Bangkitnya Istri Kaya yang Terluka

Bangkitnya Istri Kaya yang Terluka

last updateLast Updated : 2025-06-05
By:  Banyu BiruOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
11views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Nada Pramesthi, wanita yang memilih mencintai tanpa setengah hati. Memilih hidup dalam sederhana demi bahagia bersama lelaki pilihan hati. Sayangnya, justru pengkhianatan yang didapatnya dan luka kembali menganga ketika suami ternyata diam-diam berusaha mengambil hartanya. Nada tak hanya diam dan pasrah menerima semua. Nada menyusun langkah termasuk menata cinta yang telah porak poranda. Akankah Nada bisa membalaskan dendamnya ketika sang suami akhirnya bisa mencintai Nada kembali dan berusaha mengejarnya saat tahu jika istrinya bukan wanita biasa?

View More

Chapter 1

1. Mendadak Pergi Tanpa Aku

Aku baru saja selesai mengerjakan pekerjaan rumah dan berniat untuk segera istirahat. Saat aku membuka pintu kamar, kulihat suamiku yang sedang sibuk menata baju di koper kecil.

"Mau ke mana, Mas. Tumben packing gak nyuruh?" Aku duduk di sisi ranjang sambil terus memperhatikannya.

"Iya, Dek. Mendadak!" Suamiku menjawab tanpa menoleh.

"Urusan apa?" Aku mulai melepas ikatan rambutku dan merapikannya dengan tangan.

"Diajak Ibu, ada acara di kampung!" Aku mengernyitkan dahi.

"Acara di kampung? Di kampungnya siapa?" Sesaat Mas Danar terdiam, lalu menoleh dan tersenyum.

"Di kampung kerabat jauhnya Ibu, Dek!"

Entah kenapa aku ingin tahu. Setahuku, Mas Danar tak lagi punya kerabat di kampung. Sejak menikah denganku, Mas Danar memang memboyong ibunya. Mas danar beralasan, dia anak tunggal apalagi laki-laki. Sudah seharusnya berbakti pada ibunya dan aku memang tak pernah mempermasalahkan hal itu. Selama hal itu adalah perintah agama, aku akan selalu mendukungnya.

"Aku tidur dulu ya, jangan lupa besok bangunkan pagi. Biar gak telat!" Mas Danar segera mengambil tempat di sebelahku lalu memeluk gulingnya dengan hangat.

Aku tersenyum kecut. Sudah satu tahun ini Mas Danar mengabaikanku. Lebih sering pulang malam dengan alasan banyak barang yang perlu di cek dan dirapikan ulang. Memang, toko material peninggalan ayah tampak lebih ramai saat dikelola Mas Danar hingga bisa membuka satu cabang dengan profit yang lumayan.

Aku hendak berbaring, namun terhenti karena melihat ponsel Mas Danar yang berkedip di atas nakas. Sesaat aku menoleh menatap Mas Danar yang telah tertidur lelap.

Tanpa bermaksud untuk mencari tahu, kuabaikan saja ponselnya lalu mulai membaringkan tubuh yang lelah. Beberapa hari belakangan ini, mertuaku cukup sibuk menyiapkan acara. Sepertinya memang akan ada acara besar.

Aku berusaha memejamkan mata tapi telingaku terusik dengan ponsel Mas Danar yang terus menerus bergetar. Terpaksa aku bangkit untuk melihatnya. Mungkin saja memang ada hal mendesak yang Mas danar harus segera tahu. Ibu sakit, misalnya. Jangan sampai ibu marah lagi seperti yang sudah-sudah.

Benar saja. Beberapa panggilan juga pesan dari ibu, juga panggilan dan pesan dari Sasi. Sasi? Siapa Sasi? Baru kali ini aku melihat nama itu.

Selama ini, aku memang tak pernah memeriksa ponsel suamiku. Aku percaya sepenuhnya pada Mas Danar. Lagi pula ia bekerja di toko yang sudah kupercayakan padanya. Melihatnya bekerja bersama para pegawaiku, menjadikanku istri yang sepenuhnya tak pernah menaruh curiga padanya. Tapi entah kenapa, lagi-lagi hatiku tergelitik ingin melihatnya.

Aku segera mengusap ponsel Mas Danar dan membuka aplikasi pesannya. Ponsel terbuka dengan mudah karena ponsel Mas Danar memang tak pernah dikunci.

"Danar, jangan lupa. Bawa uang yang cukup. Kita belanja dulu sebelum acara!"

"Ibu mau beli perhiasan. Ibu pengen pake perhiasan yang mewah. Biar semua orang tahu kalau anak Ibu sekarang sukses dan kaya! Kamu memang anak kebanggaan Ibu!"

"Jangan kasih tahu Nada soal ibu minta perhiasan!" Aku tersenyum miring. Memangnya siapa yang tak tahu jika selama ini, Mas Danar bisa membahagiakan ibunya juga atas andil dan peranku.

Dengkuran halus Mas Danar mulai terdengar di telingaku. Aku menatapnya agak lama. Aku kembali menatap ponselnya.

"Mas, besok jadi kan kasih aku uang dua ratus juta? Mas yang bilang loh kalau Mas mau nambahin lagi. Mas gak lupa kan?"

Deg. Jantungku mulai berdegup. Pesan dari Sasi memanggil suamiku dengan Mas? Terdengar cukup akrab dan manja. Lalu, uang apa yang ditanyakannya? Tanganku mulai tremor demi membaca pesan-pesan lainnya.

"Orang tuaku minta acaranya besar, Mas. Berarti butuh biaya lagi. Masak sih, Mas gak mau nambahin lagi?"

Acara? Apakah acara yang dimaksud pesan ini adalah acara yang sama yang disampaikan Mas Danar? Acara yang ibu mertuaku persiapkan juga?

"Aku pasti dandan cantik buat Mas seorang!" Aku menekan dadaku yang mulai berdenyut sakit.

"Aku jamin, Mas. Kamu akan lebih bahagia punya istri aku! Ibu kamu bener, Mas. Kamu perlu pendamping yang pinter dan lulusan sarjana kayak aku! Gak kayak istri tuamu itu. Cuma lulusan SMA. Mandul pula!"

Mataku mulai mengembun. Mereka pikir aku cuma lulusan SMA? Hanya gara-gara aku lebih senang bantu-bantu ayahku di toko demi bisa dekat dengan Mas Danar saat itu? Mereka juga bilang aku mandul? Padahal baru dua tahun masa pernikahanku. Dari mana mereka tahu jika aku yang mandul?

Tanganku mulai mengepal, hingga tak sadar melukai tanganku yang mulai terasa perih karena tertancap kukuku sendiri

Aku menutup mulutku, menahan diri untuk tak emosi malam ini. Betapa menyedihkannya aku di mata suamiku sendiri. Hingga dia tega mengatakan sesuatu yang dia sendiri tahu jawabannya.

Tiba-tiba aku menyesal saat-saat mengingat aku sering melawan perintah ayah yang memintaku untuk berpikir berulang kali menjadi istri Mas Danar. Kupikir dia laki-laki yang tepat untukku, yang tak pernah mempermasalahkan pendidikanku karena benar-benar tulus mencintaiku.

Perlahan aku merebahkan tubuhku memunggungi suamiku, Danar Aditama Prasetya. Laki-laki yang selama ini sangat kupercaya, ternyata perlahan membuat luka. Aku terdiam Memeluk bantal.

Tak tergambarkan bagaimana sakitnya hatiku. Pengorbananku selama ini ternyata tak dlpernah dianggap. Bagi mereka, aku hanyalah mesin uang yang sewaktu-waktu bisa mereka singkirkan saat mereka telah mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Aku akan diam dan menunggu apa lagi yang akan mereka lakukan sebelum aku mengambil langkah lebih lanjut dan menghancurkan apa yang telah mereka susun.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status