Share

Ponsel Baru buat Rumi

"I—ini maksudnya apa Pak?" Rumi memberanikan diri untuk bertanya.

"Ambilah, tidak mungkin kau bisa bekerja maksimal jika tanpa alat yang bisa mendukung pekerjaanmu."

Rumi terdiam sejenak. Ada rasa lega karena Firdaus sama sekali tidak membahas tentang keterlambatannya ke kantor hari ini. Namun, ada yang mengganjal pikirannya, apalagi kalau bukan tentang ponsel di hadapannya.

"Berapa aku harus membayarnya? Bukankah ini ponsel mahal?" Rumi tampak kebingungan. Ia cukup paham berapa harga ponsel itu meski hanya melihat gambar dari luar kotaknya saja.

"Bawa saja. Di dalamnya sudah dilengkapi kartu, juga sudah tersimpan nomor kantor dan nomor rumah. Anggap saja sebagai tanda terima kasih saya karena telah memperlakukan Asya dengan baik."

Rumi menggeleng pelan. Haru seketika menyeruak.

Kalimat itu terdengar begitu peduli. Namun, Rumi tak ingin menukar sebuah rasa yang hadir antara dirinya dan Asya dengan materi.

"Tidak sedikitpun terlintas di dalam hati untuk mendapatkan imbalan saya b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status