Share

Wanita Lain

 "Bagaimana bang,dapat uangnya?". Tanya Herman, setelah pulang dari kerja langsung mampir ke rumah ibunya. Jam dinding menunjukkan pukul 6 sore, sebentar pagi mau adzan magrib. Makan Malam dulu,baru pulang kerumah istrinya.

"Gak dapat, warisan keluarganya sudah di jual. Bahkan tanah warisannya milik Adel,di sita sama rentenir karena abangnya tak mampu bayar bulanannya. Satu-satu harapannya adalah sertifikat rumah ibu,tapi kamu tau sendiri bersikukuh tidak mau mengasih sertifikat rumah ini". Lingga, mondar-mandir tak karuan. Besok alasan apa lagi,agar dia dan keluarganya percaya. Kenapa serumit ini,sih? coba kalau Mia, dengan keihklasan sertifikat rumahnya. Pasti urusan ku sudah selesai, bahkan ongkang-ongkang santai.

"Ibu,gak setuju dengan idemu. Mau taruh dimana wajah ibu ibu, tetangga bakalan gosip". Bu Ratih,tetap mempertahankan rumahnya ini. Huuu...Semua ini, gara-gara menantu gak bisa ada yang benarnya.

"Mau gimana lagi bu,mbak Adel tidak ada uang sebanyak itu. Bahkan Mia, enggan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status