyonya Rara kepada calon menantunya."Kamu sangat cantik, Kasih." Bunda Sani juga ikut memuji kecantikan putrinya.Sementara Faith. Masih saja menatap Kasih, tak berkedip sama sekali."Bagaimana penampilan Kasih menurut kamu, Faith?" Tanya sang mommy kepada putranya."Gaun ini sangat bagus sekali Mom. Keren banget!" serunya menutupi kegugupannya karena penampilan Kasih yang sangat memukau."Faith, yang Mommy tanya tentang penampilan Kasih. Bukan gaunnya. Bagaimana sih,
"Mas Faith! Kamu!" kesal Kasih karena pria itu lagi-lagi mencium bibirnya sesuka hatinya.Bukannya meminta maaf, Faith malah berbicara dengan sangat lantang, "Memangnya aku kenapa? tanyanya kepada Kasih."Kamu kenapa mencium ku lagi? Aku sama sekali tidak menyukainya!" ketus Kasih sambil berkacak pinggang di depan pria itu."Cih! Aku tidak peduli kamu suka atau tidak. Tapi ada sesuatu yang perlu kamu ketahui. Setelah kita resmi menikah. Tentu saja status kita berubah menjadi sepasang suami istri yang sah.""Terus memangnya kenapa jika kita telah resmi menjadi sepasang suami istri? Apa ada yang salah dengan itu?" Kasih malah balik bertanya, menantang Faith."Cih!" cibir Faith sambil tersenyum sinis ke arah gadis itu."Dengarkan ucapan ku ini wahai engkau, Kasih Alayah! Aku tidak akan menunda-nunda lagi untuk menjadikanmu milikku seutuhnya. Aku ingin secepatnya memiliki keturunan darimu sebagai pewaris dan penerus Keluarga Hoewar. Seperti yang diinginkan semua orang saat ini. Jadi untuk
"Helo, Robin? Kok jadi Lo yang sewot, sih?" tanya Vini tak menyangka dengan reaksi pria itu saat dirinya bercerita tentang Kasih.Menyadari sikapnya yang berlebihan dan mungkin saja akan menimbulkan kecurigaan Vini. Robin pun mulai tertawa,"Ha-ha-ha. Sikapku tidak berlebihan kok, Vin. Hanya terbawa suasana saja. Karena Kasih selama ini memendam rasa cintanya sendiri kepada Tuan Faith. Tapi syukurlah jika mereka telah baik-baik saja sekarang.Lalu Robin kembali menyusun strategi busuknya."Aku harus tahu secara detail bagaimana persiapan pernikahan antara Kasih dan pria itu," gumamnya dalam hati."Vin, ngomong-ngomong pernikahan Kasih dan Faith akan dilaksanakan di mana, ya? Pasti banyak dong, tamu undangan yang akan datang?" tanya Robin sesantai mungkin agar Vini tidak curiga.Karena keasyikan cerita, Vini menceritakan semuanya kepada Robin tanpa sensor sedikit pun. Pria itu mencoba mengingat setiap detail kalimat demi kalimat yang dilontarkan oleh Vini kepadanya. Hatinya sangat sena