Bangkitnya Istri Kaya yang Terluka

Bangkitnya Istri Kaya yang Terluka

last updateHuling Na-update : 2025-08-10
By:  Banyu BiruIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Mga Ratings. 3 Rebyu
83Mga Kabanata
3.3Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Dia pikir aku istri bodoh yang bisa dimanfaatkan. Tapi dia lupa, akulah sang pemiliknya. Dia tidak tahu, jika aku bukanlah wanita biasa yang selama ini dia pikirkan. Aku pewaris bukan perintis, itu sebabnya aku bisa menghidupi dirinya, keluarganya juga selingkuhannya. Tapi dia menganggapku lemah dan jatuh karena dia lebih memilih perempuan lain, maka aku menunjukkan siapa diriku. Sayangnya, dia tak ingin melepaskanku saat dia tahu siapa diriku. Berbagai cara dia lakukan hingga aku tahu sebuah rahasia yang membuatku harus membalasnya!

view more

Kabanata 1

1. Mendadak Pergi Tanpa Aku

Aku saja selesai membereskan cucian, berharap bisa merebahkan tubuh sejenak. Tapi begitu kubuka pintu kamar, kulihat Mas Danar—suamiku—sedang sibuk menata pakaian ke dalam koper kecil.“Mau ke mana, Mas? Tumben packing nggak bilang-bilang,” tanyaku sambil duduk di sisi ranjang.Wajahnya tak menoleh.

“Mendadak, Dek. Ibu ngajak ke kampung.”Aku mengernyit. Kampung? Bukannya semua kerabatnya sudah pindah ke kota? Entah kenapa aku ingin tahu. Setahuku, Mas Danar tak lagi punya kerabat di kampung. Sejak menikah denganku, Mas Danar memang memboyong ibunya. Mas danar beralasan, dia anak tunggal apalagi laki-laki. Sudah seharusnya berbakti pada ibunya dan aku memang tak pernah mempermasalahkan hal itu. Selama hal itu adalah perintah agama, aku akan selalu mendukungnya.

"Aku tidur dulu ya, jangan lupa besok bangunkan pagi. Biar gak telat!" Mas Danar segera mengambil tempat di sebelahku lalu memeluk gulingnya dengan hangat.

Aku tersenyum kecut. Sudah satu tahun ini Mas Danar mengabaikanku. Lebih sering pulang malam dengan alasan banyak barang yang perlu di cek dan dirapikan ulang. Memang, toko material peninggalan ayah tampak lebih ramai saat dikelola Mas Danar hingga bisa membuka satu cabang dengan profit yang lumayan.

Aku hendak berbaring, namun terhenti karena melihat ponsel Mas Danar yang berkedip di atas nakas. Sesaat aku menoleh menatap Mas Danar yang telah tertidur lelap. Tanpa bermaksud untuk mencari tahu, kuabaikan saja ponselnya lalu mulai membaringkan tubuh yang lelah. Beberapa hari belakangan ini, mertuaku cukup sibuk menyiapkan acara. Sepertinya memang akan ada acara besar.

Aku berusaha memejamkan mata tapi telingaku terusik dengan ponsel Mas Danar yang terus menerus bergetar. Terpaksa aku bangkit untuk melihatnya. Mungkin saja memang ada hal mendesak yang Mas danar harus segera tahu. Ibu sakit, misalnya. Jangan sampai ibu marah lagi seperti yang sudah-sudah.

Benar saja. Beberapa panggilan juga pesan dari ibu, juga panggilan dan pesan dari Sasi. Sasi? Siapa Sasi? Baru kali ini aku melihat nama itu. Selama ini, aku memang tak pernah memeriksa ponsel suamiku. Aku percaya sepenuhnya pada Mas Danar. Lagi pula ia bekerja di toko yang sudah kupercayakan padanya. Melihatnya bekerja bersama para pegawaiku, menjadikanku istri yang sepenuhnya tak pernah menaruh curiga padanya.

Tapi entah kenapa, lagi-lagi hatiku tergelitik ingin melihatnya. Aku segera mengusap ponsel Mas Danar dan membka aplikasi pesannya. Ponsel terbuka dengan mudah karena ponsel Mas Danar memang tak pernah dikunci.

"Danar, jangan lupa. Bawa uang yang cukup. Kita blanja dulu sebelum acraa!"

"Ibu mau beli perhiasan. Ibu pengen pake perhiasan yang mewah. Biar semua orang tahu kalau anak Ibu sekarang sukses dan kaya! Kamu memang anak kebanggan ibu!"

"Jangan kasih tahu Nada soal ibu minta perhiasan!"

Aku tersenyum miring. Memangnya siapa yang tak tahu jika selama ini, Mas Danar bisa membahagiakan ibunya juga atas andil dan peranku. Dengkuran halus Mas Danar mulai terdengar di telingaku.

Aku menatap suamiku agak lama. Aku kembali menatap ponselnya.

"Mas, besok jadi kan kasih aku uang dua ratus juta? Mas yang bilang loh kalau Mas mau nambahin lagi. Mas gak lupa kan?"

Deg. Jantungku mulai berdegup. Pesan dari Sasi memanggil suamiku dengan Mas? Terdengar cukup akrab dan manja. Lalu, uang apa yang ditanyakannya? Tanganku mulai tremor demi membaca pesan-pesan lainnya.

"Orang tuaku minta acaranya besar, Mas. Berarti butuh biaya lagi. Masak sih, Mas gak mau nambahin lagi?" Acara? Apakah acara yang dimaksud pesan ini adalah acara yang sama yang disampaikan Mas Danar? Acara yang ibu mertuaku persiapkan juga?

"Aku pasti dandan cantik buat Mas seorang!" Aku menekan dadaku yang mulai berdenyut sakit. "Aku jamin, Mas. Kamu akan lebih bahagia punya istri aku! Ibu kamu bener, Mas. Kamu perlu pendamping yang pinter dan lulusan sarjana kayak aku! Gak kayak istri tuamu itu. Cuma lulusan SMA. Mandul pula!"

Mataku mulai mengembun. Mereka pikir aku cuma lulusan SMA? Hanya gara-gara aku lebih senang bantu-bantu ayahku di toko demi bisa dekat dengan Mas Danar saat itu? Mereka juga bilang aku mandul? Padahal baru dua tahun masa pernikahanku. Dari mana mereka tahu jika aku yang mandul? Tanganu mulai mengepal, hingga tak sadar melukai tanganku yang mulai terasa perih karena trtancap kukuku sendiri

Aku menutup mulutku, menahan diri untuk tak emosi malam ini. Betapa menyedihkannya aku di mata suamiku sendiri. Hingga dia tega mengatakan sesuatu yan dia sendiri tau jawabannya.

Tiba-tiba aku menyesal saat-saat mengingat aku sering melawan erintah ayah yang memintaku untuk berpikir berulang kali menjadi istri Mas Danar. Kupikir dia laki-laki yang tepat untukku, yang tak pernah mempermasalahkan pendidikanku karena bnar-benar tulus mencintaiku.

Perlahan aku merebahkan tubuhku memunggungi suamiku, Dana Aditama Prasetya. Laki-laki yang selama ini sangat kupercaya, ternyata perlahan mmbuat luka. Aku terdiam Memeluk bantal.

Tak tergambarkan bagaimana sakitnya hatiku. Pengorbananku selma ini ternyata tak dlpernah dianggap. Bagi mereka, aku hanyalah mesin uang yang sewaktu-waktu bisa mereka singkirkan saat mereka telah mendapatkan apa yang mereka iginkan.

Aku akan diam dan menunggu apa lagi yang akan mereka lakukan sebelum aku mengambil langkah lebih lanjut dan menghancurkan apa yang telah mereka susun.Ar mtaku jatuh. Tapi bukan karena lemah.

Ini luka, tapi juga cambuk bagiku. Ini bukan akhirku.

Kalau mereka ingin membuangku, aku akan pastikan mereka tak punya apa-apa untuk disombongkan.

Malam ini aku tidur sebagai istri yang dikhianati. Tapi besok... aku akan bangun sebagai perempuan yang siap merebut kembali hidupnya.

Dan semuanya dimulai dari sini.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
JinkerJiiner
emosi bgt bacanya, blm baca sampau hbs sih tapi ok sampai sekarang, tapi rasanya pingin bgt pukul sasi sama damar dan ibubya damar, kalau gw di sana udah ku bun bun deh, gak cocok di aku kalau ketemu mereka di dunia nyata...
2025-08-10 12:41:00
0
user avatar
Cahaya Asa
cerita yang menarik.
2025-07-09 19:28:13
1
default avatar
izzatulkhumaira55
kadang bikin emosi tapi kebanyakan memang begini realitanya ...
2025-07-04 11:07:03
1
83 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status